tag:blogger.com,1999:blog-18211361229164681032024-02-11T15:43:35.784-08:00KREATIF WIRAUSAHAasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-34973019575898156572010-01-01T22:12:00.000-08:002010-01-01T22:14:51.853-08:00modul 11 kwuMODUL <br /><br /><br /><br />11 <br /><br /><br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />MENGANALISIS KEBUTUHAN DAN <br />LINGKUNGAN USAHA <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ani Pinayani, MM. <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUA N <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br />KATA PENGANTAR ………………………………………………. i <br />DAFTAR ISI ………………………………………………. ii <br />Peta Kedudukan Modul ………………………………………………. iii <br />Glosarium ………………………………………………. iv <br />BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 <br />A. Deskripsi ………………………………………………. 1 <br />B. Prasyarat ………………………………………………. <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………. <br />D. Tujuan Akhir ………………………………………………. <br />E. Kompetensi ………………………………………………. <br />F. Cek Kemampuan ………………………………………………. <br />BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………. <br />A. Rencana Belajar Siswa ………………………………………………. <br />B. Kegiatan Belajar ………………………………………………. <br />1. Kegiatan Belajar 1 ………………………………………………. <br />2. Kegiatan Belajar 2 ………………………………………………. <br />3. Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………. <br />BAB III EVALUASI ………………………………………………. <br />A. Instrumen Penilaian ………………………………………………. <br />B. Kunci Jawaban <br />BAB IV PENUTUP ………………………………………………. <br />DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. <br />DAFTAR ISI ………………………………………………. ii <br />Peta Kedudukan Modul ………………………………………………. iii <br />Glosarium ………………………………………………. iv <br />BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 <br />A. Deskripsi ………………………………………………. 1 <br />B. Prasyarat ………………………………………………. <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………. <br />D. Tujuan Akhir ………………………………………………. <br />E. Kompetensi ………………………………………………. <br />F. Cek Kemampuan ………………………………………………. <br />BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………. <br />A. Rencana Belajar Siswa ………………………………………………. <br />B. Kegiatan Belajar ………………………………………………. <br />1. Kegiatan Belajar 1 ………………………………………………. <br />2. Kegiatan Belajar 2 ………………………………………………. <br />3. Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………. <br />BAB III EVALUASI ………………………………………………. <br />A. Instrumen Penilaian ………………………………………………. <br />B. Kunci Jawaban <br />BAB IV PENUTUP ………………………………………………. <br />DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. <br />11<br />………………………………………………. <br /> <br />MODUL <br /><br /><br />11 <br />MENGANALISIS KEBUTUHAN <br />DAN LINGKUNGAN USAHA <br /><br />ANI PINAYANI <br /><br />BAB I <br />PENDAHULUAN <br /><br /><br />A. Deskripsi <br />Dalam modul 11 ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan <br />dengan bagaimana merencanakan pengelolaan usaha kecil. Dalam <br />merencanakan pengelolaan usaha, seorang wirausaha harus <br />menganalisis peluang usaha berdasarkan kebutuhan dan lingkungan <br />usaha. Wirausaha harus dapat memanfaatkan peluang pasar secara <br />kreatif dan inovatif, mengetahui peluang dan risiko usaha, dapat <br />menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan usaha, serta <br />memetakan peluang usaha. <br /><br />B. Prasyarat <br />Sebelum mempelajari modul ini siswa atau peserta diklat telah <br />memahami beberapa karakteristik wirausaha dan menganalisis peluang <br />usaha atau potensi pasar berdasarkan jenis produk/jasa, minat dan <br />daya beli konsumen. Syarat lainnya, peserta diklat pernah <br />mempelajari tentang konsep pasar atau permintaan dan penawaran <br />dalam mata diklat ekonomi. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />1. Rambu-rambu belajar bagi siswa /peserta diklat, antara lain : <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />a) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br /><br />b) Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci <br />serta kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian, cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam dalam daftar kata-kata sulit <br />modul ini atau dalam kamus manajemen dan ekonomi yang ada. <br /><br />c) Amati lingkungan sekitar Anda, produk/jasa apa yang sudah ada <br />dan produk/jasa yang masih langka, bagaimana keadaan minat dan <br />daya beli konsumen. <br /><br />d) Untuk mendapat sertifikasi, Anda harus diuji tingkat kemampuan <br />menganalisis kebutuhan dan lingkungan usaha dengan alat tes <br />khusus. <br /><br />e) Setelah mempelajari modul ini, siswa/peserta diklat dapat <br />memanfaatkan potensi pasar secara kreatif dan inovatif, <br />mengetahui dan menganalisis keberhasilan dan kegagalan usaha, <br />dan memetakan peluang usaha. <br /><br />2. Peran guru dalam penggunaan modul ini, antara lain : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa/ peserta diklat dalam <br />proses belajar dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, <br />membimbing, mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi <br />hasil belajar siswa/ peserta diklat. Oleh karena itu, peran Saudara <br />sebagai guru adalah <br />a. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai <br />Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />b. Membantu <br />siswa/peserta diklat dalam merencanakan proses <br />belajar. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />c. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar modul ini. <br />d. Membantu siswa/peserta diklat dalam memahami konsep, praktik <br />baru kewirausahaan, dan menjawab pertanyaan/kendala proses <br />belajar siswa/ peserta diklat. <br />e. <br />Membantu siswa/peserta diklat untuk menentukan dan mengakses <br />sumber informasi lain yang diperlukan untuk belajar. <br />f. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok untuk berdiskusi. <br />g. Merancang pendamping guru atau praktisi lain, jika diperlukan. <br />h. Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa/peserta diklat. <br />i. <br />Melaksanakan penilaian/evaluasi. <br />j. <br />Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk <br />didiskusikan dengan teman-temannya dan merundingkan rencana <br />pembelajaran selanjutnya. <br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam modul ini, siswa atau <br />peserta diklat diharapkan : <br /><br />1. Siswa memiliki kinerja <br />a. <br />Dapat menganalisis peluang usaha dengan memanfaatkan <br />peluang dan risiko usaha serta dapat mempraktekannya dalam <br />dunia usaha yang sebenarnya. <br />b. Memiliki kemampuan menganalisis kebutuhan dan lingkungan <br />usaha. <br />c. <br />Memetakan peluang usaha dan menentukan bidang usaha <br />2. Kriteria kinerja <br />a. <br />Pemanfaatan peluang dan risiko usaha diidentifikasi <br />berdasarkan pada sumber–sumber potensi peluang dan risiko. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />b. Menganalisis kebutuhan dan lingkungan usaha <br />diidentifikasi <br />berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan <br />kegagalan usaha. <br />c. <br />Pemetaan peluang usaha, diidentifikasi berdasarkan <br />kemampuan memulai usaha dan menentukan bidang usaha. <br />3. <br />Kondisi/variabel yang diperlukan <br />a. <br />Untuk mendukung siswa dalam menganalisis kebutuhan dan <br />lingkungan usaha. Siswa perlu diperkenalkan ke dunia usaha <br />dengan cara kunjungan lapangan kepada wirausaha yang <br />sukses atau yang gagal. <br />b. Amati kebutuhan dan lingkungan usaha sekitar Anda, faktor apa <br />yang mendukung, dan menghambat keberhasilan serta <br />kegagalan usaha. <br />E. Kompetensi <br />Kompetensi modul ini adalah merencanakan pengelolaan usaha kecil <br />dengan subkompetensi menganalisis peluang usaha. Kriteria kinerjanya <br />menganalisis peluang usaha yang diidentifikasi berdasarkan pada <br />sumber-sumber peluang dan risiko usaha, faktor-faktor keberhasilan <br />dan kegagalan usaha, serta pemetaan peluang usaha. <br /><br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Coba Anda jelaskan dan lakukan identifikasi apa yang menjadi sumbersumber <br />Potensi Peluang dan risiko usaha ! <br />b. Apakah kebutuhan dan <br />lingkungan usaha yang menjadi pendorong <br />dan penghambat wirausaha ? <br />c. <br />Faktor-faktor apa yang menyebabkan Keberhasilan dan Kegagalan <br />Usaha ? <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />d. Bagaimana anda memulai dan menentukan bidang usaha yang akan <br />dipilih ? <br />Apabila siswa telah menguasai kompetensi dan subkompetensi di atas, <br />maka siswa dapat mengajukan tes kompetensi pada penilai. <br /><br />G. Glosarium <br />1. Track record, yaitu catatan prestasi atau perjalanan hidup atau <br />karier seseorang (bisa positif atau negatif) <br />2. Risiko teknik, yaitu resiko yang berhubungan dengan proses <br />pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau <br />menyangkut suatu objek penentu. <br />3. Risiko pesaing, yaitu resiko yang berhubungan dengan kemampuan <br />dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. <br />4. Risiko <br />finansial, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat <br />ketidakcukupan finansial/dana. <br />5. Analisis SWOT yaitu <br />analisis tentang Strength (kekuatan), <br />Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat <br />(ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan. <br />6. Starting yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan <br />menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang <br />dirancang sendiri. <br />7. Corporation, yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan <br />hukum dengan modal saham-saham. <br />8. Franchising, <br />yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur <br />(franchisee) dengan perusahaan besar yang memberikan lisensi <br />(franchisor/parent company) <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />BAB II <br />PEMBELAJARAN <br /><br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut : <br /><br />Jenis kegiatan Waktu/ <br />Tanggal <br />Tempat <br />Kegiatan <br />Alasan perubahan Disetujui <br />guru <br />1. Mengkaji secara mandiri 2 x 45 mnt Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan teman 2 x 45 mnt Sekolah <br />3. Latihan dan mengungkap <br />contoh <br />3 x 45 mnt Sekolah <br />dan <br />Lapangan <br />c. Pengamatan lapangan 3 x 45 mnt Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar <br />1. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan Pembelajaran 1 <br />1) Siswa atau peserta diklat dapat mengidentifikasi sumbersumber <br />potensi peluang dan risiko. <br />2) Siswa atau peserta diklat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan <br />Lingkungan Usah <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />b. Uraian materi 1 <br />PELUANG, KEBUTUHAN DAN LINGKUNGAN USAHA <br />1. Sumber-Sumber Potensial Peluang <br />Sebagai seorang wirausaha, Anda harus secara terus-menerus <br />melakukan evaluasi terhadap peluang-peluang usaha yang ada. Hal ini <br />dilakukan supaya ide-ide usaha yang masih potensial menjadi peluang <br />usaha yang riil. Melalui proses penyeleksian ide-ide usaha, maka Anda <br />diharapkan dapat mengubah ide usaha yang masih potensial menjadi <br />suatu produk atau jasa riil. Suryana (2003:58) mengemukakan langkahlangkah <br />yang dapat ditempuh untuk menyeleksi ide usaha adalah sebagai <br />berikut : <br /><br />1) Menciptakan Produk Baru dan Berbeda <br /><br />Pada saat ide usaha dimunculkan secara nyata dalam bentuk produk <br />atau jasa baru, jelas produk atau jasa tersebut harus berbeda dengan <br />produk atau jasa yang ada di pasar. Produk atau jasa tersebut harus <br />menciptakan nilai bagi pembeli, baik sebagai pelanggan maupun <br />konsumen potensial lainnya. Oleh karena itu, wirausaha harus benarbenar <br />mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati <br />perilaku pasar, ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan. Pertama, <br />permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan. Kedua, waktu <br />penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa. <br />Seorang wirausaha yang sukses perlu menciptakan produk atau jasa <br />unggul yang memberikan nilai kepada konsumen. Misalnya, apakah <br />produk/jasa tersebut dapat meningkatkan efisien bagi pemakainya ? <br />Berapa besarnya ? Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui <br />juga oleh pembeli potensial ? Berapa persen target yang ingin dicapai <br />dari segmentasi pasar tersebut ? pertanyaan-pertanyaan di atas <br />penting dalam menciptakan peluang. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Apabila wirausaha baru memfokuskan pada suatu segmen pasar <br />tertentu, maka secara khusus peluang itu akan sangat bergantung <br />pada perilaku segmen pasar tersebut. Kemampuan untuk meperoleh <br />peluang itu sendiri sangat bergantung pada kemampuan wirausaha <br />untuk menganalisis pasar yang meliputi aspek-aspek : <br />a) Kemampuan untuk menganalisis demografi pasar <br />b) Kemampuan untuk menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing <br />c) Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan <br /><br />kevakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang. <br /><br />2) Mengamati Pintu Peluang <br />Seorang wirausaha harus selalu mengamati potensi-potensi yang <br />dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan <br />produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk <br />baru, dukungan keuangan dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki <br />pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi <br />pasar dapat dievaluasi dengan menggunakan kelemahan-kelemahan <br />dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. Pintu peluang <br />dapat diperoleh dengan cara seperti yang terlihat dalam Gambar 11.1 <br />sebagai berikut : <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />+ + <br />+ + <br />Waktu pengembangan <br />untuk menghasilkan <br />produk yang siap <br />dipasarkan <br />Kapabilitas dan sumber-<br />sumber untuk mencapai <br />target <br />Kapabilitas dan sumber-<br />sumber yang dimiliki <br />pesaing untuk mencapai <br />pasar target secara efektif <br />Kemampuan dan sumbersumber <br />yang diperlukan untuk <br />mengantisifasi serangan <br />pesaing selama mengenalkan <br />produk di pasar <br />Keagresifan perilaku pesaing <br />sebelumnya dalam <br />mempertahankan pasar <br />yang mereka miliki <br />Pasar <br />yang <br />ditargetkan <br />VERSUS VERSUSVERSUS <br />Usaha pengembangan <br />yang dilakukan pesaing <br />Waktu pengembangan <br />untuk menghasilkan <br />produk yang siap <br />dipasarkan <br />Kapabilitas dan sumber-<br />sumber untuk mencapai <br />target <br />Kapabilitas dan sumber-<br />sumber yang dimiliki <br />pesaing untuk mencapai <br />pasar target secara efektif <br />Kemampuan dan sumbersumber <br />yang diperlukan untuk <br />mengantisifasi serangan <br />pesaing selama mengenalkan <br />produk di pasar <br />Keagresifan perilaku pesaing <br />sebelumnya dalam <br />mempertahankan pasar <br />yang mereka miliki <br />Pasar <br />yang <br />ditargetkan <br />VERSUS VERSUSVERSUS <br />Usaha pengembangan <br />yang dilakukan pesaing <br />Gambar 11.1. Pintu Peluang bagi Usaha Baru <br /><br />Sumber : Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003), Kewirausahaan : Pedoman <br />Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta, Penerbit <br />Salemba Empat. <br /><br />Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki <br />pesaing dan peluang yang dapat diperoleh, ada beberapa pertanyaan <br />penting yaitu <br />a) Pertanyaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing <br /><br />dalam pengembangan produk yang meliputi : <br />Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam <br />pengembangan produk jika dibandingkan kemampuan teknik yang <br />kita miliki ? <br />Bagaimana track record pesaing untuk mencapai sukses dalam <br />pengembangan produk ? <br /><br /><br />b) Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing <br />tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki, meliputi : <br />Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan <br />investasi dalam pengembangan produk baru dan produk lama ? <br />Keunggulan pasar apa yang dimiliki oleh pesaing ? <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br />9 <br /><br /> <br />c) Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau <br />tidak, meliputi : <br />Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar <br />dapat mendahului pesaing ? <br />Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan <br />cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai <br />pesaing ? <br />Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk <br />menguasai serangan pesaing ? <br /><br />3) Menganalisis Produk dan Proses Produksi Secara Mendalam <br />Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas <br />produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang <br />dikeluarkan untuk membuat produk tersebut ? Apakah biaya yang <br />dikeluarkan oleh kita lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh <br />pesaing ? <br /><br />4) Menaksir Biaya Awal. <br />Berapa besarnya biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru ? <br />Darimana sumbernya dan untuk apa digunakan ? Berapa yang <br />diperlukan untuk operasi, untuk perluasan, dan untuk biaya lainnya ? <br /><br />5) Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi. <br />Beberapa risiko yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, risiko <br />finansial, dan risiko pesaing. <br />Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk <br />yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek <br />penentu, apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi <br />produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya. <br />Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk <br />mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing meliputi <br />pertanyaan sebagai berikut : <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />a) Kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang <br />dikembangkan pesaing ? <br />b) Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam <br />pengembangan produknya ? <br />c) Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan <br />produk baru dan produk yang diperkenalkannya ? <br />d) Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan<br /><br /><br />serangan pesaing ? <br />Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat <br />ketidakcukupan finansial/dana baik dalam tahap mengembangankan <br />produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan <br />perusahaan untuk mendukung biaya produk baru. <br />Analisis SWOT yaitu analisis tentang Strength (kekuatan), <br />Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat <br />(ancaman) sangat penting dalam menciptakan keberhasilan <br />perusahaan baru. Usaha itu dapat diibaratkan “Seperti Perang”. Siapa <br />lambat mengambil keputusan akan menguntungkan posisi lawan. Oleh <br />karena itu, risiko usaha hanya ada dua kemungkinan, yaitu sukses <br />atau gagal. Jika kita tidak ingin gagal, maka segala keputusan harus <br />diperhitungkan secermat mungkin dengan memperhatikan istilah <br />dalam Bahasa Indonesia yaitu “Kekepan” (kekuatan, kelemahan, <br />peluang dan ancaman). <br />? Kekuatan (strength) : - Pengetahuan tentang usaha <br /><br />- Keterampilan mengelola usaha <br />- Permodalan <br />- Dukungan relasi dan keluarga <br />? Kelemahan : - Pengetahuan apa yang masih diperlukan <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />? Peluang : - Kekuatan pasar <br />- Kelangsungan pengadaan <br />- Produksi <br />? Ancaman : -Siapa pesaing anda <br />- Seberapa jauh kekuatan mereka dsbnya <br /><br />Setelah Anda yakin bahwa anda memiliki kekuatan/kemampuan untuk <br />memanfaatkan peluang usaha yang ada, segera ambil keputusan <br />dengan cepat dan tepat, sehingga anda tidak menderita “risiko <br />kerugian” <br /><br />2. Permasalahan Kebutuhan Usaha <br />Dalam struktur masyarakat kita, kehidupan berusaha sendiri/berbisnis <br />belum mendapat posisi terhormat. Sehingga, sebagian besar masyarakat <br />kita lebih bangga menjadi pekerja/buruh atau karyawan pada orang lain <br />dibandingkan dengan berusaha sendiri. Apabila ada orang bertanya, <br />setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Anda mau bekerja apa ? <br />Jawabannya sudah dapat dipastikan, sebagian besar dari Anda akan <br />melamar pekerjaan ke perusahaan-peruasahaan swasta untuk menjadi <br />karyawan perusahaan tersebut atau melamar ke instansi pemerintah <br />untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mungkin hanya sebagian kecil <br />dari Anda yang bercita-cita untuk berusaha mandiri/berwirausaha, <br />mengapa ? <br /><br />Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan lingkungan usaha di <br />masyarakat, sebagian besar wirausaha kita tidak mau mengakui <br />kelemahan dan kegagalan usahanya. Meskipun pembangunan negara kita <br />sudah berjalan lama, tetapi nasib wirausaha khususnya pengusaha kecil <br />belum begitu baik dan hasilnya kurang memuaskan. Alasan tidak <br />berkembangnya usaha mereka adalah: <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />1. Kurangnya modal usaha. <br />2. Kurangnya bimbingan dari pemerintah. <br />3. Sebagai besar usaha didominasi orang Tionghoa. <br />4. Usaha adalah dominasi orang yang bermodal kuat. <br />5. Usaha didominasi modal orang asing. <br />Dari hasil penelitian ditemukan alasan utama kegagalan dan kelemahan <br />dalam bidang usaha adalah <br />1) latar belakang usaha yang kurang memadai. <br /><br />2) kurangnya pengalaman dalam usaha. <br /><br />3) struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi ekonomi dunia <br /><br />modern. <br /><br />4) hambatan nilai-nilai usaha di dalam masyarakat. <br /><br />5) latar belakang pendidikan wirausaha yang kurang memadai. <br /><br />(Tedjasutisna, 2004:106) <br /><br />Perkembangan usaha setiap tahun banyak yang lahir dan bangkrut <br />terutama pada perusahaan kecil. Setiap tahunnya banyak generasi muda <br />yang menjadi wirausaha baru, baik dalam skala usaha kecil maupun dalam <br />skala usaha besar. Tetapi, ada wirausaha yang tidak bertahan lama, <br />bahkan ada usaha gagal. Kurang mapannya kebutuhan dan lingkungan <br />usaha di dalam masyarakat akan terbukti ketika sang pelopor usaha sudah <br />tua, sehingga perusahaan ikut mengalami proses ketuaan dan <br />kebangkrutan. Kegagalan wirausaha disebabkan oleh kelemahan dalam <br />bidang organisasi, keuangan, administrasi, pembukuan, dan pemasaran. <br /><br />Untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut di atas, pemerintah <br />melalui Dinas Perindustrian/ Perdagangan sejak lama telah membantu <br />sektor-sektor usaha kecil yang meliputi bantuan dana/kredit, bantuan <br />teknik, dan pelatihan manajerial. <br /><br />Sektor pemerintah merupakan pembeli tunggal terbesar dalam suatu <br />negara, dapat mengatur agar usaha kecil diberi jatah dalam pesanan <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />pembelian produk tertentu. Cara lainnya adalah sekian persen dari <br />pembelian produk/jasa tertentu diberikan untuk pengusaha kecil. <br /><br />Perusahaan-perusahaan kecil dapat bergabung untuk memperoleh <br />tender dari kontrak pemerintah. Pemerintah sadar bahwa perusahaan kecil <br />harus mampu bersaing dengan perusahaan besar. Perusahaan kecil harus <br />menunjukkan perhatiannya pada pemerintah, sebelum pemerintah dapat <br />memberikan simpati atas kebutuhan usaha mereka. Tetapi, pengusaha <br />kecil biasanya tidak mau untuk mengorganisasi dan mengemukakan <br />kebutuhan-kebutuhan usaha mereka kepada pemerintah. <br /><br />Dalam suatu departemen, misalnya Departemen Perdagangan atau <br />Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM), dapat dibentuk <br />suatu badan yang bertugas memajukan kepentingan sektor usaha kecil. <br />Badan ini mungkin diberi kekuasaan untuk memberikan bantuan keuangan <br />dalam bentuk pinjaman atau jaminan atas pinjaman dari sumber-sumber <br />pinjaman yang lain. Pinjaman ini dapat digunakan untuk memulai usaha <br />atau mengembangkan usaha yang telah ada. Pemerintah telah banyak <br />membantu perusahaan kecil karena mereka yang banyak menyerap <br />tenaga kerja di luar sektor pertanian. <br /><br />Pemerintah telah banyak mendorong tumbuhnya dunia usaha dengan <br />meningkatkan kebutuhan usaha mereka melalui cara-cara sebagai <br />berikut : <br /><br />a. <br />Memberi kemudahan dalam mendirikan perusahaan. <br />b. Memberi kemudahan dalam mendapatkan kredit. <br />c. <br />Mendirikan fasilitas perdagangan berupa kios/tempat usaha yang <br />murah, ruko, dan fasilitas pendukung usaha lainnya. <br />d. Membuka atase perdagangan atau tempat promosi/pameran di pusatpusat <br />perdagangan dunia. <br />e. <br />Mengeluarkan dan memberikan lisensi istimewa terhadap produk <br />tertentu. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />f. <br />Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. <br />g. Mendirikan dan membuka sekolah kejuruan dan kursus usaha atau <br />sekolah bisnis, inkubator bisnis, pelatihan bisnis, dan wirausaha dll. <br />Dalam kenyataannya, tidak semua bidang usaha berhasil dengan baik. <br />Permasalahan usaha yang timbul disebabkan oleh : <br /><br />a. <br />masih kurangnya situasi dan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan <br />yang tidak menguntungkan. <br />b. masih kurangnya <br />pengalaman pemerintah dan masyarakat dalam <br />bidang usaha. <br />c. <br />masih kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat dalam bidang <br />usaha. <br />3. <br />Lingkungan Usaha <br />Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan dengan begitu saja. <br />Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat <br />jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya <br />usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. <br />(Suryana, 2003:75) <br /><br />a. Lingkungan Mikro <br />Lingkungan mikro adalah lingkungan yang berkaitan dengan <br />opersional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, <br />majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen dan lain-<br />lain. Jika hal ini sejalan dengan pergeseran strategi pemasaran, yaitu <br />dari laba perusahaan (shareholder) ke manfaat bagi stakeholder, <br />maka lingkungan internal baik perorangan maupun kelompok yang <br />mempunyai kepentingan pada perusahaan akan sangat berpengaruh. <br />Yang termasuk perorangan, kelompok perorangan, kelompok yang <br />berkepentingan terhadap perusahaan dan berharap kepuasan dari <br />perusahaan (stakeholder satisfaction) di antaranya : <br /><br />a. <br />Pemasok (supplier) <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Pemasok berkepentingan dalam menyediakan bahan baku kepada <br />perusahaan. Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli/pelanggan, <br />maka perusahaan tersebut harus memproduksi barang dan jasa yang <br />bermutu tinggi. Hal ini bisa dicapai apabila bahan baku dari pemasok <br />berkualitas, tepat waktu, dan cukup jumlahnya. <br /><br />b. Pembeli atau Pelanggan <br />Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat <br />berpengaruh karena dapat memberi informasi bagi perusahaan. <br />Konsumen yang kecewa karena tidak memperoleh manfaat dari <br />perusahaan, misalnya akibat mutu, harga, dan waktu yang tidak <br />memadai akan cenderung untuk pindah dan berlangganan kepada <br />perusahaan lain. <br /><br />c. Karyawan <br />Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan. <br />Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik apabila tamemperoleh <br />manfaat dari perusahaan. Semangat kerja yang tinggi, pelayanan yang <br />baik, dan produktivitas yang tinggi akan terjadi apabila mereka <br />mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjamin dan kenaikan <br />jenjang kepangkatan yang teratur. Jika tidak terjadi, maka karyawan <br />akan bekerja kurang termotivasi, kurang produktif, kurang kreatif, dan <br />akan merugikan perusahaan. <br /><br />d. Distributor <br />Distributor merupakan lingkungan yang sangat penting dalam <br />perusahaan karena dapat memperlancar penjualan. Distributor yang <br />kurang mendapat manfaat dari perusahaan akan menghambat <br />pengiriman barang sehingga barang akan terlambat datang ke <br />konsumen atau pasar. <br />Gambar 11.2 merupakan lingkungan mikro dan makro yang sangat <br />berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Gambar 11.2 : Lingkungan Usaha <br />Pemasok Pelanggan <br />Karyawan <br />Penyalur <br />BISNIS <br />Inflasi Teknologi <br />Demografi & <br />Gaya Hidup <br />Sosiopolitik <br />Gambar 11.2 : Lingkungan Usaha <br />Pemasok Pelanggan <br />Karyawan <br />Penyalur <br />BISNIS <br />Inflasi Teknologi <br />Demografi & <br />Gaya Hidup <br />Sosiopolitik <br />Sumber : Suryana, (2003), Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta, Penerbit Salemba Empat. <br /><br />b. Lingkungan Makro <br />Yang dimaksud dengan lingkungan makro adalah lingkungan di luar <br />perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara <br />keseluruhan, yang meliputi : <br /><br />a. Lingkungan Ekonomi <br />Adanya kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan <br />berpengaruh terhadap peluang usaha. Hasil penjualan dan biaya <br />perusahaan banyak dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Variabelvariabel <br />ekonomi, seperti tingkat inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi <br />mata uang asing baik langsung maupun tidak akan berpengaruh pada <br />perusahaan. Inflasi atau kenaikan harga-harga akan mempersulit para <br />pengusaha dalam memproyeksikan usahanya. Demikian juga, kenaikan <br />suku bunga dan fluktuasi mata uang asing akan menyulitkan <br />perusahaan dalam mengkalkulasi keuangannya. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br />17 <br /><br /> <br />b. Lingkungan Teknologi <br />Kekuatan teknologi dan kecenderungan perubahannya sangat <br />berpengaruh pada perusahaan. Perubahan teknologi yang secara <br />drastis dalam abad terakhir ini telah memperluas skala industri secara <br />keseluruhan. Teknologi baru telah menciptakan produk-produk baru <br />dan modifikasi produk lainnya. Demikian juga, bidang usaha jasa telah <br />banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi <br />dalam menciptakan barang dan jasa telah mampu memenuhi <br />kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat. Oleh karena itu, <br />kemampuan pesaing untuk menciptakan nilai tambah secara cepat <br />melalui perubahan teknologi harus diperhatikan oleh perusahaan <br />tersebut. <br /><br />c. Lingkungan Sosiopolitik <br />Besarnya kekuatan sosial dan politik, serta kecenderungannya perlu <br />diperhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut <br />berpengaruh pada tingkah laku masyarakat. Perubahan kekuatan <br />politik berpengaruh terhadap perubahan pemerintahan dan secara <br />tidak langsung berdampak pada perubahan ekonomi. Misalnya, adanya <br />kekacauan politik dan kerusuhan yang terjadi selalu membawa <br />sentimen pasar. Perubahan investasi pemerintah dalam bidang <br />teknologi juga sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi. Namun, <br />lingkungan ini akan sangat bermanfaat apabila wirausaha pandai <br />memanfaatkan peluang dari lingkungan tersebut. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Kebijakan pemerintah (misalnya pelarangan menerima parcel bagi para <br />pejabat) turut mempenagruhi perkembangan usaha <br /><br />d. Lingkungan Demografi dan gaya Hidup <br />Banyaknya produk dan jasa yang dihasilkan oleh wirausaha <br />seringkali dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hidup. <br />Kelompok-kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan, pendapatan, <br />dan struktur masyarakat bisa menjadi peluang. Pada prinsipnya, <br />semua lingkungan di atas bisa menciptakan peluang bagi wirausaha. <br /><br />c. Rangkuman 1 <br />1. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyeleksi ide usaha <br />adalah <br />a. Menciptakan Produk Baru dan berbeda <br />b. Mengamati Pintu Peluang <br />c. Menganalisis produk dan proses produksi secara mendalam <br />d. Menaksir biaya awal <br />e. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />2. Kemampuan untuk memperoleh peluang sangat bergantung pada <br />kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar yang meliputi aspekaspek <br />: <br />a. <br />Kemampuan untuk menganalisis demografi pasar <br />b. Kemampuan untuk menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing <br />c. <br />Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan <br />kevakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang. <br />3. Beberapa risiko usaha yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, <br />risiko finansial, dan risiko pesaing. Risiko teknik berkaitan dengan <br />proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan <br />atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat <br />ditransformasi menjadi produk yang siap dipasarkan dengan <br />kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko pesaing adalah kemampuan <br />dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. <br />Risiko pesaing meliputi pertanyaan sebagai berikut : <br />a) Kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang <br />dikembangkan pesaing ? <br />b) Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing <br />dalam pengembangan produknya ? <br />c) Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi <br />pengembangan produk baru dan produk yang <br />diperkenalkannya ? <br />d) Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi <br /><br />serangan-serangan pesaing ? <br />Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat <br />ketidakcukupan finansial/dana baik dalam tahap mengembangankan <br />produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan <br />perusahaan untuk mendukung biaya produk baru. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />4. Sebagian besar wirausaha kita tidak mau mengakui kelemahan dan <br />kegagalan usahanya. Alasan tidak berkembangnya usaha mereka <br />adalah <br />a. <br />Kurangnya modal usaha. <br />b. Kurangnya bimbingan dari pemerintah. <br />c. <br />Usaha didominasi orang Tionghoa. <br />d. Usaha didominasi orang yang bermodal kuat. <br />e. <br />Usaha didominasi orang asing yang bermodal. <br />5. <br />Pemerintah telah banyak mendorong tumbuhnya dunia usaha dengan <br />meningkatkan kebutuhan usaha mereka melalui cara-cara sebagai <br />berikut : <br />a. <br />Memberi kemudahan dalam mendirikan perusahaan. <br />b. Memberi kemudahan dalam mendapatkan kredit. <br />c. <br />Mendirikan fasilitas perdagangan berupa kios/tempat usaha yang <br />murah, ruko dan fasilitas pendukung usaha lainnya. <br />d. Membuka atase perdagangan atau tempat promosi/pameran di <br />pusat-pusat perdagangan dunia. <br />e. <br />Mengeluarkan dan memberikan lisensi istimewa terhadap produk <br />tertentu. <br />f. <br />Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. <br />g. Mendirikan dan membuka sekolah kejuruan dan kursus usaha atau <br />sekolah bisnis, inkubator bisnis, pelatihan bisnis, dan wirausaha dll. <br />6. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong <br />maupun penghambat <br />jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya <br />usaha atau perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan <br />makro. <br />7. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya dengan <br />opersional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lain-<br />lain. <br /><br />8. Yang dimaksud dengan lingkungan makro adalah lingkungan di luar <br />perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara <br />keseluruhan, yang meliputi : <br />a) Lingkungan Ekonomi <br />b) Lingkungan Teknologi <br />c) Lingkungan Sosiopolitik <br />d) Lingkungan Demografi dan gaya Hidup <br />d. Tugas <br />1. Lakukan suatu pengamatan/observasi pada suatu lingkungan <br />usaha (misalnya perusahaan atau pasar), lakukan sedikit <br />wawancara dengan para usaha. Tanyakan pada mereka tentang <br />perkembangan usahanya, apa faktor kendala dan pendukung <br />perkembangan usahanya ? Apakah kebijakan pemerintah turut <br />mempengaruhi perkembangan usahanya ? <br />2. Buat laporan dari hasil pengamatan dan wawancara Anda <br />tersebut. <br />e. Evaluasi <br />1)Instrumen Penilaian <br />1. Sebutkan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyeleksi ide <br />usaha ? (15) <br />2. Sebutkan aspek-aspek yang diperlukan wirausaha untuk menganalisis <br />pasar ? (10) <br />3. Jelaskan beberapa risiko usaha yang mungkin dihadapi oleh seorang <br />wirausaha ? (10) <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />4. Mengapa nasib wirausaha, khususnya pengusaha kecil belum begitu <br />baik dan usahanya tidak berkembang ? (15) <br />5. Bagaimana <br />cara yang dilakukan pemerintah untuk mendorong <br />tumbuhnya dunia usaha dan meningkatkan kebutuhan usaha ? (15) <br />6. <br />Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan <br />adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Coba anda jelaskan, <br />apa yang dimaksud dengan lingkungan mikro dan lingkungan makro ? <br />(20) <br />7. Seorang wirausaha harus dapat berpikir positif dan kreatif agar dapat <br />menggali peluang usaha. Sebutkan sikap-sikap kreatif dan berpikir <br />positif tersebut ? (15) <br />2) Kunci Jawaban <br /><br />1. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyeleksi ide usaha <br />adalah <br />a. <br />Menciptakan Produk Baru dan berbeda <br />b. Mengamati Pintu Peluang <br />c. <br />Menganalisis produk dan proses produksi secara mendalam <br />d. Menaksir biaya awal <br />e. <br />Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. <br />2. Kemampuan <br />untuk meperoleh peluang itu sendiri sangat <br />tergantung kepada kemampuan wirausaha untuk menganalisis <br />pasar yang meliputi aspek-aspek : <br />a. <br />Kemampuan untuk menganalisis demografi pasarKemampuan <br />untuk menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing <br />b. Kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing <br />dan kefakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan <br />peluang. <br />3. Risiko usaha yang mungkin terjadi, misalnya risiko teknik, risiko <br />finansial dan risiko pesaing. Risiko teknik berkaitan dengan <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan <br />atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual <br />dapat ditransformasi menjadi produk yang siap dipasarkan dengan <br />kapabilitas dan karakteristiknya. Risiko pesaing adalah <br />kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan <br />posisinya di pasar. Sedangkan Risiko finansial adalah risiko yang <br />timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial/dana baik dalam <br />tahap pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan <br />mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk <br />baru. <br /><br />4. Alasan <br />tidak berkembangnya usaha wirausaha, khususnya <br />pengusaha kecil adalah: <br />a. <br />Kurangnya modal usaha. <br />b. Kurangnya bimbingan dari pemerintah. <br />c. <br />Sebagai besar usaha didominasi orang Tionghoa. <br />d. Usaha adalah dominasi orang yang bermodal kuat. <br />e. <br />Usaha didominasi modal orang asing. <br />5. Cara-cara Pemerintah mendorong tumbuhnya dunia usaha <br />dengan <br />meningkatkan kebutuhan usaha adalah <br />a. <br />Memberi kemudahan dalam mendirikan perusahaan. <br />b. Memberi kemudahan dalam mendapatkan kredit. <br />c. <br />Mendirikan fasilitas perdagangan berupa kios/tempat usaha <br />yang murah, ruko dan fasilitas pendukung usaha lainnya. <br />d. Mendirikan dan membuka sekolah kejuruan dan kursus usaha <br />atau sekolah bisnis, inkubator bisnis, pelatihan bisnis dan <br />wirausaha dll. <br />6. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya dengan <br />opersional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen <br />dan lainnya. <br />Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan <br />yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara <br />keseluruhan, yang meliputi : <br /><br />a. Lingkungan Ekonomi <br />b. Lingkungan Teknologi <br />c. Lingkungan Sosiopolitik <br />d. Lingkungan Demografi dan gaya Hidup <br />7. Untuk menggali peluang usaha, seorang wirausaha harus berpikir <br />secara positif dan kreatif diantaranya : <br />a. harus percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan <br />b. harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha <br />c. harus bertanya kepada diri sendiri <br />d. harus mendengarkan saran-saran orang lain <br />e. harus bersemangat dan bergaul <br />3) Kriteria Penilaian <br />Cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban modul ini. Hitunglah <br />jawaban Anda yang benar, tiap nomor jawaban diberi skor <br />sebagaimana angka yang ada dibelakang nomor tersebut, sehingga <br />jumlah skor keseluruhan 100. Kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan <br />belajar pada modul ini. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Jumlah Skor Jawaban Anda <br />Tingkat Penguasaan = x 100 % <br />100<br /><br /> Arti tingkat pemahaman Anda <br />90 % - 100 % = Amat Baik dan Sangat Berhasil <br />80 % - 89 % = Baik dan Berhasil <br />70 % - 79 % = Kurang Berhasil<br /><br /> < 69% = Tidak Berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai bila Anda bisa menjawab 80% dari <br />soal-saol di atas. Apabila kurang dari standar di atas, Anda <br />dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />2. Kegiatan Belajar 2 <br />a. Tujuan Pembelajaran 2 <br />1. Siswa atau peserta diklat <br />dapat mengidentifikasi faktor-faktor <br />keberhasilan dan kegagalan usaha. <br />2. Siswa atau peserta diklat <br />dapat menentukan bidang usaha dan <br />memulai usaha. <br />b. Uraian Materi 2 <br />KEBERHASILAN USAHA, MENENTUKAN BIDANG USAHA <br />DAN MEMULAI USAHA <br /><br /><br />1. Keberhasilan Usaha <br />Pada dasarnya setiap wirausaha mempunyai peluang untuk maju. <br />Tetapi, kenyataannya peluang usaha tersebut tidak membuahkan hasil <br />yang memuaskan. Pada dasarnya wirausaha tidak berusaha menggali <br />peluang yang ada. Untuk menggali peluang usaha, seorang wirausaha <br />harus berpikir secara positif dan kreatif di antaranya : <br /><br />a. <br />harus mempunyai pilihan dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan <br />b. harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha <br />c. <br />harus menalukan diri sendiri <br />d. harus mendengarkan saran-saran orang lain <br />e. <br />harus menyemangati dan mengauli <br />Peluang usaha bukanlah suatu peluang, jika Anda tidak sanggup <br />menemukan tindakan yang mungkin untuk mewujudkannya. Peluang <br />usaha dapat dicari pada semua jenis usaha yang Anda inginkan dan yang <br />menguntungkan. Pembangunan Indonesia terus berjalan dan berkembang <br />dengan pesat. Meningkatnya jumlah kota-kota besar, dapat menyebabkan <br />terjadinya perubahan dan perkembangan dalam bidang usaha. Dengan <br />mempelajari dinamika kehidupan masyarakat yang sudah maju, Anda <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />harus mencari kesempatan, kira-kira usaha apa yang baik dan cocok serta <br />memberi peluang yang menguntungkan. <br /><br />Usaha yang memberi peluang untuk memajukan dan menguntungkan <br />adalah usaha yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan <br />produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan <br />konsumen. Peluang dan kesempatan yang ada dalam usaha, banyak <br />sekali dan akan memberikan suatu keuntungan. Adapun yang menjadi <br />modal utama untuk meraih keberhasilan, di antaranya : <br /><br />a. pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan untuk sukses <br />b. kepribadian yang kuat untuk sukses <br />c. kecakapan dalam mengelola usaha untuk sukses <br />d. menerapkan menajemen usaha yang baik <br />e. berani memikul segala resiko dalam usaha <br />Secara lebih terperinci, keberhasilan usaha yang dikelola seorang <br />wirausahawan dapat diidentifikasi sebagai berikut : <br /><br />a. keyakinan dalam berusaha <br />b. sikap mental yang positif dalam berusaha <br />c. Keyakinan penuh terhadap diri sendiri <br />d. Tingkah laku yang bertanggung jawab <br />e. Kreatifitas dan inovatif <br />f. Sasaran besar yang menantang dalam berusaha <br />g. Keunggulan dalam berusaha <br />h. Pengembangan diri <br />i. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien <br />j. Kemampuan berusaha <br />Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya, tidak <br />hanya tergantung pada tingkat pendidikan yang mereka miliki. Pada <br />kenyataannya tidak sedikit wirausaha yang berhasil dalam mengelola <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />usaha berasal dari golongan orang-orang yang berpendidikan SD, SLTP <br />dan SLTA. <br />Di bawah ini akan diuraikan cara mengidentifikasi berbagai situasi dan <br />perkembangan usaha yang berkaitan dengan keberhasilan para <br />wirausaha : <br /><br />a. Mengidentifikasi Profil Wirausaha yang Berhasil dalam Usaha <br />No Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan sukses yang menonjol <br />1 Percaya diri Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang <br />tinggi dalam mencapai sukses <br />2 Pemecahan masalah Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang <br />dapat menghalangi kemampuannya mencapai <br />tujuan sukses <br />3 Berprestasi tinggi Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli <br />untuk memperoleh prestasi <br />4 Pengambil risiko Tidak takut mengambil risiko, tetapi akan <br />menghindari risiko tinggi bilamana <br />dimungkinkan <br />5 Ikatan emosi Tidak akan memperbolehkan hubungan <br />emosional yang mengganggu sukses <br />usahanya <br />6 Pencari status Tidak akan memperbolehkan hubungan <br />emosional yang mengganggu misi usahanya <br />7 Tingkat energi tinggi Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja <br />dengan jam kerja yang panjang untuk <br />membangun usahanya <br /><br />Sumber: Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami Kewirausahaan, SMK Tingkat 1, <br />Berdasarkan Kurikulum 2004, Bandung, CV. Armico. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br />29 <br /><br /> <br />b. Mengidentifikasi wirausaha yang berhasil dalam usaha <br />No Karakteristik sukses Ciri wirausaha sukses yang menonjol <br />1 Pengendalian pribadi Mengenali arti penting pribadinya bagi <br />kegiatan usahanya <br />2 Pemikiran kreatif Akan selalu mencari suatu cara yang <br />lebih baik dalam melakukan sesuatu di <br />dalam usaha <br />3 Pengendalian diri mengendalikan semua yang mereka <br />lakukan <br />4 Pengusahaan <br />diselesaikannya urusan <br />Menyukai aktivitas yang menunjukkan <br />kemajuan-kemajuan yang berorientasi <br />pada tujuan <br />5 Pemilik obyektif Mengakui jika terjadi keliru <br />6 Pemecahan masalah Melihat ke pilihan-pilihan untuk <br />memecahkan setiap masalah <br />7 Pengarahan diri sendiri Memotivasi diri sendiri dengan suatu <br />hasrat yang tinggi untuk berhasil di <br />dalam usaha <br />8 Pengelolaan usaha <br />dengan sasaran <br />Cepat memahami tugas rinci yang harus <br />diselesaikan untuk mencapai sasaran <br />usaha <br /><br />Jadi, keberhasilan seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya <br />dapat diidentifikasi berdasarkan pada : <br /><br />a. kemauan serta tindakan-tindakan yang nyata <br />b. keberanian untuk berinisiatif <br />c. kecakapan atau keahlian <br />d. keaktifitasan dan percaya diri <br />e. kependidikan dan pengalaman <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />“Bila kita takut terhadap risiko, maka tindakan tidak mau mengambil <br />risiko akan menjadi tindakan yang justru akan penuh resiko” <br /><br />Peter F. Drucker <br /><br />2. Kegagalan usaha <br />Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat bergantung pada <br />kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer (1996) dalam Suryana <br />(2003:44) mengemukan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha <br />gagal dalam menjalankan usaha barunya sebagai berikut. <br /><br />1. Tidak kompeten dalam manajerial. <br />Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan <br />mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat <br />perusahaan kurang berhasil. <br />2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan <br />memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, <br />keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan <br />mengintegrasikan operasi perusahaan. <br />3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. <br />Agar suatu usaha berhasil dengan baik, maka faktor yang paling <br />utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur <br />pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam <br />memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan <br />mengakibatkan perusahaan tidak lancar. <br />4. <br />Gagal dalam perencanaan. <br />Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan. Jika kita <br />mengalami sekali kegagalan dalam perencanaan maka akan <br />mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />5. <br />Lokasi yang kurang memadai. <br />Letak lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan <br />keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan <br />perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. <br />6. <br />Kurangnya pengawasan peralatan. <br />Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang <br />pengawasan dapat mengakibatkan pengunaan alat tidak efisien dan <br />tidak efektif. <br />7. Sikap <br />yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha! Sikap yang <br />setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang <br />dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, <br />kemungkinan gagal menjadi besar. <br />8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. <br />Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, <br />tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam <br />berwirausaha hanya bisa diperoleh dengan berani mengadakan <br />perubahan dan membuat peralihan setiap waktu. <br />Selain faktor yang membuat kegagalan wirausaha, Zimmerer (1996) <br />dalam Suryana (2003:45) mengemukakan beberapa potensi yang <br />membuat seseorang mundur dari usahanya, yaitu : <br /><br />1. Pendapatan yang tidak menentu, baik tahap awal maupun tahap <br />pertumbuhan, berbisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh <br />pendapatan yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan, sewaktuwaktu <br />bisa rugi dan sewaktu-waktu bisa untung. Kondisi yang tidak <br />menentu dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan <br />berwirausaha. <br />2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi <br />usaha baru sangatlah tinggi. Menurut Yuyun Wirasasmita (1998), <br />tingkat mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 % . <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan <br />berwirausaha. Bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya <br />dipandang sebagai pelajaran berharga. <br /><br />3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja <br />sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. <br />Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha <br />mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur. <br />Ia kurang terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha yang <br />berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang <br />harus dihadapi dan ditekuni. <br />4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap. <br />Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan <br />mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. <br />Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat, ia <br />akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain. <br />Berdasarkan analisis lingkungan usaha, sebenarnya wirausaha tidak <br />perlu mengalami kegagalan dalam usahanya, apabila sejak mulai <br />usahanya dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan <br />ancaman (SWOT) atau Kekepan. Meskipun risiko kegagalan dalam usaha <br />selalu ada, tetapi para wirausaha mengambil risiko itu dengan jalan <br />menerima tanggung jawab dan tindakannya. <br /><br />“Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya cuma 1%, tapi <br />99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya.” (Soichiro Honda) <br /><br />“Setiap orang harus minimal pernah gagal sekali, paling tidak <br />sebelum berusia 40 tahun…. Semakin parah kegagalan Anda, <br />semakin besar peluang meraih sukses di kemudian hari … <br />Sebagian orang tua hawatir anaknya gagal. Saya cemas justru <br />karena anak saya sudah berumur lebih dari 30 tahun, tetapi <br />belum pernah gagal.” (Al Neutharth, pendiri USA Today) <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Dalam menghadapi era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia, <br />wirausaha harus terus meningkatkan kualitas kinerja di dalam usahanya. <br />Menurut Korakaya dan Kobu dalam Ating Tedjasutisna (2004:109) <br />mengidentifikasi tiga kelompok permasalahan yang menyebabkan <br />kegagalan usaha, yaitu <br /><br />1. Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar, antara lain : <br />a. waktu peluncuran produk yang kurang tepat; <br />b. desain produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen; <br />c. strategi distribusi produk yang tidak tepat; <br />d. tidak mampu mendefinisikan usaha yang sedang dijalankan; <br />2. Kelompok kedua berkaitan dengan masalah finansial yang meliputi : <br />a. terlalu rendah dalam memperhitungkan dana; <br />b. terlalu dini berutang dalam jumlah besar; <br />3. Kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen, yaitu <br />a. terlalu bersikap nepotisme; <br />b. sumber daya manusia yang rendah; <br />c. tidak menggunakan konsep tim. <br />Menangani ketidakpastian dan keraguan merupakan ciri ciri penting <br />dari seorang wirausaha. Anda haruslah mempunyai sikap positif <br />terhadap pengambilan keputusan. Sikap positif ini akan membantu <br />anda menggunakan pengambilan keputusan sebagai suatu kekuatan <br />positif dalam mencapai tujuan, dan cita cita organisasi anda. (Meredith <br />et al., 2000:61) <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />3. Menentukan Bidang Usaha <br />Mengambil keputusan untuk memulai usaha dan menjalankan usaha <br />merupakan sesuatu yang mudah. Kapan pun Anda mau, Anda dapat <br />segera memulai membuka usaha. Justru yang sulit adalah menentukan <br />usaha apa yang akan Anda geluti. Oleh karena itu para wirausaha <br />biasanya harus berpikir sendiri tentang ide usaha yang paling cocok untuk <br />mereka sendiri. Ide usaha barang kali dapat muncul dari dua jalur, yaitu <br />inspirasi dan hasil analisis. Dari inspirasi meliputi, antara lain : <br /><br />1. Ada kebutuhan pasar yang tidak dapat dipenuhi oleh pemasok <br />(supplier) yang sudah ada. <br />2. Sebuah jalan keluar baru dari masalah yang ada, penemuan baru, dan <br />sebuah proses atau metode baru. <br />Sedangkan, hasil analisis adalah dengan menganalisis minat dan <br />kemampuan (kompetensi) usaha yang Anda miliki. <br /><br />Untuk menentukan bidang usaha yang berpotensi sukses sekaligus <br />sesuai dengan minat Anda, cara terbaik adalah melakukan Evaluasi <br />Pribadi. Dalam hal ini terdapat banyak variabel atau ciri pribadi yang perlu <br />Anda pertimbangkan sebelum menetapkan usaha yang akan anda geluti. <br />Berikut ini adalah 15 variabel yang perlu Anda pertimbangkan dalam <br />menentukan bidang usaha, yaitu : <br /><br />1) Pendapatan <br /><br />Dari bidang usaha yang Anda tentukan nanti, berapa besarnya <br />pendapatan yang Anda inginkan ? Berdasarkan besarnya pendapatan <br />yang Anda inginkan, mulailah Anda menyeleksi pilihan bidang usaha <br />yang terpikirkan. Satu bidang usaha itu Anda perhitungkan. Sebuah <br />cara adalah dengan menyelidiki orang-orang lain yang telah menekuni <br />bidang usaha tersebut. Berapa pendapatanya ? Jika masih di bawah <br />pendapatan yang Anda inginkan, maka Anda jangan memilih bidang <br />usaha tersebut. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />2) Jual Beli <br /><br />Apakah Anda menyukai kegiatan jual beli ? jika tidak, maka Anda <br />jangan pilih bidang usaha yang mengharuskan Anda melakukan <br />kegiatan jual beli. <br /><br />3) Manusia pagi atau manusia malam <br /><br />Apakah Anda termasuk manusia malam atau manusia pagi ? Jika Anda <br />senang bangun pagi hari, maka pilihlah usaha yang mengharuskan <br />Anda bangun pagi, misalnya membuka usaha restoran atau warung <br />nasi. Sebaliknya, jika Anda merupakan manusia malam, maka pilihlah <br />usaha bus malam, café atau hiburan malam. <br />4)) Perjalanan <br />Apakah Anda termasuk orang yang suka melakukan perjalanan atau <br />orang yang betah tinggal di rumah ? Hal ini perlu diperhatikan sebab <br />usaha yang memerlukan perjalanan jauh, tidak akan berhasil dikelola <br />oleh orang yang lebih senang tinggal di rumah atau sebaliknya. <br /><br />5) Karyawan <br /><br />Senangkah Anda memimpin orang ? Sebelum Anda menentukan <br />pilihan terhadap suatu usaha, perhitungkan dengan matang apakah <br />usaha ini nantinya akan memerlukan kepemimpinan Anda ? Jika ya, <br />maka kiranya Anda menyukai tugas memimpin orang banyak ? <br /><br />6) Hari libur <br /><br />Jika Anda termasuk orang yang biasa menghabiskan hari-hari libur <br />bersama keluarga atau kawan-kawan, barang kali Anda tidak cocok <br />untuk memilih bidang usaha yang akan menyita waktu libur Anda. <br />7) Status <br />Pilihlah dan tentukan bidang usaha yang dapat menopang usaha Anda. <br />Jika Anda menganggap usaha tersebut akan menjatuhkan gengsi maka <br />janganlah Anda paksakan diri. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />8) Bekerja bersama keluarga <br /><br />Sebelum menentukan usaha, Anda perlu memikirkan apakah Anda <br />merencanakan untuk mengajak anggota keluarga Anda ikut menangani <br />usaha ? Perlukah mereka dilibatkan agar usaha Anda nanti sukses ? <br />Apakah mereka mendukung gagasan Anda untuk membuka sebuah <br />usaha ? <br /><br />9) Latihan khusus <br /><br />Untuk menggarap usaha yang sedang Anda pertimbangkan, perlukah <br />Anda menambah pengetahuan khusus ? Bersediakah Anda <br />mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru itu seandainya <br />memang benar-benar dibutuhkan ? Jika ya, maka biaya untuk itu <br />masih memadai ditinjau dari sudut keuntungan yang akan didapat ? <br /><br />10.Waktu kerja lebih panjang <br /><br />Banyak pilihan bidang usaha yang menuntut jam kerja lebih panjang <br />dibandingkan kumidian jam kerja Anda sekarang. Mampukan Anda <br />mengatasi perubahan gaya hidup akibat bertambahnya jam kerja itu ? <br />Mampukah fisik Anda menangani beban kerja yang lebih besar <br />dibandingkan sekarang ? atau jika Anda hendak mengerjakan usaha <br />itu sebagai penambah usaha yang telah ada, dapatkah Anda <br />menyediakan waktu yang dituntut oleh bidang usaha baru tersebut ? <br />Bila ya, maka Anda masih mampukah secara fisik, mental, dan sosial <br />menangani kedua-duanya ? <br /><br />11.Potensi di masa depan <br /><br />Sudahkah Anda mempelajari potensi usaha yang dipertimbangkan itu ? <br />Bagaimana kemungkinan pasarnya ? Akan Meluaskah atau ada <br />mandeg, akan menyempit ? Jika Anda menghendaki usaha yang <br />sedang – sedang saja, maka Anda tidak usah berkembang dengan <br />pesat, maka analisis terhadap potensi usaha di masa depan itu <br />memang begitu tidak perlu. Tetapi, jika anda menghendaki usaha yang <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />berkembang pesat, tumbuh menjadi bidang usaha besar, maka potensi <br />usaha itu sangat perlu Anda perlu mempertimbangkan. <br /><br />12.Stamina fisik <br /><br />Akankah bidang usaha yang sedang Anda mempertimbangkan <br />hasilusaha yang menuntut ketahanan (stamina) fisik yang tinggi ? Bila <br />ya, maka mampukah Anda memenuhinya ? <br /><br />13.Berhubungan dengan orang <br /><br />Jika Anda tidak menyukai berhubungan dengan segala macam orang-<br />orang lain, maka Anda tidak cocok membuka usaha di bidang <br />penjualan eceran. <br /><br />14.Mengatur Jam Kerja Anda Sendiri <br /><br />Jika Anda termasuk orang yang ingin bebas mengatur jam kerja, maka <br />Anda tak cocok membuka usaha toko yang harus buka pada jam-jam <br />tertentu. <br /><br />15. Campur Tangan Pemilik <br />Anda akan ikut campur tangan dalam pengelolaan usaha yang sedang <br />Anda pertimbangkan ? Bila ya, maka persoalan manajemen harus <br />dipertimbangkan. Tetapi, bila tidak, maka apakah usaha <br />mempertimbangkan itu menghasilkan cukup banyak uang untuk <br />menyewa seorang manajer sebagai pengelola usaha bagi anda ? <br />Mampukah anda membayar seorang manajer secara wajar dan anda <br />sendiri masih memperoleh pendapatan yang anda inginkan ? <br />Beberapa bidang usaha yang dapat Anda pilih, antara lain : <br /><br />1. Bidang usaha pertanian, yang meliputi usaha pertanian, kehutanan, <br />perikanan, dan perkebunan. <br />2. Bidang usaha pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian <br />anah, batu, bata, dan lain-lain. <br />3. Bidang usaha pabrikasi meliputi usaha industri, perakitan, dan <br />sintetis. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />4. Bidang usaha konstruksi meliputi usaha konstruksi bangunan, <br />jembatan, pangairan, dan jalan raya. <br />5. Bidang usaha perdagangan meliputi usaha perdagangan kecil, <br />grosir, agen, dan ekspor-impor. <br />6. Bidang usaha jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, <br />dan koperasi. <br />7. Bidang usaha jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, <br />salon, loundry dan catering. <br />8. Bidang usaha jasa-jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, <br />pergudangan, wartel, dan distribusi. <br />9. <br />Bidang jasa wisata, meliputi tiga kelompok usaha wisata, yaitu <br />a. <br />Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi : <br />-Jasa biro perjalanan wisata <br />-Jasa agen perjalanan wisata <br />-Jasa pramuwisata <br />-Jasa konsultan pariwisata <br />-Jasa informasi pariwisata <br />b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi : <br />-Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam <br />-Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya <br />-Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus <br />c. <br />Usaha sarana wisata, meliputi : <br />-Penyediaan akomodasi <br />-Penyediaan makanan dan minuman <br />-Penyediaan angkutan wisata <br />-Penyediaan sarana wisata dan sebagainya <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />4. Memulai Usaha <br />Ada beberapa cara untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia <br />usaha, yaitu : <br /><br />1. Membeli bisnis yang sudah ada <br />2. Membeli aset usaha yang gagal <br />3. Mendirikan usaha baru <br />a. <br />Sangat mirip dengan apa yang telah ada <br />b. Produk/jasa yang unik atau khusus <br />4. Membeli hak kelola (francise) <br />5. Memulai sebuah kerjasama <br />Menurut Suryana (2003:69), ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk <br />memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu : <br /><br />a. <br />Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha <br />baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen <br />yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat <br />dirintis : <br />1) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha <br />yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang; <br /><br />2) Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerjasama (asosiasi) dua <br />orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha <br />bersama. <br /><br />3) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang <br /><br />didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham. <br />Untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki <br />kompetensi usaha yang diperlukan meliputi : <br />1) Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana <br /><br />memproduksi barang dan jasa serta cara menyajikannya. <br />2) Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana <br />menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />3) Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana <br />memperoleh sumber dana dan cara menggunakannya. <br /><br />4) Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara <br />mencari, memelihara, mengembangkan relasi, dan kemampuan <br />komunikasi serta negosiasi. <br /><br />b. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu membeli perusahaan <br />yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain <br />dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada. <br />Memang wirausaha tidak mudah untuk membeli perusahaan yang <br />sudah ada. Wirausaha yang akan membeli perusahaan selain harus <br />mepertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan, dan <br />kepentingan pembelian perusahaan tersebut, pembeli juga harus <br />memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang akan <br />dibeli, di antaranya : <br />1) Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan dibeli. <br />2) Bank investor yang melayani perusahaan <br />3) Kontak-kontak perusahaan seperti pemasok, distributor, pelanggan <br />dan hal lainnya yang berkaitan erat dengan kepentingan <br />perusahaan yang akan dibeli. <br />4) Jaringan kerja sama usaha dan sosial perusahaan yang akan dibeli <br />5) Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh <br /><br />perusahaan yang akan dibeli. <br /><br />c. <br />Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara <br />entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar yang memberikan <br />lisensi (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan <br />jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). <br />Dalam franchising, perusahaan yang diberi hak monopoli untuk <br />menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, <br />merek dagang, dan prosedur penyelenggaraan secara standar. <br />Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk <br />menggunakan nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, <br />periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut. <br />Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal, meliputi salah satu <br />atau keseluruhan dari aspek-aspek sebagai berikut : <br /><br /><br />a. pemilihan tempat. <br />b. rencana bangunan. <br />c. pembelian peralatan. <br />d. pola arus kerja. <br />e. pemilihan karyawan. <br />f. Periklanan. <br />g. Grafik <br />h. Bantuan pada acara pembukaan. <br />Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula, meliputi <br />faktor-faktor sebagai berikut : <br />1) pencatatan dan akuntansi. <br />2) Konsultasi. <br />3) Pemeriksaan dan standar. <br />4) Promosi. <br />5) pengendalian kualitas. <br />6) Riset. <br />7) nasihat hukum. <br />8) material lainnya. <br />Dalam kerjasama franchising, perusahaan induk memberikan bantuan <br />manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra (goodwill), <br />pembuatan, dan teknik pemasaran diberikan kepada perusahaan <br />franchisee. Tidak sedikit bentuk franchising yang dilakukan antar <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />negara. Contohnya McDonald’s, Kentucky Fried Chicken (KFC), Fizza <br />Hut dll. <br />Di Indonesia bentuk kerjasama yang mirip franchising berbeda adalah <br />sistem bapak angkat atau kemitraan. Dalam sistem bapak angkat atau <br />kemitraan ini, kebanyakan hanya diberikan bantuan modal, <br />pemasaran, dan bimbingan usaha. <br /><br /><br />c. <br />Rangkuman 2 <br />1) Untuk menggali peluang usaha, seorang wirausaha harus berpikir <br />secara positif dan kreatif diantaranya : <br /><br />a. harus mempercayai dan meyakini bahwa usaha bisa dilaksanakan <br />b. harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha <br />c. harus menanyakan pada diri sendiri <br />d. harus mendengarkan saran-saran orang lain <br />e. <br />harus menyemangati dan menggauli <br />2) Keberhasilan seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya dapat <br />diidentifikasi berdasarkan pada : <br /><br />a. <br />sikap dan kemauan serta tindakan-tindakan yang nyata <br />b. keberanian untuk berinisiatif <br />c. <br />kecakapan atau keahlian <br />d. kreatifitas dan percaya diri <br />e. <br />pengalaman dan pendidikan <br />3) Faktor-faktor <br />yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan <br />usaha barunya : <br /><br />a. Tidak kompeten dalam manajerial. <br />b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik. <br />c. <br />Kurang dapat mengendalikan keuangan. <br />d. Gagal dalam perencanaan. <br />e. <br />Lokasi yang kurang memadai. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />f. <br />Kurangnya pengawasan peralatan. <br />g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. <br />h. Ketidakmampuan <br />dalam melakukan peralihan/transisi <br />kewirausahaan. <br />4) 15 variabel karakteristik pribadi yang perlu Anda pertimbangkan dalam <br />menentukan bidang usaha, yaitu : <br /><br />a. Pendapatan <br />b. Jual Beli <br />c. <br />Manusia pagi atau manusia malam <br />d. Perjalanan <br />e. <br />Karyawan <br />f. <br />Hari libur <br />g. Status <br />h. Bekerja bersama keluarga <br />i. <br />Latihan khusus <br />j. <br />Waktu kerja lebih panjang <br />k. <br />Potensi di masa depan <br />l. <br />Stamina fisik <br />m. Berhubungan dengan orang <br />n. <br />Mengatur jam kerja Anda sendiri <br />o. Campur tangan pemilik <br />5) Beberapa bidang usaha yang dapat Anda pilih, antara lain : <br />a. <br />Bidang usaha pertanian <br />b. Bidang usaha pertambangan <br />c. <br />Bidang usaha pabrikasi. <br />d. Bidang usaha konstruksi. <br />e. <br />Bidang usaha perdagangan. <br />f. <br />Bidang usaha jasa keuangan. <br />g. Bidang usaha jasa perorangan. <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />h. Bidang usaha jasa-jasa umum. <br />i. <br />Bidang jasa wisata. <br />6) ada tiga cara yang dapat <br />dilakukan untuk memulai suatu usaha atau <br />memasuki dunia usaha, yaitu : <br /><br />- Merintis usaha baru (starting), <br />- Membeli perusahaan orang lain (buying), <br />- Melanjutkan kerja sama manajemen (franchising), <br />7) Untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki <br />kompetensi usaha yang diperlukan, meliputi : <br />1) Kemampuan teknik. <br />2) Kemampuan pemasaran. <br />3) Kemampuan finansial. <br />4) Kemampuan hubungan. <br /><br />8) Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara <br />entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar yang memberikan <br />lisensi (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan <br />jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). <br /><br />9) Dalam kerjasama franchising, perusahaan induk memberikan bantuan <br />manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra (goodwill), <br />pembuatan dan teknik pemsaran diberikan kepada perusahaan <br />franchisee. Tidak sedikit bentuk franchising yang dilakukan antar <br />negara. Contohnya McDonald’s, Kentucky Fried Chicken (KFC), Fizza <br />Hut dll. Di Indonesia, bentuk kerjasama yang mirip dengan franchising <br />namun berbeda adalah sistem bapak angkat atau kemitraan. Dalam <br />sistem bapak angkat atau kemitraan ini kebanyakan hanya diberikan <br />bantuan modal, pemasaran dan bimbingan usaha. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />d. Tugas <br />Buat suatu rencana usaha, bentuk usaha apakah yang akan Anda <br />jalankan ? Perhatikan lingkungan yang ada disekitar lingkungan <br />dimana usaha Anda akan didirikan. <br /><br />e. Evaluasi <br />1) Instrumen Penilaian <br />1. Apakah <br />yang dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi <br />keberhasilan seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya ? <br />(15) <br />2. Sebutkan minimal lima faktor <br />yang menyebabkan wirausaha gagal <br />dalam menjalankan usaha barunya ? (10) <br />3. <br />Sebutkan minimal lima variabel karakteristik pribadi yang perlu <br />Anda pertimbangkan dalam menentukan bidang usaha ? (15) <br />4. Sebutkan minimal lima <br />bidang usaha yang dapat Anda pilih untuk <br />berwirausaha ? (15) <br />5. <br />Sebutkan tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu <br />usaha atau memasuki dunia usaha ? (15) <br />6. Kompetensi usaha apa yang diperlukan untuk memulai usaha ? <br />(15) <br />7. <br />Apakah yang dimaksud dengan kerjasama manajemen <br />(franchising) ? (15) <br />8. <br />Apakah bentuk kerjasama yang mirip franchising ada di Indonesia <br />? Berikan contoh perusahaan franchising luar negeri yang ada di <br />Indonesia ! <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />2) Kunci Jawaban <br /><br />1. Keberhasilan seorang wirausaha di dalam mengelola usahanya dapat <br />diidentifikasi berdasarkan pada : <br />a. <br />sikap dan kemauan serta tindakan-tindakan yang nyata <br />b. keberanian untuk berinisiatif <br />c. <br />kecakapan atau keahlian <br />d. kreatifitas dan percaya diri <br />e. <br />pengalaman dan pendidikan <br />2. <br />Faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan <br />usaha barunya : <br />a. <br />Tidak kompeten dalam manajerial. <br />b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik. <br />c. <br />Kurang dapat mengendalikan keuangan. <br />d. Gagal dalam perencanaan. <br />e. <br />Lokasi yang kurang memadai. <br />f. <br />Kurangnya pengawasan peralatan. <br />g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. <br />h. Ketidak <br />mampuan dalam melakukan peralihan/transisi <br />kewirausahaan <br />3. Lima <br />variabel karakteristik pribadi yang perlu Anda pertimbangkan <br />dalam menentukan bidang usaha, diantaranya adalah <br />a. <br />Pendapatan <br />b. Jual Beli <br />c. <br />Manusia pagi atau manusia malam <br />d. Perjalanan <br />e. <br />Karyawan <br />4. Beberapa bidang usaha yang dapat Anda pilih antara lain : <br />a) Bidang usaha pertanian <br />b) Bidang usaha pertambangan <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />c) Bidang usaha pabrikasi <br />d) Bidang usaha konstruksi. <br />e) Bidang usaha perdagangan. <br />f) Bidang usaha jasa keuangan. <br />g) Bidang usaha jasa perorangan. <br />h) Bidang usaha jasa-jasa umum. <br />i) Bidang jasa wisata. <br /><br /><br />5. ada tiga cara yang dapat <br />dilakukan untuk memulai suatu usaha atau <br />memasuki dunia usaha, yaitu : <br />a. <br />Merintis usaha baru (starting). <br />b. Membeli perusahaan orang lain (buying), <br />c. <br />Kerjasama manajemen (franchising), <br />6.Untuk <br />memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki <br />kompetensi usaha yang diperlukan meliputi : <br /><br />a. <br />Kemampuan teknik. <br />b. Kemampuan pemasaran. <br />c. <br />Kemampuan finansial. <br />d. Kemampuan hubungan. <br />7. Kerjasama manajemen (franchising), yaitu suatu kerjasama antara <br />entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar yang memberikan <br />lisensi (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan <br />jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). <br />9. Dalam <br />kerjasama franchising, perusahaan induk memberikan <br />bantuan manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra <br />(goodwill), pembuatan dan teknik pemsaran diberikan kepada <br />perusahaan franchisee. Contohnya franchising yang dilakukan antar <br />negara: McDonald’s, Kentucky Fried Chicken (KFC), Fizza Hut dll. Di <br />Indonesia, bentuk kerjasama yang mirip dengan franchising namun <br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />berbeda adalah sistem bapak angkat atau kemitraan. Contoh <br />franchising milik orang Indonesia adalah Es Teler 77. <br /><br />3) Kriteria Penilaian <br />Cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban modul ini. Hitunglah <br />jawaban Anda yang benar, angka yang ada dibalik nomor soal <br />merupakan skor nilai dari nomor tersebut. Kemudian gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap <br />materi kegiatan belajar pada modul ini. <br />Jumlah Skor Jawaban Anda <br />Tingkat Penguasaan = x 100 % <br />100<br /><br /> Arti tingkat pemahaman Anda <br />90 % - 100 % = Amat Baik dan Sangat Berhasil <br />80 % - 89 % = Baik dan Berhasil <br />70 % - 79 % = Kurang Berhasil<br /><br /><br /> < 69% = Tidak Berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai bila Anda bisa menjawab 80% dari soalsaol <br />di atas. Apabila kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak <br />lulus. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />BAB III <br />PENUTUP <br /><br /><br />Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, baik dan <br />berhasil. Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Tetapi bila tingkat <br />penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda belum berhasil dan Anda <br />harus mengulangi mempelajari kegiatan belajar dalam modul ini, terutama <br />bagian yang belum Anda kuasai untuk mengajukan uji sertifikasi. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU) <br /><br /> <br />Daftar Pustaka <br /><br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami Kewirausahaan SMK Tingkat 1, <br />Berdasarkan Kurikulum 2004, Bandung, CV. Armico. <br /><br />Bernt Adelstat dan Nurhayat Indra (Ed), 1993, Pengembangan Bisnis <br />Koperasi, Manual Pelatih, Jakarta, Kerjasama PUSLATKOP & PK <br />Depkop dan PPK Ri dengan ILO CO- OPERATIVE PROJECT. <br /><br />Buchari Alma, 2004, Kewirausahaan, Bandung, Penerbit Alfabeta. <br /><br />Hisrich Robert D., Michael P. Peters, 1998, Entrepreneurship, New <br />York, Irwin Mc Graw-Hill. <br /><br />Meredith, Geoffrey G. et al, 2000, Kewirausahaan : Teori dan <br />Praktek, penerjemah : Andre Asparsayogi, Jakarta, Lembaga <br />Manajemen PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo. <br /><br />----------------, 1996, Berani Ambil Resiko, Seri Panduan Kewirausahaan <br />TKMT Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Departemen <br />Tenaga Kerja RI <br /><br />Suryana, 2003, Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta, Penerbit Salemba Empat. <br /><br />Modul 11 : Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha (B1.11.KWU)asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-92215206420962309722010-01-01T22:05:00.000-08:002010-01-01T22:08:02.676-08:00modul 9 kwuMODUL <br /><br /><br />9 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE <br />DAN MERAIH PELUANG <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br />Kata Pengantar i <br />Daftar Isi ii <br />Glosarium iii <br />BAB I PENDAHULUAN 1 <br /><br />A. Deskripsi 1 <br /><br />B . Prasyarat 2 <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul 2 <br /><br />D. Tujuan Akhir 3 <br /><br />E. Kompetensi 4 <br /><br />F. Cek Kemampuan 4 <br /><br />BAB II KIAT MENGEMBANGKAN IDE DAN MERAIH PELUANG 5 <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa 5 <br /><br />B. Bekerja dalam kegiatan wirausaha 6 <br /><br />C. Menggali Karakteristik Wirausaha 20 <br /><br />D. Menggali Wirausaha dalam Bisnis 26 <br /><br />BAB III EVALUASI 28 <br /><br />A. Insrumen Penilaian 28 <br /><br />B. Kunci Jawaban 28 <br />29 <br />BAB IV PENUTUP 34 <br /><br />DAFTAR PUSTAKA 35 <br /><br /> <br />MODUL <br /><br /><br />9 <br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE <br />DAN MERAIH PELUANG <br /><br /><br />IKAPUTERA WASPADA <br /><br />BAB I <br />PENDAHULUAN <br /><br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini mengungkapkan bagaimana mengembangkan ide <br />menjalankan usaha terus berkembang dan meraih, mencari, <br />menciptakan peluang dalam mengembangkan kewirausahaan yang <br />harus dimiliki sukses. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan <br />keberanian melahirkan ide, mengembangkan ide dan terus menerus <br />menciptakan peluang berusaha dengan optimal. Setiap orang memiliki <br />ide dan peluang yang tidak terbatas. Tapi tidak semua ide dan peluang <br />terus menerus diasah bagi setiap orang, sehingga hilang tidak berguna. <br />Untuk itu perlu dilakukan pendekatan formal melalui persekolahan <br />bahwa mengembangkan ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya <br />diperlukan secara dini. <br />Hal-hal mengembangkan ide dan menciptakan peluang sebuah <br />keharusan tidak bisa dihindari. Sebab ide adalah keberhasilan dan <br />peluang adalah kerja keras. Akhirnya sinergi ide dan peluang adalah <br />keberlanjutan usaha. Akhirnya tindakan ini sebagai langkah wirausaha <br />memiliki bekal untuk merencanakan pengelolaan Usaha Kecil dengan <br />langkah dan memahami menganalisis peluang usaha. Ide dan peuang <br />dalam bisnis dapat terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat <br />dalam menjalankan kegiatan ekonominya. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Siswa SMK yang memiliki kekhasan kompetensi tertentu dipersiapkan <br />sebagai tenaga praktek medium untuk memasuki dunia industri dan <br />teknologi, Manajemen dan Bisnis, serta mengembangkan <br />kesejahteraan sosial dan pariwisata masyarakat. Akhirnya siswa SMK <br />mampu ikut dalam kegiatan ekonomi secara luas. Untuk itu <br />pengenalan secara dini kepada siswa SMK dalam mengembangkan dan <br />mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan ide <br />dan meraih peluang adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan <br />dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang <br />dimiliki. <br /><br />B. <br />Prasyarat <br />Modul ini diikuti setelah memahami modul sebelumnya dengan tingkat <br />keterukuran yang dipersyaratkan. Modul ini diikuti dengan pemahaman <br />pentingnya ide dan peluang yang memiliki sebagai dasar kesadaran <br />tinggi dari pembacanya. Hal ini ditandai dengan terlebih dahulu <br />memahami karakterisitik wirausaha dan kemampuan mengaktualisasi <br />sikap dan prilaku wirausaha. Sebab dengan kondisi tersebut wirausaha <br />telah memiliki dasar memahami dan mengidentifikasi sikap dan <br />perilaku wirausaha, menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, <br />merumuskan solusi masalah dan membuat keputusan. <br /><br />C. <br />Petunjuk penggunaan modul <br />1. Bagi siswa : <br />a. <br />Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini dengan <br />memahami bagaimana mempelajari modul ini tepat dan benar <br />b. Memahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa <br />dengan benar <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />c. <br />Kelengkapan bantu yang harus dipersiapkan bila membaca modul <br />ini <br />d. Memahami keterukuran hasil yang dapat dilakukan siswa <br />e. <br />Memiliki reward yang dapat ditunjukkan setelah mempelajari modul <br />ini <br />2. Bagi guru : <br />a. <br />Baca dengan cermat maksud dan tujuan bagian pendahuluan <br />modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini <br />dengan tepat dan benar <br />b. Memberikan bantuan bagi siswa dalam mempersiapkan membaca <br />modul ini <br />c. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dalam modul ini <br />d. Membantu siswa dalam menggunakan buku bantu tambahan <br />sebagai sumber belajar <br />e. <br />Merencanakan tenaga ahli/pendamping yang membantu tugas guru <br />f. <br />Memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas yang <br />dibebankan pada siswa <br />g. Melakukan <br />penilaian hasil kegiatan belajar sebagai proses <br />keberhasilan dan kemajuan siswa <br />D. Tujuan akhir <br />a. <br />Hasil mempelajari modul ini siswa memahami dengan alat <br />keterukuran yang dimilki <br />b. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam <br />menjalankan bisnisnya <br />c. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan secara luas <br />d. <br />Siswa dapat mengembangkan diri secara optimal <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />E.Kompentensi <br /><br />Modul ini berkompetensi mengaktualisasikan ide dan peluang usaha <br />dalam mengembangkan perilaku kewirausahaan yang harus dimilki siswa <br />sebagai bentuk ketercapaian hasil proses kegiatan belajar, yang dapat <br />dikembangkan bagi seorang wirausaha dan kehidupan di masyarakat. Sub <br />kompetensi yang diharapkan adalah Mengidentifikasi dan menganalisis <br />prilaku wirausaha dalam meraih menganalisis peluang usaha secara dini <br />dan mampu dikembangkan pada diri sendiri. <br /><br />F. Cek kemampuan <br />1. Apakah ada Ide ? <br />2. Apakah yang ada dipikiran anda tentang ide ? <br />3. Bagaimana cara-cara melahirkan ide ? <br />4. Apakah ada peluang? <br />5. Apakah yang ada bayangkan dengan peluang ? <br />6. Bagaimana mengembangkan peluang ? <br />7. Mengapa mengembangkan ide <br />dan peluang usaha penting bagi <br />wirausaha ? <br />G. Glosarium <br />1. Magang adalah ikut belajar bekerja dalam kegiatan usaha atau <br />bisnis wirausaha dengan perusahaan tertentu pada bidang <br />tertentu pula <br />2. Diskusi adalah komunikasi kelompok dalam bentuk pertukaran <br />keterangan atau pendapat mengenai sesuatu persoalan atau <br />masalah dengan maksud mendapat keterangan yang lebih <br />lengkap dan jelas dengan mengambil keputusan serta dapat <br />dikembangkan lebih lanjut <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Kewirausahaan sebagai suatu proses yakni proses penciptaan <br />sesuatu yang baru (krasi baru) dan membuat sesuatu yang <br />berbeda dari yang sudah ada (inovasi) <br />4. Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas dengan <br />mengembangkan kompetnsi dasar kejuruan yang dibutuhkan <br />dunia kerja. <br />5. peluang pasar adalah suatu situasi beradanya kombinasi dari <br />faktor-faktor yang menciptakan potensi untuk menjual produk <br />atau jasa perusahaan. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />BAB II <br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE DAN MERAIH PELUANG <br /><br /><br />A.Rencana Belajar <br /><br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut ini. <br /><br />KEGIATAN WAKTU/TAHAP TEMPAT <br />KEGIATAN <br />TANDA <br />Mengkaji Mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah <br />Berdiskusi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Latihan dan simulasi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Pengamatan <br />lapangan <br />3 x 45 menit Dunia Usaha <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat mengembangkan ide dan peluang dengan bebas dan <br />memahami pentingnya mengembangkan ide dan meraih peluang dengan <br />tapat. <br />b. Uraian materi 1 <br />A. MASALAH USAHA <br />Pada dasarnya ide dan peluang dapat tumbuh di mana saja, kapan <br />saja oleh siapa saja. Semakin banyak ide yang muncul semakin kreatif <br />manusia meraih peluang. Semakin banyak meraih peluang semakin <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />banyak manusia mengembangkan keberhasilan. Tahapan tersebut semua <br /><br />dapat muncul disebabkan : <br />Ilham <br />Belajar <br />Berlatih <br />Pengalaman <br />ketertekanan <br /><br />Semua tindakan tersebut harus dapat diukur. Sebab banyak ide dan <br />peluang yang muncul tapi banyak pula yang sulit diukur keberhasilannya. <br />Untuk tingkat persekolahan SMK mengembangkan ide dan peluang dapat <br />muncul dari : <br /><br />1. Proses Pembelajaran <br />2. Hasil diskusi kelompok <br />3. Studi Banding <br />4. Praktek kerja lapangan <br />5. Pengalaman <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Meraih ide dan peluang berwujud dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja <br /><br />B. BEKERJA DALAM KEGIATAN WIRAUSAHA <br />1. Magang <br />Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas <br />dengan mengembangkan kompetnsi dasar kejuruan yang <br />dibutuhkan dunia kerja. Sekolah ini tidak dimiliki secara luas di masingmasing <br />daerah. Sekolah yang didasarkan pada kebutuhan dan <br />kemampaun potensial dari daerah masing-masing. Sekolah kejuruan <br />masih mengalami keterbatasan dalam hal kuantitas dan kualitas guru, <br />pelatih dan fasilitas serta peralatan praktek. Oleh karena itu, dunia <br />pendidikan dan pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya mulai <br />didekatkan dengan dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja di <br />lapangan secara terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan <br />diharapkan mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah <br />di masyarakat secara luas. Agar sekolah-sekolah kejuruan dapat <br />mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />wirausaha, diperlukan adanya pula sinergi, kerjasama yang efektif dan <br />efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga <br />kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus <br />menerus tumbuh dan berkembang dengan memiliki dasar mengembang <br />ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya. <br /><br />Para siswa Kejuruan (SMK) lebih memahami dan menghayati <br />kegiatan para wirausaha dan semangat berusaha, diharapkan para siswa <br />dapat melaksanakan magang. Apa yang dimaksud dengan magang itu? <br />Magang adalah ikut belajar bekerja dalam kegiatan usaha atau bisnis <br />Wirausaha dengan perusahaan tertentu pada bidang tertentu pula. <br />Dengan kata lain, magang adalah ikut bekerja usaha yang diakui <br />berstandar kurikulum tertentu dalam suatu perusahaan yang telah <br />ditentukan. Pemahaman ini menempatkan siswa memiliki pemahaman <br />dasar dari bidang-bidang yang dipelajari dengan standar-standar kerja <br />yang telah ditetapkan. <br /><br />Hidup ini tidak hanya dipelajari secara formal tapi kegiatan informal <br />dan pengalaman pribadi mampu menjadi cermin keberhasilan. Pada <br />umumnya , ada suatu kekeliruan pandangan bahwa segala sesuatu yang <br />perlu diketahui dalam hidup ini, dapat diajarkan semuanya melalui <br />pendidikan formal. Kenyataannya, pendapat seperti itu tidak sepenuhnya <br />tepat, ketekunan dan ketajaman pengamatan dalam kegiatan magang, <br />justru mampu mengantarkan siswa untuk menarik berbagai pelajaran <br />usaha atau bisnis yang berguna untuk diterapkan sendiri dalam <br />berwirausaha. <br /><br />Masyarakat diberikan kebebasan memilih kompetensi yang <br />ditingkatkan sesuai dengan jenjang pengajarannya. Sampai saat ini minat <br />siswa SMP untuk menekuni pendidikan jalur kejuruan masih rendah. Kita <br />tidak dapat menutup mata terhadap kenyataan tentang mutu pribadi dari <br />sebagian besar para lulusan SMK. Sebagian besar para lulusan SMK, <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />begitu selesai studinya, cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan <br />dan terbatas informasi. Suatu kenyataan yang perlu direnungkan adalah <br />bahwa kebanyakan para siswa SMK setelah selesai studinya berperan <br />sebagai buruh pabrik, pegawai dan sebagainya jarang para tamatan SMK <br />yang mau dan mampu menciptakan serta mengembangkan pekerjaan, <br />baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Dalam rangka mengatasi <br />permasalahan di atas, salah satu pendidikan dapat dilakukan melalui <br />magang atau ikut bekerja di dalam kegiatan Wirausaha yang sangat <br />sangat penting. Kegiatan magang biasa dilakukan pada Siswa SMK saat <br />melakukan praktek kerja lapangan. Selama ini maknanya hanya terbatas <br />pada proses pembelajaran saja sehingga kemampuan mengembangkan <br />ide dan menangkap peluang tidak teruji dengan baik. Kemampuan siswa <br />mengembangkan diri sebagai wirausaha diharapkan kegiatan magang <br />melahirkan keberhasilan-keberhasilan mengembangkan ide dan <br />menciptakan peluang. <br /><br />Secara umum dapat dikatakan, jika mereka menjadi wirausaha <br />maka akan menjadi orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. <br />Mereka senantiasa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk maju di <br />dalam berwirausaha. Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, jika <br />mereka menjadi Wirausaha maka akan mampu menolong dirinya sendiri di <br />dalam mengatasi permasalahannya. Karena itu, setelah selesai ikut <br />bekerja dalam kegiatan Wirausaha (magang), para siswa SMK diharapkan <br />akan mempunyai kepribadian yang kuat, sebagai berikut : <br /><br />a. Memiliki semangat kerja keras <br />b. Mampu mengembangkan ide dengan baik <br />c. Memiliki sikap mental berwirausaha <br />d. Memiliki moral yang tinggi <br />e. Memiliki keterampilan berwirausaha <br />f. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />g. Mengembangkan terus menerus meraih meraih dan mengembangkan <br />peluang <br />h. Memiliki keinginan berprestasi. <br />2. Membuat catatan kegiatan Wirausaha. <br />Wirausaha yang baik mampu mengingat kembali kegiatan yang <br />telah dikerja dan mengevaluasi rencana yang akan datang. Tentu tidak <br />semua wirausaha mampu mengingat kembali pekerjaan yang telah <br />diselesai dengan baik. Tentu tindakan yang baik adalah membuat <br />perencanaan dan catatan yang telah dikerjakan. Membuat catatan <br />kegiatan wirausaha dan menyusun laporannya sangat penting, serta dapat <br />dipresentasikan. Pelaksanaan mempresentasikan catatan kegiatan <br />wirausawan, dapat dirumuskan dalam bentuk tertulis. Adapun catatancatatan <br />kegiatan wirausaha adalah mengenai keberhasilan dan <br />kegagalannya serta permasalahannya, sehingga catatan tersebut menjadi <br />bahan evaluasi keberhasilan yang telah dibuat. <br /><br />Membuat catatan kegiatan Wirausaha, diantaranya meliputi : <br /><br />a. <br />Kegiatan-kegiatan jual beli dalam bisnis dan perdagangan; <br />b. Kegiatan-kegiatan dalam bidang geodesi <br />c. <br />Kegiatan-kegiatan utang piutang; <br />d. Kegiatan-kegiatan kerja dalam pabrik <br />diberbagai macam barang dan <br />jasa; <br />e. <br />Kegiatan-kegiatan dalam bangunan <br />f. <br />Kegiatan-kegiatan dalam pengawasan kerja; <br />g. Kegiatan-kegiatan promosi dagang atau bisnis; <br />h. Kegiatan-kegiatan dalam bidang arsitektur dan sipil; <br />i. <br />Kegiatan-kegiatan proses produksi; <br />j. <br />Kegiatan-kegiatan pendistribusian produk; <br />k. <br />Kegiatan-kegiatan transportasi <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />l. <br />Kegiatan-kegiatan bidang pariwisata. <br />Semakin banyak wirausaha semakin maju negara. Sebab tuntutan <br />inovasi dan kreativi8tas wirausaha tinggi. Kreativitas Wirausaha rasanya <br />sejalan dengan trend yang sedang menjamur di negara-negara maju dan <br />sedang berkembang. Para Wirausaha semakin menonjol, memainkan <br />peranan strategis dan bermutu dalam masyarakat. Dalam proses <br />pengembangan kewirausahaan, kita perlu melakukan kegiatan banding <br />dengan pengalaman yang terjadi di negara-negara maju. Setelah dihayati <br />dan diamati secara mendalam pada waktu magang, ternyata kegiatan <br />Wirausaha itu sangat luas, yakni meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini. <br /><br />a. <br />Dalam bidang usaha promosi, meliputi : <br />? menciptakan makna baru suatu produk; <br />? memberikan promosi terhadap jasa; <br />? memberikan nilai tambah pada produk. <br />b. Dalam bidang usaha angkutan, meliputi : <br />? memberi peran baru pada transportasi <br />? mengerahkan armada angkutan <br />c. <br />Dalam bidang usaha perawatan komputer, meliputi : <br />? teknisi dalam perawatan dan perbaikan; <br />? menciptakan nilai tambah pada komputer yang rusak untuk dibeli, <br />diperbaiki, kemudian dijual kembali. <br /><br />d. Dalam bidang usaha tataboga, meliputi : <br />? menciptakan peluang baru dari kesibukan dan memberi nilai <br />tambah pada masakan tradisional; <br />? memasarkan fast food khas Indonesia <br />? menciptakan masakan-masakan dan menu baru <br /><br /><br />e. <br />Dalam bidang usaha pelayanan SDM, meliputi : <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />memberi pelatihan keterampilan menyusun bata, gambar dengan <br />Auto cad, seni batik, seni ukir, seni keramik, seni lukis, senia suara, <br />seni musik, dan sebagainya. <br /><br />? <br />memberi bimbingan kepada pengrajin, calon Wirausaha, dan <br />sebagainya <br /><br />? <br />melaksanakan kursus-kursus keterampilan. <br /><br />f. <br />Dalam bidang usaha olahan, meliputi : <br />? <br />Menciptakan peluang baru dari bahan antara bahan baku dan <br />kebutuhan konsumen, memberi nilai tambah pada bahan baku <br />melalui proses olahan; <br /><br />? Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku; <br />? Memasarkan produk yang dibutuhkan konsumen. <br /><br /><br />g. Dalam bidang usaha rekruitmen, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan menjual; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan menjual; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja penjual dan <br />kebutuhan pencari kerja. <br /><br />h. Dalam bidang usaha perkreditan, meliputi : <br />? mempertemukan kebutuhan pemasok dan pemakai; <br />? menciptakan peluang baru dari kesulitan pengadaan uang kas dan <br />penjualan barang; <br />? memberikan nilai tambah pada uang kas dan barang modal atau <br />barang konsumsi; <br /><br />i. <br />Dalam bidang usaha pembekalan, meliputi : <br />? mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen <br />waktu; <br />? menjamin mutu dan kesinambungan pemasok; <br />? menciptakan peluang baru dari budaya ingin dilayani; <br /><br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />memberi nilai tambah pada barang modal atau produk jadi yang <br />dibutuhkan. <br /><br />j. <br />Dalam bidang usaha cenderamata, meliputi : <br />? Pelatihan SDM pengembangan cenderamata <br />? menciptakan sendiri cenderamata yang unik; <br />? memasarkan hasil kerajinan khas daerah yang potensial untuk <br />dijadikan cenderamata. <br />? Mengembangkan pasar-pasar cenderamata <br /><br /><br />k. <br />Dalam bidang usaha bangunan, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan gambar sesuai <br />dengan perkembangan teknologi; <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan bidang <br />memplester tembok; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan menjual hasil gambar; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan <br /><br />pencari kerja. <br /><br />l. <br />Dalam bidang usaha geodesi, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia di bidang survei pemetaan <br />? Mengembangkan kemampuan survai pemetaan; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan survai pemetaan; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan <br />pencari kerja dibidang survai dan pemetaan. <br /><br />m. Dalam bidang usaha busana, meliputi : <br />? Melahirkan ahli-ahli madya bidang desain-desain <br />? menciptakan peluang baru dari desain yang ada dan <br />? memberi nilai tambah pada pada pakaian tradisional; <br />? memasarkan hasil-hasil desain khas Indonesia <br />? menciptakan sinergi desain-desain baru dan peraga busana baru <br />n. <br />Dalam bidang usaha pariwisata, meliputi : <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? menciptakan peluang baru dari kesibukan keterbukaan dunia <br />internasional dan memberi nilai tambah pada daerah-daerah <br />wisata; <br />? memasarkan produk-produk wisata khas Indonesia <br />? menciptakan produk-produk khas indonesia untuk wisata. <br /><br />Catatan kegiatan Wirausaha yang lainnya, adalah sebagai berikut : <br /><br />a. Dalam bidang produksi <br />Kegiatan produksi dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan : <br /><br />1) Produksi primer <br />Kegiatan Produksi primer mengacu pada kegiatan penggalian sumber <br />yang tersedia dalam bumi dan alam. Termasuk dalam kegiatan ini <br />adalah kehutanan, kelautan, pertanian, pertambangan, energi, dan <br />perikanan. <br /><br />2) Produksi sekunder <br />Kegiatan Produksi sekunder mangacu pada kegiatan pemanfaatan <br />sumber daya alam, atau bahan baku yang di proses dan diolah <br />menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Termasuk dalam <br />kegiatan ini adalah pabrikasi komponen-komponen yang diassembling <br />menjadi barang industri atau barang konsumsi. <br /><br />3) Produksi tersier <br />Produksi tersier mengacu pada kegiatan yang lebih dominan <br />menghasilkan jasa dibanding dengan tangible goods. Jasa yang <br />dihasilkan misalnya dosen, dokter, guru, insinyur, restoran, angkutan, <br />dan sebagainya. <br /><br />b. Dalam bidang distribusi <br />Dalam kegiatan ekonomi yang berjalan maka kegiatan produksi terus <br />berjalan pula sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Untuk itu agar <br />produksi tidak terjadi penumpukan di satu daerah tertentu maka <br />kegiatan disitribusi harus dilakukan. Distribusi mengacu pada kegiatan <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />pergerakan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau <br />produsen, distributor dan langsung ke konsumen. <br /><br />c. Dalam bidang konsumsi <br />Tolak ukur dari keberhasilan produsen, biasanya dilihat dari tingginya <br />permintaan barang dan jasa. Jaringan distribusi membawa barang dan <br />jasa kepada konsumen serta merefleksikan tingkat permintaan akan <br />barang dan jasa. <br /><br />? Pengenalan diri adalah awal seorang Wirausaha untuk dapat <br />mengenali diri sendiri, mengenali lingkungan, mengindera peluang <br />bisnis dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang bisnis. <br />? Wirausaha akan dapat hidup sukses bila mampu mampu mengenal <br />dengan baik pelanggan, memelihara hubungan yang baik dengan <br />pemasok dan pelanggan. <br />? Penganalan bisnisnya dengan baik, untuk memiliki maupun <br />menggunakannya, agar pelanggan memberikan citra yang baik <br /><br />Wirausaha tidak dibatasi dalam kegiatan ekonomi saja, tapi aspek-aspek <br />lain yang mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi dapat dikatakan <br />sebagai wirausaha. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan penulis, <br />kegiatan Wirausaha sangat luas. Dari hasil catatan kegiatan Wirausaha, di <br />bawah ini diuraikan lagi sebagai berikut. <br /><br />1) Kegiatan hasil pariwisata <br /><br />Kegiatannya dalam usaha pengumpulan produk-produk wisata, paket <br />wisata, memperkenalkan daerah-daerah wisata, dan cederamata khas <br />daerah-daerah tertentu dan Indonesia. Bukan hal yang mustahil jika <br />kemudian kegiatan Wirausaha sebagai eksport-impor pariwisata yang <br />bertaraf internasional. <br /><br />2) Kegiatan hasil pertanian <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kegiatannya dalam usaha pengumpulan hasil-hasil olahan <br />pertanian/perkebunan/kehutanan, hasil bumi, hasil hutan, dan hasil <br />perkebunan. Bukan hal yang mustahil kemudian berkembang kegiatan <br />Wirausaha sebagai eksport-impor agrobisnis yang bertaraf <br />internasional di bidang pertanian. <br /><br />3) <br />Kegiatan hasil kerajinan rakyat <br />Kegiatan ini disasarkan pada bidang kegiatan yang bersifat kekhasan <br />daerah-daerah tertentu yang mempengaruhi kegiatan masyarakat. <br />Kegiatannya bisa dimulai sebagai pedagang pikulan mulai dari sayursayuran, <br />makanan khas daerah, berlanjut dengan pembukaan kios-kios <br />di daerah tujuan wisata, kemudian berakhir sebagai ekspor-impor <br />cinderamata ke mancanegara. <br /><br />4) <br />Kegiatan hasil industri <br />Kegiatannya berpusat pada barang-barang konsumsi hasi produksi <br />aneka industri seperti makanan dan minuman dalam kaleng, kosmetik, <br />obat-obatan, dan sebagainya. <br /><br />5) <br />Kegiatan hasil industri mesin <br />Bentuk Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil industri mesin dan <br />logam, serta peralatan, sepertijmk alat-alat pertanian, perbengkelan, <br />alat-alat kantor, otomotif dan sebagainya. <br /><br />5). Kegiatan hasil dari bangunan <br />Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil-hasil bangunan dan survai <br />pemetaan, serta peralatan-peraralatan bangunan, seperti alat-alat <br />potong kayu, peralatan menembok, perbengkelan, alat-alat meja <br />gambar dan komputer dengan program outocad dan sebagainya. <br /><br />3. Mempresentasikan hasil catatan <br />Pada umumnya kita tidak selamanya ingat akan tindakan kegiatankegiatan <br />dalam pengamatan terhadap kegiatan usaha Wirausaha. <br />Pengetahuan mencatat kegiatan usaha Wirausaha, sangat bermanfaat <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />dalam membantu mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai. Mencatat <br />hasil kegiatan usaha Wirausaha, merupakan ungkapan perasaan dan <br />kemampuan yang dibantu alam pikiran untuk disampaikan kepada orang <br />lain. Merumuskan masalah-masalah bermanfaat bagi perkembangan <br />mengumpulkan hasil catatan, menginterprestasikan data-data, serta <br />menarik kesimpulannya. Pada waktu mempresentasikan hasil penghayatan <br />kegiatan Wirausaha di dalam diskusi, diharapkan kelompok-kelompok <br />diskusi membuat catatan-catatan sebagai bahan tanggapan. <br /><br />Presentasi hasil penghayatan kegiatan Wirausaha pada umumnya, <br />berhubungan dengan : <br /><br />a. <br />Pola kerja keras para wirausaha <br />b. Pola pikir positif dalam berwirausaha; <br />c. <br />Kemauan untuk maju dalam berwirausaha; <br />d. Keuletan di dalam berwirausaha; <br />e. <br />Perjuangan di dalam berwirausaha; <br />f. <br />Kejujuran di dalam berwirausaha; <br />g. Keyakinan kepada ilmu dan spiritual di dalam berwirausaha; <br />h. Disiplin di dalam berwirausaha. <br />Mencatat kegiatan Wirausaha merupakan ungkapan perasaan dan <br />kemampuan yang dibantu alam pikiran dan keterampilan untuk <br />disampaikan kepada orang lain. Dari hasil presentasi penghayatan <br />kegiatan Wirausaha, para kelompok diskusi nantinya akan : <br /><br />a. <br />Memahami arti perjuangan dan ciri-ciri Wirausaha <br />b. Memahami <br />pentingnya Wirausaha dalam memajukan kehidupan <br />pribadi, keluarga, bangsa, dan negara; <br />c. <br />Mengenal bidang-bidang dan jenis-jenis Wirausaha; <br />d. Mengenal langkah-langkah strategis para wirausaha. <br />Presentasi hasil catatan kegiatan Wirausaha yang dilakukan harus <br />terorganisir, dipersiapkan dengan baik, menarik, dan fleksibel. Dari hasil <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />penghayatan kegiatan Wirausaha, dapat dipresentasikan bahwa faktorfaktor <br />yang menunjang keberhasilannya adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Wirausaha, bekerja dengan keiklasan <br />b. Wirausaha, bekerjanya dengan penuh keyakinan. <br />c. <br />Wirausaha, bekerjanya dengan penuh ketekunan dan tekad yang <br />terarah. <br />d. Wirausaha, bekerjanya dengan menjalankan pola pikir dengan gagasan <br />yang positif <br />e. <br />Wirausaha, bekerjanya didasarkan pada : <br />? Profesional dan kompetensi diri <br />? kemampuan sendiri <br />? bakat yang dimiliki <br />? pengalaman sendiri <br />? penuh kesungguhan dalam berusaha <br />f. <br />Wirausaha, bekerjanya dengan penuh semangat, kegairahan, dan <br />ketabahan. <br />g. Wirausaha, bekerjanya tidak terpengaruh oleh pekerjaan lain <br />? Keberhasilan Wirausaha tergantung kepada kesediannya untuk <br />bertanggung jawab atas pekerjaannya. <br />? Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemapanan <br />hidup, untuk kemudian bereksprimen dengan inovasi-inovasi baru. <br />? <br />Wirausaha cenderung tidak cepat puas diri selalu ingin terus maju <br />dan berkembang <br /><br />4. Mendiskusikan hasil catatan kegiatan Wirausaha <br />Raymond, W.Y. Kao (1995), menyebutkan kewirausahaan sebagai <br />suatu proses yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan <br />membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Adapun <br />tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />bagi masyarakat. sedangkan Wirausaha mengacu pada orang yang <br />melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan nilai <br />tambah melalui penetasan gagasan serta memadukan gagasan tersebut <br />menjadi kenyataan. <br /><br />Wirausaha sealu berusaha mengembangkan ide dan menciptakan <br />peluang kegiatan yang bermafaat. Untuk itu kegiatan Wirausaha telah <br />lama mengenal dan melakukan perencanaan strategis bagi perusahaannya. <br />Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan <br />munculnya permasalahan seperti : <br /><br />a. <br />Semakin sedikit pegawai-pegawai yang pintar dan memiliki ide-ide <br />brilian dari suatu organisasi dikarenakan mereka lebih memilih untuk <br />menjadi seorang Wirausaha. <br />b. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen <br />suatu organisasi. <br />c. <br />Semakin banyak dan berkembang pesaing yang masing-masing <br />mempunyai keunggulan. <br />Begitu pula, seorang Wirausaha mempunyai peranan untuk mencair <br />kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari : <br /><br />? Pengenalan teknologi baru <br />? pengenalan barang dan jasa baru <br />? metode produksi baru <br />? organisasi industri baru <br />? sumber bahan mentah baru <br />? pasar-pasar baru. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Penggunaan salah satu <br />alat teknologi yang <br />dimanfaatkan dengan <br />baik, sebagai usaha <br />optimalisasi komputer <br />dan internet <br /><br /><br />Semua hasil catatan kegiatan Wirausaha perlu didiskusikan, baik melalui <br />kelompok maupun pleno. Jika demikian, diskusi itu apa? Diskusi adalah <br />komunikasi kelompok dalam bentuk pertukaran keterangan atau pendapat <br />mengenai sesuatu persoalan atau masalah dengan maksud mendapatkan <br />keterangan yang lebih lengkap dan dapat dikembangkan lebih lanjut. <br />Perkataan diskusi berasal dari bahasa Inggris discuss yang artinya <br />membicarakan, merundingkan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, diskusi <br />adalah perundingan untuk bertukar pikiran tentang sesuatu masalah. <br /><br />Adapun pentingnya diskusi adalah sebagai berikut : <br /><br />a. Memperbicangkan suatu masalah kegiatan usaha Wirausaha <br />b. Pertemuan antara sejumlah orang <br />c. Menyangkut kepentingan bersama atau kepentingan umum <br />d. Berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu. <br />Di dalam diskusi hasil catatan kegiatan usaha Wirausaha, <br />hendaknya diarahkan untuk membahas atau memperbincangkan <br />permasalahan melalui pengumpulan pendapat-pendapat para peserta <br />tersebut, dipresentasikan menjadi suaut pendapat bersama secara <br />obyektif; dalam konteks para kelompok diskusi diharapkan adanya : <br /><br />a. Sikap disiplin, tertib, dan diorganisir dengan baik; <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />b. Saling menyumbangkan pendapat dan argumentasi; <br />c. <br />Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain; <br />d. Saling berkomunikasi dan berorientasi; <br />e. <br />Kesediaan berkorban dan berbagi pengalaman satu sama lain; <br />f. <br />Mempunyai sifat positif <br />Pada waktu pelaksanaan diskusi, setiap kelompok harus <br />merumuskan hasilnya dalam bentuk tertulis. Sedangkan pada waktu <br />presentasi hasil diskusi kelompok, diharapkan kelompok-kelompok lainnya <br />dapat mengikuti dengan cermat dan membuat catatan-catatan hasil <br />pengamatannya. Adapun pelaksanaan diskusi dari hasil catatan penugasan, <br />dapat diuraikan sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Diskusi-diskusi kelompok membahas setiap hasi kegiatan Wirausaha, <br />baik di dalam kelas maupun di luar kelas, untuk menyusun laporan <br />yang akan dilaporkan lebih lanjut pada diskusi kelas. <br />b. Mengadakan diskusi-diskusi kelompok, untuk menyusun perangkatperangkat <br />laporan hasil belajar dan kegiatan yang telah dilakukan para <br />peserta diskusi, baik dalam studi kepustakaan maupun dalam studio <br />audio visual. <br />c. <br />Diskusi kelas atau pleno untuk menyajikan dan membahas laporanlaporan <br />kerja kelompok-kelompok. Diskusi kelas dapat dilakukan untuk <br />membahas setiap hasil belajar kelompok. Para peserta diskusi secara <br />bergiliran, masing-masing kelompok menyajikan laporan hasil <br />penghayatan kegiatan Wirausaha. Sedangkan kelompok-kelompok <br />lainnya berusaha menyanggah, mengkritik, mendebat, memberi saran-<br />saran, dan sebagainya. Kelompok-kelompok penyaji berusaha untuk <br />mempertahankan naskah laporan dan menerima kritik yang telah <br />diajukan dari kelompok diskusi lainnya. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada <br />tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam <br />mengejar tujuan <br /><br />? <br />Wirausaha adalah seorang nakhoda yang harus mampu <br />mengemudikan bahtera usahanya di tengah badai dan gelombang <br />dahsyat persaingan dalam bisnis. <br /><br />c. Rangkuman <br />Pada dasarnya ide dan peluang dapat tumbuh di mana saja, kapan <br />saja oleh siapa saja. Semakin banyak ide yang muncul semakin kreatif <br />manusia meraih peluang. Semakin banyak meraih peluang semakin <br />banyak manusia mengembangkan keberhasilan. <br /><br />Secara umum dapat dikatakan ide dan peluang dikembangkan di <br />kalangan wirausaha. Jika mereka menjadi wirausaha maka akan menjadi <br />orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Mereka senantiasa akan <br />memiliki motivasi yang tinggi untuk maju di dalam berwirausaha. Dalam <br />situasi dan kondisi yang bagaimanapun, jika mereka menjadi Wirausaha <br />maka akan mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi <br />permasalahannya. <br /><br />d. Tugas <br />Cobalah tuliskan semua ide-ide yang ada dalam pikiran Anda dan uraikan <br />dengan singkat. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Apa yang dimaksud dengan magang bagi sekolah kejuruan? <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />2. Uraikan <br />bahwa wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari <br />berbagai sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan <br />keberadaan peluang pasar ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. <br />Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas dengan <br />mengembangkan kompetensi dasar kejuruan yang dibutuhkan dunia <br />kerja. Sekolah ini tidak dimiliki secara luas di masing-masing daerah. <br />Sekolah yang didasarkan pada kebutuhan dan kemampaun potensial <br />dari daerah masing-masing. Sekolah kejuruan masih mengalami <br />keterbatasan dalam hal kuantitas dan kualitas guru, pelatih dan <br />fasilitas serta peralatan praktek. Oleh karena itu, dunia pendidikan dan <br />pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya mulai didekatkan dengan <br />dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja di lapangan secara <br />terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan diharapkan <br />mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah di <br />masyarakat secara luas. Agar sekolah-sekolah kejuruan dapat <br />mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia <br />wirausaha, diperlukan adanya pula sinergi, kerjasama yang efektif dan <br />efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga <br />kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus <br />menerus tumbuh dan berkembang dengan memiliki dasar <br />mengembang <br />2. Untuk itu wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari berbagai <br />sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan keberadaan <br />peluang pasar. Pendekatan ini dilakukan mampu menggambarkan : <br />a. Identifikasi faktor lingkungan bisnis <br />1. <br />kondisi dan kecenderungan perekonomian <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />2. situasi dan kecenderungan hukum dan peraturan <br />3. penempatan posisi dan dan kecenderungan teknologi <br />4. perubahan sosial yang relevan <br />5. kelamahan dan kemampuan lingkungan alam <br />b. Jenis dan industri dan pandangan mengenainya <br />1. Jenis industri <br />2. Ukuran sekarang dan 5 tahun mendatang <br />3. Praktek pemasaran di industri dan bisnis <br />4. Kecenderungan yang utama <br />5. Implikasi terhadap peluang <br />C. Analisis peluang utama <br />a. Deskripsi produk <br />b. Penempatan posisi pasar <br />c. Praktek pasar (distribusi, harga, promosi, pelayanan) <br />d. Perkiraan pangsa pasar <br />e. Reaksi terhadap pesaing <br />f. Implikasi terhadap peluang <br />D. Menciptakan profil pasar sasaran <br />a. Tingkatan dalam kebutuhan umum, jenis produk, merek <br />b. Fokus pemakai akhir <br />c. Profil pelanggan sasaran <br />d. Implikasi terhadap peluang <br />E. Susunan proyeksi penjualan <br />a. pendekatan formal dan atau intuitif <br />b. dijalankan atau tidak dijalankan <br />Untuk itu kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui : <br />1.Hasil pengamatan yang mendalam <br /><br />2. Hasil riset <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Pendapat dari para ahli dan praktisi yang bergelut dibidang masungmasing <br />Cocoklah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 9 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 9. <br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul seloanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 9. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kegiatan belajar 2. <br /><br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat mengidentifikasi dan mengenal karakteristik wirausaha <br /><br />dengan baik <br /><br />b. Uraian Materi 2 <br />A. MENGGALI KARAKTERISTIK WIRAUSAHA <br />1. Ciri karakteristik Wirausaha <br />Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan <br />usaha baru. Wirausaha berani mengambil risiko yang terkait dengan <br />proses memulai usahanya. Beberapa Wirausaha dapat terlahir dalam <br />suatu seni dengan mulai membuka kedai nasi, kios rokok, bengkel sepeda, <br />dan akhirnya terus berkembang menjadi besar dan sukses. Kebanyakan <br />dari mereka yang belajar menjadi Wirausaha, selalu mengikuti dan <br />mempelajari keberhasilan para Wirausaha yang berpengalaman. Mungkin <br />mereka telah mengagumi keberhasilan seseorang, kerabat, kawan, atau <br />dari orang tua. <br /><br />Kegiatan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Kondisi ini <br />menyebabkan setiap orang berusaha mengembangkan diri dengan <br />kompetensi yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan meraih peluang <br />yang terukur dan tingkat prestasi tertentu pula. Oleh karena itu ribuan <br />perusahan didirikan orang untuk mengembangkan diri. Perusahaan itu ada <br />yang bertahan dan berhasil, serta ada pula yang mengalami kegagalan. <br />Ada yang berkembang dan berhasil karena perusahaan tersebut dikelola <br />oleh wiausahawan yang berpengalaman dan tahu apa yang sedang <br />dilakukannya. Bakat seorang Wirausaha akan bertambah dan berkembang <br />berkat pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari <br />hasil interaksi dengan lingkungan. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada Wirausaha harus <br />terus menerus dikurangi, ia terus menerus bekerja keras, ia akan <br />berusaha belajar dari sesama profesi, memahami dan mengenal <br />lingkungan yang mampu mengembangkan dirinya serta mengenali <br />profesinya sendiri. Dalam setiap kasus, para pendiri perusahaan haus <br />meraih keberhasilan, mencari pengalaman dan pengetahuan mengenai <br />kewirausahaan. Wirausaha harus berusaha mengenali titik-titik <br />kelemahannya, untuk melakukan tindakan yang positif. Wirausaha <br />memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya <br />sendiri. Dari uraian tersebut di atas, terlihat ciri-ciri karakteristik <br />Wirausaha, sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Pemecah masalah <br />Wirausaha mempunyai pemahaman yang ingin mereka cari dan <br />dengan cepat dapat memecahkan masalah. Wirausaha mengetahui <br />bagaimana mengevaluasi alternatif-alternatif dalam memecahkan <br />masalah. <br />b. Pemikiran kreatif <br />Wirausaha yang kreatif akan membuat hidup lebih menyenangkan, <br />lebih menarik, serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat <br />bekerja sama dengan orang lain. <br />c. <br />Percaya diri untuk mengendalikan kerja <br />Wirausaha percaya diri untuk dapat mengendalikan kerja. Dengan <br />percaya diri, ia akan segera menyelesaikan masalah dan tegar dalam <br />mengejar sasaran bisnisnya. <br />d. Meyakini atas dasar MBO <br />Wirausaha dapat memahami situasi rumit yang mencakup <br />perencanaan, pengambilan keputusan, dan penyebaran ide-ide <br />bisnisnya. Wirausaha selalu menyadari adanya rincian yang penting <br />dan akan terus-menerus meninjau ulang semua kemungkinan untuk <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />mencapai sasaran dalam bisnisnya. Wirausaha meyakini manajemen <br />berdasarkan pada sasaran atau pada asas-asas MBO (Management by <br />Obyectives). <br /><br />e. <br />Mengembangkan Ide-ide <br />Wirausaha mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan ide-ide yang <br />tidak kunjung berakhir. Wirausaha hidup dengan kegiatan dan <br />kemungkinan menemukan kenikmatan dalam mengembangkan ideidenya. <br />f. <br />Penganalisisan kesempatan <br />Wirausaha akan menganalisis kesempatan-kesempatan dengan cepat <br />sebelum melibatkan diri. Wirausaha hanya akan bertindak setelah <br />yakin bahwa dalam usaha atau bisnis risikonya kecil. Inilah suatu ciri <br />yang membawa kesuksesan Wirausaha sementara orang lain <br />mengalami kegagalan. <br />g. Berorientasi pada prestasi <br />Wirausaha lebih menyukai peranan otot dan otak yang secara <br />langsung dapat mempengaruhi keberhasilan. Wirausaha mempunyai <br />dorongan memperagakan tingkat energi yang tinggi, berorientasi pada <br />prestasi dan tidak kenal lelah dalam mengejar tujuan. <br />h. Bekerja dengan jam kerja yang panjang <br />Wirausaha yang berhasil selalu bekerja dengan jam kerja yang <br />panjang. Waktu kerja yang panjang bukanlah hal yang unik bagi <br />Wirausaha. Wirausaha selalu menjadwalkan pertemuan-pertemuan <br />penting dalam pekan itu, sehingga Wirausaha mempunyai akhir pekan <br />untu kehidupan pribadinya. <br />Secara lebih rinci dan singkat, ciri-ciri karakteristik Wirausaha <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Semangat dan mau bekerja keras <br />b. Mengerti dengan jelas tentang tujuan dan prestasi. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />c. <br />Rajin, tekun, ulet, dan tabah demi keberhasilan usaha atau bisnis. <br />d. Tidak suka menunda-nunda pekerjaan. <br />e. <br />Percaya pada diri sendiri dalam melaksanakan tugas <br />f. <br />Memiliki motivasi untuk mencapai prestasi <br />g. Bekerja dengan <br />teliti dan cermat untuk menghindari kesalahankesalahan <br />h. Mampu mendayagunakan tugas secara efektif, efisien, dan kreatif <br />i. <br />Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas <br />j. <br />Berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas. <br />Wirausaha dapat dianggap sebagai seorang pelopor, pemimpin dan <br />manusia yang mandiri, serta memiliki kemampuan tertentu. Seorang <br />Wirausaha mampu mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi <br />kegiatan bisnisnya dengan seksama serta bijaksana untuk memperoleh <br />keberhasilan di dalam usaha atau bisnisnya. <br /><br />2. Sifat dan karakteristik Wirausaha. <br />Wirausaha pada hakikatnya adalah suatu kegiatan menciptakan <br />ide-ide baru dalam bisnis. Wirausaha sebagai pemilik dan pengurus suatu <br />bisnis atau badan usaha, perlu memiliki kemampuan mengelola usahanya. <br />Wirausaha harus mampu menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu manajemen <br />dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam mengelola usaha atau <br />bisnisnya. Adapun beberapa karakteristik Wirausaha yang berhasil di <br />dalam usahanya harus mempunyai sifat-sifat karakteristik sebagai <br />berikut : <br /><br />a. <br />Wirausaha harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Wirausaha mampu bekerja keras dan disiplin <br />c. <br />Wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada <br />orang-orang kepercayaannya. <br />d. Wirausaha tidak selalu mengutamakan kekayaannya <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />e. <br />Wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak <br />dicapai dalam bisnisnya. <br />f. <br />Wirausaha mempunyai visi keinginannya terhadap masa depan pribadi <br />dan bisnisnya. <br />g. Wirausaha, penuh perhatian dan tanggungjawab dalam menjalankan <br />usahanya. <br />h. Wirausaha tidak mau menyerah walaupun dihadapkan pada rintangan <br />yang sulit untuk dapat diatasi. <br />i. Wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci <br />j. Wirausaha bukanlah seorang pekerja lambat. <br />k. Wirausaha membuat keputusan secara cepat dengan penuh <br />perhitungan dan tingkat resiko <br />l. Wirausaha sangat serius di dalam melaksanakan bisnisnya <br /><br />m. Wirausaha sangat mencintai pekerjaan bisnisnya dan mencintai produk <br />yang dihasilkannya <br />n. <br />Wirausaha akan langsung menindak lanjuti setiap keputusan yang <br />dibuatnya. <br />Wirausaha yang memiliki kepribadian seringkali berhasil dalam <br />menjalankan usahanya. Wirausaha yang fisiknya tidak meyakinkan, <br />biasanya tidak menarik. Tetapi setelah dia berbicara, rasanya tersimpan <br />suatu daya tarik tersendiri. <br /><br />Menurut Zimmerer, karakteristik Wirausaha yang sukses adalah <br />sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya <br />b. Mau bertanggungjawab <br />c. <br />Adanya minat dalam kewirausahaan pada dirinya <br />d. Adanya peluang untuk mencapai obsesi <br />e. <br />Toleransi menghadapi risiko kebimbangan <br />f. <br />Yakin pada dirinya <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />g. Kreatif dan fleksibel <br />h. Ingin memperoleh balikan segera <br />i. Sangat energik <br />j. Motivasi untuk lebih unggul <br />k. Berorientasi ke masa depan <br />l. Mau belajar dari kegagalan <br />m. Berkemampuan tinggi dalam memimpin. <br />Karakteristik wirusaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu <br />pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari hasil <br />interaksi dengan lingkungannya. Karakteristik Wirausaha yang perlu <br />dikembangkan, diantaranya : <br /><br />a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Mau bekerja keras <br />c. Mau disiplin dan mengembangkan disiplin <br />d. Sifat dan watak kepribadian <br />e. Kejujuran dan tanggungjawab <br />f. Berkeyakinan kuat <br />g. Ketahanan fisik dan sikap mental <br />h. Berkemauan keras <br />i. Kesabaran dan ketabahan <br />H. Leibenstein menjelaskan bahwa Wirausaha yang memiliki <br />karakteristik adalah : <br />a. Mampu menggandengkan peluang-peluang besar. <br />b. Mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan pasar. <br />Dari penjelasan materi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa <br />Wirausaha yang sukses itu salah satu kuncinya adalah harus mempunyai <br />nuansa karakteristik yang baik, positif, menarik dan simpatik. Keinginan <br />mau bekerja keras dan ada prestasi yang diukur dengan jelas <br />menunjukkan keberhasilan. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. MENGGALI WIRAUSAHA DALAM BISNIS <br />Analisa ini meliputi identifikasi dan evaluasi pengaruh luar yang <br />tidak dapat dikendalikan, pelanggan dan persaingan serta kemampuan <br />perusahaan dalam menentukan peluang, ancaman, kekuatan dan <br />kelemahan. Kondisi ini sebagai bahan informasi mengembangkan strategi <br />bisnis dalam menganalisis peluang pasar (Market opportunity analysis). <br />Bygreve (1996) mengungkapkan peluang pasar adalah suatu situasi <br />beradanya kombinasi dari faktor-faktor yang menciptakan potensi untuk <br />menjual produk atau jasa perusahaan. Kondisi ini menempatkan posisi <br />strategi wirausaha dalam bisnis yang meliputi aspek : <br /><br />4. Memilih proses menjadi tahap logis untuk memudahkan pengendalian <br />dan analisis <br />5. Memperhitungkan aspek nyata, yang memberikan hasil yang berbeda, <br />sebagai akibat penilaian, pemilihan atau kesempatan <br />6. Tingkat toleransi yang mengakui adanya proses fenomena ril yang <br />berdasarkan rentang kinerja <br />Untuk itu wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari <br />berbagai sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan <br />keberadaan peluang pasar. Pendekatan ini dilakukan mampu <br />menggambarkan : <br /><br />1.Identifikasi faktor lingkungan bisnis <br /><br />a. kondisi dan kecenderungan perekonomian <br />b. situasi dan kecenderungan hukum dan peraturan <br />c. penempatan posisi dan dan kecenderungan teknologi <br />d. perubahan sosial yang relevan <br />e. kelamahan dan kemampuan lingkungan alam <br />2.Jenis dan industri dan pandangan mengenainya <br /><br />a. Jenis industri <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />b. Ukuran sekarang dan 5 tahun mendatang <br />c. Praktek pemasaran di industri dan bisnis <br />d. Kecenderungan yang utama <br />e. Implikasi terhadap peluang <br />3. Analisis peluang utama <br />a. Deskripsi produk <br />b. Penempatan posisi pasar <br />c. Praktek pasar (distribusi, harga, promosi, pelayanan) <br />d. Perkiraan pangsa pasar <br />e. Reaksi terhadap pesaing <br />f. Implikasi terhadap peluang <br />4. Menciptakan profil pasar sasaran <br />a. Tingkatan dalam kebutuhan umum, jenis produk, merek <br />b. Fokus pemakai akhir <br />c. Profil pelanggan sasaran <br />d. Implikasi terhadap peluang <br />5. Susunan proyeksi penjualan <br />a. pendekatan formal dan atau intuitif <br />b. dijalankan atau tidak dijalankan <br />Untuk itu kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui : <br />1. Hasil pengamatan yang mendalam <br />2. Hasil riset <br />3. Pendapat dari para ahli <br />4. Pendapat para praktisi <br />c. Rangkuman <br />Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan <br />usaha baru. Wirausaha berani mengambil risiko yang terkait dengan <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />proses memulai usahanya. Beberapa Wirausaha dapat terlahir dalam <br />suatu seni dengan mulai membuka kedai nasi, kios rokok, bengkel sepeda, <br />dan akhirnya terus berkembang menjadi besar dan sukses. Kebanyakan <br />dari mereka yang belajar menjadi Wirausaha, selalu mengikuti dan <br />mempelajari keberhasilan para Wirausaha yang berpengalaman. Mungkin <br />mereka telah mengagumi keberhasilan seseorang, kerabat, kawan, atau <br />dari orang tua. <br /><br />Kegiatan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Kondisi ini <br />menyebabkan setiap orang berusaha mengembangkan diri dengan <br />kompetensi yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan meraih peluang <br />yang terukur dan tingkat prestasi tertentu pula. Oleh karena itu ribuan <br />perusahan didirikan orang untuk mengembangkan diri. Perusahaan itu ada <br />yang bertahan dan berhasil, serta ada pula yang mengalami kegagalan. <br />Ada yang berkembang dan berhasil karena perusahaan tersebut dikelola <br />oleh wiausahawan yang berpengalaman dan tahu apa yang sedang <br />dilakukannya. Bakat seorang Wirausaha akan bertambah dan berkembang <br />berkat pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari <br />hasil interaksi dengan lingkungan. <br /><br />d. Tugas <br />Cobalah Inventarisasi jenis-jenis pekerjaan yang anda kenal dan uraikan <br />masing-masing jenis pekerjaan tersebut. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan Karakteristik Wirausaha perlu dikembangkan dengan baik ? <br />2. Jelaskan perlunya siswa SMK ikut bekerja dalam kegiatan Wirausaha <br />(magang) ? <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Uraikan bahwa wirausaha melakukan tindakan yang baik adalah <br />membuat perencanaan dan catatan yang telah dikerjakan ? <br />Kunci Jawaban : <br /><br />1. Karakteristik wirusaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu <br />pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari hasil <br />interaksi dengan lingkungannya. Karakteristik Wirausaha yang perlu <br />dikembangkan, diantaranya : <br />a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Mau bekerja keras <br />c. Mau disiplin dan mengembangkan disiplin <br />d. Sifat dan watak kepribadian <br />e. Kejujuran dan tanggungjawab <br />f. Berkeyakinan kuat <br />g. Ketahanan fisik dan sikap mental <br />h. Berkemauan keras <br />i. Kesabaran dan ketabahan <br />H. Leibenstein menjelaskan bahwa Wirausaha yang memiliki <br />karakteristik adalah : <br />a. Mampu menggandengkan peluang-peluang besar. <br />b. Mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan pasar. <br />4. Setelah selesai ikut bekerja dalam kegiatan Wirausaha (magang), <br />para siswa SMK diharapkan akan mempunyai kepribadian yang kuat, <br />sebagai berikut : <br />c. Memiliki semangat kerja keras <br />d. Mampu mengembangkan ide dengan baik <br />e. Memiliki sikap mental berwirausaha <br />f. Memiliki moral yang tinggi <br />g. Memiliki keterampilan berwirausaha <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />h. <br />Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan <br />i. <br />Mengembangkan terus menerus meraih meraih dan <br />mengembangkan peluang <br />j. <br />Memiliki keinginan berprestasi. <br />2. <br />Tentu tindakan yang baik adalah membuat perencanaan dan catatan <br />yang akan dan telah dikerjakan siswa untuk kegiatan magang. <br />Membuat catatan kegiatan wirausaha dan menyusun laporannya <br />sangat penting, serta dapat dipresentasikan. Pelaksanaan <br />mempresentasikan catatan kegiatan wirausawan, dapat dirumuskan <br />dalam bentuk tertulis. Adapun catatan-catatan kegiatan wirausaha <br />adalah mengenai keberhasilan dan kegagalannya serta <br />permasalahannya, sehingga catatan tersebut menjadi bahan evaluasi <br />keberhasilan yang telah dibuat. <br />3. <br />Membuat catatan kegiatan Wirausaha, diantaranya meliputi : <br />a. Kegiatan-kegiatan jual beli dalam bisnis dan perdagangan; <br />b. Kegiatan-kegiatan dalam bidang geodesi <br />c. Kegiatan-kegiatan utang piutang; <br />d. Kegiatan-kegiatan kerja dalam pabrik <br />diberbagai macam barang <br />dan jasa; <br />e. Kegiatan-kegiatan dalam bangunan <br />f. Kegiatan-kegiatan dalam pengawasan kerja; <br />g. Kegiatan-kegiatan promosi dagang atau bisnis; <br />h. Kegiatan-kegiatan dalam bidang arsitektur dan sipil; <br />i. <br />Kegiatan-kegiatan proses produksi; <br />j. <br />Kegiatan-kegiatan pendistribusian produk; <br />k. <br />Kegiatan-kegiatan transportasi <br />l. <br />Kegiatan-kegiatan bidang pariwisata. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Dari penjelasan materi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa <br />Wirausaha yang sukses itu salah satu kuncinya adalah harus mempunyai <br />nuansa karakteristik yang baik, positif, menarik dan simpatik. Keinginan <br />mau bekerja keras dan ada prestasi yang diukur dengan jelas <br />menunjukkan keberhasilan. <br /><br />Cocoklah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 9 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 9. <br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul seloanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 9. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />BAB III <br />P E N U T U P <br /><br /><br />Modul ini berusaha mengungkapkan bagaimana mengembangkan <br />ide menjalankan usaha terus berkembang dan meraih, mencari, <br />menciptakan peluang dalam mengembangkan kewirausahaan yang harus <br />dimiliki sukses. Setiap orang memiliki ide dan peluang yang tidak terbatas. <br />Tapi tidak semua ide dan peluang terus menerus diasah bagi setiap orang, <br />sehingga hilang tidak berguna. <br /><br />Hal-hal mengembangkan ide dan menciptakan peluang sebuah <br />keharusan tidak bisa dihindari. Sebab ide adalah keberhasilan dan peluang <br />adalah kerja keras. Akhirnya sinergi ide dan peluang adalah keberlanjutan <br />usaha. Akhirnya tindakan ini sebagai langkah wirausaha memiliki bekal <br />untuk merencanakan pengelolaan Usaha Kecil dengan langkah dan <br />memahami menganalisis peluang usaha. Ide dan peuang dalam bisnis <br />dapat terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat dalam <br />menjalankan kegiatan ekonominya. <br /><br />Akhirnya modul ini dilanjutkan pada tingkat penguasaan 80% bila <br />tidak tercapai dilakukan kegiatan remedial. Untuk itu langkah melakukan <br />baca ulang modul ini menjadi syarat mutlak untuk mengikuti modul <br />selanjutnya. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Bygrave, William D., 1996, The Portable MBA; Entrepreneurship, <br />terjm. Dyah Ratna Permatasari, Binarupa Aksara, Jakarta <br /><br />Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan <br />Praktek, terjm. Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman <br />Pressindo, Jakarta <br /><br />Suryana,2003, Kewirausahaan,; Pedoman praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Salemba Empat, Bandung <br /><br />Joe Setyawan, 1994, Strategi efektif berwirausaha; mencakup studi <br />kelayakan usaha, Gramedia, Jakarta <br /><br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami kewirausahaan, SMK; untuk <br />semua bidang keahlian, Armico, Bandung <br /><br />M. Tohar, 2000, Membuka Usaha Kecil, Kanisius, Jakarta <br />Rusman Hakim, 1998, Kiat sukses berwiraswasta; mengatasi krisis <br />etika dan krisis motivasi, Gramedia, Jakarta <br />M.J.Morris, 1995, Usaha kecil yang berhasil; bagaimana <br />mempersiapkannya, Arcan, Jakarta <br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 1 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2002, Kewirausahaan; <br />suatu pendekatan kontemporer, UPP AMP YKPN, <br />Yogyakarta <br /><br />Kusmini <br />Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 3 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluangasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-48431749090882786482010-01-01T22:01:00.000-08:002010-01-01T22:03:21.341-08:00modul 10 kwuMODUL <br /><br /><br /><br />10 <br /><br /><br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />MENGANALISIS POTENSI PASAR <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ani Pinayani, MM. <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />KATA PENGANTAR <br /><br /><br />Dalam modul 10 ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan <br />dengan bagaimana merencanakan pengelolaan usaha kecil. Dalam <br />merencanakan pengelolaan usaha, langkah pertama yang harus <br />dilakukan oleh seorang wirausaha adalah menganalisis peluang usaha <br />atau potensi pasar berdasarkan jenis produk/jasa, minat, dan daya beli <br />konsumen. Wirausaha harus dapat memanfaatkan peluang dan potensi <br />pasar supaya dapat menjual produk/jasanya. Untuk mengetahui jenis <br />produk/jasa, minat, dan daya beli konsumen. Anda harus melakukan <br />penelitian pasar, mencari, dan mengumpulkan informasi yang <br />berhubungan dengan pasar dan menentukan lokasi usaha yang <br />strategis sesuai dengan produk/jasa yang yang akan dijual. <br /><br />Bandung, Nopember 2004 <br /><br />Penyusun, <br /><br />Modul 10: Menganalisis Potensi Pasar (B1.10 KWU) <br /><br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br /><br />KATA PENGANTAR ………………………………………………. i <br />DAFTAR ISI ………………………………………………. ii <br />Peta Kedudukan Modul ………………………………………………. iii <br />Glosarium ………………………………………………. iv <br />BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 <br />A. Deskripsi ………………………………………………. 1 <br />B. Prasyarat ………………………………………………. 1 <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………. 1 <br />D. Tujuan Akhir ………………………………………………. 3 <br />E. Kompetensi ………………………………………………. 4 <br />F. Cek Kemampuan ………………………………………………. 4 <br />BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………. 6 <br />A. Rencana Belajar Siswa ………………………………………………. 6 <br />B. Kegiatan Belajar ………………………………………………. 6 <br />1. Kegiatan Belajar 1 ………………………………………………. 6 <br />2. Kegiatan Belajar 2 ………………………………………………. 13 <br />3. Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………. 25 <br />BAB III EVALUASI ………………………………………………. 34 <br />A. Instrumen Penilaian ………………………………………………. 34 <br />B. Kunci Jawaban ………………………………………………. 34 <br />BAB IV PENUTUP ………………………………………………. 36 <br />DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 37 <br /><br />Modul 10: Menganalisis Potensi Pasar (B1.10 KWU) <br /><br />ii <br /><br /> <br />Modul 10 <br /><br />MENGANALISIS POTENSI PASAR <br /><br /><br />Kode Modul : B1.10.KWU <br />Penulis : Ani Pinayani, Drs., MM. <br /><br />Peta Kedudukan Modul B1.10.KWU <br /><br />Kompetensi <br />A <br />Kompetensi <br />B <br />Kompetensi <br />C <br />B1 <br />B2 <br />B3 <br />B1.09.KWU B1.10.KWU B1.11.KWU <br />C1 <br />Keterangan : <br /><br />Kompetensi A : Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha <br />Kompetensi B : Merencanakan pengelolaan usaha kecil <br />Sub Kompetensi (B1) : Menganalisis peluang usaha <br />Sub Kompetensi (B2) : Menganalisis aspek-aspek pengelolaan usaha <br />Sub Kompetensi (B3) : Menyusun proposal usaha <br />Kompetensi C : Mengelola usaha kecil <br /><br /><br />: Urutan penggunaan modul <br /><br />Modul 10: Menganalisis Potensi Pasar (B1.10 KWU) <br /><br /> <br />DAFTAR ISI <br />KATA PENGANTAR ………………………………………………. i <br />DAFTAR ISI ………………………………………………. ii <br />Peta Kedudukan Modul ………………………………………………. iii <br />Glosarium ………………………………………………. iv <br />BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 <br />A. Deskripsi ………………………………………………. 1 <br />B. Prasyarat ………………………………………………. <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………. <br />D. Tujuan Akhir ………………………………………………. <br />E. Kompetensi ………………………………………………. <br />F. Cek Kemampuan ………………………………………………. <br />BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………. <br />A. Rencana Belajar Siswa ………………………………………………. <br />B. Kegiatan Belajar ………………………………………………. <br />1. Kegiatan Belajar 1 ………………………………………………. <br />2. Kegiatan Belajar 2 ………………………………………………. <br />3. Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………. <br />BAB III EVALUASI ………………………………………………. <br />A. Instrumen Penilaian ………………………………………………. <br />B. Kunci Jawaban <br />BAB IV PENUTUP ………………………………………………. <br />DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. <br />DAFTAR ISI ………………………………………………. ii <br />Peta Kedudukan Modul ………………………………………………. iii <br />Glosarium ………………………………………………. iv <br />BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 <br />A. Deskripsi ………………………………………………. 1 <br />B. Prasyarat ………………………………………………. <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………. <br />D. Tujuan Akhir ………………………………………………. <br />E. Kompetensi ………………………………………………. <br />F. Cek Kemampuan ………………………………………………. <br />BAB II PEMBELAJARAN ………………………………………………. <br />A. Rencana Belajar Siswa ………………………………………………. <br />B. Kegiatan Belajar ………………………………………………. <br />1. Kegiatan Belajar 1 ………………………………………………. <br />2. Kegiatan Belajar 2 ………………………………………………. <br />3. Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………. <br />BAB III EVALUASI ………………………………………………. <br />A. Instrumen Penilaian ………………………………………………. <br />B. Kunci Jawaban <br />BAB IV PENUTUP ………………………………………………. <br />DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. <br />11<br />………………………………………………. <br /> <br />MODUL <br /><br /><br />10 <br />MENGANALISIS <br />POTENSI PASAR<br /><br /> Ani Pinayani <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. <br />Deskripsi <br />Dalam modul 10 ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan <br />dengan bagaimana merencanakan pengelolaan usaha kecil. Dalam <br />merencanakan pengelolaan usaha, langkah pertama yang harus <br />dilakukan oleh seorang wirausaha adalah menganalisis peluang <br />usaha atau potensi pasar berdasarkan jenis produk/jasa, minat, dan <br />daya beli konsumen. Wirausaha harus dapat memanfaatkan peluang <br />dan potensi pasar supaya dapat menjual produk/jasanya. Untuk <br />mengetahui jenis produk/jasa, minat, dan daya beli konsumen. Anda <br />harus melakukan penelitian pasar, mencari, dan mengumpulkan <br />informasi yang berhubungan dengan pasar dan menentukan lokasi <br />usaha yang strategis sesuai dengan produk/jasa yang yang akan <br />dijual. <br /><br />B. <br />Prasyarat <br />Sebelum mempelajari modul ini siswa atau peserta diklat telah <br />memahami beberapa karakteristik wirausaha, mengetahui kiat <br />mengembangkan kemampuan berkomunikasi, sikap jujur dan <br />disiplin, sikap kreatif dan inovatif, sikap mandiri, sikap dan perilaku <br />kerja prestatif, kiat mengembangkan ide, dan meraih peluang. Kiat <br />mengambil resiko dan tanggung jawab serta mengambil keputusan. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Syarat lainnya, siswa/peserta diklat telah mempunyai wawasan <br />tentang konsep pasar atau permintaan dan penawaran dalam mata <br />diklat ekonomi. <br /><br />C. <br />Petunjuk penggunaan modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut. <br /><br />1. Rambu-rambu belajar bagi siswa /peserta diklat, antara lain : <br />a. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai <br />Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana <br />mempelajari modul ini. <br />b. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci <br />dan kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit modul ini <br />atau dalam kamus manajemen dan ekonomi yang ada. <br />c. <br />Amati lingkungan sekitar Anda, produk/jasa apa yang sudah ada <br />dan produk/jasa yang masih langka, bagaimana keadaan minat <br />dan daya beli konsumen. <br />d. Untuk mendapat sertifikasi, Anda harus diuji tingkat kemampuan <br />menganalisis potensi pasar dengan alat tes khusus. <br />e. <br />Setelah mempelajari modul ini, siswa/peserta diklat dapat <br />memanfaatkan potensi pasar secara kreatif dan inovatif, <br />mengetahui peluang dan resiko usaha. <br />2. Peran guru dalam penggunaan modul ini, antara lain : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa/ peserta diklat dalam <br />proses belajar dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, <br />membimbing, mengarahkan, membantu, sampai dengan <br />mengevaluasi hasil belajar siswa/ peserta diklat. Oleh karena itu <br />peran Saudara sebagai guru adalah <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />a. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai <br />Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagimana <br />mempelajari modul ini. <br />b. Membantu siswa/peserta diklat dalam merencanakan proses <br />belajar. <br />c. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang <br />dijelaskan dalam tahap belajar modul ini. <br />d. Membantu siswa/peserta diklat dalam memahami konsep, praktik <br />baru kewirausahaan, dan menjawab pertanyaan/kendala proses <br />belajar siswa/ peserta diklat. <br />e. <br />Membantu siswa/peserta diklat untuk menentukan dan <br />mengakses sumber informasi lain yang diperlukan untuk belajar. <br />f. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok untuk berdiskusi. <br />g. Merancang pendamping guru atau praktisi lain, jika diperlukan. <br />h. Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa/peserta diklat. <br />i. <br />Melaksanakan penilaian/evaluasi. <br />j. <br />Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk <br />didiskusikan dengan teman-temannya dan merundingkan <br />rencana pembelajaran selanjutnya. <br />D. <br />Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam modul ini, siswa atau <br />peserta diklat diharapkan : <br /><br />1. Siswa Memiliki Kinerja <br />a. <br />Dapat menganalisis potensi pasar dan dapat <br />mempraktekannya dalam dunia usaha yang sebenarnya <br />melalui penelitian pasar. <br />b. Memiliki kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi <br />yang berhubungan dengan pasar. <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />c. Menentukan letak lokasi usaha yang strategis. <br />2. Kriteria Kinerja <br />a. <br />Kriteria kinerja menganalisis potensi pasar diidentifikasi <br />berdasarkan kemampuan siswa dalam mengenali jenis <br />produk/jasa, minat, dan daya beli konsumen. <br />b. Pemanfaatan dan pengetahuan tentang peluang dan risiko <br />usaha diidentifikasi berdasarkan besarnya peluang dengan <br />meningkatkan nilai tambah produk/jasa serta memperkecil <br />risiko usaha. <br />3. <br />Kondisi/variabel yang diperlukan <br />a. <br />Untuk mendukung siswa dalam menganalisis potensi pasar <br />berdasarkan jenis produk/jasa, minat dan daya beli <br />konsumen. Siswa perlu diperkenalkan ke dunia usaha dalam <br />bentuk kunjungan lapangan kepada wirausaha yang sukses. <br />b. Amati produk/jasa apa yang sudah ada, masih langka, belum <br />ada atau produk/jasa baru yang sangat diperlukan <br />konsumen! Kenalilah kecenderungan minat dan daya beli <br />konsumen. <br />E. <br />Kompetensi <br />Kompetensi utama modul ini adalah merencanakan pengelolaan <br />usaha kecil. Sedangkan, subkompetensinya adalah menganalisis <br />peluang usaha atau potensi pasar. Kriteria kinerjanya menganalisis <br />peluang usaha berdasarkan jenis produk/jasa, minat, dan daya beli <br />konsumen, pemanfaatan peluang berusaha secara kreatif dan <br />inovatif. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />F. <br />Cek kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan anda, anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : <br /><br />1. Apakah yang dimaksud dengan Peluang Pasar ? <br />2. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menganaliais <br />peluang pasar ? <br />3. Coba <br />jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam <br />melakukan penelitian pasar ? <br />4. Sebutkan <br />dan jelaskan faktor-faktor yang dapat Anda <br />pertimbangkan dalam memilih dan menentukan lokasi usaha ? <br />G. <br />Glosarium <br />1. Tujuan Penelitian pasar menyediakan data dan informasi pasar yang <br />dibutuhkan wirausaha untuk mengurangi resiko, mengurangi <br />persoalan dan masalah potensial pada usaha anda saat ini, <br />mengenal peluang pasar yang baru, memperoleh informasi, dan <br />fakta tentang usaha untuk dimanfaatkan dalam membuat keputusan <br />serta rencana tindak yang lebih nyata. <br />2. Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan <br />untuk mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis <br />data/informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. <br />3. Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan <br />untuk mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis <br />data/informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. <br />4. letak lokasi usaha akan berhubungan dengan masalah efisiensi <br />transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan <br />kemudahannya mencapai konsumen. <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />BAB II PEMBELAJARAN <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut : <br /><br />Jenis kegiatan Waktu/ <br />Tanggal <br />Tempat <br />Kegiatan <br />Alasan perubahan Disetujui <br />guru <br />1. Mengkaji secara mandiri 2 x 45 mnt Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan teman 2 x 45 mnt Sekolah <br />3. Latihan dan mengungkap <br />contoh <br />3 x 45 mnt Sekolah <br />dan <br />Lapangan <br />5. Pengamatan lapangan 3 x 45 mnt Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar <br />1. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan Pembelajaran 1 <br />Siswa atau peserta diklat dapat memahami pengertian peluang usaha <br />atau potensi pasar, menentukan langkah-langkah analisis peluang <br />pasar, dan cara menilai peluang pasar. <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />PELUANG PASAR <br />Salah satu faktor yang perlu dianalisis oleh setiap wirausaha atau <br />calon pengusaha adalah kemampuannya untuk mengetahui peluang <br />atau potensi pasar. Apabila Anda sebagai wirausaha kurang mampu <br />dalam menganalisis potensi pasar, maka kemungkinan besar potensi <br />yang ada akan dimanfaatkan pihak pesaing atau wirausaha yang <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />lain. Sehingga kegiatan usaha yang dijalankan akan banyak <br />mengalami hambatan atau bahkan kurang berhasil dalam <br />menjalankan fungsi usahanya. <br /><br />1) Pengertian Peluang Pasar <br /><br />Sebenarnya istilah peluang pasar lebih ditujukan untuk <br />perusahaan atau usaha kecil yang sudah berdiri dan bergerak dalam <br />bidang usaha tertentu. Tetapi, bagaimanakah dengan usaha Anda <br />yang baru mulai ? Peluang selalu berada dalam suatu lingkungan <br />oleh karena itu, Anda harus selalu berusaha memperolehnya dengan <br />cara : <br />? Peluang harus terus dicari, dipertahankan, dan diperluas. <br />? Dengan bantuan para ahli atau konsultan usaha, bila perlu Anda <br /><br />mengeluarkan biaya untuk memperoleh informasi yang baik. <br /><br />Peluang pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan <br />dan penawaran yaitu <br />a) Pendekatan Permintaan <br /><br />Pendekatan permintaan menekankan tentang kebutuhan <br />manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau <br />kemungkinan sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Misalnya, <br />masyarakat di wilayah pedesaan banyak yang pergi ke kota untuk <br />belanja pakaian. Artinya, golongan masyarakat tersebut <br />membutuhkan pakaian sesuai dengan selera mereka yang tidak <br />dapat diperoleh di desa atau mungkin dapat diperoleh di desa, tetapi <br />harganya terlalu mahal. Jadi, di desa ini terdapat peluang usaha <br />untuk menyediakan pakaian kebutuhan masyarakat desa. <br /><br />Melalui pendekatan permintaan Anda dapat mengetahui jumlah <br />permintaan terhadap produk/jasa yang meliputi : <br /><br />a. Sasaran pembeli/konsumen <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />b. Jumlah konsumen <br />c. Jumlah klebutuhan <br />d. Total kebutuhan pertahun <br />Kemudian dengan data-data tersebut Anda dapat membuat proyeksi <br />permintaan selama 4 tahun mendatang. <br />Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit) <br />2005 <br />2006 <br />2007 <br />2008 <br /><br />b) Pendekatan Penawaran <br /><br />Pendekatan penawaran berawal dari kemampuan wirausaha <br />dalam membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa <br />atau gabungan dari keduanya. Dari sini barulah mulai mencari <br />adakah pasarnya atau orang-orang yang membutuhkannya. <br />Misalnya, seorang wirausaha memproduksi genteng dengan kualitas <br />yang bersaing. Dengan kualitas genteng yang bersaing tersebut, lalu <br />apakah berarti para calon konsumen, developer, pemborong <br />pembangunan rumah dan sebagainya kira-kira berminat membeli, <br />sebab harga genteng produksi wirausaha ternyata lebih mahal <br />dibandingkan genteng dengan kualitas yang sama di pasaran saat <br />ini. Apakah konsumen mempunyai daya beli berminat untuk <br />membeli genteng yang lebih mahal dengan kualitas sama atau <br />membeli genteng yang harganya sama dengan kualitas yang baik. <br /><br />Melalui pendekatan penawaran wirausaha juga dapat <br />mengidentifikasi banyaknya pesaing yang membuat produk/jasa <br />yang sama. <br /><br />Nama Pesaing Kapasitas Produksi/Tahun <br />1. ………………. <br />2. ………………. <br />Total Penawaran <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />2) Langkah-Langkah Menganalisis Peluang Pasar <br />Untuk melihat peluang pasar, maka langkah yang harus Anda <br />lakukan adalah mengamati konsumen untuk mengetahui beberapa <br />hal, yaitu <br />a) Produk/jasa apa yang paling dibutuhkan oleh konsumen ? <br />b) Berapa banyaknya produk/jasa yang dibutuhkan ? <br />c) Kualitas produk/jasa mana yang paling tepat ? <br />d) Berapa banyaknya produk/jasa dari tiap-tiap kualitas yang ada ? <br />Langkah-langkah yang harus Anda perhatikan untuk menentukan <br />ada atau tidak adanya peluang pasar adalah sebagai berikut. <br />a) Amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh <br />masyarakat sekitarnya. Misalnya, kebutuhan rutin sehari-hari <br />yang paling sering diperlukan (seperti sabun mandi, shampo, <br />pasta gigi, sabun cuci atau sembako). Kebutuhan yang sifatnya <br />musiman (seperti baju untuk Idul Fitri, Natal atau hari besar <br />lainnya), Kebutuhan sapi atau kambing untuk Idul Adha. <br />Kebutuhan payung, jaket atau jas hujan pada waktu musim <br />hujan dan pemenuhan kebutuhan lainnya. <br />b) Kapan saja konsumen membutuhkan produk, apakah setiap saat <br />atau sering dibutuhkan, kadang-kadang dibutuhkan atau jarang <br />dibutuhkan. <br />c) Perhatikan karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, <br />umur, pekerjaan maupun pendidikan. Karakteristik ini sangat <br />penting untuk menentukan jenis barang apa yang paling cocok <br />dengan kebutuhan konsumen. Misalnya, apabila konsumennya <br />laki-laki, maka kebutuhan laki-laki yang harus banyak disediakan. <br />Apabila kebanyakan konsumennya petani, maka sediakan alatalat <br />pertanian atau pupuk. Apabila konsumennya sebagian besar <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />pelajar atau mahasiswa, maka sediakan alat-alat tulis, buku, foto <br />copy atau rental komputer/warnet. <br /><br />d) Bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen, apakah <br />termasuk konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi atau <br />rendah. Misalnya, untuk masyarakat/konsumen yang <br />berpendapatan rendah, maka produk yang disediakan harus <br />dengan kualitas dan harga yang terjangkau oleh tingkat <br />konsumen tersebut. Sedangkan, untuk konsumen yang <br />berpendapatan tinggi dapat disediakan produk dengan kualitas <br />dan harga sesuai dengan tingkat pendapatannya. <br /><br />e) Perhatikan, apakah di pasar ada pesaing atau tidak. Apabila ada <br />pesaing, peluang pasar apa yang belum digarap oleh pesaing. <br />Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market. <br /><br />3) Menilai Peluang Pasar <br /><br />Suatu hal yang dapat membantu Anda dalam menilai peluang <br />pasar adalah informasi. Informasi yang lengkap dan akurat dapat <br />membantu Anda dalam pengambilan keputusan, adalah : <br />a) menemukan pasar yang menguntungkan. <br />b) memilih produk atau jasa yang dapat dijual. <br />c) menentukan perubahan dalam perilaku konsumen. <br />d) meningkatkan teknik-teknik pemasaran. <br />e) merencanakan sasaran yang realistik. <br />f) meramalkan untuk masa yang akan datang. <br /><br />Wirausaha kadang-kadang membuat kesalahan dalam usahanya <br />karena sering mengambil keputusan berdasarkan perasaan dan <br />pendapatnya sendiri. Sebagai seorang wirausaha, Anda harus dapat <br />mengambil keputusan berdasarkan atas informasi terbaik yang <br />dikumpulkan. Informasi pasar akan membantu untuk menemukan <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />pasar baru yang dapat dimasuki dan menemukan pelanggan baru <br />dalam pasar yang ada sekarang serta mengetahui produk-produk <br />baru yang mempunyai potensi untuk dikembangkan pada masa yang <br />akan datang. <br /><br /><br />Karena peluang pasar <br />yang cukup besar, maka <br />usaha restoran dan café <br />merupakan jenis usaha <br />yang banyak dilirik para <br />wirausaha. <br /><br />Melalui informasi pasar Anda harus dapat mengetahui alasan <br />dari kesuksesan atau kegagalan usaha yang ada sekarang. Oleh <br />karena itu, mengumpulkan informasi pasar untuk menemukan <br />jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut akan dapat membantu <br />seorang wirausaha menjadi lebih berhasil. <br />a) Produk/jasa apa yang merupakan kebutuhan sekarang dan <br /><br />potensial dari pelanggan/calon pelanggan Anda ? <br />b) Pasar-pasar tambahan mana yang dapat dimasuki wirausaha <br />yang baru ? <br /><br />c) Karakteristik khusus apa yang dapat Anda diamati dari pelanggan <br />? <br />Misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan, status <br />sosial, letak tempat tinggal dll. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br />11 <br /><br /> <br />d) Apakah produk/jasa anda mempunyai keunikan/keistimewaan <br /><br />dibandingkan dengan produk/jasa serupa yang dibuat oleh orang <br /><br />lain/pesaing ? <br /><br />Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, wirausaha dapat <br />belajar banyak tentang pelanggan mengenai bagaimana mereka <br />berpakaian ? Berapa umurnya ? Bagaimana status pernikahan <br />mereka ? Berapa yang mempunyai anak ? Apa hobi mereka ? <br />Bagaimana tingkat status sosial mereka ? Serta apa kebudayaan <br />mereka ? Pertanyaan-pernyataan ini dapat meningkatkan kepekaan <br />wirausaha tentang pelanggan mereka. Simpanlah catatan itu selama <br />seminggu dan dari kunci-kunci yang sederhana ini, pelajarilah apa <br />yang akan dapat anda ketahui tentang pelanggan anda! <br /><br />Informasi pasar juga merupakan seni, karena berkaitan dengan <br />sikap orang yang selalu berubah-ubah. Dengan cara mengumpulkan <br />data pemasaran secara teratur dan obyektif, anda akan mampu <br />mengetahui lebih banyak dan lebih baik tentang pasar-pasar anda. <br />Bagaimanapun besar atau kecinya usaha anda, tetap ada kebutuhan <br />untuk menentukan sikap, pendapatan dan kepercayaan dari <br />pelanggan anda. <br /><br />Selain itu, informasi pasar juga menyediakan data yang <br />dibutuhkan pada waktunya untuk : <br />a) Mengurangi risiko usaha. <br />b) Mengurangi persoalan dan masalah potensial pada usaha anda <br /><br />saat ini. <br />c) Mengenal peluang pasar yang baru. <br />d) Memperoleh informasi dan fakta tentang usaha untuk <br /><br />dimanfaatkan dalam membuat keputusan dan rencana tindak <br /><br />yang lebih realistis. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Secara garis besar langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh <br />seorang wirausaha dalam merencanakan pengelolaan usaha dapat <br />dilihat pada Gambar 10.1. <br /><br />Gambar 10.1 : Merencanakan suatu Usaha <br />Sumber : <br />Bernt Adelstat dan Nurhayat Indra (Ed), 1993, Pengembangan Bisnis Koperasi, Manual Pelatih, Jakarta, <br />Kerjasama PUSLATKOP & PK Depkop dan PPK RI dengan ILO CO- OPERATIVE PROJECT. <br />Ide usaha <br />Ada Ide Usaha Belum ada ide <br />usaha <br />Mencari Informasi <br />Sumber Informasi : <br />Pakai Biaya <br />? Para ahli <br />? Buku <br />? Media cetak koran/majalah <br />? Media elektronik : TV, internet <br />? Badan Pusat Statistik (BPS) <br />Tanpa Biaya <br />? Keluarga <br />? Teman/rekan kerja <br />? Tetangga <br />? Mengamati usaha orang lain <br />? Perpustakaan <br />Pembentukan Ide <br />Usaha <br />Penyusunan Konsep <br />Kegiatan <br />Pelaksanaan Usaha <br />Pra Studi Kelayakan <br />Ide Usaha <br /> <br />c. Rangkuman 1 <br />1) Peluang pasar dapat dianalisis melalui pendekatan permintaan dan <br />penawaran. Pendekatan permintaan menekankan pada kebutuhan <br />manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau <br />kemungkinan sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. <br />Sedangkan, pendekatan penawaran berawal dari kemampuan <br />wirausaha dalam membuat suatu produk/barang, memberikan <br />pelayanan jasa atau gabungan dari keduanya. Dari sini barulah <br />mulai mencari, adakah pasarnya atau orang-orang yang <br />membutuhkannya. <br /><br />2) Langkah-langkah untuk menentukan ada atau tidak adanya peluang <br />pasar adalah <br />a) Amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh <br />masyarakat sekitarnya. <br />b) Kapan saja konsumen membutuhkan produk, apakah setiap saat <br />atau sering dibutuhkan, kadang-kadang dibutuhkan atau jarang <br />dibutuhkan. <br />c) Perhatikan karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, <br />umur, pekerjaan maupun pendidikan. Karakteristik ini sangat <br />penting untuk menentukan jenis barang apa yang paling cocok <br />dengan kebutuhan konsumen. <br />d) Bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen, apakah <br />termasuk konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi atau <br />rendah. <br />e) Perhatikan apakah di pasar ada pesaing atau tidak. Apabila ada <br />pesaing, peluang pasar apa yang belum digarap oleh pesaing. <br />Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />3) Suatu hal yang dapat membantu dalam menilai peluang pasar adalah <br />informasi. Informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu <br />dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : <br />a) Menemukan pasar yang menguntungkan. <br />b) Memilih produk atau jasa yang dapat dijual. <br />c) Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen. <br />d) Meningkatkan teknik-teknik pemasaran. <br />e) Merencanakan sasaran yang realistik. <br />f) Meramalkan untuk masa yang akan datang. <br /><br />d. Tugas <br />Coba amati dan laporkan kegiatan-kegiatan di pasar tradisional dengan <br />supermarket atau swalayan di kota Anda. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. <br />Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan masalah peluang pasar dengan menggunakan pendekatan <br />permintaan dan penawaran ? <br />2. Langkah-langkah apa yang harus Anda lakukan untuk mengetahui <br />ada tidaknya peluang pasar ? <br />3. <br />Suatu hal yang dapat membantu dalam menilai peluang pasar <br />adalah informasi. Informasi apa yang dapat membantu Anda dalam <br />pengambilan keputusan ? <br />B. Kunci Jwaban <br />1. Pendekatan permintaan menekankan pada kebutuhan manusia yang <br />sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi atau kemungkinan <br />sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Sedangkan, <br />pendekatan penawaran berawal dari kemampuan wirausaha dalam <br />membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa atau <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />gabungan dari keduanya. Dari sini barulah mulai mencari, adakah <br />pasarnya atau orang-orang yang membutuhkannya. <br /><br />2. Langkah-langkah untuk menentukan ada atau tidaknya peluang <br />pasar adalah <br />a) Amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh <br />masyarakat sekitarnya. <br />b) Kapan saja konsumen membutuhkan produk, apakah setiap saat <br />atau sering dibutuhkan, kadang-kadang dibutuhkan atau jarang <br />dibutuhkan. <br />c) Perhatikan karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, <br />umur, pekerjaan maupun pendidikan. Karakteristik ini sangat <br />penting untuk menentukan jenis barang apa yang paling cocok <br />dengan kebutuhan konsumen. <br />d) Bagaimana daya beli (kemampuan bayar) konsumen, apakah <br />termasuk konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi atau <br />rendah. <br /><br />e) Perhatikan apakah di pasar ada pesaing atau tidak. Apabila ada <br />pesaing, maka peluang pasar apa yang belum digarap oleh <br />pesaing. Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche <br />market. <br /><br />3. Informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu <br />dalam <br />pengambilan keputusan, yaitu <br />a. <br />Menemukan pasar yang menguntungkan. <br />b. Memilih produk atau jasa yang dapat dijual. <br />c. <br />Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen. <br />d. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran. <br />e. <br />Merencanakan sasaran yang realistik. <br />f. <br />Meramalkan untuk masa yang akan datang. <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban modul ini. Hitunglah <br />jawaban Anda yang benar, tiap nomor jawaban diberi skor 10 <br />sehingga jumlah skor keseluruhan 100. Kemudian, gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap <br />materi kegiatan belajar pada modul ini. <br /><br />Jumlah Skor Jawaban Anda <br />Tingkat Penguasaan = x 100 % <br />100 <br /><br />Arti tingkat pemahaman Anda <br />90 % - 100 % = Amat Baik dan Sangat Berhasil <br />80 % - 89 % = Baik dan Berhasil <br />70 % - 79 % = Kurang Berhasil<br /><br /> < 69% = Tidak Berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai, bila Anda bisa menjawab 80% dari <br />soal-saol di atas. Apabila kurang dari standar di atas, Anda dianggap <br />tidak lulus. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />2. Kegiatan Belajar 2 <br />a. <br />Tujuan Pembelajaran 2 <br />Siswa atau peserta diklat dapat menganalisis peluang usaha atau <br />potensi pasar melalui kegiatan penelitian pasar. <br /><br />b. Uraian Materi 2 <br />PENELITIAN PASAR <br />Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan <br />untuk mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis <br />data/informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. <br />Penelitian pasar dilakukan, seperti prosedur proses penelitian ilmiah <br />lainya, yaitu mulai mengumpulkan data, mengolah data, <br />menganalisis, dan menarik kesimpulan. <br />Tujuan penelitian pasar adalah mengumpulkan informasi untuk <br />pengambilan keputusan. Wirausaha selalu membutuhkan informasi <br />dan pengetahuan tentang pasar mereka. Penelitian pasar dapat <br />membuat keputusan pemasaran yang lebih baik. Penelitian pasar <br />dapat membantu kita untuk menemukan pasar yang <br />menguntungkan, memilih produk yang dapat dijual, menentukan <br />perubahan dalam perilaku konsumen, meningkatkan teknik-teknik <br />pemasaran, dan merencanakan sasaran-sasaran yang realistis. <br />Perusahaan yang sudah besar mungkin dapat mengangkat <br />tenaga ahli pemasaran untuk melakukan penelitian pasar atau <br />menyewa konsultan penelitian pasar. Tetapi, untuk usaha <br />perorangan yang masih relatif kecil, wirausaha mungkin tidak dapat <br />menggaji seorang ahli pemasaran. Meskipun demikian, wirausaha <br />tetap harus dapat mengetahui pelanggan dan mampu mempelajari <br />apa yang disukai dan tidak disukai serta pola konsumsi mereka yang <br />selalu berubah-ubah. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Penelitian pasar menyediakan data dan informasi pasar yang <br />dibutuhkan wirausaha untuk mengurangi resiko, mengurangi <br />persoalan dan masalah potensial pada usaha anda saat ini, <br />mengenal peluang pasar yang baru, memperoleh informasi, dan <br />fakta tentang usaha untuk dimanfaatkan dalam membuat keputusan <br />serta rencana tindak yang lebih nyata. <br /><br />Melakukan Penelitian Pasar <br /><br />Dalam kegiatan rutin sehari-hari, sadar atau tidak mungkin Anda <br />sering atau pernah terlibat dalam penelitian pasar. Misalnya, <br />sebelum Anda membeli suatu barang, Anda keliling ke toko/pasar <br />swalayan untuk membandingkan barang yang akan Anda beli <br />dengan harga yang paling murah, kualitas yang paling baik dan <br />model yang bagus. Sebagai seorang wirausaha, Anda mungkin akan <br />memeriksa barang yang dikembalikan, untuk mengetahui alasannya <br />mengapa barang dikembalikan pelanggan. Anda mungkin <br />menanyakan kepada pelanggan lama, mengapa mereka berhenti <br />membeli dari toko Anda. Anda mungkin mempelajari iklan dari <br />koran, majalah atau televisi, untuk mengetahui bagaimana mereka <br />menjual produk. <br /><br />Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sebenarnya Anda telah <br />melakukan peneiitian. Penelitian pasar hanya membuat proses <br />kegiatan tersebut menjadi lebih sistematis. Melalui penelitian pasar, <br />Anda dapat membuat suatu kerangka yang memungkinkan Anda <br />menilai arti informasi tentang pasar secara obyektif. Langkahlangkah <br />dalam melakukan penelitian pasar adalah sebagai berikut : <br />? Merumuskan masalah <br />? Melakukan penelitian pendahuluan <br />? Merencanakan penelitian <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />? Menggunakan sumber daya Anda sendiri atau dari luar <br />? Mengolah dan menafsirkan data <br />? Membuat kesimpulan atau keputusan <br />? Menerapkan keputusan dan mengkaji ulang keputusan Anda. <br /><br />1) Merumuskan Masalah <br /><br />Anda harus dapat mengidentifikasikan permasalahan umum <br />secara jelas dulu, sebelum menentukan masalah pemasaran yang <br />khusus ditentukan, merumuskan pertanyaan riset, dan menentukan <br />tipe-tipe pemecahan secara umum. Sebelum melaksanakan sebuah <br />riset, Anda haruslah mengetahui pertanyaan-pertanyaan apa yang <br />harus diajukan. Setelah merumuskan problem utama Anda, cobalah <br />mengenali semua faktor-faktor yang mungkin telah menyebabkan <br />atau mempengaruhi problem itu. <br /><br />2) Melakukan Penelitian Pendahuluan <br /><br />Sebuah penelitian pendahuluan akan membantu Anda untuk <br />merumuskan persoalan Anda. Anda dapat juga mengembangkan <br />dan mentes pemecahan-pemecahan sementara. Pengkajian <br />selanjutnya, mungkin dapat mengidentifikasikan pemecahan <br />potensial lainnya. Pada fase ini, tentukanlah apakah diperlukan riset <br />selanjutnya dan apakah hasil-hasil yang potensial sesuai dengan <br />waktu, biaya, dan usaha yang dikeluarkan. <br />3) Merencanakan Penelitian <br />Menjelang Anda mulai perencanaan riset tersebut, Anda harus sudah <br />mempunyai pemahaman yang baik atas persoalannya dan fakta <br />yang berpengaruh, yang dapat diperoleh. Problem serta fakta yang <br />berkaitan, akan membantu anda menentukan teknik-teknik yang <br />digunakan untuk mengumpulkan data meliputi daftar pertanyaan <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />survai, teknik kuantitatif khusus, dan pengukuran pasar. Pelbagai <br />jenis riset pasar mencakup analisis statistik, analisis penjualan, <br />survai, riset observasi, dan riset eksperimental. <br /><br />4) Menggunakan Sumber Daya Anda Sendiri atau Dari Luar <br /><br />Sebelum mempertimbangkan sebuah riset pasar, perhatikan dulu <br />informasi yang tersedia bagi Anda. Catatan dan files mengenai <br />pelanggan akan sangat menolong. Pelajarilah catatan penjualan, <br />penerimaan, daftar keluhan dan catatan kumulatif lainnya. <br />Informasi ini dapat membantu dalam mengetahui di mana <br />pelanggan tinggal dan bekerja, pola konsumsi mereka, apa yang <br />mereka beli, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli <br />dan di mana mereka membeli. Memelihara hubungan yang baik <br />dengan pelanggan (pasar) Anda akan membantu anda dalam <br />menentukan kebutuhan pelanggan Anda yang berubah-ubah. Biaya <br />untuk semua informasi ini tidak besar atau sama sekali tanpa biaya <br />dan dapat sangat berguna bagi Anda. <br />Karyawan Anda mungkin juga mempunyai informasi berharga <br />tentang sikap-sikap dan pendapat-pendapat pelanggan Anda. <br />Usahakan agar para karyawan Anda menyimpan catatan tertulis <br />keluhan pelanggan, yang kehabisan persediaan, barang-barang yang <br />diminta pelanggan, dan komentar oleh pelanggan atas pelayanan <br />Anda. Berbicara dengan karyawan Anda tentang hubungan mereka <br />sehari-hari dengan pelanggan dapat memberikan kepada Anda <br />perspektif yang berbeda tentang prosedur pemasaran. <br /><br />5) Sumber Daya Dari Luar <br /><br />Sekali Anda telah memperoleh keterangan-keterangan dari sumbersumber <br />di dalam organisasi Anda, mungkin Anda akan memerlukan <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />sumber-sumber di luar usaha Anda. Terdapat sejumlah terbitan <br />mengenai penelitian pasar, termasuk artikel, publikasi survei, <br />majalah, laporan dan buku, yang semuanya dinamakan “rujukan tak <br />langsung”. Rujukan tak langsung dapat diperoleh dari perpustakaan, <br />badan-badan pemerintah, lembaga pendidikan, penjual buku, dan <br />penerbit. <br />Informasi yang dikumpulkan dari rujukan tak langsung seharusnya <br />dapat membantu dalam mengorganisasi proyek penelitian pasar <br />yang sesungguhnya. Proyek ini dapat menghasilkan riset langsung, <br />yang bentuknya sederhana seperti memberikan kuesioner pada <br />semua pelanggan yang datang ke tempat Anda dan kemudian <br />meringkaskan hasil-hasilnya. Pengkajian secara canggih dapat <br />dirancangkan dan dilaksanakan oleh organisasai riset, namun <br />biayanya mungkin akan tinggi. <br /><br />6) Mengolah dan Menafsirkan Data <br /><br />Meskipun mengumpulkan data adalah sebagian dari kegiatan riset <br />pasar Anda, pemecahan yang efektif atas suatu persoalan <br />pemasaran ditentukan oleh penafsiran datanya. Penting mengetahui <br />arti datang, dan bagaimana data itu dapat dipakai untuk membuat <br />keputusan yang dilandasi oleh adanya informasi. <br /><br />7) Membuat Kesimpulan atau Keputusan <br /><br />Keputusan Anda dipengaruhi oleh penafsiran Anda, namun <br />memperhitungkan semua faktor tanpa wujud dan pendapat Anda <br />tentang pengkajian riset tergantung pada Anda. Jika perasaan Anda <br />sesuai dengan penafsiran data, Anda akan lebih yakin akan <br />keputusan Anda. Jika pendapat Anda berbeda dari penafsiran data, <br />maka diperlukan analisis lebih lanjut. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Penelitian pasar dapat <br />dilakukan melalui <br />data-data yang dapat <br />Di akses dari internet <br />Atau diolah <br />menggunakan <br />komputer <br />r dapat <br />dilakukan melalui <br />data-data yang dapat <br />Di akses dari internet <br />Atau diolah <br />menggunakan <br />komputer <br /><br /><br />8) Menerapkan Keputusan dan Mengkaji Ulang Keputusan <br />Anda <br /><br />Langkah terakhir dalam melaksanakan sebuah riset pasar adalah <br />menerapkan keputusan Anda dan meninjau hasilnya. Hanya dengan <br />cara inilah, Anda dapat secara tepat menentukan hasil keputusan <br />Anda. Sebagai akibat dari keputusan Anda, mungkin Anda harus <br />melaksanakan pengkajian selanjutnya. Data penilaian Anda dapat <br />digunakan untuk melaksanakan pengkajian pemasaran yang lain. <br />Dalam penelaahan riset pasar, mungkin anda ingin menanyakan <br />pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri : <br />? Apakah sasaran-sasaran bisnis Saya ? <br />? Bagaimana gambaran pelanggan Saya ? <br />? Bagaimana pandangan pelanggan saya tentang bisnis Saya ? <br />? Bagaimana pandangan saya tentang pesaing Saya ? <br />? Bagaimanakah strategi produk Saya ? <br />? Bagaimana strategi harga Saya ? <br />? Bagaimana strategi promosi Saya ? <br />? Apakah lokasi bisnis saya dapat dibenarkan dalam rangka <br /><br /><br />melayani pelanggan Saya ? <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Salah satu keputusan yang penting terdapat dalam pemilihan <br />barang-barang dan jasa-jasa yang akan dijual. Usaha kecil dimulai <br />karena adanya suatu kebutuhan yang terpenuhi. <br /><br />Lakukanlah penelitian pasar supaya anda dapat melihat dan memilih potensi <br />usaha apa (produk/jasa) yang sangat penting bagi konsumen, untuk <br />mengetahui kebutuhan riil konsumen yang dapat dikembangkan dengan <br />mudah dan mengetahui daya beli konsumen ! <br />Untuk menganalisis potensi pasar, wirausaha terlebih dahulu <br />harus melakukan penelitian pasar. Berdasarkan analisis dan ramalan <br />potensi pasar tersebut dapat diketahui apakah usaha yang akan <br />dirintis atau dikembangkan memiliki potensi pasar yang yang <br />memadai atau tidak. <br /><br />Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang <br />harus dianalisis dan dicermati (Suryana, 2003:145), diantaranya <br />seperti di bawah ini. <br /><br />a. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen <br />Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan <br />konsumen ? Berapa banyak yang mereka butuhkan ? Bagaimana <br />daya beli mereka ? Kapan mereka membutuhkan ? Jika <br />kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan <br />memungkinkan terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita <br /><br />terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan <br />konsumen. <br />b. Segmentasi pasar <br />Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya <br />berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika <br /><br />segmentasi pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat <br />terwujud dan tercapai. <br /><br />c. Target <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat <br />diraih. Berapa target yang ingin dicapai ? Apakah konsumen loyal <br />terhadap bisnis kita ? Sangat tergantung pada nilai produk dan <br />jasa yang dipasarkan apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika <br />loyal, maka potensi pasar tinggi. <br /><br />d. Nilai tambah <br />Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada <br />setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada <br />konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur <br />dengan harga. Misalnya, berapa harga dari pabrik pemasok, <br />berapa harga setelah di agen, dan berapa harga setelah ke <br />konsumen. Dengan mengetahui nilai tambah setiap rantai <br />pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat diketahui tinggi <br />atau rendah. <br /><br />e. <br />Masa hidup produk <br />Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan <br />lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari <br />waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal <br />kembali atau tidak ? jika masa produk lebih lama berarti potensi <br />pasar tinggi. Harus dianalisis juga, apakah produk industri baru <br />atau industri lama yang sudah mapan atau produk industri yang <br />sedang menurun. Jika produk industri baru sedang tumbuh, <br />maka potensi pasar tinggi. <br /><br />f. <br />Struktur pasar <br />Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan <br />termasuk pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan <br />tidak sempurna (monopoli, oligopoli atau persaingan <br />monoplistik). Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />persaingan tidak sempurna berarti potensi pasar tinggi, <br />dibandingkan bila produk termasuk pasar persaingan sempurna. <br /><br />g. Persaingan dan strategi pesaing <br />Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. <br />Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha <br />harus membandingkan keunggulan pesaing, dilihat dari strategi <br />produk, strategi harga, strategi jaringan distribusi, dan strategi <br />promosi. Apakah lebih unggul ? Bagaimana tingkat teknologinya <br />? Jika pesaing lebih unggul, berarti bisnis yang akan dirintis atau <br />dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk <br />memenangkan persaingan, tentu saja bisnis tersebut harus lebih <br />unggul daripada pesaing. <br /><br />h. Ukuran pasar <br />Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume <br />penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya, untuk volume <br />penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 miliar per tahun atau <br />sebesar Rp 10 juta per hari, berarti ukuran pasar cukup besar. <br /><br />i. <br />Pertumbuhan pasar <br />Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume <br />penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya, lebih dari <br />20%), berarti potensi pasar tinggi. <br /><br />j. <br />Laba kotor <br />Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah ? Jika <br />profit margin kotor lebih dari 20 persen, berarti pasar potensial. <br /><br />k. <br />Pangsa pasar <br />Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa <br />yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. <br />Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan <br />atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi. <br />Untuk menganalisis pasar wirausaha dapat mengidentifikasi <br />beberapa komponen pada tabel sebagai berikut : <br /><br />Rencana Penjualan/Pangsa Pasar <br /><br />Tahun <br />(1) <br />Permintaan <br />(2) <br />Penawaran <br />(3) <br />Peluang Pasar <br />(4) <br />(2) – (3) <br />Rencana Penjualan <br />(5) <br />Pangsa Pasar <br />(6) <br />(5)/(4) x 100% <br />2005 <br />2006 <br />2007 <br />2008 <br />2009 <br /><br />TEROBOS PASAR DUNIA DENGAN KAUS <br /><br />Cerita soal kesuksesan mendobrak pasar, kepiawaian PT Caladi Lima Sembilan <br />(C59) yang berjaya di Eropa Timur mungkin bisa disimak dan menjadi cermin kiat <br />menerobos pasar dunia. <br /><br />Keputusan produsen kaus dari Bandung untuk memperluas pasar ekspor itu, <br />antara lain dipicu oleh persaingan pasar lokal yang sesak serta peluang ekspor yang <br />menganga. Bahkan di beberapa negara, pemain kaus tidak terlalu banyak, apalagi <br />jarak kaus merek top dengan merek kedua sangat jauh sehingga bisa diisi oleh C59. <br />Oleh Karena itu, C59 begitu gencar menggarap ekspor sejak tahun 2000. <br /><br />Sebelumnya, C59 bukan tidak pernah punya pengalaman dalam urusan ekspor <br />kaus oblong ini. Namun, selama ini C59 hanya memasok kaus kepada pembeli di luar <br />negeri yang kemudian menjual lagi dengan merek lain. Pembeli semacam ini biasanya <br />adalah perusahaan multinasional yang memesan kaus untuk cabang-cabang mereka <br />di negara lain. Keinginan kuat untuk tidak melulu menjadi ‘tukang jahit’, akhirnya <br />datang ketika dua orang Slovakia secara tidak sengaja menemukan kaus C59 ketika <br />berada di Sumatera dan tertarik memasarkannya di negara mereka. <br /><br />Akhirnya, pasar Eropa Timur pertama digarap di Slovakia melalui kedua mitra <br />setempat itu dengan menyebarkan kaus C59 ke 40 toko di seluruh negeri. Di sana <br />C59 melakukan penggarapan pasar yang intens dengan melakukan sponsorship untuk <br />konser musik tahunan dan kompetisi snow boarding. Hasilnya, kaus C59 mampu <br />bersaing dengan merek-merek lain yang top. Bahkan, turis asal Hungaria menjadikan <br />C59 sebagai oleh-oleh ketika berlibur ke Slovakia. <br /><br />Setelah posisi mantap, C59 mulai mengembangkan pasarnya ke negara sekitar <br />Slovakia, seperti Rumania dan Polandia. Untuk mendukung langkahnya menerobos <br />pasar ekspor, C59 mengembangkan e-commerce melalui situs internet. Jadi <br />pelanggan dari luar negeri bisa memesan kaus dengan desain yang lebih beragam <br />dan lebih leluasa sesuai selera. <br /><br />Selain pasar Eropa, C59 juga sedang berancang-ancang menguasai pasar ASEAN <br />dengan lebih serius. Alasannya, karena masih serumpun dan letak geografis yang <br />lebih dekat, ukuran badan orang di negara-negara ASEAN juga relatif sama dengan <br />orang Indonesia. Sehingga dalam urusan produksi dan promosi pun bisa selaras dan <br />tak jauh berbeda dengan strategi pasar lokal. Apalagi ada MTV Asia yang bisa <br />digunakan sebagai media beriklan secara regional. <br />(Sumber: Jackie Ambadar dkk., 2004,Usaha Yang Cocok Untuk Anda, Jakarta, <br />Yayasan Bina Karsa Mandiri) <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />1) Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan <br />untuk mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis <br />data/informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. <br /><br />2) Tujuan penelitian pasar adalah mengumpulkan informasi untuk <br />pengambilan keputusan. Wirausaha selalu membutuhkan informasi <br />dan pengetahuan tentang pasar mereka. Penelitian pasar dapat <br />membuat keputusan pemasaran yang lebih baik. <br /><br />3) Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pasar adalah sebagai <br />berikut. <br />b) merumuskan masalah <br />c) melakukan penelitian pendahuluan <br />d) merencanakan penelitian <br />e) menggunakan sumber daya anda sendiri atau dari luar <br />f) mengolah dan menafsirkan data <br />g) membuat kesimpulan atau keputusan <br />h) menerapkan keputusan dan mengkaji ulang keputusan Anda <br /><br />4) Untuk menganalisis potensi pasar, wirausaha terlebih dahulu harus <br />melakukan penelitian pasar. Berdasarkan analisis dan ramalan <br />potensi pasar tersebut dapat diketahui, apakah usaha yang akan <br />dirintis atau dikembangkan memiliki potensi pasar yang yang <br />memadai atau tidak. <br /><br />5) Dalam analisis pasar, ada beberapa komponen yang harus dianalisis <br />dan diperhatikan di antaranya. <br />a) kebutuhan dan keinginan konsumen <br />b) segmentasi pasar <br />c) target <br />d) nilai tambah <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />e) <br />masa hidup produk <br /><br />f) <br />struktur pasar <br /><br />g) persaingan dan strategi pesaing <br /><br />h) ukuran pasar <br /><br />i) <br />pertumbuhan pasar <br /><br />j) <br />laba kotor <br /><br />k) <br />pangsa pasar <br /><br />d. Tugas <br />Cobalah buat daftar harga-harga kebutuhan pokok di 5 lokasi pasar <br />yang berbeda dan buat daftar tabel harga ? <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian pasar ? <br />2. Coba Anda sebutkan tujuan dari penelitian pasar ? <br />3. Apakah langkah-langkah yang harus Anda lakukan dalam melakukan <br />penelitian pasar ? <br />4. <br />Apakah komponen yang harus dianalisis dan diperhatikan dalam <br />analisis pasar ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. Penelitian pasar adalah suatu proses sistematis yang dilakukan <br />untuk mengumpulkan data, mencatat, mengolah, dan menganalisis <br />data/informasi yang berkaitan dengan pemasaran produk/jasa. <br />2. Tujuan penelitian pasar <br />adalah mengumpulkan informasi untuk <br />pengambilan keputusan. Wirausaha selalu membutuhkan informasi <br />dan pengetahuan tentang pasar mereka. Penelitian pasar dapat <br />membuat keputusan pemasaran yang lebih baik. <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />3. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pasar adalah <br />a) Merumuskan masalah <br />b) Melakukan penelitian pendahuluan <br />c) Merencanakan penelitian <br />d) Menggunakan sumber daya Anda sendiri atau dari luar <br />e) Mengolah dan menafsirkan data <br />f) Membuat kesimpulan atau keputusan <br />g) Menerapkan keputusan dan mengkaji ulang keputusan Anda <br />4. Beberapa komponen yang harus dianalisis dan diperhatikan dalam <br />analisis pasar yaitu : <br />a. Kebutuhan dan Keinginan konsumen <br />b. Segmentasi pasar <br />c. Target <br />d. Nilai tambah <br />e. Masa hidup produk <br />f. Struktur pasar <br />g. Persaingan dan strategi pesaing <br />h. Ukuran pasar <br />i. Pertumbuhan pasar <br />j. Laba kotor <br />k. Pangsa pasar <br />Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban modul ini. Hitunglah <br />jawaban Anda yang benar, tiap nomor jawaban diberi skor 10 <br />sehingga jumlah skor keseluruhan 100. Kemudian, gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap <br />materi kegiatan belajar pada modul ini. <br /><br />Jumlah Skor Jawaban Anda <br />Tingkat Penguasaan = x 100 % <br />100 <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Arti tingkat pemahaman Anda <br />90 % - 100 % = Amat Baik dan Sangat Berhasil <br />80 % - 89 % = Baik dan Berhasil <br />70 % - 79 % = Kurang Berhasil<br /><br /> < 69% = Tidak Berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai, bila Anda bisa menjawab 80% dari <br />soal-saol di atas. Apabila kurang dari standar di atas, Anda dianggap <br />tidak lulus. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />3. <br />Kegiatan Belajar 3 <br />a. <br />Tujuan Pembelajaran 3 <br />Siswa atau peserta diklat dapat menganalisis peluang usaha atau <br />potensi pasar melalui pemilihan lokasi usaha. <br /><br />b. Uraian materi 3 <br />PEMILIHAN LOKASI USAHA <br />Dalam merencanakan suatu usaha, Anda perlu memilih letak <br />lokasi usaha yang strategis. Karena letak lokasi usaha akan <br />berhubungan dengan masalah efisiensi transfortasi, sifat bahan <br />baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai <br />konsumen. Apabila usaha Anda dapat menekan biaya-biaya produksi <br />dan biaya operasional lainnya, maka daya saing usaha Anda akan <br />meningkat karena harganya menjadi lebih kompetitif. Jika tingkat <br />persaingan tidak terlalu hebat, hal ini akan meningkatkan laba usaha <br />Anda. Pemilihan lokasi usaha juga berhubungan dengan kebutuhan <br />luas bangunan dan pengembangan serta perluasan usaha di masa <br />yang akan datang. <br />Setiap jenis usaha memerlukan penentuan lokasi yang berbeda. <br />Usaha dalam bidang produksi atau industri membutuhkan lokasi <br />yang berbeda dengan usaha dalam bidang perdagangan atau <br />distribusi. Pentingnya faktor-faktor lokasi berbeda-beda sesuai <br />dengan sifat perusahaan Anda. Umumnya lokasi perusahaan Anda <br />akan ditentukan oleh kedekatan dengan pasar, hubungan dengan <br />pelanggan, tersedianya staf yang mampu, dan tersedianya bahanbahan <br />mentah. Semakin luas daerah pasar Anda, semakin kurang <br />penting lokasi usaha. Jika daerah pemasaran anda kecil, semakin <br />pentinglah pilihan lokasi usaha. Namun, sebagai pedoman umum <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />bisnis Anda haruslah terletak sedemikian rupa, sehingga Anda dekat <br />dan mudah mencapai pelanggan Anda, dan demikian sebaliknya. <br /><br />Pemilihan lokasi usaha harus Anda bedakan, apakah penentuan <br />lokasi tersebut untuk tempat kedudukan kantor perusahaan atau <br />untuk tempat perusahaan beroperasi dan menjalankan kegiatan <br />usahanya. Sifat-sifat dari bahan baku yang akan diolah, bahan yang <br />akan didistribusikan ikut mempengaruhi penentuan lokasi usaha. <br /><br /><br />Pemilihan lokasi sangat menentukan suksesnya suatu usaha, salah satu lokasi <br />yang dianggap strategis adalah lokasi yang mudah dijangkau konsumen. <br /><br />Penentuan lokasi penting bagi usaha tertentu, seperti toko <br />pakaian atau toko bahan makanan, tetapi tidak begitu penting bagi <br />toko barang-barang antik atau bengkel mobil. Karna jika Anda sukar <br />untuk memindahkan suatu usaha, maka anda harus berhati-hati <br />dalam mengambil keputusan untuk menentukan lokasi. Pertanyanan <br />utama yang harus ada dalam pikiran Anda untuk menentukan lokasi <br />usaha meliputi, antara lain : <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />? Di bagian wilayah mana usaha tersebut akan beroperasi ? <br />? Di kota mana usaha tersebut akan beroperasi ? <br />? Di bagian kota manakah usaha tersebut akan beroperasi ? <br />? Usaha tersebut akan beroperasi di lokasi khusus mana dari <br /><br /><br />bagian kota itu ? <br /><br />Beberapa pertimbangan lain yang perlu Anda pelajari sebelum <br />menentukan letak lokasi usaha adalah kelancaran distribusi dan <br />adanya peraturan dan kemudahan yang mungkin disediakan oleh <br />pemerintah. Ada tiga faktor yang dapat Anda pertimbangkan untuk <br />memilih dan menentukan lokasi usaha, yaitu Pertama : faktor bahan <br />baku, pasar, dan ongkos transfortasi. Kedua : Faktor Lingkungan <br />Setempat, Ketiga : Faktor lain yang membantu proses kelancaran <br />kinerja perusahaan. <br /><br />1) Faktor Bahan Baku, Pasar, dan Ongkos Transfortasi. <br /><br />Faktor bahan baku, seperti bahan mudah rusak, ukuran berat, <br />dan volume bahan baku merupakan faktor utama yang harus <br />Anda pertimbangkan karena secara langsung akan berpengaruh <br />terhadap biaya transfortasi dan proses produksinya. <br />Apabila Anda membuka usaha produksi yang menggunakan <br />bahan baku yang mudah rusak, seperti ikan atau susu, maka <br />akan lebih menguntungkan memilih lokasi dekat dengan bahan <br />baku. Perusahaan Air Minum Mineral dalam kemasan kebanyakan <br />memilih lokasi perusahaannya dekat sumber mata air sebagai <br />bahan baku utamanya. <br />Sedangkan, untuk usaha produksi yang menggunakan bahan <br />baku tahan lama, seperti usaha produksi tahu atau tempe. Karna <br />sifat dari tahu atau tempe yang mudah rusak, maka lebih tepat <br />memilih lokasi dekat dengan pasar. Meskipun biaya transportasi <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />untuk mengangkut kedelai ke tempat produksi membutuhkan <br />biaya yang lebih tinggi. <br />Setelah Anda mempertimbangkan dan mempelajari faktor sifat <br />mudah rusaknya bahan baku atau hasil produksi seperti contoh <br />di atas, Anda perlu juga mempertimbangkan biaya <br />transportasinya. Selanjutnya Anda tinggal memilih di mana lokasi <br />yang sesuai dan cocok dengan usaha anda. Apakah dekat <br />dengan jalan raya untuk pembuangan limbah yang telah diolah <br />atau dekat sumber air yang melimpah untuk bahan pembantu <br />yang sangat dibutuhkan dalam usaha tersebut. <br />Mendirikan usaha dagang seperti toko, distibutor atau agen tentu <br />akan lebih menguntungkan untuk memilih lokasi dekat pasar, <br />baik pasar secara fisik maupun pasar dalam arti konsumen. <br />Faktor lain yang harus Anda pertimbangkan untuk memilih lokasi <br />usaha perdagangan, di antaranya : jenis dan sifat industri <br />setempat, jumlah dan tingkat sosial penduduk, kemajuan kota <br />atau desa, kebiasaan, kesukaan berbelanja, dan tingkat <br />persaingan usaha di daerah tersebut. <br />Dalam memilih lokasi usaha dengan pertimbangan bahan baku <br />dan pasar ini sekaligus mempertimbangkan biaya transfortasi, <br />tersedianya bahan pembantu utama dan kelancaran penyediaan <br />bahan baku. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut <br />dapat digambarkan alternatif pemilihan tempat usaha sebagai <br />berikut : <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />a. Pasar 1 <br />Sumber Bahan Baku <br /><br /><br />Tempat Usaha : a. Pasar 1<br /><br /> b. Pasar 2 <br />Sumber Bahan Baku <br /><br />Tempat Usaha b. Pasar 2 <br /><br />Sumber Bahan Baku <br /><br /><br />Tempat Usaha : a. Pasar 1<br /><br /> b. Pasar 2 <br />2) Faktor Lingkungan Setempat <br />Beberapa faktor lingkungan setempat yang perlu <br />dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha, antara lain : <br />kemungkinan pengadaan tenaga kerja yang murah dan mudah, <br />pengaruh usaha terhadap ligkungan, jumlah dan tingkat sosial <br />penduduk, adat istiadat, tingkat harga tanah, dan tersedianya <br />bahan-bahan pembantu penting. Contohnya, industri pengolahan <br />yang membutuhkan banyak air, seperti industri air minum <br />kemasan, pembuatan sari buah, penyamakan kulit, pengolahan <br />ikan, dan sebagainya harus memperhitungkan, apakah <br />lingkungan mampu menyediakan sumber air yang memadai <br />dalam jumlah maupun kualitasnya. Juga perlu dipertimbangan <br />kemungkinan pengaruh limbah yang dibuang terhadap <br />lingkungan setempat, sehingga tidak merusak lingkungan sekitar <br />lokasi usaha. <br /><br />3) Faktor lain yang membantu proses kelancaran kinerja <br />perusahaan <br />Faktor-faktor lain yang dapat dijadikan bahan pertimbangan <br />tambahan di antaranya adalah sebagai berikut : <br />a) Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, seperti listrik, <br />telepon, jalan, prioritas pemerintah atau keringanan-<br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />keringanan, dan bimbingan yang kerap kali dikaitkan dengan <br />proyek-proyek pemerintah di suatu daerah tertentu. <br />b) Peraturan-peraturan setempat dimana usaha akan beroperasi <br />perlu dipertimbangkan dan wajib dipenuhi. <br /><br />c) Kebutuhan bahan bangunan, seperti semen, batu, pasir dan <br />sebagainya merupakan pertimbangan lain yang berkaitan <br />dengan pembangunan gedung. <br /><br />d) Faktor iklim, panas udara, dan kelembaban yang berpengaruh <br />terhadap kondisi kerja, alat, mesin maupun manusia dapat <br />juga menjadi bahan pertimbangan. <br /><br />Sebagaimana halnya banyak keputusan lain, dalam memilih tempat <br />usaha ini terlibat penilaian yang bersifat siklis. Faktor satu akan <br />berpengaruh terhadap yang lainnya dan akhirnya muncul satu atau <br />beberapa pertimbangan yang dapat mengesampingkan faktor lain. <br />Namun, di antara faktor-faktor tersebut yang paling menonjol adalah <br />faktor bahan baku, pasar, dan biaya transfortasi. Dalam hal ini <br />dibutuhkan pertimbangan dan pemikiran matang yang logis. <br /><br />Sebelum anda mengambil keputusan tentang lokasi usaha anda <br />sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pihak-pihak berikut,: <br />? Bankir. Biasanya mereka mempunyai pengertian yang baik <br /><br />tentang kondisi bisnis serta latar belakang dari kebanyakan lokasi <br />bisnis, dalam suatu masyarakat atau komunitas. <br /><br />? <br />Kamar dagang setempat. Badan ini dapat membantu Anda <br />merekomendasikan lokasi yang baik, tergantung kepada jenis <br />tertentu bisnis Anda. <br /><br />? <br />Pedagang besar, pembuat, dan pembekal. Mereka mempunyai <br />pengetahuan yang luas mengenai lokasi-lokasi dalam daerah <br />pasar tertentu. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />? <br />Asosiasi dagang. Mereka mempunyai informasi tentang kondisi <br />ekonomi dan pasar-pasar dalam suatu daerah tertentu. <br /><br />? <br />Badan pemerintah. Badan-badan yang mempromosikan <br />pengembangan bisnis akan mampu memberikan bantuan <br />tambahan. <br /><br />? <br />Sumber-sumber. Hal ini meliputi daerah pengembangan industri, <br />perusahaan listrik, perusahaan pengangkutan kereta api, <br />perusahaan real estate, kantor penempatan tenaga kerja, dan <br />para wirausaha setempat. <br />Dalam mengambil keputusan terakhir, mungkin Anda akan <br /><br />memerlukan perbandingan dari perbagai tempat lokasi. Dasar <br />perbandingan yang dapat dipakai adalah berapa besar biaya untuk <br />memiliki dan menjalankan usaha di lokasi tertentu. Formulir analisis <br />biaya dalam gambar akan membantu Anda untuk meringkaskan <br />informasi, yang Anda butuhkan untuk mengambil keputusan yang <br />baik. Bentuk yang lengkap, dengan peta kota, dan daerah serta <br />statistik mengenai populasi dan pendapatan, seharusnya membantu <br />Anda dalam membuat keputusan yang benar. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Gambar 10.4 : Formulir Analisis Biaya <br /><br />Pertimbangan biaya Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 <br />Biaya Pembelian <br />Tanah <br />Bangunan <br />Biaya operasi <br />Tenaga kerja <br />Mesin <br />Asuransi <br />Lain-lain <br />Pajak <br />Pajak kekayaan <br />Pajak pendapatan <br />Pajak atas gaji <br />Pajak daerah <br />Transportasi <br />Dari pensuplai <br />untuk pelanggan <br />Lain-lain <br /><br />c. Rangkuman 3 <br />1) Dalam merencanakan suatu usaha, Anda perlu memilih letak lokasi <br />usaha yang strategis. Oleh karena itu, letak lokasi usaha akan <br />berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan <br />baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai <br />konsumen. <br /><br />2) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi usaha <br />adalah sebagai berikut : <br />a) Sifat bahan baku dan kemudahan mendapatkannya secara terusmenerus. <br />b) Sifat produk yang dihasilkan, jarak dengan pasar, dan biaya <br />transportasi. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />c) Pengadaan sumber daya manusia dan tingkat sosial masyarakat. <br />d) Tersedianya sumber air yang memadai dan faktor lingkungan <br />lainnya yang menunjang usaha. <br />e) Peraturan-peraturan setempat, fasilitas, dan kemudahan yang <br />tersedia. <br /><br />3) Sebelum Anda mengambil keputusan tentang lokasi usaha, <br />sebaiknya berkonsultasi dulu dengan pihak Bankir, Kamar dagang <br />setempat, Pedagang besar, Asosiasi dagang, dan Badan pemerintah. <br /><br />d. Tugas <br />Coba buat laporan hasil observasi kepada 5 pedagang di sekitar rumah <br />Anda tentang penetapan pemilihan lokasi usaha sekarang ini ? <br /><br />e. Evaluasi <br />A.Instrumen Penilaian <br />1. <br />Mengapa dalam merencanakan suatu usaha, Anda perlu memilih <br />letak lokasi usaha yang strategis ? <br />2. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih dan <br />menentukan lokasi usaha ? <br />3. Lembaga-lembaga mana saja yang dapat Anda jadikan tempat <br />konsultasi, sebelum Anda mengambil keputusan tentang lokasi <br />usaha ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. <br />Karena letak lokasi usaha akan berhubungan dengan masalah <br />efisiensi transfortasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan <br />kemudahannya mencapai konsumen. <br />2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi usaha <br />adalah : <br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />a. <br />Sifat bahan baku dan kemudahan mendapatkannya secara terus <br />menerus. <br />b. Sifat produk yang dihasilkan, jarak dengan pasar, dan biaya <br />transportasi. <br />c. <br />Pengadaan sumber daya manusia dan tingkat sosial masyarakat. <br />d. Tersedianya sumber air yang memadai dan faktor lingkungan <br />lainnya yang menunjang usaha. <br />e. <br />Peraturan peraturan setempat, fasilitas dan kemudhan yang <br />tersedia. <br />3. Bankir, <br />Kamar dagang setempat, Pedagang besar, Asosiasi dagang, <br />dan Badan pemerintah. <br />Cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban modul ini. Hitunglah <br />jawaban Anda yang benar, tiap nomor jawaban diberi skor 10 <br />sehingga jumlah skor keseluruhan 100. Kemudian, gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap <br />materi kegiatan belajar pada modul ini. <br /><br />Jumlah Skor Jawaban Anda <br />Tingkat Penguasaan = x 100 % <br />100 <br />Arti tingkat pemahaman Anda <br />90 % - 100 % = Amat Baik dan Sangat Berhasil <br />80 % - 89 % = Baik dan Berhasil <br />70 % - 79 % = Kurang Berhasil <br />< 69% = Tidak Berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai, bila Anda bisa menjawab 80% dari <br />soal-saol di atas. Apabila kurang dari standar di atas, Anda dianggap <br />tidak lulus. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />BAB III PENUTUP <br /><br />Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, berarti <br />Anda bagus dan berhasil. Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi! <br />Tetapi, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda belum <br />berhasil dan Anda harus mengulangi mempelajari kegiatan belajar <br />dalam modul ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai untuk <br />mengajukan uji sertifikasi. <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU) <br /><br /> <br />Daftar Pustaka <br /><br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami Kewirausahaan SMK Tingkat <br />1, Berdasarkan Kurikulum 2004, Bandung, CV. Armico. <br /><br />Bernt Adelstat dan Nurhayat Indra (Ed), 1993, Pengembangan Bisnis <br />Koperasi, Manual Pelatih, Jakarta, Kerjasama PUSLATKOP & PK <br />Depkop dan PPK RI dengan ILO CO- OPERATIVE PROJECT. <br /><br />Billi P.S. Lim, 2003, Berani Gagal, Alih bahasa : Drs. Suharsono, <br />Jakarta, PT. Pustaka Delapratasa. <br /><br />Buchari Alma, 2004, Kewirausahaan, Bandung, Penerbit Alfabeta. <br /><br />Hisrich Robert D., Michael P. Peters, 1998, Entrepreneurship, New <br />York, Irwin Mc Graw-Hill. <br /><br />Jackie Ambadar, Miranty A, Yanti I, 2004, Usaha Yang Cocok Untuk <br />Anda, Jakarta, Yayasan Bina Karsa Mandiri. <br /><br />Meredith, Geoffrey G. et al, 2000, Kewirausahaan : Teori dan <br />Praktek, penerjemah : Andre Asparsayogi, Jakarta, Lembaga <br />Manajemen PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo. <br /><br />Robert Argene, 2003, Strategi menjadi Wiraswasta Handal, <br />Jakarta, CV. Restu Agung. <br /><br />Suryana, 2003, Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan <br />Proses Menuju Sukses, Edisi Revisi, Jakarta, Penerbit Salemba <br />Empat. <br /><br />----------------, 1996, Berani Ambil Resiko, Seri Panduan <br />Kewirausahaan TKMT Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga <br />Kerja Departemen Tenaga Kerja RI <br /><br />Modul 10 : Menganalisis Potensi Pasar (B1.10.KWU)asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-56556917355128723322010-01-01T21:52:00.001-08:002010-01-01T22:00:10.964-08:00modul 9 kwuMODUL <br /><br /><br />9 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE <br />DAN MERAIH PELUANG <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br />Kata Pengantar i <br />Daftar Isi ii <br />Glosarium iii <br />BAB I PENDAHULUAN 1 <br /><br />A. Deskripsi 1 <br /><br />B . Prasyarat 2 <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul 2 <br /><br />D. Tujuan Akhir 3 <br /><br />E. Kompetensi 4 <br /><br />F. Cek Kemampuan 4 <br /><br />BAB II KIAT MENGEMBANGKAN IDE DAN MERAIH PELUANG 5 <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa 5 <br /><br />B. Bekerja dalam kegiatan wirausaha 6 <br /><br />C. Menggali Karakteristik Wirausaha 20 <br /><br />D. Menggali Wirausaha dalam Bisnis 26 <br /><br />BAB III EVALUASI 28 <br /><br />A. Insrumen Penilaian 28 <br /><br />B. Kunci Jawaban 28 <br />29 <br />BAB IV PENUTUP 34 <br /><br />DAFTAR PUSTAKA 35 <br /><br /> <br />MODUL <br /><br /><br />9 <br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE <br />DAN MERAIH PELUANG <br /><br /><br />IKAPUTERA WASPADA <br /><br />BAB I <br />PENDAHULUAN <br /><br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini mengungkapkan bagaimana mengembangkan ide <br />menjalankan usaha terus berkembang dan meraih, mencari, <br />menciptakan peluang dalam mengembangkan kewirausahaan yang <br />harus dimiliki sukses. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan <br />keberanian melahirkan ide, mengembangkan ide dan terus menerus <br />menciptakan peluang berusaha dengan optimal. Setiap orang memiliki <br />ide dan peluang yang tidak terbatas. Tapi tidak semua ide dan peluang <br />terus menerus diasah bagi setiap orang, sehingga hilang tidak berguna. <br />Untuk itu perlu dilakukan pendekatan formal melalui persekolahan <br />bahwa mengembangkan ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya <br />diperlukan secara dini. <br />Hal-hal mengembangkan ide dan menciptakan peluang sebuah <br />keharusan tidak bisa dihindari. Sebab ide adalah keberhasilan dan <br />peluang adalah kerja keras. Akhirnya sinergi ide dan peluang adalah <br />keberlanjutan usaha. Akhirnya tindakan ini sebagai langkah wirausaha <br />memiliki bekal untuk merencanakan pengelolaan Usaha Kecil dengan <br />langkah dan memahami menganalisis peluang usaha. Ide dan peuang <br />dalam bisnis dapat terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat <br />dalam menjalankan kegiatan ekonominya. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Siswa SMK yang memiliki kekhasan kompetensi tertentu dipersiapkan <br />sebagai tenaga praktek medium untuk memasuki dunia industri dan <br />teknologi, Manajemen dan Bisnis, serta mengembangkan <br />kesejahteraan sosial dan pariwisata masyarakat. Akhirnya siswa SMK <br />mampu ikut dalam kegiatan ekonomi secara luas. Untuk itu <br />pengenalan secara dini kepada siswa SMK dalam mengembangkan dan <br />mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan ide <br />dan meraih peluang adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan <br />dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang <br />dimiliki. <br /><br />B. <br />Prasyarat <br />Modul ini diikuti setelah memahami modul sebelumnya dengan tingkat <br />keterukuran yang dipersyaratkan. Modul ini diikuti dengan pemahaman <br />pentingnya ide dan peluang yang memiliki sebagai dasar kesadaran <br />tinggi dari pembacanya. Hal ini ditandai dengan terlebih dahulu <br />memahami karakterisitik wirausaha dan kemampuan mengaktualisasi <br />sikap dan prilaku wirausaha. Sebab dengan kondisi tersebut wirausaha <br />telah memiliki dasar memahami dan mengidentifikasi sikap dan <br />perilaku wirausaha, menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, <br />merumuskan solusi masalah dan membuat keputusan. <br /><br />C. <br />Petunjuk penggunaan modul <br />1. Bagi siswa : <br />a. <br />Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini dengan <br />memahami bagaimana mempelajari modul ini tepat dan benar <br />b. Memahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa <br />dengan benar <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />c. <br />Kelengkapan bantu yang harus dipersiapkan bila membaca modul <br />ini <br />d. Memahami keterukuran hasil yang dapat dilakukan siswa <br />e. <br />Memiliki reward yang dapat ditunjukkan setelah mempelajari modul <br />ini <br />2. Bagi guru : <br />a. <br />Baca dengan cermat maksud dan tujuan bagian pendahuluan <br />modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini <br />dengan tepat dan benar <br />b. Memberikan bantuan bagi siswa dalam mempersiapkan membaca <br />modul ini <br />c. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dalam modul ini <br />d. Membantu siswa dalam menggunakan buku bantu tambahan <br />sebagai sumber belajar <br />e. <br />Merencanakan tenaga ahli/pendamping yang membantu tugas guru <br />f. <br />Memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas yang <br />dibebankan pada siswa <br />g. Melakukan <br />penilaian hasil kegiatan belajar sebagai proses <br />keberhasilan dan kemajuan siswa <br />D. Tujuan akhir <br />a. <br />Hasil mempelajari modul ini siswa memahami dengan alat <br />keterukuran yang dimilki <br />b. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam <br />menjalankan bisnisnya <br />c. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan secara luas <br />d. <br />Siswa dapat mengembangkan diri secara optimal <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />E.Kompentensi <br /><br />Modul ini berkompetensi mengaktualisasikan ide dan peluang usaha <br />dalam mengembangkan perilaku kewirausahaan yang harus dimilki siswa <br />sebagai bentuk ketercapaian hasil proses kegiatan belajar, yang dapat <br />dikembangkan bagi seorang wirausaha dan kehidupan di masyarakat. Sub <br />kompetensi yang diharapkan adalah Mengidentifikasi dan menganalisis <br />prilaku wirausaha dalam meraih menganalisis peluang usaha secara dini <br />dan mampu dikembangkan pada diri sendiri. <br /><br />F. Cek kemampuan <br />1. Apakah ada Ide ? <br />2. Apakah yang ada dipikiran anda tentang ide ? <br />3. Bagaimana cara-cara melahirkan ide ? <br />4. Apakah ada peluang? <br />5. Apakah yang ada bayangkan dengan peluang ? <br />6. Bagaimana mengembangkan peluang ? <br />7. Mengapa mengembangkan ide <br />dan peluang usaha penting bagi <br />wirausaha ? <br />G. Glosarium <br />1. Magang adalah ikut belajar bekerja dalam kegiatan usaha atau <br />bisnis wirausaha dengan perusahaan tertentu pada bidang <br />tertentu pula <br />2. Diskusi adalah komunikasi kelompok dalam bentuk pertukaran <br />keterangan atau pendapat mengenai sesuatu persoalan atau <br />masalah dengan maksud mendapat keterangan yang lebih <br />lengkap dan jelas dengan mengambil keputusan serta dapat <br />dikembangkan lebih lanjut <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Kewirausahaan sebagai suatu proses yakni proses penciptaan <br />sesuatu yang baru (krasi baru) dan membuat sesuatu yang <br />berbeda dari yang sudah ada (inovasi) <br />4. Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas dengan <br />mengembangkan kompetnsi dasar kejuruan yang dibutuhkan <br />dunia kerja. <br />5. peluang pasar adalah suatu situasi beradanya kombinasi dari <br />faktor-faktor yang menciptakan potensi untuk menjual produk <br />atau jasa perusahaan. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />BAB II <br />KIAT MENGEMBANGKAN IDE DAN MERAIH PELUANG <br /><br /><br />A.Rencana Belajar <br /><br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut ini. <br /><br />KEGIATAN WAKTU/TAHAP TEMPAT <br />KEGIATAN <br />TANDA <br />Mengkaji Mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah <br />Berdiskusi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Latihan dan simulasi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Pengamatan <br />lapangan <br />3 x 45 menit Dunia Usaha <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat mengembangkan ide dan peluang dengan bebas dan <br />memahami pentingnya mengembangkan ide dan meraih peluang dengan <br />tapat. <br />b. Uraian materi 1 <br />A. MASALAH USAHA <br />Pada dasarnya ide dan peluang dapat tumbuh di mana saja, kapan <br />saja oleh siapa saja. Semakin banyak ide yang muncul semakin kreatif <br />manusia meraih peluang. Semakin banyak meraih peluang semakin <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />banyak manusia mengembangkan keberhasilan. Tahapan tersebut semua <br /><br />dapat muncul disebabkan : <br />Ilham <br />Belajar <br />Berlatih <br />Pengalaman <br />ketertekanan <br /><br />Semua tindakan tersebut harus dapat diukur. Sebab banyak ide dan <br />peluang yang muncul tapi banyak pula yang sulit diukur keberhasilannya. <br />Untuk tingkat persekolahan SMK mengembangkan ide dan peluang dapat <br />muncul dari : <br /><br />1. Proses Pembelajaran <br />2. Hasil diskusi kelompok <br />3. Studi Banding <br />4. Praktek kerja lapangan <br />5. Pengalaman <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Meraih ide dan peluang berwujud dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja <br /><br />B. BEKERJA DALAM KEGIATAN WIRAUSAHA <br />1. Magang <br />Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas <br />dengan mengembangkan kompetnsi dasar kejuruan yang <br />dibutuhkan dunia kerja. Sekolah ini tidak dimiliki secara luas di masingmasing <br />daerah. Sekolah yang didasarkan pada kebutuhan dan <br />kemampaun potensial dari daerah masing-masing. Sekolah kejuruan <br />masih mengalami keterbatasan dalam hal kuantitas dan kualitas guru, <br />pelatih dan fasilitas serta peralatan praktek. Oleh karena itu, dunia <br />pendidikan dan pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya mulai <br />didekatkan dengan dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja di <br />lapangan secara terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan <br />diharapkan mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah <br />di masyarakat secara luas. Agar sekolah-sekolah kejuruan dapat <br />mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />wirausaha, diperlukan adanya pula sinergi, kerjasama yang efektif dan <br />efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga <br />kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus <br />menerus tumbuh dan berkembang dengan memiliki dasar mengembang <br />ide dan meraih peluang sebanyak-banyaknya. <br /><br />Para siswa Kejuruan (SMK) lebih memahami dan menghayati <br />kegiatan para wirausaha dan semangat berusaha, diharapkan para siswa <br />dapat melaksanakan magang. Apa yang dimaksud dengan magang itu? <br />Magang adalah ikut belajar bekerja dalam kegiatan usaha atau bisnis <br />Wirausaha dengan perusahaan tertentu pada bidang tertentu pula. <br />Dengan kata lain, magang adalah ikut bekerja usaha yang diakui <br />berstandar kurikulum tertentu dalam suatu perusahaan yang telah <br />ditentukan. Pemahaman ini menempatkan siswa memiliki pemahaman <br />dasar dari bidang-bidang yang dipelajari dengan standar-standar kerja <br />yang telah ditetapkan. <br /><br />Hidup ini tidak hanya dipelajari secara formal tapi kegiatan informal <br />dan pengalaman pribadi mampu menjadi cermin keberhasilan. Pada <br />umumnya , ada suatu kekeliruan pandangan bahwa segala sesuatu yang <br />perlu diketahui dalam hidup ini, dapat diajarkan semuanya melalui <br />pendidikan formal. Kenyataannya, pendapat seperti itu tidak sepenuhnya <br />tepat, ketekunan dan ketajaman pengamatan dalam kegiatan magang, <br />justru mampu mengantarkan siswa untuk menarik berbagai pelajaran <br />usaha atau bisnis yang berguna untuk diterapkan sendiri dalam <br />berwirausaha. <br /><br />Masyarakat diberikan kebebasan memilih kompetensi yang <br />ditingkatkan sesuai dengan jenjang pengajarannya. Sampai saat ini minat <br />siswa SMP untuk menekuni pendidikan jalur kejuruan masih rendah. Kita <br />tidak dapat menutup mata terhadap kenyataan tentang mutu pribadi dari <br />sebagian besar para lulusan SMK. Sebagian besar para lulusan SMK, <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />begitu selesai studinya, cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan <br />dan terbatas informasi. Suatu kenyataan yang perlu direnungkan adalah <br />bahwa kebanyakan para siswa SMK setelah selesai studinya berperan <br />sebagai buruh pabrik, pegawai dan sebagainya jarang para tamatan SMK <br />yang mau dan mampu menciptakan serta mengembangkan pekerjaan, <br />baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Dalam rangka mengatasi <br />permasalahan di atas, salah satu pendidikan dapat dilakukan melalui <br />magang atau ikut bekerja di dalam kegiatan Wirausaha yang sangat <br />sangat penting. Kegiatan magang biasa dilakukan pada Siswa SMK saat <br />melakukan praktek kerja lapangan. Selama ini maknanya hanya terbatas <br />pada proses pembelajaran saja sehingga kemampuan mengembangkan <br />ide dan menangkap peluang tidak teruji dengan baik. Kemampuan siswa <br />mengembangkan diri sebagai wirausaha diharapkan kegiatan magang <br />melahirkan keberhasilan-keberhasilan mengembangkan ide dan <br />menciptakan peluang. <br /><br />Secara umum dapat dikatakan, jika mereka menjadi wirausaha <br />maka akan menjadi orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. <br />Mereka senantiasa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk maju di <br />dalam berwirausaha. Dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, jika <br />mereka menjadi Wirausaha maka akan mampu menolong dirinya sendiri di <br />dalam mengatasi permasalahannya. Karena itu, setelah selesai ikut <br />bekerja dalam kegiatan Wirausaha (magang), para siswa SMK diharapkan <br />akan mempunyai kepribadian yang kuat, sebagai berikut : <br /><br />a. Memiliki semangat kerja keras <br />b. Mampu mengembangkan ide dengan baik <br />c. Memiliki sikap mental berwirausaha <br />d. Memiliki moral yang tinggi <br />e. Memiliki keterampilan berwirausaha <br />f. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />g. Mengembangkan terus menerus meraih meraih dan mengembangkan <br />peluang <br />h. Memiliki keinginan berprestasi. <br />2. Membuat catatan kegiatan Wirausaha. <br />Wirausaha yang baik mampu mengingat kembali kegiatan yang <br />telah dikerja dan mengevaluasi rencana yang akan datang. Tentu tidak <br />semua wirausaha mampu mengingat kembali pekerjaan yang telah <br />diselesai dengan baik. Tentu tindakan yang baik adalah membuat <br />perencanaan dan catatan yang telah dikerjakan. Membuat catatan <br />kegiatan wirausaha dan menyusun laporannya sangat penting, serta dapat <br />dipresentasikan. Pelaksanaan mempresentasikan catatan kegiatan <br />wirausawan, dapat dirumuskan dalam bentuk tertulis. Adapun catatancatatan <br />kegiatan wirausaha adalah mengenai keberhasilan dan <br />kegagalannya serta permasalahannya, sehingga catatan tersebut menjadi <br />bahan evaluasi keberhasilan yang telah dibuat. <br /><br />Membuat catatan kegiatan Wirausaha, diantaranya meliputi : <br /><br />a. <br />Kegiatan-kegiatan jual beli dalam bisnis dan perdagangan; <br />b. Kegiatan-kegiatan dalam bidang geodesi <br />c. <br />Kegiatan-kegiatan utang piutang; <br />d. Kegiatan-kegiatan kerja dalam pabrik <br />diberbagai macam barang dan <br />jasa; <br />e. <br />Kegiatan-kegiatan dalam bangunan <br />f. <br />Kegiatan-kegiatan dalam pengawasan kerja; <br />g. Kegiatan-kegiatan promosi dagang atau bisnis; <br />h. Kegiatan-kegiatan dalam bidang arsitektur dan sipil; <br />i. <br />Kegiatan-kegiatan proses produksi; <br />j. <br />Kegiatan-kegiatan pendistribusian produk; <br />k. <br />Kegiatan-kegiatan transportasi <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />l. <br />Kegiatan-kegiatan bidang pariwisata. <br />Semakin banyak wirausaha semakin maju negara. Sebab tuntutan <br />inovasi dan kreativi8tas wirausaha tinggi. Kreativitas Wirausaha rasanya <br />sejalan dengan trend yang sedang menjamur di negara-negara maju dan <br />sedang berkembang. Para Wirausaha semakin menonjol, memainkan <br />peranan strategis dan bermutu dalam masyarakat. Dalam proses <br />pengembangan kewirausahaan, kita perlu melakukan kegiatan banding <br />dengan pengalaman yang terjadi di negara-negara maju. Setelah dihayati <br />dan diamati secara mendalam pada waktu magang, ternyata kegiatan <br />Wirausaha itu sangat luas, yakni meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini. <br /><br />a. <br />Dalam bidang usaha promosi, meliputi : <br />? menciptakan makna baru suatu produk; <br />? memberikan promosi terhadap jasa; <br />? memberikan nilai tambah pada produk. <br />b. Dalam bidang usaha angkutan, meliputi : <br />? memberi peran baru pada transportasi <br />? mengerahkan armada angkutan <br />c. <br />Dalam bidang usaha perawatan komputer, meliputi : <br />? teknisi dalam perawatan dan perbaikan; <br />? menciptakan nilai tambah pada komputer yang rusak untuk dibeli, <br />diperbaiki, kemudian dijual kembali. <br /><br />d. Dalam bidang usaha tataboga, meliputi : <br />? menciptakan peluang baru dari kesibukan dan memberi nilai <br />tambah pada masakan tradisional; <br />? memasarkan fast food khas Indonesia <br />? menciptakan masakan-masakan dan menu baru <br /><br /><br />e. <br />Dalam bidang usaha pelayanan SDM, meliputi : <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />memberi pelatihan keterampilan menyusun bata, gambar dengan <br />Auto cad, seni batik, seni ukir, seni keramik, seni lukis, senia suara, <br />seni musik, dan sebagainya. <br /><br />? <br />memberi bimbingan kepada pengrajin, calon Wirausaha, dan <br />sebagainya <br /><br />? <br />melaksanakan kursus-kursus keterampilan. <br /><br />f. <br />Dalam bidang usaha olahan, meliputi : <br />? <br />Menciptakan peluang baru dari bahan antara bahan baku dan <br />kebutuhan konsumen, memberi nilai tambah pada bahan baku <br />melalui proses olahan; <br /><br />? Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku; <br />? Memasarkan produk yang dibutuhkan konsumen. <br /><br /><br />g. Dalam bidang usaha rekruitmen, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan menjual; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan menjual; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja penjual dan <br />kebutuhan pencari kerja. <br /><br />h. Dalam bidang usaha perkreditan, meliputi : <br />? mempertemukan kebutuhan pemasok dan pemakai; <br />? menciptakan peluang baru dari kesulitan pengadaan uang kas dan <br />penjualan barang; <br />? memberikan nilai tambah pada uang kas dan barang modal atau <br />barang konsumsi; <br /><br />i. <br />Dalam bidang usaha pembekalan, meliputi : <br />? mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen <br />waktu; <br />? menjamin mutu dan kesinambungan pemasok; <br />? menciptakan peluang baru dari budaya ingin dilayani; <br /><br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />memberi nilai tambah pada barang modal atau produk jadi yang <br />dibutuhkan. <br /><br />j. <br />Dalam bidang usaha cenderamata, meliputi : <br />? Pelatihan SDM pengembangan cenderamata <br />? menciptakan sendiri cenderamata yang unik; <br />? memasarkan hasil kerajinan khas daerah yang potensial untuk <br />dijadikan cenderamata. <br />? Mengembangkan pasar-pasar cenderamata <br /><br /><br />k. <br />Dalam bidang usaha bangunan, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan gambar sesuai <br />dengan perkembangan teknologi; <br />? pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan bidang <br />memplester tembok; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan menjual hasil gambar; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan <br /><br />pencari kerja. <br /><br />l. <br />Dalam bidang usaha geodesi, meliputi <br />? pelatihan sumber daya manusia di bidang survei pemetaan <br />? Mengembangkan kemampuan survai pemetaan; <br />? membekali pengetahuan dan keterampilan survai pemetaan; <br />? mempertemukan kebutuhan akan tenaga kerja dan kebutuhan <br />pencari kerja dibidang survai dan pemetaan. <br /><br />m. Dalam bidang usaha busana, meliputi : <br />? Melahirkan ahli-ahli madya bidang desain-desain <br />? menciptakan peluang baru dari desain yang ada dan <br />? memberi nilai tambah pada pada pakaian tradisional; <br />? memasarkan hasil-hasil desain khas Indonesia <br />? menciptakan sinergi desain-desain baru dan peraga busana baru <br />n. <br />Dalam bidang usaha pariwisata, meliputi : <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? menciptakan peluang baru dari kesibukan keterbukaan dunia <br />internasional dan memberi nilai tambah pada daerah-daerah <br />wisata; <br />? memasarkan produk-produk wisata khas Indonesia <br />? menciptakan produk-produk khas indonesia untuk wisata. <br /><br />Catatan kegiatan Wirausaha yang lainnya, adalah sebagai berikut : <br /><br />a. Dalam bidang produksi <br />Kegiatan produksi dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan : <br /><br />1) Produksi primer <br />Kegiatan Produksi primer mengacu pada kegiatan penggalian sumber <br />yang tersedia dalam bumi dan alam. Termasuk dalam kegiatan ini <br />adalah kehutanan, kelautan, pertanian, pertambangan, energi, dan <br />perikanan. <br /><br />2) Produksi sekunder <br />Kegiatan Produksi sekunder mangacu pada kegiatan pemanfaatan <br />sumber daya alam, atau bahan baku yang di proses dan diolah <br />menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Termasuk dalam <br />kegiatan ini adalah pabrikasi komponen-komponen yang diassembling <br />menjadi barang industri atau barang konsumsi. <br /><br />3) Produksi tersier <br />Produksi tersier mengacu pada kegiatan yang lebih dominan <br />menghasilkan jasa dibanding dengan tangible goods. Jasa yang <br />dihasilkan misalnya dosen, dokter, guru, insinyur, restoran, angkutan, <br />dan sebagainya. <br /><br />b. Dalam bidang distribusi <br />Dalam kegiatan ekonomi yang berjalan maka kegiatan produksi terus <br />berjalan pula sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Untuk itu agar <br />produksi tidak terjadi penumpukan di satu daerah tertentu maka <br />kegiatan disitribusi harus dilakukan. Distribusi mengacu pada kegiatan <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />pergerakan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau <br />produsen, distributor dan langsung ke konsumen. <br /><br />c. Dalam bidang konsumsi <br />Tolak ukur dari keberhasilan produsen, biasanya dilihat dari tingginya <br />permintaan barang dan jasa. Jaringan distribusi membawa barang dan <br />jasa kepada konsumen serta merefleksikan tingkat permintaan akan <br />barang dan jasa. <br /><br />? Pengenalan diri adalah awal seorang Wirausaha untuk dapat <br />mengenali diri sendiri, mengenali lingkungan, mengindera peluang <br />bisnis dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang bisnis. <br />? Wirausaha akan dapat hidup sukses bila mampu mampu mengenal <br />dengan baik pelanggan, memelihara hubungan yang baik dengan <br />pemasok dan pelanggan. <br />? Penganalan bisnisnya dengan baik, untuk memiliki maupun <br />menggunakannya, agar pelanggan memberikan citra yang baik <br /><br />Wirausaha tidak dibatasi dalam kegiatan ekonomi saja, tapi aspek-aspek <br />lain yang mampu mempengaruhi kegiatan ekonomi dapat dikatakan <br />sebagai wirausaha. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan penulis, <br />kegiatan Wirausaha sangat luas. Dari hasil catatan kegiatan Wirausaha, di <br />bawah ini diuraikan lagi sebagai berikut. <br /><br />1) Kegiatan hasil pariwisata <br /><br />Kegiatannya dalam usaha pengumpulan produk-produk wisata, paket <br />wisata, memperkenalkan daerah-daerah wisata, dan cederamata khas <br />daerah-daerah tertentu dan Indonesia. Bukan hal yang mustahil jika <br />kemudian kegiatan Wirausaha sebagai eksport-impor pariwisata yang <br />bertaraf internasional. <br /><br />2) Kegiatan hasil pertanian <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kegiatannya dalam usaha pengumpulan hasil-hasil olahan <br />pertanian/perkebunan/kehutanan, hasil bumi, hasil hutan, dan hasil <br />perkebunan. Bukan hal yang mustahil kemudian berkembang kegiatan <br />Wirausaha sebagai eksport-impor agrobisnis yang bertaraf <br />internasional di bidang pertanian. <br /><br />3) <br />Kegiatan hasil kerajinan rakyat <br />Kegiatan ini disasarkan pada bidang kegiatan yang bersifat kekhasan <br />daerah-daerah tertentu yang mempengaruhi kegiatan masyarakat. <br />Kegiatannya bisa dimulai sebagai pedagang pikulan mulai dari sayursayuran, <br />makanan khas daerah, berlanjut dengan pembukaan kios-kios <br />di daerah tujuan wisata, kemudian berakhir sebagai ekspor-impor <br />cinderamata ke mancanegara. <br /><br />4) <br />Kegiatan hasil industri <br />Kegiatannya berpusat pada barang-barang konsumsi hasi produksi <br />aneka industri seperti makanan dan minuman dalam kaleng, kosmetik, <br />obat-obatan, dan sebagainya. <br /><br />5) <br />Kegiatan hasil industri mesin <br />Bentuk Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil industri mesin dan <br />logam, serta peralatan, sepertijmk alat-alat pertanian, perbengkelan, <br />alat-alat kantor, otomotif dan sebagainya. <br /><br />5). Kegiatan hasil dari bangunan <br />Kegiatannya bertumpu pada bidang hasil-hasil bangunan dan survai <br />pemetaan, serta peralatan-peraralatan bangunan, seperti alat-alat <br />potong kayu, peralatan menembok, perbengkelan, alat-alat meja <br />gambar dan komputer dengan program outocad dan sebagainya. <br /><br />3. Mempresentasikan hasil catatan <br />Pada umumnya kita tidak selamanya ingat akan tindakan kegiatankegiatan <br />dalam pengamatan terhadap kegiatan usaha Wirausaha. <br />Pengetahuan mencatat kegiatan usaha Wirausaha, sangat bermanfaat <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />dalam membantu mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai. Mencatat <br />hasil kegiatan usaha Wirausaha, merupakan ungkapan perasaan dan <br />kemampuan yang dibantu alam pikiran untuk disampaikan kepada orang <br />lain. Merumuskan masalah-masalah bermanfaat bagi perkembangan <br />mengumpulkan hasil catatan, menginterprestasikan data-data, serta <br />menarik kesimpulannya. Pada waktu mempresentasikan hasil penghayatan <br />kegiatan Wirausaha di dalam diskusi, diharapkan kelompok-kelompok <br />diskusi membuat catatan-catatan sebagai bahan tanggapan. <br /><br />Presentasi hasil penghayatan kegiatan Wirausaha pada umumnya, <br />berhubungan dengan : <br /><br />a. <br />Pola kerja keras para wirausaha <br />b. Pola pikir positif dalam berwirausaha; <br />c. <br />Kemauan untuk maju dalam berwirausaha; <br />d. Keuletan di dalam berwirausaha; <br />e. <br />Perjuangan di dalam berwirausaha; <br />f. <br />Kejujuran di dalam berwirausaha; <br />g. Keyakinan kepada ilmu dan spiritual di dalam berwirausaha; <br />h. Disiplin di dalam berwirausaha. <br />Mencatat kegiatan Wirausaha merupakan ungkapan perasaan dan <br />kemampuan yang dibantu alam pikiran dan keterampilan untuk <br />disampaikan kepada orang lain. Dari hasil presentasi penghayatan <br />kegiatan Wirausaha, para kelompok diskusi nantinya akan : <br /><br />a. <br />Memahami arti perjuangan dan ciri-ciri Wirausaha <br />b. Memahami <br />pentingnya Wirausaha dalam memajukan kehidupan <br />pribadi, keluarga, bangsa, dan negara; <br />c. <br />Mengenal bidang-bidang dan jenis-jenis Wirausaha; <br />d. Mengenal langkah-langkah strategis para wirausaha. <br />Presentasi hasil catatan kegiatan Wirausaha yang dilakukan harus <br />terorganisir, dipersiapkan dengan baik, menarik, dan fleksibel. Dari hasil <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />penghayatan kegiatan Wirausaha, dapat dipresentasikan bahwa faktorfaktor <br />yang menunjang keberhasilannya adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Wirausaha, bekerja dengan keiklasan <br />b. Wirausaha, bekerjanya dengan penuh keyakinan. <br />c. <br />Wirausaha, bekerjanya dengan penuh ketekunan dan tekad yang <br />terarah. <br />d. Wirausaha, bekerjanya dengan menjalankan pola pikir dengan gagasan <br />yang positif <br />e. <br />Wirausaha, bekerjanya didasarkan pada : <br />? Profesional dan kompetensi diri <br />? kemampuan sendiri <br />? bakat yang dimiliki <br />? pengalaman sendiri <br />? penuh kesungguhan dalam berusaha <br />f. <br />Wirausaha, bekerjanya dengan penuh semangat, kegairahan, dan <br />ketabahan. <br />g. Wirausaha, bekerjanya tidak terpengaruh oleh pekerjaan lain <br />? Keberhasilan Wirausaha tergantung kepada kesediannya untuk <br />bertanggung jawab atas pekerjaannya. <br />? Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemapanan <br />hidup, untuk kemudian bereksprimen dengan inovasi-inovasi baru. <br />? <br />Wirausaha cenderung tidak cepat puas diri selalu ingin terus maju <br />dan berkembang <br /><br />4. Mendiskusikan hasil catatan kegiatan Wirausaha <br />Raymond, W.Y. Kao (1995), menyebutkan kewirausahaan sebagai <br />suatu proses yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan <br />membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Adapun <br />tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />bagi masyarakat. sedangkan Wirausaha mengacu pada orang yang <br />melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan nilai <br />tambah melalui penetasan gagasan serta memadukan gagasan tersebut <br />menjadi kenyataan. <br /><br />Wirausaha sealu berusaha mengembangkan ide dan menciptakan <br />peluang kegiatan yang bermafaat. Untuk itu kegiatan Wirausaha telah <br />lama mengenal dan melakukan perencanaan strategis bagi perusahaannya. <br />Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan <br />munculnya permasalahan seperti : <br /><br />a. <br />Semakin sedikit pegawai-pegawai yang pintar dan memiliki ide-ide <br />brilian dari suatu organisasi dikarenakan mereka lebih memilih untuk <br />menjadi seorang Wirausaha. <br />b. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen <br />suatu organisasi. <br />c. <br />Semakin banyak dan berkembang pesaing yang masing-masing <br />mempunyai keunggulan. <br />Begitu pula, seorang Wirausaha mempunyai peranan untuk mencair <br />kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari : <br /><br />? Pengenalan teknologi baru <br />? pengenalan barang dan jasa baru <br />? metode produksi baru <br />? organisasi industri baru <br />? sumber bahan mentah baru <br />? pasar-pasar baru. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Penggunaan salah satu <br />alat teknologi yang <br />dimanfaatkan dengan <br />baik, sebagai usaha <br />optimalisasi komputer <br />dan internet <br /><br /><br />Semua hasil catatan kegiatan Wirausaha perlu didiskusikan, baik melalui <br />kelompok maupun pleno. Jika demikian, diskusi itu apa? Diskusi adalah <br />komunikasi kelompok dalam bentuk pertukaran keterangan atau pendapat <br />mengenai sesuatu persoalan atau masalah dengan maksud mendapatkan <br />keterangan yang lebih lengkap dan dapat dikembangkan lebih lanjut. <br />Perkataan diskusi berasal dari bahasa Inggris discuss yang artinya <br />membicarakan, merundingkan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, diskusi <br />adalah perundingan untuk bertukar pikiran tentang sesuatu masalah. <br /><br />Adapun pentingnya diskusi adalah sebagai berikut : <br /><br />a. Memperbicangkan suatu masalah kegiatan usaha Wirausaha <br />b. Pertemuan antara sejumlah orang <br />c. Menyangkut kepentingan bersama atau kepentingan umum <br />d. Berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu. <br />Di dalam diskusi hasil catatan kegiatan usaha Wirausaha, <br />hendaknya diarahkan untuk membahas atau memperbincangkan <br />permasalahan melalui pengumpulan pendapat-pendapat para peserta <br />tersebut, dipresentasikan menjadi suaut pendapat bersama secara <br />obyektif; dalam konteks para kelompok diskusi diharapkan adanya : <br /><br />a. Sikap disiplin, tertib, dan diorganisir dengan baik; <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />b. Saling menyumbangkan pendapat dan argumentasi; <br />c. <br />Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain; <br />d. Saling berkomunikasi dan berorientasi; <br />e. <br />Kesediaan berkorban dan berbagi pengalaman satu sama lain; <br />f. <br />Mempunyai sifat positif <br />Pada waktu pelaksanaan diskusi, setiap kelompok harus <br />merumuskan hasilnya dalam bentuk tertulis. Sedangkan pada waktu <br />presentasi hasil diskusi kelompok, diharapkan kelompok-kelompok lainnya <br />dapat mengikuti dengan cermat dan membuat catatan-catatan hasil <br />pengamatannya. Adapun pelaksanaan diskusi dari hasil catatan penugasan, <br />dapat diuraikan sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Diskusi-diskusi kelompok membahas setiap hasi kegiatan Wirausaha, <br />baik di dalam kelas maupun di luar kelas, untuk menyusun laporan <br />yang akan dilaporkan lebih lanjut pada diskusi kelas. <br />b. Mengadakan diskusi-diskusi kelompok, untuk menyusun perangkatperangkat <br />laporan hasil belajar dan kegiatan yang telah dilakukan para <br />peserta diskusi, baik dalam studi kepustakaan maupun dalam studio <br />audio visual. <br />c. <br />Diskusi kelas atau pleno untuk menyajikan dan membahas laporanlaporan <br />kerja kelompok-kelompok. Diskusi kelas dapat dilakukan untuk <br />membahas setiap hasil belajar kelompok. Para peserta diskusi secara <br />bergiliran, masing-masing kelompok menyajikan laporan hasil <br />penghayatan kegiatan Wirausaha. Sedangkan kelompok-kelompok <br />lainnya berusaha menyanggah, mengkritik, mendebat, memberi saran-<br />saran, dan sebagainya. Kelompok-kelompok penyaji berusaha untuk <br />mempertahankan naskah laporan dan menerima kritik yang telah <br />diajukan dari kelompok diskusi lainnya. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />? <br />Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada <br />tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam <br />mengejar tujuan <br /><br />? <br />Wirausaha adalah seorang nakhoda yang harus mampu <br />mengemudikan bahtera usahanya di tengah badai dan gelombang <br />dahsyat persaingan dalam bisnis. <br /><br />c. Rangkuman <br />Pada dasarnya ide dan peluang dapat tumbuh di mana saja, kapan <br />saja oleh siapa saja. Semakin banyak ide yang muncul semakin kreatif <br />manusia meraih peluang. Semakin banyak meraih peluang semakin <br />banyak manusia mengembangkan keberhasilan. <br /><br />Secara umum dapat dikatakan ide dan peluang dikembangkan di <br />kalangan wirausaha. Jika mereka menjadi wirausaha maka akan menjadi <br />orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Mereka senantiasa akan <br />memiliki motivasi yang tinggi untuk maju di dalam berwirausaha. Dalam <br />situasi dan kondisi yang bagaimanapun, jika mereka menjadi Wirausaha <br />maka akan mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi <br />permasalahannya. <br /><br />d. Tugas <br />Cobalah tuliskan semua ide-ide yang ada dalam pikiran Anda dan uraikan <br />dengan singkat. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Apa yang dimaksud dengan magang bagi sekolah kejuruan? <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />2. Uraikan <br />bahwa wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari <br />berbagai sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan <br />keberadaan peluang pasar ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. <br />Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah yang khas dengan <br />mengembangkan kompetensi dasar kejuruan yang dibutuhkan dunia <br />kerja. Sekolah ini tidak dimiliki secara luas di masing-masing daerah. <br />Sekolah yang didasarkan pada kebutuhan dan kemampaun potensial <br />dari daerah masing-masing. Sekolah kejuruan masih mengalami <br />keterbatasan dalam hal kuantitas dan kualitas guru, pelatih dan <br />fasilitas serta peralatan praktek. Oleh karena itu, dunia pendidikan dan <br />pengajaran di tingkat kejuruan hendaknya mulai didekatkan dengan <br />dunia bisnis, dunia industri dan dunia kerja di lapangan secara <br />terpadu. Apa yang telah dirintis dalam dunia kejuruan diharapkan <br />mampu menjadi warna dasar kemampuan tingkat menengah di <br />masyarakat secara luas. Agar sekolah-sekolah kejuruan dapat <br />mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia <br />wirausaha, diperlukan adanya pula sinergi, kerjasama yang efektif dan <br />efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga <br />kerja, dan dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus <br />menerus tumbuh dan berkembang dengan memiliki dasar <br />mengembang <br />2. Untuk itu wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari berbagai <br />sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan keberadaan <br />peluang pasar. Pendekatan ini dilakukan mampu menggambarkan : <br />a. Identifikasi faktor lingkungan bisnis <br />1. <br />kondisi dan kecenderungan perekonomian <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />2. situasi dan kecenderungan hukum dan peraturan <br />3. penempatan posisi dan dan kecenderungan teknologi <br />4. perubahan sosial yang relevan <br />5. kelamahan dan kemampuan lingkungan alam <br />b. Jenis dan industri dan pandangan mengenainya <br />1. Jenis industri <br />2. Ukuran sekarang dan 5 tahun mendatang <br />3. Praktek pemasaran di industri dan bisnis <br />4. Kecenderungan yang utama <br />5. Implikasi terhadap peluang <br />C. Analisis peluang utama <br />a. Deskripsi produk <br />b. Penempatan posisi pasar <br />c. Praktek pasar (distribusi, harga, promosi, pelayanan) <br />d. Perkiraan pangsa pasar <br />e. Reaksi terhadap pesaing <br />f. Implikasi terhadap peluang <br />D. Menciptakan profil pasar sasaran <br />a. Tingkatan dalam kebutuhan umum, jenis produk, merek <br />b. Fokus pemakai akhir <br />c. Profil pelanggan sasaran <br />d. Implikasi terhadap peluang <br />E. Susunan proyeksi penjualan <br />a. pendekatan formal dan atau intuitif <br />b. dijalankan atau tidak dijalankan <br />Untuk itu kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui : <br />1.Hasil pengamatan yang mendalam <br /><br />2. Hasil riset <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Pendapat dari para ahli dan praktisi yang bergelut dibidang masungmasing <br />Cocoklah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 9 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 9. <br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul seloanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 9. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kegiatan belajar 2. <br /><br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat mengidentifikasi dan mengenal karakteristik wirausaha <br /><br />dengan baik <br /><br />b. Uraian Materi 2 <br />A. MENGGALI KARAKTERISTIK WIRAUSAHA <br />1. Ciri karakteristik Wirausaha <br />Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan <br />usaha baru. Wirausaha berani mengambil risiko yang terkait dengan <br />proses memulai usahanya. Beberapa Wirausaha dapat terlahir dalam <br />suatu seni dengan mulai membuka kedai nasi, kios rokok, bengkel sepeda, <br />dan akhirnya terus berkembang menjadi besar dan sukses. Kebanyakan <br />dari mereka yang belajar menjadi Wirausaha, selalu mengikuti dan <br />mempelajari keberhasilan para Wirausaha yang berpengalaman. Mungkin <br />mereka telah mengagumi keberhasilan seseorang, kerabat, kawan, atau <br />dari orang tua. <br /><br />Kegiatan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Kondisi ini <br />menyebabkan setiap orang berusaha mengembangkan diri dengan <br />kompetensi yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan meraih peluang <br />yang terukur dan tingkat prestasi tertentu pula. Oleh karena itu ribuan <br />perusahan didirikan orang untuk mengembangkan diri. Perusahaan itu ada <br />yang bertahan dan berhasil, serta ada pula yang mengalami kegagalan. <br />Ada yang berkembang dan berhasil karena perusahaan tersebut dikelola <br />oleh wiausahawan yang berpengalaman dan tahu apa yang sedang <br />dilakukannya. Bakat seorang Wirausaha akan bertambah dan berkembang <br />berkat pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari <br />hasil interaksi dengan lingkungan. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada Wirausaha harus <br />terus menerus dikurangi, ia terus menerus bekerja keras, ia akan <br />berusaha belajar dari sesama profesi, memahami dan mengenal <br />lingkungan yang mampu mengembangkan dirinya serta mengenali <br />profesinya sendiri. Dalam setiap kasus, para pendiri perusahaan haus <br />meraih keberhasilan, mencari pengalaman dan pengetahuan mengenai <br />kewirausahaan. Wirausaha harus berusaha mengenali titik-titik <br />kelemahannya, untuk melakukan tindakan yang positif. Wirausaha <br />memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya <br />sendiri. Dari uraian tersebut di atas, terlihat ciri-ciri karakteristik <br />Wirausaha, sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Pemecah masalah <br />Wirausaha mempunyai pemahaman yang ingin mereka cari dan <br />dengan cepat dapat memecahkan masalah. Wirausaha mengetahui <br />bagaimana mengevaluasi alternatif-alternatif dalam memecahkan <br />masalah. <br />b. Pemikiran kreatif <br />Wirausaha yang kreatif akan membuat hidup lebih menyenangkan, <br />lebih menarik, serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat <br />bekerja sama dengan orang lain. <br />c. <br />Percaya diri untuk mengendalikan kerja <br />Wirausaha percaya diri untuk dapat mengendalikan kerja. Dengan <br />percaya diri, ia akan segera menyelesaikan masalah dan tegar dalam <br />mengejar sasaran bisnisnya. <br />d. Meyakini atas dasar MBO <br />Wirausaha dapat memahami situasi rumit yang mencakup <br />perencanaan, pengambilan keputusan, dan penyebaran ide-ide <br />bisnisnya. Wirausaha selalu menyadari adanya rincian yang penting <br />dan akan terus-menerus meninjau ulang semua kemungkinan untuk <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />mencapai sasaran dalam bisnisnya. Wirausaha meyakini manajemen <br />berdasarkan pada sasaran atau pada asas-asas MBO (Management by <br />Obyectives). <br /><br />e. <br />Mengembangkan Ide-ide <br />Wirausaha mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan ide-ide yang <br />tidak kunjung berakhir. Wirausaha hidup dengan kegiatan dan <br />kemungkinan menemukan kenikmatan dalam mengembangkan ideidenya. <br />f. <br />Penganalisisan kesempatan <br />Wirausaha akan menganalisis kesempatan-kesempatan dengan cepat <br />sebelum melibatkan diri. Wirausaha hanya akan bertindak setelah <br />yakin bahwa dalam usaha atau bisnis risikonya kecil. Inilah suatu ciri <br />yang membawa kesuksesan Wirausaha sementara orang lain <br />mengalami kegagalan. <br />g. Berorientasi pada prestasi <br />Wirausaha lebih menyukai peranan otot dan otak yang secara <br />langsung dapat mempengaruhi keberhasilan. Wirausaha mempunyai <br />dorongan memperagakan tingkat energi yang tinggi, berorientasi pada <br />prestasi dan tidak kenal lelah dalam mengejar tujuan. <br />h. Bekerja dengan jam kerja yang panjang <br />Wirausaha yang berhasil selalu bekerja dengan jam kerja yang <br />panjang. Waktu kerja yang panjang bukanlah hal yang unik bagi <br />Wirausaha. Wirausaha selalu menjadwalkan pertemuan-pertemuan <br />penting dalam pekan itu, sehingga Wirausaha mempunyai akhir pekan <br />untu kehidupan pribadinya. <br />Secara lebih rinci dan singkat, ciri-ciri karakteristik Wirausaha <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Semangat dan mau bekerja keras <br />b. Mengerti dengan jelas tentang tujuan dan prestasi. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />c. <br />Rajin, tekun, ulet, dan tabah demi keberhasilan usaha atau bisnis. <br />d. Tidak suka menunda-nunda pekerjaan. <br />e. <br />Percaya pada diri sendiri dalam melaksanakan tugas <br />f. <br />Memiliki motivasi untuk mencapai prestasi <br />g. Bekerja dengan <br />teliti dan cermat untuk menghindari kesalahankesalahan <br />h. Mampu mendayagunakan tugas secara efektif, efisien, dan kreatif <br />i. <br />Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas <br />j. <br />Berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas. <br />Wirausaha dapat dianggap sebagai seorang pelopor, pemimpin dan <br />manusia yang mandiri, serta memiliki kemampuan tertentu. Seorang <br />Wirausaha mampu mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi <br />kegiatan bisnisnya dengan seksama serta bijaksana untuk memperoleh <br />keberhasilan di dalam usaha atau bisnisnya. <br /><br />2. Sifat dan karakteristik Wirausaha. <br />Wirausaha pada hakikatnya adalah suatu kegiatan menciptakan <br />ide-ide baru dalam bisnis. Wirausaha sebagai pemilik dan pengurus suatu <br />bisnis atau badan usaha, perlu memiliki kemampuan mengelola usahanya. <br />Wirausaha harus mampu menguasai prinsip-prinsip dasar ilmu manajemen <br />dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam mengelola usaha atau <br />bisnisnya. Adapun beberapa karakteristik Wirausaha yang berhasil di <br />dalam usahanya harus mempunyai sifat-sifat karakteristik sebagai <br />berikut : <br /><br />a. <br />Wirausaha harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Wirausaha mampu bekerja keras dan disiplin <br />c. <br />Wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada <br />orang-orang kepercayaannya. <br />d. Wirausaha tidak selalu mengutamakan kekayaannya <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />e. <br />Wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak <br />dicapai dalam bisnisnya. <br />f. <br />Wirausaha mempunyai visi keinginannya terhadap masa depan pribadi <br />dan bisnisnya. <br />g. Wirausaha, penuh perhatian dan tanggungjawab dalam menjalankan <br />usahanya. <br />h. Wirausaha tidak mau menyerah walaupun dihadapkan pada rintangan <br />yang sulit untuk dapat diatasi. <br />i. Wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci <br />j. Wirausaha bukanlah seorang pekerja lambat. <br />k. Wirausaha membuat keputusan secara cepat dengan penuh <br />perhitungan dan tingkat resiko <br />l. Wirausaha sangat serius di dalam melaksanakan bisnisnya <br /><br />m. Wirausaha sangat mencintai pekerjaan bisnisnya dan mencintai produk <br />yang dihasilkannya <br />n. <br />Wirausaha akan langsung menindak lanjuti setiap keputusan yang <br />dibuatnya. <br />Wirausaha yang memiliki kepribadian seringkali berhasil dalam <br />menjalankan usahanya. Wirausaha yang fisiknya tidak meyakinkan, <br />biasanya tidak menarik. Tetapi setelah dia berbicara, rasanya tersimpan <br />suatu daya tarik tersendiri. <br /><br />Menurut Zimmerer, karakteristik Wirausaha yang sukses adalah <br />sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya <br />b. Mau bertanggungjawab <br />c. <br />Adanya minat dalam kewirausahaan pada dirinya <br />d. Adanya peluang untuk mencapai obsesi <br />e. <br />Toleransi menghadapi risiko kebimbangan <br />f. <br />Yakin pada dirinya <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />g. Kreatif dan fleksibel <br />h. Ingin memperoleh balikan segera <br />i. Sangat energik <br />j. Motivasi untuk lebih unggul <br />k. Berorientasi ke masa depan <br />l. Mau belajar dari kegagalan <br />m. Berkemampuan tinggi dalam memimpin. <br />Karakteristik wirusaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu <br />pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari hasil <br />interaksi dengan lingkungannya. Karakteristik Wirausaha yang perlu <br />dikembangkan, diantaranya : <br /><br />a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Mau bekerja keras <br />c. Mau disiplin dan mengembangkan disiplin <br />d. Sifat dan watak kepribadian <br />e. Kejujuran dan tanggungjawab <br />f. Berkeyakinan kuat <br />g. Ketahanan fisik dan sikap mental <br />h. Berkemauan keras <br />i. Kesabaran dan ketabahan <br />H. Leibenstein menjelaskan bahwa Wirausaha yang memiliki <br />karakteristik adalah : <br />a. Mampu menggandengkan peluang-peluang besar. <br />b. Mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan pasar. <br />Dari penjelasan materi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa <br />Wirausaha yang sukses itu salah satu kuncinya adalah harus mempunyai <br />nuansa karakteristik yang baik, positif, menarik dan simpatik. Keinginan <br />mau bekerja keras dan ada prestasi yang diukur dengan jelas <br />menunjukkan keberhasilan. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. MENGGALI WIRAUSAHA DALAM BISNIS <br />Analisa ini meliputi identifikasi dan evaluasi pengaruh luar yang <br />tidak dapat dikendalikan, pelanggan dan persaingan serta kemampuan <br />perusahaan dalam menentukan peluang, ancaman, kekuatan dan <br />kelemahan. Kondisi ini sebagai bahan informasi mengembangkan strategi <br />bisnis dalam menganalisis peluang pasar (Market opportunity analysis). <br />Bygreve (1996) mengungkapkan peluang pasar adalah suatu situasi <br />beradanya kombinasi dari faktor-faktor yang menciptakan potensi untuk <br />menjual produk atau jasa perusahaan. Kondisi ini menempatkan posisi <br />strategi wirausaha dalam bisnis yang meliputi aspek : <br /><br />4. Memilih proses menjadi tahap logis untuk memudahkan pengendalian <br />dan analisis <br />5. Memperhitungkan aspek nyata, yang memberikan hasil yang berbeda, <br />sebagai akibat penilaian, pemilihan atau kesempatan <br />6. Tingkat toleransi yang mengakui adanya proses fenomena ril yang <br />berdasarkan rentang kinerja <br />Untuk itu wirausaha berusaha mengumpulkan informasi dari <br />berbagai sumber sebagai bahan membentuk gambaran sifat dan <br />keberadaan peluang pasar. Pendekatan ini dilakukan mampu <br />menggambarkan : <br /><br />1.Identifikasi faktor lingkungan bisnis <br /><br />a. kondisi dan kecenderungan perekonomian <br />b. situasi dan kecenderungan hukum dan peraturan <br />c. penempatan posisi dan dan kecenderungan teknologi <br />d. perubahan sosial yang relevan <br />e. kelamahan dan kemampuan lingkungan alam <br />2.Jenis dan industri dan pandangan mengenainya <br /><br />a. Jenis industri <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />b. Ukuran sekarang dan 5 tahun mendatang <br />c. Praktek pemasaran di industri dan bisnis <br />d. Kecenderungan yang utama <br />e. Implikasi terhadap peluang <br />3. Analisis peluang utama <br />a. Deskripsi produk <br />b. Penempatan posisi pasar <br />c. Praktek pasar (distribusi, harga, promosi, pelayanan) <br />d. Perkiraan pangsa pasar <br />e. Reaksi terhadap pesaing <br />f. Implikasi terhadap peluang <br />4. Menciptakan profil pasar sasaran <br />a. Tingkatan dalam kebutuhan umum, jenis produk, merek <br />b. Fokus pemakai akhir <br />c. Profil pelanggan sasaran <br />d. Implikasi terhadap peluang <br />5. Susunan proyeksi penjualan <br />a. pendekatan formal dan atau intuitif <br />b. dijalankan atau tidak dijalankan <br />Untuk itu kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui : <br />1. Hasil pengamatan yang mendalam <br />2. Hasil riset <br />3. Pendapat dari para ahli <br />4. Pendapat para praktisi <br />c. Rangkuman <br />Wirausaha adalah orang yang mengorganisasi dan mengarahkan <br />usaha baru. Wirausaha berani mengambil risiko yang terkait dengan <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />proses memulai usahanya. Beberapa Wirausaha dapat terlahir dalam <br />suatu seni dengan mulai membuka kedai nasi, kios rokok, bengkel sepeda, <br />dan akhirnya terus berkembang menjadi besar dan sukses. Kebanyakan <br />dari mereka yang belajar menjadi Wirausaha, selalu mengikuti dan <br />mempelajari keberhasilan para Wirausaha yang berpengalaman. Mungkin <br />mereka telah mengagumi keberhasilan seseorang, kerabat, kawan, atau <br />dari orang tua. <br /><br />Kegiatan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Kondisi ini <br />menyebabkan setiap orang berusaha mengembangkan diri dengan <br />kompetensi yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan meraih peluang <br />yang terukur dan tingkat prestasi tertentu pula. Oleh karena itu ribuan <br />perusahan didirikan orang untuk mengembangkan diri. Perusahaan itu ada <br />yang bertahan dan berhasil, serta ada pula yang mengalami kegagalan. <br />Ada yang berkembang dan berhasil karena perusahaan tersebut dikelola <br />oleh wiausahawan yang berpengalaman dan tahu apa yang sedang <br />dilakukannya. Bakat seorang Wirausaha akan bertambah dan berkembang <br />berkat pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari <br />hasil interaksi dengan lingkungan. <br /><br />d. Tugas <br />Cobalah Inventarisasi jenis-jenis pekerjaan yang anda kenal dan uraikan <br />masing-masing jenis pekerjaan tersebut. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan Karakteristik Wirausaha perlu dikembangkan dengan baik ? <br />2. Jelaskan perlunya siswa SMK ikut bekerja dalam kegiatan Wirausaha <br />(magang) ? <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />3. Uraikan bahwa wirausaha melakukan tindakan yang baik adalah <br />membuat perencanaan dan catatan yang telah dikerjakan ? <br />Kunci Jawaban : <br /><br />1. Karakteristik wirusaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu <br />pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari hasil <br />interaksi dengan lingkungannya. Karakteristik Wirausaha yang perlu <br />dikembangkan, diantaranya : <br />a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa <br />b. Mau bekerja keras <br />c. Mau disiplin dan mengembangkan disiplin <br />d. Sifat dan watak kepribadian <br />e. Kejujuran dan tanggungjawab <br />f. Berkeyakinan kuat <br />g. Ketahanan fisik dan sikap mental <br />h. Berkemauan keras <br />i. Kesabaran dan ketabahan <br />H. Leibenstein menjelaskan bahwa Wirausaha yang memiliki <br />karakteristik adalah : <br />a. Mampu menggandengkan peluang-peluang besar. <br />b. Mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan pasar. <br />4. Setelah selesai ikut bekerja dalam kegiatan Wirausaha (magang), <br />para siswa SMK diharapkan akan mempunyai kepribadian yang kuat, <br />sebagai berikut : <br />c. Memiliki semangat kerja keras <br />d. Mampu mengembangkan ide dengan baik <br />e. Memiliki sikap mental berwirausaha <br />f. Memiliki moral yang tinggi <br />g. Memiliki keterampilan berwirausaha <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />h. <br />Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan <br />i. <br />Mengembangkan terus menerus meraih meraih dan <br />mengembangkan peluang <br />j. <br />Memiliki keinginan berprestasi. <br />2. <br />Tentu tindakan yang baik adalah membuat perencanaan dan catatan <br />yang akan dan telah dikerjakan siswa untuk kegiatan magang. <br />Membuat catatan kegiatan wirausaha dan menyusun laporannya <br />sangat penting, serta dapat dipresentasikan. Pelaksanaan <br />mempresentasikan catatan kegiatan wirausawan, dapat dirumuskan <br />dalam bentuk tertulis. Adapun catatan-catatan kegiatan wirausaha <br />adalah mengenai keberhasilan dan kegagalannya serta <br />permasalahannya, sehingga catatan tersebut menjadi bahan evaluasi <br />keberhasilan yang telah dibuat. <br />3. <br />Membuat catatan kegiatan Wirausaha, diantaranya meliputi : <br />a. Kegiatan-kegiatan jual beli dalam bisnis dan perdagangan; <br />b. Kegiatan-kegiatan dalam bidang geodesi <br />c. Kegiatan-kegiatan utang piutang; <br />d. Kegiatan-kegiatan kerja dalam pabrik <br />diberbagai macam barang <br />dan jasa; <br />e. Kegiatan-kegiatan dalam bangunan <br />f. Kegiatan-kegiatan dalam pengawasan kerja; <br />g. Kegiatan-kegiatan promosi dagang atau bisnis; <br />h. Kegiatan-kegiatan dalam bidang arsitektur dan sipil; <br />i. <br />Kegiatan-kegiatan proses produksi; <br />j. <br />Kegiatan-kegiatan pendistribusian produk; <br />k. <br />Kegiatan-kegiatan transportasi <br />l. <br />Kegiatan-kegiatan bidang pariwisata. <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Dari penjelasan materi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa <br />Wirausaha yang sukses itu salah satu kuncinya adalah harus mempunyai <br />nuansa karakteristik yang baik, positif, menarik dan simpatik. Keinginan <br />mau bekerja keras dan ada prestasi yang diukur dengan jelas <br />menunjukkan keberhasilan. <br /><br />Cocoklah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 9 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 9. <br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul seloanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 9. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />BAB III <br />P E N U T U P <br /><br /><br />Modul ini berusaha mengungkapkan bagaimana mengembangkan <br />ide menjalankan usaha terus berkembang dan meraih, mencari, <br />menciptakan peluang dalam mengembangkan kewirausahaan yang harus <br />dimiliki sukses. Setiap orang memiliki ide dan peluang yang tidak terbatas. <br />Tapi tidak semua ide dan peluang terus menerus diasah bagi setiap orang, <br />sehingga hilang tidak berguna. <br /><br />Hal-hal mengembangkan ide dan menciptakan peluang sebuah <br />keharusan tidak bisa dihindari. Sebab ide adalah keberhasilan dan peluang <br />adalah kerja keras. Akhirnya sinergi ide dan peluang adalah keberlanjutan <br />usaha. Akhirnya tindakan ini sebagai langkah wirausaha memiliki bekal <br />untuk merencanakan pengelolaan Usaha Kecil dengan langkah dan <br />memahami menganalisis peluang usaha. Ide dan peuang dalam bisnis <br />dapat terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat dalam <br />menjalankan kegiatan ekonominya. <br /><br />Akhirnya modul ini dilanjutkan pada tingkat penguasaan 80% bila <br />tidak tercapai dilakukan kegiatan remedial. Untuk itu langkah melakukan <br />baca ulang modul ini menjadi syarat mutlak untuk mengikuti modul <br />selanjutnya. <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Bygrave, William D., 1996, The Portable MBA; Entrepreneurship, <br />terjm. Dyah Ratna Permatasari, Binarupa Aksara, Jakarta <br /><br />Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan <br />Praktek, terjm. Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman <br />Pressindo, Jakarta <br /><br />Suryana,2003, Kewirausahaan,; Pedoman praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Salemba Empat, Bandung <br /><br />Joe Setyawan, 1994, Strategi efektif berwirausaha; mencakup studi <br />kelayakan usaha, Gramedia, Jakarta <br /><br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami kewirausahaan, SMK; untuk <br />semua bidang keahlian, Armico, Bandung <br /><br />M. Tohar, 2000, Membuka Usaha Kecil, Kanisius, Jakarta <br />Rusman Hakim, 1998, Kiat sukses berwiraswasta; mengatasi krisis <br />etika dan krisis motivasi, Gramedia, Jakarta <br />M.J.Morris, 1995, Usaha kecil yang berhasil; bagaimana <br />mempersiapkannya, Arcan, Jakarta <br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 1 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2002, Kewirausahaan; <br />suatu pendekatan kontemporer, UPP AMP YKPN, <br />Yogyakarta <br /><br />Kusmini <br />Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 3 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluang <br /><br /> <br />Modul 9, Kiat Mengembangkan Ide dan Meraih Peluangasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-64196227244652967282010-01-01T21:52:00.000-08:002010-01-01T21:57:35.397-08:00modul 9 kwuasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-22175805838088662712010-01-01T21:51:00.000-08:002010-01-01T21:52:41.964-08:00modul 8 kwuMODUL <br /><br /><br />8 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGAMBIL KEPUTUSAN <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORA T JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br /><br />Halaman <br /><br />KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i <br />DATAR ISI …………………………………………………………………………. ii <br /><br /><br />BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1 <br /><br />A. Deskripsi …………………………………………………………………… 1 <br /><br />B. Prasyarat ………………………………………………………………….. 2 <br /><br />C. Petunjuk penggunaan modul ………………………………………. 2 <br /><br />1. Bagi siswa ……………………………………………………………. 2 <br /><br />2. Bagi guru ……………………………………………………………. 2 <br /><br />D. Tujuan akhir ……………………………………………………………… 3 <br /><br />E. Kompentensi …………………………………………………………….. 3 <br /><br />F. Cek kemampuan ……………………………………………………….. 4 <br /><br />BAB II KIAT MENGAMBIL KEPUTUSAN ...................................... 5 <br /><br /><br />A. MASALAH USAHA ………………………………………………………. 5 <br /><br />1. Kemampuan pemecaham masalah……………………………. 5 <br /><br />2. Ciri-ciri permasalahan usaha ……………………………………. 8 <br /><br />3. Langkah-langkah pemecahan masalah usaha ..………….. 9 <br /><br />B. SUMBER-SUMBER INFORMASI USAHA.…………………………. 9 <br /><br />1. Syarat sumber-sumber informasi ………………………………. 9 <br /><br />2. Informasi yang diperlukan dalam keputusan ……………… 11 <br /><br />3. Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan wirausaha.. 14 <br /><br />4. Manfaat sumber-sumber informasi usaha .................... 16 <br /><br /><br />C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA………..……………………. 18 <br /><br />1. Membuat Keputusan (decision making)……………………… 19 <br /><br />2. Faktor dan pertimbangan membuat keputusan ………… 21 <br /><br />BAB III. EVALUASI.................................................................... 33 <br /><br /><br />A. Instrumen Penilaian......................................................... 33 <br /><br /><br />B. Kunci Jawaban................................................................ 33 <br /><br /><br />Bab IV. PENUTUP...................................................................... 38 <br />Daftar Pustaka.......................................................................... 39 <br /><br /><br />Daftar Isi <br /><br /> <br />MODUL <br /><br /><br />8 <br />KIAT MENGEMBIL <br />KEPUTUSAN <br /><br />IKAPUTERA WASPADA <br /><br />BAB I <br />PENDAHULUAN <br /><br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilaku <br />kewirausahaan yang harus dimiliki melalui pemahaman masalah, <br />merumuskan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat dan <br />benar. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan bagaimana <br />merumuskan masalah dengan tepat dan benar dan membuat <br />keputusannya secara tepat dengan hasil yang optimal. Hal-hal <br />mengembangkan bagaimana wirausaha merumuskan masalah dan <br />membuat keputusannya dengan tepat dan hasil yang optimal sikap <br />dan disiplin managerial yang tidak bisa dihindari. Sebab, merumuskan <br />masalah adalah perencanaan dan keputusan yang strategis. <br />Siswa SMK yang memiliki kekhasan kompetensi tertentu dipersiapkan <br />sebagai tenaga praktek medium untuk memasuki dunia industri dan <br />teknologi, Manajemen dan Bisnis, serta mengembangkan <br />kesejahteraan sosial dan pariwisata masyarakat. Akhirnya siswa SMK <br />mampu ikut dalam kegiatan ekonomi secara luas. Untuk itu, <br />pengenalan secara dini kepada siswa SMK dalam mengembangkan dan <br />mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan diri <br />dalam berani mengumpulkan masalah dan mampu memecahkan <br />adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan dengan <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki. <br />Akhirnya diharapkan mampu memberikan keputusan-keputusan yang <br />akurat. <br /><br />B. Prasyarat <br />Modul ini diikuti setelah memahami modul sebelumnya dengan tingkat <br />keterukuran yang dipersyaratkan. Modul ini diikuti dengan pemahaman <br />bahwa merumuskan masalah dan membuat keputusan adalah <br />kemampuan managerial yang menuntut kesadaran tinggi dari <br />pembacanya. Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan <br />sebuah keputusan mempengaruhi hasil akhirnya. Sekali keputusan <br />ditetapkan, anda hendaknya jangan ragu menerapkan. Orang <br />menghormati mereka yang berorientasikan tindakan dan bersedia <br />membela keputusan yang telah ditetapkannya. Hal ini ditandai dengan <br />memahami karakterisitik bagaimana merumuskan masalah dan <br />membuat keputusan bagi wirausaha dan kemampuan menerapkan <br />sikap dan perilaku kewirausahaan. <br /><br />C. Petunjuk penggunaan modul <br />1. Bagi siswa : <br />a. <br />Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini dengan <br />memahami bagaimana mempelajari modul ini secara tepat dan <br />benar <br />b. Pamahami langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa <br />dengan benar <br />c. <br />Kelengkapan bantu yang harus dipersiapkan bila membaca modul <br />ini <br />d. Pamahami keterukuran hasil yang dapat dilakukan siswa <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />e. <br />Memiliki reward yang dapat ditunjukkan setelah mempelajari modul <br />ini <br />2. Bagi guru : <br />a. <br />Baca dengan cermat maksud dan tujuan bagian pendahuluan <br />modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini <br />dengan tepat dan benar <br />b. Memberikan bantuan bagi siswa dalam mempersiapkan membaca <br />modul ini <br />c. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dalam modul ini <br />d. Membantu siswa dalam menggunakan buku bantu tambahan <br />sebagai sumber belajar <br />e. <br />Merencanakan tenaga ahli/pendamping yang membantu tugas guru <br />f. <br />Memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas yang <br />dibebankan pada siswa <br />g. Melakukan <br />penilaian hasil kegiatan belajar sebagai proses <br />keberhasilan dan kemajuan siswa <br />D. Tujuan akhir <br />a. <br />Hasil mempelajari modul ini adalah siswa memahami isi modul <br />dengan alat keterukuran yang dimilki <br />b. <br />Siswa mulai mampu memberikan solusi dan putusan bisnisnya <br />c. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam <br />menjalankan bisnisnya <br />d. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan secara luas <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />E. Kompentensi <br />Modul ini berkompetensi mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br /><br />kewirausahaan yang harus dimilki siswa sebagai bentuk ketercapaian <br /><br />hasil proses kegiatan belajar yang dapat dikembangkan bagi seorang <br /><br />wirausaha dan kehidupan di masyarakat. Sub kompetensi yang <br /><br />diharapkan adalah Merumuskan solusi masalah dan membuat <br /><br />keputusan dalam mengembangkan aktualisasi perilaku wirausaha <br /><br />secara dini dan mampu dikembangkan pada diri sendiri. <br />Masa depan organisasi ditentukan oleh rumusan masalah dan putusan <br />anda. Pada umumnya semakin penting keputusan yang anda ambil, <br />semakin sedikit informasi yang relevan tersedia. Data kuantitatif <br />biasanya tersedia untuk mengambil keputusan rutin, tetapi fakta dan <br />angka kerap tidak berarti bagi keputusan tingkat puncak yang <br />mempengaruhi masa depan organisasi. Untuk itu melakukan identifikasi <br />masalah menjadi penting untuk diketahui secara dini sebelum putusan <br />ditetapkan. Janganlah ragu-ragu melaksanakan hasil-hasil keputusan. <br /><br />F. Cek kemampuan <br />1. Apakah yang anda pikirkan berkaitan dengan suatu masalah ? <br />2. Apakah solusi yang anda pikirkan berkaitan dengan solusi masalah <br />tersebut ? <br />3. Mengapa solusi masalah penting bagi wirausaha ? <br />4. Apakah yang anda pikirkan tentang keputusan ? <br />5. Sebutkan ciri-ciri seseorang mampu mengambil keputusan dengan <br />baik ? <br />6. Mengapa <br />keputusan yang telah ditetapkan penting bagi <br />wirausaha ? <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />Glosarium <br /><br />1. <br />Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih <br />alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Sehingga <br />mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan jelas dalam <br />mengambil keputusan serta dapat dikembangkan lebih lanjut. <br />2. Metode <br />ilmiah, menggali dan meneliti masalah dengan <br />menggunakan pendekatan penelitian yang sesuai dengan kajian <br />ilmu yang ditekuni <br />3. Informasi kuantitatif berisi masukan nilai yang dapat dihitung, <br />seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur, dan <br />sebagainya. <br />4. Informasi kualitatif berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti <br />perubahan produk, mutu produk, kecepatan, panas, dingin, dan <br />sebagainya. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />BAB II <br />KIAT MENGAMBIL KEPUTUSAN <br /><br /><br />A. Rencana Belajar <br />Mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan sebagai <br />berikut ini. <br /><br />KEGIATAN WAKTU/TAHAP TEMPAT <br />KEGIATAN <br />TANDA <br />Mengkaji Mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah <br />Berdiskusi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Latihan dan simulasi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Pengamatan lapangan 3 x 45 menit Dunia Usaha <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat mengenal masalah usaha dan mengembangkan kemampuan <br />memecahkan masalah usaha sebagai salah satu tanggung jawab usaha <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />A. MASALAH USAHA <br />1. Kemampuan pemecahan masalah (solusi) usaha <br />Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah <br />berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para <br />Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan <br />data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik <br />kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu <br />merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha, akan menjadi bekal di <br />dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. Meskipun <br />persoalan tidak mempunyai masalah yang benar, namun keputusan <br />terakhir untuk menentukan pemecahan masalah yang paling baik terserah <br />kepada Wirausaha sendiri. <br /><br />Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau <br />bisnis, sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang Wirausaha sudah <br />banyak pengalaman di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika <br />persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua informasi serta data-<br /><br />data masalah sudah dikumpulkan, seorang Wirausaha harus <br />mengidentifikasi semua cara pemecahan masalah yang dapat <br />dilaksanakan. Seorang Wirausaha harus memandang sebuah <br /><br />permasalahan dari pelbagai sudut dan mencari cara baru untuk <br />memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan <br />mengurangi jumlah pilihan masalannya, di sini Wirausaha harus <br />mempertimbangkan masalahnya, agar menjadi luas dan mendalam. Jika <br />seorang Wirausaha di dalam usaha atau bisnisnya meninjau lagi semua <br />pemecahan masalah yang mungkin terdapat di dalam daftar, maka <br />beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan <br />masalah yang lainnya yang lainnya dapat dikesampingkan. <br /><br />Di bawah ini dikemukakan kriteria yang mungkin sangat berguna, <br />jika seorang Wirausaha ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang <br />diusulkannya. <br /><br />a. <br />Apakah ada masalah yang tidak dapat diselesaikan ? <br />b. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik? <br />c. <br />Apakah pemecahan masalah dapat didasarkan teori, logika dan <br />pengalaman ? <br />d. Apakah pemecahan masalah itu sudah logis? <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />e. <br />Apakah persoalan tambahan yang timbul dari hasil pemecahan <br />masalah dapat diselesaikan dengan baik? <br />Adapun prosedur pemecahan masalah, dengan langkahlangkahnya <br />dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah sebagai <br />berikut: <br /><br />a. <br />kenalilah persoalannya secara umum; <br />b. <br />rumuskan persoalan dengan tepat dan benar; <br />c. <br />identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan secara terkait; <br />d. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan <br />masalah. <br />e. <br />Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya <br />f. <br />Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari problem <br />tersebut. <br />g. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik. <br />h. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat. <br />Langkah berpikir secara ilmiah dapat dilakukan dengan langkahlangkah <br />yang sistematis, berorientasi pada tujuan, serta menggunakan <br />metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya, <br />pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan <br />masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri <br />maupun untuk orang lain. <br />b. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk <br />mencapai tujuan. <br />c. <br />Menghimpun informasi relevan yang berhubungan dengan masalah <br />yang dipikirkan. <br />d. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah <br />yang dipikirkan. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />e. <br />Mengolah fakta-fakta deengan pola berpikir tertentu, baik secara <br />induktif maupun deduktif. <br />f. <br />Memilih alternatif yang dirasa paling tepat. <br />g. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat. <br />h. Menemukan dan meyakini gagasan. <br />i. <br />Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan. <br />Ribuan meter kubik kayu ilegal yang harus dibuat keputusan <br /><br />Dalam mengambil keputusan harus memperhatikan kepentingan semua pihak (tidak <br />merugikan orang lain) <br /><br />2. Ciri-ciri permasalahan usaha <br />Seorang wirausaha harus kreatif terutama dalam <br />mengambil dan menetapkan permasalahan. Permasalahan yang <br />dihadapi oleh para Wirausaha, hendaknya berupa masalah-masalah aktual <br />dan menarik. Permasalahan hendaknya mengandung beberapa <br />kemungkinan alternatif tindakan di antara beberapa alternatif pilihan <br />dalam pemecahan masalah. Pemecahan seperti itu merupakan salah satu <br />penerapan teori Dewey tentang berpikir reflektif. Menurut Dewey, <br />seorang Wirausaha yang berpikir reflektif itu hendaknya: <br /><br />a. <br />Merasa bimbang, bingung, dan kesulitan. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />b. Merumuskan <br />masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi <br />kebimbangan dan kebingungan tersebut. <br />c. <br />Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha <br />menemukan cara pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau <br />kebimbangan dapat diatasi. <br />d. Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik <br />melalui penataran. <br />e. <br />Mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta, atau buktibukti <br />eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak <br />didukung oleh data yang valid. <br />Kondisi yang lebih luas dari seorang wirausaha diharuskan memperhatikan <br />perkembangan otonomi daerah di mana berada, sehingga jangkauan <br />permasalahan lebih luas (aspek makro) yang mempengaruhi penetapan <br />masalah dan pemecahan masalah. Seperti adanya perubahan kebijakankebijakan <br />Pemerintah, perubahan moneter dan perubahan hubungan <br />antar negara termasuk bencana-bencana alam yang mempengaruh <br />kegiatan pembangunan nasional. <br /><br />3. Langkah-langkah pemecahan masalah usaha. <br />Anda harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa <br />telah menetapkan pemecahan-pemecahan yang tepat. Pemecahan <br />masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang teratur dan <br />tetap. Pengalaman tiap-tiap Wirausaha di dalam memecahkan masalah <br />yang sama, kadang-kadang berbeda-beda. Berikut ini dikemukakan <br />langkah-langkah dalam pemecahan masalah, yakni: <br /><br />a. <br />Menyadari dan memutuskan masalah. <br />b. Mengkaji masalah dan merumuskan masalah. <br />c. <br />Mengumpulkan data-data. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />d. Analisis data <br />e. Interpretasi dan verifikasi data. <br />f. Pengambilan keputusan. <br />g. Aplikasi kesimpulan. <br />B. SUMBER-SUMBER INFOMASI USAHA. <br />1. Syarat sumber-sumber informasi <br />Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang Wirausaha <br />sangat membutuhkan sumber-sumber informasi bisnis yang lengkap dan <br />akurat. Di samping harus lengkap, sumber-sumber informasi itu juga <br />harus dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi itu datanya <br />kurang lengkap, maka di dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan, <br />serta saran-saran yang akan dikemukakan kemungkinan kurang sempurna. <br />Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-informasi merupakan <br />landasan untuk mengamati bentuk dan usaha atau bisnis pada masa <br />mendatang. Dr. Alfred Osborne, Jr, Direktur Pusat Studi KeWirausahaan, <br />di Universitas California, menegaskan bahwa informasi dan kebutuhan <br />untuk menggunakan sumber-sumber informasi dapat menciptakan <br />peluang bisnis yang amat banyak. <br /><br />a. Macam-macam informasi yang diperlukan. <br />Pada era globalisasi, separuh dari pekerja-pekerja di bidang jasa, <br />akan bergerak dalam kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, <br />dan menjual informasi-informasi bisnis. Adapun macam informasi yang <br />diperlukan di antaranya sebagai berikut. <br />1) Informasi kuantitatif <br /><br />Informasi kuantitatif berisi masukan nilai yang dapat dihitung, <br />seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur, dan sebagainya. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />2) Informasi kualitatif <br /><br />Informasi kualitatif berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti <br />perubahan produk, mutu produk, kecepatan, panas, dingin, dan <br />sebagainya. <br /><br />3) Informasi kontrol <br /><br />Informasi kontrol, misalnya pemerian petunjuk: apakah suatu <br />perubahan variabel produk, model, atau desain, dapat berjalan normal <br />atau tidak. <br /><br />4) Informasi simbol <br /><br />Informasi simbol, misalnya petunjuk dalam rambu-rambu bisnis. <br />Sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya adalah yang informasinya <br />menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sumber-sumber <br />informasi itu merupakan sumber yang dapat memberi keterangan jumlah <br />data dan fakta yang berhubungan dengan kebijakan produk dan <br />pemasarannya. Kebutuhan terhadap sumber-sumber informasi, sangat <br />berkembang untuk menghasilkan banyak informasi yang berhubungan <br />dengan pemasaran produk. Kegiatan produk memerlukan informasi <br />tentang apa yang akan diproduksi, bagaimana sifat dan persyaratannya, <br />bagaimana mutunya, dan berapa jumlah produk yang harus diproduksi. <br /><br />Sistem pemasaran harus dapat memberikan informasi serta <br />menentukan bagaimana kecenderungan pasar dan konsumen. Sebaliknya, <br />sistem prosuksi akan memberikan informasi kepada bagian pemasaran, <br />tentang apa yang akan dilakukan untuk disampaikan ke pasaran. <br />Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para Wirausaha itu, harus <br />lengkap, tepat dan dapat dipercaya kebenarannya. Oleh karena itu, para <br />Wirausaha yang memanfaatkan informasi harus dapat mengumpulkan, <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />mengatur, mengolah, menyampaikan, dan menggunakan informasiinformasi <br />tersebut. <br /><br />? Permasalahan hendaknya mengandung beberapa kemungkinan <br />pemecahan, sehingga mengaktifkan pikiran dan kemauan, serta <br />pemilihan beberapoa alternatif pemecahannya. <br />? Tepat waktu, tepat mutu, dan tepat janji merupakan unsur-unsur <br />utama menciptakan keputusan dalam bisnis. <br />? Peluang bisnis bukanlah suatu peluang jika tidak ada atau tidak <br />sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk <br />mewujudkannya. <br />? Persoalan-persoalan kunci dalam setiap organisasi adalah persoalan <br />yang tidak mempunyai pengalaman masa lampau sama sekali, tapi <br />dapat dipergunakan sebagai pedoman <br /><br />2. <br />Informasi yang diperlukan dalam keputusan <br />Informasi adalah keberhasilan pengambilan keputusan. <br />Semakin rumit bisnis, maka sistem informasi itu semakin diperlukan oleh <br />seorang Wirausaha. Kecepatan memperoleh dan menerima akses <br />informasi sangat dibutuhkan oleh para wirausaha. Akan tetapi, bagaimana <br />bentuk informasi yang dibutuhkan para Wirausaha ? Informasi-informasi <br />yang dibutuhkan oleh para Wirausaha adalah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Informasi atas orang, termasuk juga informasi pokok yang dituntut: <br />gaji/upah dan jamainan keselamatan kerja dan hidup. <br />b. Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi <br />per devisi: <br />pandangan masa depan bisnis, kekayaan/utang, keberlanjutan bisnis. <br />c. <br />Informasi dalam operasi sehari-hari: penerimaan kas, pembayaranpembayaran <br />dalam usaha, neraca rugi dan laba sebenarnya, struktur <br />modal. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />d. Fakta dan data untuk pendukung bisnis dan cara yang memungkinkan <br />Wirausaha mengambil keputusan mengenai perluasan usaha: pesaing, <br />konstruksi, pabrik, produk, gudang, pemasaran, dan sebagainya. <br />Pencarian informasi memerlukan pengamatan yang cermat dan <br />teliti terutama berkaitan dengan hal-hal berikut. <br /><br />a. <br />Pesaing <br />b. Seluk-beluk pemasaran. <br />c. <br />Seluk-beluk manajemen yang diperlukan. <br />d. Perkembangan Arsitektur dan sipil <br />e. <br />Pengelolaan dan pengendalian keuangan <br />f. <br />Pengalaman dan penelitian usaha. <br />g. Sumber dan data yang dapat dipercaya. <br />h. Manajemen survai pemetaan. <br />i. <br />Perkembangan pariwisata <br />j. <br />Perkembangan paket-paket wisata <br />k. <br />Administrasi dan pembukuan. <br />l. <br />Perawatan peralatan produksi. <br />m. Perkembangan teknologi <br />n. <br />Akuntansi dan auditing. <br />o. <br />Studi kelayakan. <br />p. Informasi harga, promosi, dan distribusi. <br />Adapun urutan prioritas tindakan dalam mengumpulkan informasi <br />yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi <br />tersedia. <br />b. Mencari informasi tidak <br />dibutuhkan dan tidak diinginkan wirausaha, <br />tetapi tidak tersedia. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />c. <br />Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausaha, tetapi <br />belum tersedia. <br />d. Mencari informasi yang dibutuhkan, tetapi tak dikehendaki dan belum <br />tersedia. <br />e. <br />Mencari informasi yang dibutuhkan dan tersedia walaupun tak <br />dikehendaki. <br />Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan para Wirausaha, antara <br />lain meliputi informasi mengenai konsumen, permintaan dan penawaran, <br />pesaingan, advertensi, produk saingan, pengembangan produk, desain, <br />dan prilaku konsumen. Sumber-sumber bisnis yang dikumpulkan dan <br />diperlukan, persyaratannya yaitu. <br /><br />a. <br />data-datanya yang dipercaya; <br />b. data-datanya harus lengkap; <br />c. <br />data-datanya masih berlaku; <br />d. data-datanya dapat dipergunakan. <br />Mencari dan mengumpulkan informasi relatif mudah apabila para <br />Wirausaha cerdas, cekatan, terampil, berpengalaman, dan pandai <br />berkomunikasi dan tidak mudah putus asa serta cepat tidak puas diri. <br />Kelancaran di dalam berkomunikasi ditentukan oleh keterampilan pada <br />ketepatan cara mengekspresikan diri. Kunci keberhasilan berwirausaha, <br />terletak dalam memperoleh dan mengelola informasi dan bukan terletak <br />pada banyaknya informasi. Keberhasilan wirausaha yang berhubungan <br />dengan informasi dalam bisnisnya, diantaranya: <br /><br />a. <br />Harapan masa depan bisnis. <br />b. Sistem nilai para Wirausaha. <br />c. <br />Pengalaman Wirausaha dalam bisnis. <br />d. Kekuatan dan kelemahan bisnis. <br />e. <br />Sikap dan perilaku konsumen. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />f. <br />Daya beli konsumen. <br />g. Motivasi konsumen <br />h. Realitas bisnis. <br />i. <br />Peluang bisnis. <br />j. <br />Hambatan dan rintangan bisnis. <br />k. <br />Pesaing <br />l. <br />Pelayanan. <br />m. Risiko kebutuhan konsumen <br />n. <br />Perubahan selera konsumen. <br />o. <br />Kebijakan pemerintahan. <br />3. Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan Wirausaha <br />Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan Wirausaha dalam <br />rangka menunjang kebijakan bisnis adalah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Hasil penelitian pasar <br />b. Kondisi ekonomi (daya beli masyarakat) <br />c. <br />Kedudukan perusahaan di pasar. <br />d. Kondisi Sumberdaya Manusia <br />e. <br />Bagian keuangan. <br />f. <br />Pembeli, konsumen, dan distributor. <br />g. Para pesaing. <br />h. Wilayah niaga. <br />i. <br />Media massa. <br />j. <br />Manager produksi, antara lain mengenai: <br />1) Bahan baku. <br />2) Tenaga kerja <br />3) Transfortasi <br />4) Kualitas produk. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />5) Desain produk. <br />6) Model produk. <br />7) Jenis dan ukuran produk. <br />8) Warna dan merk produk. <br />9) Manfaat dan bungkus produk. <br />10)Harga produk. <br /><br /><br />k. Pemerintah dan peraturannya. <br />l. Hukum <br />Dengan perkataan lain, sumber-sumber informasi tersebut dapat <br />dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, sebagai berikut. <br /><br />a. Sumber informasi data primer <br />Sumber infomasi data primer, diantaranya: <br />1) Hasil riset <br />2) Konsumen sendiri. <br />3) Pedagang perantara. <br />4) Para penjual sendiri. <br /><br />b. Sumber informasi data sekunder <br />Sumber informasi data sekunder, diantaranya: <br />1) Hasil-hasil penelitian <br />2) Jurnal-jurnal <br />3) Perusahaan lain dalam kelompok sejenis. <br />4) Pemerintah. <br />5) Perusahaan pendukung. <br />6) Biro Pusat statistik. <br />7) Asosiasi profesi. <br />8) KADIN. <br />9) Media Massa (Majalah, Koran, Tabloid). <br />10)Televisi <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />4. Manfaat sumber-sumber informasi usaha <br />Pemanfaatan teknologi informasi, akan mengarahkan perusahaan <br />pada cara kerja perusahaan, perluasan kompetisi, pemasaran, penjualan, <br />distribusi, promosi, dan lain-lainnya. Adanya teknologi informasi akan <br />menyebabkan orang-orang dengan cepat mengetahui berita dan dengan <br />cepat pula dapat mengirim berita. Pemakaian teknologi informasi banyak <br />menimbulkan perubahan pada berbagai segi kegiatan dalam perusahaan. <br />Oleh karena itu, dalam rangka memajukan dan membesarkan usaha atau <br />bisnis, peran teknologi informasi harus dioptimalkan penggunaannya. <br /><br />? Informasi semakin sedikit yang relevan. Orang-orang politik bilang <br />“informasi adalah kekuasaan”. Sementara orang-orang bisnis bilang <br />“untuk mengetahui masa depan bisnis. Untuk itu kuasailah dan cari <br />sebanyak-banyaknya informasi. <br />? Keberhasilan wirausaha dalam mengelola informasi, bukan terletak <br />pada banyaknya informasi yang ia miliki, melainkan pada relevansinya. <br />Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para Wirausaha <br /><br />akan mengetahui bahwa informasi itu sangat penting untuk bahan <br />masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam bisnis. Zaman <br />sekarang dikenal abad informasi, yang mana kemampuan untuk <br />mendapatkan dan menggunakan sumber informasi merupakan aktiva <br />yang terbesar. Orang-orang politik bilang: “Siapa yang memiliki informasi <br />paling banyak, dialah yang paling berkuasa”. Sementara orang-orang <br />bisnis mengatakan:”Untuk dapat mengelola bisnis dengan baik, pasarkan <br />sesuatu untuk masa depan; untuk mengetahui masa depan, kuasailah <br />sebanyak-banyaknya informasi” <br /><br />Dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi, para Wirausaha <br />akan melaksanakan perubahan atau perbaikan hal-hal berikut. <br /><br />a. Perluasan kompetisi bisnis. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />b. Pembuatan produk <br />c. <br />Pemasaran dan penjualan produk. <br />d. Ketenagakerjaan. <br />e. <br />Cara mengelola bisnis. <br />f. <br />Memilih produk. <br />Dari penjelasan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa <br />dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para Wirausaha akan <br />dapat: <br /><br />a. <br />Memilih dan membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah. <br />b. Memilih dan membuat produk yang bermutu laku <br />dijual, dan harga <br />bersaing. <br />c. <br />Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan. <br />d. Memilih dan membuat desain baru atau kombinasi. <br />e. <br />Memilih dan membuat produk yang lebih baik dengan harga relatif <br />murah. <br />Sebelum memutuskan <br />membuat suatu produk perlu <br />mempertimbangkan banyak <br />faktor, salah satunya faktor <br /><br />pasar. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausahawan adalah <br />berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para <br />Wirausahawan hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan <br />data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik <br />kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu <br />merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis. <br />Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha, akan menjadi bekal di <br />dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. <br /><br />Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang Wirausaha <br />sangat membutuhkan sumber-sumber informasi bisnis yang lengkap dan <br />akurat. Di samping harus lengkap, sumber-sumber informasi itu juga <br />harus dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi itu datanya <br />kurang lengkap, maka di dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan, <br />serta saran-saran yang akan dikemukakan kemungkinan kurang sempurna. <br />Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-informasi merupakan <br />landasan untuk mengamati bentuk dan usaha atau bisnis pada masa <br />mendatang. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah matrik masalah-masalah yang ada di masing-masing program <br />diklat anda. Cobalah uraikan solusinya. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan pentingnya pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya <br />secara ilmiah ? <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />2. Jelaskan prosedur <br />pemecahan masalah dengan langkah-langkahnya <br />menggunakan metode ilmiah ? <br />3. Anda <br />harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa <br />telah menetapkan pemecahan-pemecahan yang tepat. Pemecahan <br />masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang teratur <br />dan tetap. Keputusan dalam usaha, dapat dibuat dengan cepat dan <br />harus tepat. Jelaskan langkah-langkah dalam pemecahan <br />masalah ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. Salah satu tanggungjawab terpenting para <br />Wirausaha adalah <br />berusaha memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para <br />Wirausaha hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan <br />data-data, mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan <br />menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan <br />masalah itu merupakan kegiatan yang amat penting di dalam usaha <br />atau bisnis. Keterampilan yang diperoleh para Wirausaha akan <br />menjadi bekal di dalam pemecahan masalah dalam kegiatan usaha <br />atau bisnis. Meskipun persoalan tidak mempunyai masalah yang <br />benar, namun keputusan terakhir untuk menentukan pemecahan <br />masalah yang paling baik terserah kepada Wirausaha sendiri. <br />2. Adapun <br />prosedur pemecahan masalah, dengan langkahlangkahnya <br />menggunakan metode ilmiah adalah sebagai berikut. <br />a. <br />Kenalilah persoalannya secara umum. <br />b. Rumuskan persoalan dengan tepat dan benar <br />c. <br />Identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan <br />secara terkait. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />d. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan <br />dengan masalah. <br />e. <br />Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya <br />f. <br />Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari <br />problem tersebut. <br />g. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik. <br />h. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut <br />sudah tepat. <br />Oleh karena itu, Langkah berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan <br />langkah-langkah yang sistematis, berorientasi kepada tujuan, serta <br />menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. <br /><br />3. <br />Pengalaman tiap-tiap Wirausaha di dalam memecahkan masalah yang <br />sama, kadang-kadang berbeda-beda. Untuk itu langkah-langkah <br />dalam pemecahan masalah, yakni: <br />a. Menyadari dan memutuskan masalah. <br />b.Mengkaji masalah dan merumuskan masalah. <br />c. Mengumpulkan data-data. <br />d.Analisis data <br />e. Interpretasi dan verifikasi data. <br />f. Pengambilan keputusan. <br />g.Aplikasi kesimpulan. <br />Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 8 <br />yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda <br />yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui <br />tingkat penguasaan anda terhadap materi modul 8. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 8. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />Kegiatan belajar 2. <br /><br />a. <br />Tujuan pembelajaran 2. <br />Siswa dapat memahami pentingnya pengambilan keputusan dalam <br />menjalankan usaha dengan tepat <br /><br />b. <br />Uraian materi 2 <br />A. <br />PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA <br />Semakin wirausaha berpengalaman dalam pengambilan keputusan <br />maka akan semakin besar kepercayaan diri dan semakin berorientasi pada <br />tindakan-tindakan. Untuk itu, perlu memahami taksiran-taksiran atau hasil <br />pengamatan kemampuan wirausaha dalam mengambil keputusan, sebagai <br />berikut. <br /><br />1. <br />Bagaimana wirausaha dapat menjaga kepercayaan diri dalam mengambil <br />keputusan penting ? <br />2. <br />Tunjukkan contoh-contoh yang menggambarkan kemampuan wirausaha <br />mengambil keputusan yang realisitk <br />3. <br />Apakah kekuatan dan kelemahan wirausaha mengambil keputusan ? <br />4. <br />Bagaimana cara mengambil keputusan kreativitas atau intuisi dalam <br />mengambil keputusan ? <br />5. <br />Apakah hikmah dari kesalahan mengambil keputusan ? <br />6. <br />Bagaimana wirausaha menangguhkan pengambilan keputusan ? <br />7. <br />Bagaimana penyesuaian dalam perubahan-perubahan di lingkungan <br />wirausaha setelah keputusan ditetapkan ? <br />8. <br />Apakah biasa dipaksakan membuat keputusan ? <br />9. <br />Apakah tindakan yang biasa diambil setelah keputusan ditetapkan ? <br />10. <br />Bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan sumber-sumber daya <br />di lingkungan sekitar dalam mengambil keputusan ? <br />11. <br />Bagaimana cara memimpin agar mencapai hasil yang diinginkan ? <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />12. <br />Bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan kontak profesional <br />dan pribadi wirausaha untuk memperoleh informasi yang dapat <br />membantu penetapan keputusan ? <br />Dengan kondisi-kondisi tersebut dapat digunakan sebagai acuan <br /><br />dalam memecahkan kendala-kendala yang berhubungan dengan <br /><br />pengambilan keputusan yang tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu <br /><br />wirausaha harus mampu melihat penetapan pengambilan keputusan <br /><br />dengan melihat setiap aspek dari persoalan dan memahami secara <br /><br />keseluruhannya. Pengalaman masa lampau dan intuisi mampu sebagai <br /><br />kajian penting dalam pengambilan keputusan yang tidak dapat diabaikan <br /><br />begitu saja. <br /><br />1. Membuat keputusan (decision making) <br />Membuat keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih <br />alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat <br />keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara <br />untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam <br />pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan <br />semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang Wirausaha <br />mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang <br />masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang <br />menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis. <br /><br />Di sini seorang Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan <br />agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang <br />ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan <br />mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka <br />juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibatakibat <br />jangka panjang atas operasi bisnisnya. Seorang wirausaha <br />diharapkan lebih aktif dalam dan lebih kreatif, karena ia harus membuat <br />keputusan (decision making) tanpa bantuan data-data kuantitatif (data <br />berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang berpengalaman. <br /><br />Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada <br />kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan <br />bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan <br />dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, <br />dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat <br />disadari dan diambil tindakan pembetulannya. <br /><br />Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan dan pengambilan <br />keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi <br />perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya. <br />Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, <br />sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah. Adapun pedoman untuk <br />membuat keputusan, kuncinya adalah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah <br />dikenal. <br />b. Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak <br />berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang <br />Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya <br />untuk membuat keputusan. <br />c. <br />Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan <br />sebuah keputusan <br />d. Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah <br />keputusan. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />e. <br />Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian <br />yang besar <br />f. <br />Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan <br />sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau. <br />g. Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastis <br />susunan organisasi yang sekarang <br />h. Keputusan perlu diuji cobakan dahulu. <br />Seorang Wirausaha harus memulai menerapkan keputusan, semua <br />keragu-raguan dan ketidakpastian haruslah dibuang jauh-jauh. Jika Anda <br />dihadapkan pada alternatif harus memilih, maka buatlah pertimbanganpertimbangan <br />yang matang. Kumpulkan berbagai informasi dan boleh <br />meminta pendapat orang lain. Setelah itu, ambil keputusan dan jangan <br />ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikiran, para <br />Wirausaha akan dapat mengambil keputusan yang terbaik. Banyak faktor <br />yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making), <br />diantaranya motivasi, persepsi, dan proses belajar. <br /><br />Dalam proses pembuatan keputusan, kenyatannya ada Wirausaha <br />yang mampu mengambil keputusan berdasarkan pengalaman, dan ada <br />pula Wirausaha yang berperilaku membuat keputusan secara otomatis. <br />Jika keputusan diambil berdasarkan pada pengalaman masa lalu, <br />hendaknnya tergantung juga pada tempat, waktu, pendidikan Wirausaha, <br />dan sebagainya. <br /><br />? Seorang Wirausaha yang kreatif adalah yang pandai mengambil <br />keputusan-keputusan yang tepat dalam bisnisnya. <br />? Seorang Wirausaha suksesnya tergantung pada kemampuan <br />mengambil keputusan yang meningkatkan kemampulabaan <br />bisnis pada masa mendatang. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />? <br />Seorang wirausaha yang ingin maju sangat tergantung pada <br />ekspentasi masa depan dan keberlanjutan bisnisnya <br /><br />3. Faktor dan pertimbangan membuat keputusan <br />Dalam mengelola bisnisnya, para worausaha harus membuat <br />keputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor dan pertimbangan <br />berikut. <br /><br />a. <br />Ukuran dan kompleksitas bisnis. <br />b. Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis <br />c. <br />Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem. <br />d. Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk pelbagai jenis <br />sistem dan fasilitas latihan yang tersedia <br />e. <br />Jumlah transaksi yang harus diproses <br />f. <br />Faktor-faktor keuangan. <br />Proses manajemen bisnis seorang Wirausaha, akan meliputi <br />pengembangan ide dan strategi, pengelolaan orang, serta pengelolaan <br />sistem untuk menjamin pertumbuhan usaha atau bisnis. Sukses usaha <br />atau bisnis, tergantung pada pemanfaatan sumber daya uang, pelanggan, <br />harta fisik, sumber daya manusia, dan waktu yang dipergunakan. <br />Selanjutnya, kepribadian dan sikap seorang Wirausaha dalam <br />melaksanakan keputusan dapat mempengaruhi hasil akhirnya. Sekali <br />sebuah keputusan telah diambil, hendaknya jangan ragu-ragu didalam <br />menerapkannya. <br /><br />Para karyawan perusahaan akan menghormati seorang Wirausaha <br />jika dia menerapkan orientasi kepada tindakan, dan mereka akan <br />membela keputusan yang diambil. Seorang Wirausaha di dalam kegiatan <br />bisnisnya, harus mengetahui bagaimana informasi keuangan dan non <br />keuangan dilaporkan kepada pembuat keputusan. Seorang Wirausaha <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />akan mempunyai pengendalian atas adanya keputusan orang lain jika ia <br />percaya pada prinsip bahwa : “kebanyakan keputusan dapat diubah”. <br /><br />Jika yang terkena pengaruh keputusan itu para karyawan, maka <br />seorang Wirausaha haruslah arif bijaksana dan memberitahukan bahwa <br />keputusan itu dapat diubah sekiranya hasil-hasil bisnisnya tidak dapat <br />dicapai. Dengan membuat keputusan dan melaksanakannya, seorang <br />Wirausaha harus dapat memonitornya. Memonitor secara efektif dan <br />efisien mengenai penerapan sebuah keputusan, akan mengungkapkan <br />kelemahan-kelemahan di dalam bisnisnya. <br /><br />Berikut ini adalah faktor-faktor dan pertimbangan yang harus <br />diperhatikan dalam membuat keputusan. <br /><br />a. Faktor membuat keputusan <br />Membuat keputusan di dalam usaha atau bisnis adalah pekerjaan <br />yang tidak mudah. Di dalam membuat keputusan, seorang wirausaha <br />perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan <br />yang diambilnya. <br />1) Faktor orang <br /><br />Dalam membuat keputusan, perlu diperhatikan dan dipertimbangkan <br />orang-orang yang akan merasakan masalah, sebagai akibat dari <br />adanya keputusan tersebut. <br />2) Faktor psychologis <br /><br />Dalam membuat keputusan, seorang wirausaha perlu memperhatikan <br />dan mempertimbangkan faktor psychologis, baik yang terasa maupun <br />yang tidak terasa, seperti emosional, pikiran, perasaan, kekecewaan, <br />maupun pengaruh kejiwaan lainnya. <br />3) Faktor fisik <br /><br />Membuat keputusan merupakan pekerjaan mental. Maka dari itu, di <br />dalam membuat keputusan, perlu ditransferkan ke arah tindakan fisik. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />4) Faktor sasaran <br /><br />Di dalam membuat keputusan, seorang Wirausaha harus <br />memperhatikan dan mendorong arah usaha atau bisnis dalam rangka <br />pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan. <br />5) Faktor waktu. <br /><br />Di dalam membuat keputusan, waktu yang efektif dan efisien harus <br />cukup untuk menganalisis data-data dan permasalahannya. <br />6) Faktor pelaksanaan <br /><br />Faktor pelaksanaan merupakan follow-up dari setiap keputusan <br />yang diambil. Selanjutnya, perlu diingat pula bahwa setiap keputusan <br />akan menimbulkan suatu rangkaian tindakan di dalam membuat <br />keputusan. <br /><br />Pembuatan keputusan dalam kehidupan bisnis, tidaklah begitu <br />mudah. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan yang <br />ditujukan agar semua pihak merasa puas, sudah tentu ada kelebihan dan <br />kekurangannya. Namun, seorang Wirausaha yang berpengalaman harus <br />mempunyai keberanian dalam membuat dan mengambil suatu keputusan <br />yang tepat, cermat, dan cepat. <br /><br />b. Pertimbangan membuat keputusan usaha <br />Pertimbangan-pertimbangan dalam membuat keputusan, <br />didasarkan atas beberapa hal sebagai berikut. <br />1) Keputusan yang akan diambil <br /><br />Keputusan yang akan diambil, harus dipertimbangkan masakmasak <br />secara obyektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam <br />membuat keputusan, antara lain: <br />a) Manfaatnya <br />b) Pelaksanaannya <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />c) Orang-orangnya <br /><br />2) Tindakan-tindakan <br /><br />Tindakan-tindakan dalam mengambil dan membuat keputusan yang <br />tepat dan akurat, adalah sebagai berikut: <br />a) Menilai data-data <br /><br />Di dalam menilai data-data, seorang Wirausaha harus mengenal <br />betul persoalan atau permasalahan yang hendak diputuskan, seperti : <br /><br />1. Mencari sebab pokok persoalan <br />2. Memilih data-data yang benar <br />3. Memilih data-data yang tepat <br />b) Memilih data-data <br /><br />Memilih data-data merupakan tindakan penting dalam pembuatan <br />keputusan. Data terpilih diterapkan ke dalam berbagai alternatif <br />pemacahan masalah yang diharapkan dan dihadapi, seperti : <br /><br />1. <br />Mencari sebab persoalan pokok <br />2. <br />Memikirkan kemungkinan untuk memecahkan persoalan atau mencari <br />jalan keluarnya. <br />3. <br />Memformulasikan faktor-faktor yang berhubungan antara yang satu <br />dengan yang lainnya. <br />c) Konsekuensi pilihan <br /><br />Konsekuensi pilihan dalam membuat keputusan adalah : <br /><br />1. <br />Usaha untuk menilai tiap-tiap pilihan <br />2. <br />Usaha untuk meramalkan apa yang terjadi apabila salah satu <br />alternatif yang dilaksanakan. <br />d) Tindakan pelaksanaan <br /><br />Tindakan pelaksanaan dalam keputusan adalah usaha untuk memiliki <br /><br />suatu tindakan yang telah ditentukan oleh salah satu pilihan seperti: <br /><br />1. Menetapkan langkah-langkah dalam tindakan. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />2. Pemikiran langkah-langkah untuk melaksanakan keputusan yang telah <br />diambil <br />3. Membuat keputusan terakhir <br />Walaupun dalam pengetahuan manajemen terdapat mata ajaran <br />tentang “problem identification, problem solving and decision making”, <br />namun keberanian untuk mengambil keputusan, sangat tergantung <br />pada sifat pribadi Wirausaha masing-masing. Seorang Wirausaha <br />harus selalu berkata pada dirinya, pasti bisa mengambil keputusan di <br />dalam menentukan bisnisnya. Tuhan akan selalu beserta mereka <br />selama para Wirausaha mau berusaha dengan semangat etos kerja <br />yang tinggi. <br />4. Jika Anda mampu mengambil keputusan dalam batas-batas waktu <br />yang masuk akal, Anda akan mampu mengambil keuntungan <br />sewaktu-waktu timbul peluang-peluang bisnis <br />5. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin <br />besar pula kepercayaan pada dirinya dan semakin berorientasi pada <br />tindakannya. <br />Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kunci <br />keberhasilan dalam manajemen bisnis. Pada zaman sekarang, proses <br />pengambilan keputusan baik untuk negara maupun untuk niaga atau <br />bisnis banyak diteliti orang. Apa sebabnya? Sebab, mereka beranggapan <br />bahwa proses keputusan itu sangat unik dan erat kaitannya dengan <br />keberhasilan usaha atau bisnis. Suatu keputusan yang benar, tumbuh dan <br />berkembang dari adanya pertentangan antar pendapat dan alternatifalternatif <br />yang saling bersaing. Dalam proses pembuatan keputusan, <br />keragu-raguan dan ketidaksetujuan sebenarnya masih diperlukan, karena <br />ada manfaatnya untuk : <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />a. <br />Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar <br />terhadap suatu masalah. <br />b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk <br />melahirkan keputusan yang <br />lebih mantap. <br />c. <br />Memungkinkan penerimaan bersama, terhadap keputusan yang akan <br />diambil. <br />Keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang kongkret, <br />sebenarnya tidak begitu sulit untuk diambil. Pertimbangan yang diadakan <br />berkisar pada masalah bertindak atau tidak bertindak dengan memperhitungkan <br />untung ruginya. Agar seorang Wirausaha mampu membuat <br />keputusan yang efektif dan efisien, ia harus memiliki beberapa <br />persyaratan, sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Keterampilan dalam kepemimpinan <br />b. Keterampilan dalam manajerial <br />c. <br />Keterampilan dalam bergaul. <br />? <br />Macam-macam keputusan <br /><br />Menurut bidangnya, dalam usaha atau bisnis ada beberapa tipe <br />keputusan sebagai berikut. <br /><br />a. Keputusan produksi <br />Keputusan produksi berhubungan dengan : <br /><br />1) Luasnya perusahaan <br /><br />2) Susunan (lay out) perusahaan <br /><br />3) Lokasi perusahaan <br /><br />4) Metode-metode produksi <br /><br />5) Pembayaran gaji atau upah <br /><br />6) Riset pemasaran dan teknik <br /><br />7) Praktek pembelian dan penjualan <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />8) Inspeksi supervisi <br />9) Jumlah inventaris <br /><br />b. Keputusan penjualan <br />Keputusan penjualan berhubungan dengan : <br /><br />1) Lokasi kantor-kantor penjualan <br /><br />2) Riset pemasaran <br /><br />3) Saluran-saluran pemasaran <br /><br />4) Jenis dan luasnya reklame <br /><br />5) Metode bidang penjualan <br /><br />6) Pengepakan produk <br /><br />7) Penggunaan merk dagang <br /><br />8) Penetapan harga produk <br /><br />9) Promosi dan distribusi <br /><br />c. Keputusan permodalan <br />Keputusan permodalan berhubungan dengan : <br /><br />1) Struktur modal <br /><br />2) Usaha modal baru <br /><br />3) Syarat-syarat kredit <br /><br />4) Rencana permodalan kembali <br /><br />5) Likuidasi <br /><br />6) Pembayaran deviden <br /><br />7) Jumlah tenaga kerja dan jam kerja <br /><br />8) Penetapan biaya ekspolitasi. <br /><br />9) Prosedur kantor. <br /><br />10)Peleburan usaha atau bisnis <br />Keputusan yang diambil oleh seorang Wirausaha, hendaknya tidak <br /><br />semata-mata didasarkan atas aklamasi. Seorang Wirausaha yang efektif <br /><br />dan efisien dapat mengambil keputusan dengan sebaik-baiknya apabila <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />didasarkan pada berbagai pendapat yang bertentangan, serta dialog-<br />dialog antara pandangan yang berbeda-beda. Setelah keputusan siap <br />dibuat, dan semua alternatif telah dijajagi, serta risiko untung ruginya <br />sudah dipertimbangkan maka selanjutnya adalah membangkitkan <br />keberanian untuk memutuskan suatu tujuan. <br /><br />1. Keputusan <br />yang benar dan efektif semata-mata dilandasi oleh <br />keinginan, selera, dan sifat subyektivitas si pembuat keputusan. <br />2. Kepribadian <br />dan sikap Wirausaha dalam melaksanakan sebuah <br />keputusan dapat mempengaruhi hasil bisnisnya. Sekali sebuah <br />keputusan sudah diambil, hendaknya jangan ragu-ragu untuk <br />melaksanakannya. <br />3. Mengelak dalam membuat keputusan adalah lebih jelek daripada <br />membuat keputusan yang salah. <br />? <br />Dasar dan teknik membuat keputusan usaha <br /><br />Dasar dan teknik membuat keputusan adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Intuisi <br />Pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah pembuatan <br />keputusan berdasarkan penggunaan perasaan orang yang membuat <br />keputusan tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, <br />latihan-latihan, serta pengalamannya. <br /><br />Adapun keuntungan pembuatan keputusan berdasarkan intuisi <br />adalah : <br />1) Keputusan dapat diubah dengan cepat <br />2) Diutamakan yang paling penting <br />3) Dipergunakan kemampuan cara membuatnya <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />b. Fakta <br />Pembuatan keputusan berdasarkan fakta merupakan pembuatan <br />keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan, sehingga orang-orang <br />yang merasakan akibat dari keputusan tersebut tidak bisa membantah <br />keputusan-keputusan yang diambil. Adapun fakta-fakta tersebut : <br />1) Perlu diusahakan sebaik-baiknya <br />2) Perlu diselidiki dengan teliti <br />3) Perlu diklasifikasikan dengan tepat <br />4) Perlu ditafsirkan dengan hati-hati <br /><br />c. Pengalaman <br />Dalam membuat keputusan, perlu diperhatikan kejadian-kejadian <br />pada masa lalu. Sebab, pengalaman akan memberikan petunjuk bagi <br />pembuat keputusan. Pengalaman ini merupakan guru yang akan <br />memberikan petunjuk, serta pedoman bagaimana seorang Wirausaha <br />harus membuat keputusan, agar ditaati dan dilaksanakan sebagaimana <br />mestinya. Pengalaman seorang Wirausaha harus membuat keputusan, <br />agar ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengalaman <br />seorang Wirausaha di dalam mengelola bisnisnya, antara lain : <br />1) Pengalaman berupa sikap atau nilai <br />2) Pengalaman berupa pengetahuan <br />3) Pengalaman berupa keterampilan <br /><br />d. Keterampilan <br />Seorang Wirausaha yang terampil akan mampu mengendalikan <br />keinginan dan kemauannya ke arah tercapainya tujuan. Tentu saja <br />kerampilan tidak dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa adanya usaha. <br />Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam usaha atau bisnis, yakni <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />akan melatih keterampilan untuk memimpin diri sendiri serta dapat <br /><br />membuat keputusan dengan jalan sebagai berikut. <br /><br />1) Mengenal diri sendiri <br />Pengenalan diri sendiri memang pekerjaan yang sukar, karena <br />menyangkut penilaian seseorang terhadap pribadinya. Tetapi dengan <br />mengenal diri sendiri, akan mudah menetapkan keputusan. <br /><br />2) Melatih kemauan <br />Melatih kemauan akan menghasilkan kemauan yang keras untuk <br />berusaha mencapai tujuan hidupnya. Dengan adanya kemauan, <br />seorang Wirausaha akan dapat menentukan keputusannya. <br /><br />3) Melatih disiplin <br />Kerjas keras dan tanggung jawab melatih wirausaha untuk mampu <br />mengembangkan diri untuk mengenal diri sendiri, sehingga mampu <br />mengambil keputusan yang baik. Untuk itu, melatih disiplin terhadap <br />diri sendiri, akan dapat memimpin perilaku diri sendiri. Wirausaha <br />dalam prakteknya, akan selalu bertindak secara tertib dan <br />bertanggung jawab di dalam menentukan masalah dan pembuatan <br />keputusannya, yang didasarkan pada sumber-sumber informasi yang <br />relevan dan data-data yang layak dipercaya sesuai dengan kebutuhan. <br />Dengan adanya disiplin, Wirausaha akan dapat menentukan <br />keputusan yang baik dan dapat diterima oleh semua pihak. <br /><br />4) Authority (kekuasaan) <br />Keputusan yang bersifat otoritas sangat tergantung pada pihak diri <br />pimpinan itu sendiri. Pada umumnya, kebanyakan pembuatan <br />keputusan didasarkan atas otoritas si pembuat keputusan. Keputusan <br />yang dibuat atas dasar otoritas, dipedomani dan dipengaruhi oleh <br />faktor-faktor berikut. <br /><br />1. Undang-undang <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />2. Peraturan-peraturan <br />3. Pengalaman <br />4. Kekuasaan <br />5. Status pengelolaan <br />Adapun kebaikan dan kejelekan keputusan berdasarkan authority, <br />adalah sebagai berikut. <br />a) Kebaikan : <br /><br />1. Cepat dilaksanakan <br />2. Tanggung jawab terbatas <br />3. Sangat tergantung pada pimpinan <br />4. Bersifat permanen <br />b) Kejelekan : <br />1. Banyak mengabaikan staf <br />2. Aspek kekuasaan lebih menonjol <br />3. Bersifat rutin <br />4. Melahirkan praktek diktator <br />5. Sumber-sumber informasi kurang dievaluasi <br />Beberapa keputusan yang dibuat dapat berubah. Banyak sumber, <br />ahli yang dapat dipergunakan dalam mengambil suatu keputusan, <br />pembuatan keputusan, bahwa keputusan harus bertolak dari informasi, <br />fakta dan data. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat mengambil <br />keputusan dengan banyak mencari informasi mulai dari fakta-fakta dan <br />data yang terbaik. Harapan seorang Wirausaha dalam mengambil <br />keputusan tidak bersumber dari hasil pendapatnya sendiri saja. Meskipun <br />pendapat itu masih bersifat hipotesis yang belum teruji manfaat dan <br />nilainya. Hal ini tidak ada salahnya, terlebih-lebih bagi seorang Wirausaha <br />yang sudah banyak pengalaman dalam bidang usaha atau bisnis untuk <br />tidak berhenti mencari informasi yang relevan sebanyak-banyaknya. Jika <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />tidak demikian, maka para karyawan perusahaan atau orang lain akan <br />menganggap bahwa Wirausaha tersebut tidak mempunyai kemampuan di <br />dalam membuat keputusan dalam bisnisnya. <br /><br /><br />Pengambilan ke putusan bisnis memerlukan bantuan pihak lain (kerjasama ) <br />atau tim kerja. <br /><br />c. Rangkuman <br />Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada <br />kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan <br />bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan <br />dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, <br />dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat <br />disadari dan diambil tindakan pembetulannya. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />d. Tugas. <br />Diskusikanlah di depan kelas hasil kunjungan industri siswa sesuai <br />dengan program diklat anda. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan pentingnya pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya <br />secara ilmiah ? <br />2. Jelaskan prosedur <br />pemecahan masalah dengan langkah-langkahnya <br />menggunakan metode ilmiah ? <br />3. Anda <br />harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa <br />telah menetapkan pemecahan-pemecahan yang tepat. Pemecahan <br />masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang teratur <br />dan tetap. Keputusan dalam usaha, dapat dibuat dengan cepat dan <br />harus tepat. Jelaskan langkah-langkah dalam pemecahan <br />masalah ? <br />4. Jelaskan faktor dan pertimbangan dalam membuat keputusan akhir <br />para Wirausaha di dalam mengelola bisnisnya ? <br />5. Jelaskan macam-macam keputusan dalam bisnis ? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. Salah satu tanggungjawab terpenting para Wirausaha adalah berusaha <br />memecahkan masalah secara ilmiah dalam bisnis. Para Wirausaha <br />hendaknya dapat menganalisis dengan mengumpulkan data-data, <br />mengolahnya, menganalisis, menginterpretasi dan menarik kesimpulan <br />dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah itu merupakan <br />kegiatan yang amat penting di dalam usaha atau bisnis. Keterampilan <br />yang diperoleh para Wirausaha akan menjadi bekal di dalam <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />pemecahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. Meskipun <br />persoalan tidak mempunyai masalah yang benar, namun keputusan <br />terakhir untuk menentukan pemecahan masalah yang paling baik <br />terserah kepada Wirausaha sendiri. <br /><br />2. Adapun prosedur <br />pemecahan masalah, dengan langkah-langkahnya <br />menggunakan metode ilmiah adalah sebagai berikut. <br />a. <br />Kenalilah persoalannya secara umum. <br />b. Rumuskan persoalan dengan tepat dan benar <br />c. <br />Identifikasikan persoalan utama yang ingin dipecahkan <br />secara terkait. <br />d. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan <br />dengan masalah. <br />e. <br />Tentukan teori dan pendekatan pemecahan masalahnya <br />f. <br />Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari <br />problem tersebut. <br />g. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik. <br />h. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut <br />sudah tepat. <br />Oleh karena itu, Langkah berpikir secara ilmiah dapat berlangsung <br />dengan langkah-langkah yang sistematis, berorientasi kepada tujuan, <br />serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. <br /><br />3. Pengalaman tiap-tiap Wirausaha di dalam memecahkan masalah yang <br />sama, kadang-kadang berbeda-beda. Untuk itu langkah-langkah dalam <br />pemecahan masalah, yakni: <br />2. Menyadari dan memutuskan masalah. <br />3. Mengkaji masalah dan merumuskan masalah. <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />4. Mengumpulkan data-data. <br />5. Analisis data <br />6. Interpretasi dan verifikasi data. <br />7. Pengambilan keputusan. <br />8. Aplikasi kesimpulan. <br />4. <br />Adapun faktor dan pertimbangan dalam membuat keputusan akhir, <br />para Wirausaha di dalam mengelola bisnisnya, sebagai berikut : <br />a. <br />Ukuran dan kompleksitas bisnis. <br />b. <br />Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis <br />c. <br />Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi <br />sistem. <br />d. <br />Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk pelbagai jenis <br />sistem dan fasilitas latihan yang tersedia <br />e. <br />Jumlah transaksi yang harus diproses <br />f. <br />Faktor-faktor keuangan. <br />Oleh karena itu, proses manajemen bisnis seorang Wirausaha, akan <br />meliputi pengembangan ide dan strategi, pengelolaan orang, serta <br />pengelolaan sistem untuk menjamin pertumbuhan usaha atau bisnis. <br />Sukses usaha atau bisnis, tergantung pada pemanfaatan sumber daya <br />uang, pelanggan, harta fisik, sumber daya manusia, dan waktu yang <br />dipergunakan. Selanjutnya, kepribadian dan sikap seorang Wirausaha <br />dalam melaksanakan keputusan dapat mempengaruhi hasil akhirnya. <br />Sekali sebuah keputusan telah diambil, hendaknya jangan ragu-ragu <br />didalam menerapkannya. <br /><br />5. Menurut bidangnya, dalam bisnis ada beberapa tipe keputusan sebagai <br />berikut : <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />1). Keputusan produksi <br /><br />Keputusan produksi berhubungan dengan : <br /><br />1. Luasnya perusahaan <br />2. Susunan (lay out) perusahaan <br />3. Lokasi perusahaan <br />4. Metode-metode produksi <br />5. Pembayaran gaji atau upah <br />6. Riset pemasaran dan teknik <br />7. Praktek pembelian dan penjualan <br />8. Inspeksi supervise <br />9. Jumlah inventaris <br />2) Keputusan penjualan <br /><br />Keputusan penjualan berhubungan dengan : <br /><br />1. Lokasi kantor-kantor penjualan <br />2. Riset pemasaran <br />3. Saluran-saluran pemasaran <br />4. Jenis dan luasnya reklame <br />5. Metode bidang penjualan <br />6. Pengepakan produk <br />7. Penggunaan merk dagang <br />8. Penetapan harga produk <br />9. Promosi dan distribusi <br />3). Keputusan permodalan <br /><br />Keputusan permodalan berhubngan dengan : <br /><br />b. Struktur modal <br />c. Usaha modal baru <br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />d. Syarat-syarat kredit <br />e. Rencana permodalan kembali <br />f. Likuidasi <br />g. Pembayaran deviden <br />h. Jumlah tenaga kerja dan jam kerja <br />i. Penetapan biaya ekspolitasi. <br />j. Prosedur kantor. <br />k. Peleburan usaha atau bisnis <br />Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 8 <br />yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda <br />yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui <br />tingkat penguasaan anda terhadap materi modul 8. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlahjawabanbenar<br /><br />Tingkat penguasaan = ×X100%<br /><br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br /><br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 8. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />Bab III <br />PENUTUP <br /><br /><br />Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilaku <br />kewirausahaan yang harus dimiliki berkaitan dengan pemahaman <br />terhadap masalah, merumuskan masalah dan mengambil keputusan <br />dengan tepat dan benar. Hal yang dimaksudkan adalah mengembangkan <br />bagaimana merumuskan masalah dengan tepat dan benar dan membuat <br />keputusannya dengan tepat dan hasil yang optimal. <br /><br />Untuk itu, pengenalan siswa SMK mengembangkan dan mengenalkan <br />kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan diri untuk berani <br />mengumpulkan masalah, identifkasi masalah dan mampu memecahkannya <br />adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan dengan <br />kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki. <br />Akhirnya mampu mengembangkan diri mencari sumber-sumber informasi <br />yang baik dalam menetapkan keputusan yang tepat. <br /><br />Oleh karena itu Sekali keputusan ditetapkan anda hendaknya jangan ragu <br />menerapkannya. Orang menghormati mereka yang berorientasikan <br />tindakan dan bersedia membela keputusan yang telah ditetapkan. Hal ini <br />ditandai dengan memahami karakterisitik bagaimana merumuskan <br />masalah dan membuat keputusan bagi wirausaha dan kemampuan <br />menerapkan sikap dan perilaku kewirausahaan. <br /><br />Pada modul ini siswa diharapkan mampu memahami materi dengan baik. <br />Apabila masih mengalami kesulitan memahami modul ini, Anda diharapkan <br />membaca kemabali modul ini dan minta bantuan dengan guru/ <br />pembimbing serta diskusikan dengan teman, ahli dan guru. <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusan <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Bygrave, William D., 1996, The Portable MBA; Entrepreneurship, <br />terjm. Dyah Ratna Permatasari, Binarupa Aksara, Jakarta <br /><br />Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan <br />Praktek, terjm. Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman <br />Pressindo, Jakarta <br /><br />Suryana,2003, Kewirausahaan,; Pedoman praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Salemba Empat, Bandung <br /><br />Joe Setyawan, 1994, Strategi efektif berwirausaha; mencakup studi <br />kelayakan usaha, Gramedia, Jakarta <br /><br />M. Tohar, 2000, Membuka Usaha Kecil, Kanisius, Jakarta <br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami kewirausahaan, SMK; untuk <br />semua bidang keahlian, Armico, Bandung <br /><br />Rusman Hakim, 1998, Kiat sukses berwiraswasta; mengatasi krisis <br />etika dan krisis motivasi, Gramedia, Jakarta <br /><br />M.J.Morris, <br />1995, Usaha kecil yang berhasil; bagaimana <br />mempersiapkannya, Arcan, Jakarta <br /><br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 1 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2002, Kewirausahaan; <br />suatu pendekatan kontemporer, UPP AMP YKPN, <br />Yogyakarta <br /><br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 3 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Modul 8, Kiat Mengambil Keputusanasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-13225058932773209332010-01-01T21:46:00.000-08:002010-01-01T21:47:53.640-08:00modul 7 kwuMODUL <br /><br /><br />7 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP DAN PRILAKU <br />KERJA PRESTATIF <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br /><br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br /><br />Halaman <br /><br />KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i <br />DATAR ISI …………………………………………………………………………. ii <br /><br /><br />BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1 <br /><br />A. Deskripsi …………………………………………………………………… 1 <br /><br />B. Prasyarat ………………………………………………………………….. 2 <br /><br />C. Petunjuk penggunaan modul ………………………………………. 2 <br /><br />1. Bagi siswa ……………………………………………………………. 2 <br /><br />2. Bagi guru ……………………………………………………………. 2 <br /><br />D. Tujuan akhir ……………………………………………………………… 3 <br /><br />E. Kompentensi …………………………………………………………….. 3 <br /><br />F. Cek kemampuan ……………………………………………………….. 4 <br /><br />BAB II. PEMBELAJARAN .......................................................... 5 <br /><br /><br />A. PENTINGNYA BEKERJA PRESTATIF………………………………. 5 <br /><br />1. Pengertian perilaku bekerja prestatif…………………………. 5 <br /><br />2. Tanamkan perilaku bekerja prestatif…………………………. 10 <br /><br />3. Pentingnya bekerja prestatif…………………………………….. 12 <br /><br />4. Merencanakan proses bekerja prestatif……………………… 15 <br /><br />B. PERAN PERILAKU BELAJAR PRESTATIF…………………………. 22 <br /><br />1. Prinsip dan ciri perilaku belajar…………………………………. 22 <br /><br />2. Komponen perilaku belajar………………………………………. 23 <br /><br />C. MANFAATKAN SIKAP BEKERJA PRESTATIF……………………. 25 <br /><br />1. Penerapan kesempatan bekerja………………………………… 25 <br /><br />2. Kepercayaan dan keberanian bekerja………………………… 26 <br /><br />3. Ciri-ciri sikap bekerja baik........................................... 28 <br /><br /><br />4. Motivasi dalam bekerja…………………………………………….. 28 <br /><br />BAB III. EVALUASI.................................................................... 31 <br /><br /><br />A. Instrumen Penilaian......................................................... 31 <br /><br /><br />B. Kunci Jawaban................................................................ 31 <br /><br /><br />Bab IV. PENUTUP...................................................................... 38 <br />Daftar Pustaka.......................................................................... 39 <br /><br /><br />Daftar Isi <br /><br /> <br />MODUL <br /><br /><br />7 <br />KIAT MENGEMBANGKAN <br />SIKAP DAN <br />PRILAKU KERJA PRESTATIF <br /><br /><br />IKAPUTERA WASPADA <br /><br />BAB I <br />PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilaku <br />kewirausahaan yang harus dimiliki agar selalu berpikiran maju. Hal <br />yang dimaksudkan adalah mengembangkan sikap dan perilaku maju. <br />Berkaitan dengan mengembangkan sikap dan perilaku maju adalah <br />sebuah keharusan yang tidak bisa dihindari. Sebab perilaku ingin maju <br />secara lahiriah dimiliki setiap orang. Pikiran maju adalah kerja keras <br />dan tidak cepat puas diri untuk meraih masa depan yang lebih baik. <br />Pikiran maju adalah masa depan. Untuk meraih perilaku <br />kewirausahaan tersebut maka wirausaha harus mengembangkan sikap <br />dan prilaku prestatif (ingin selalu maju). <br />Siswa SMK yang memiliki kekhasan kompetensi tertentu dipersiapkan <br />sebagai tenaga praktek medium untuk memasuki dunia industri dan <br />teknologi, manajemen dan bisnis, serta mengembangkan <br />kesejahteraan sosial dan pariwisata masyarakat. Akhirnya siswa SMK <br />mampu ikut dalam kegiatan ekonomi secara luas. Untuk itu <br />pengenalan secara dini kepada siswa SMK tentang mengembangkan <br />dan mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya melalui pengembangan <br />perilaku yang cepat puas dan ingin meraih terus maju serta tidak <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />mudah putus asa adalah mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan <br />dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang <br />dimiliki. <br /><br />B. Prasyarat <br />Modul ini diikuti setelah memahami modul sebelumnya dengan tingkat <br />keterukuran yang dipersyaratkan. Modul ini diikuti dengan pemahaman <br />bahwa identifikasi sikap dan perilaku ingin maju bagi wirausaha yang <br />memiliki kesadaran tinggi dari pembacanya. Hal ini ditandai dengan <br />memahami karakterisitik bentuk-bentuk identifikasi dari sikap dan <br />perilaku wirausaha. Tindakan ini dilakukan agar siswa mampu <br />mengembangkan sikap dan perilaku prestatif. <br /><br />C. Petunjuk penggunaan modul <br />1. Bagi siswa : <br />a. <br />Baca dengan cermat bagian pendahuluan modul ini dengan <br />memahami bagaimana mempelajari modul ini secara tepat dan <br />benar ! <br />b. Pahami <br />langkah-langkah belajar yang harus dilakukan siswa <br />dengan benar <br />c. <br />Kelengkapan bantu yang harus dipersiapkan bila membaca modul <br />ini <br />d. Pahami keterukuran hasil yang dapat dilakukan siswa <br />e. <br />Memiliki reward yang dapat ditunjukkan setelah mempelajari modul <br />ini <br />2. Bagi guru : <br />a. <br />Baca dengan cermat maksud dan tujuan bagian pendahuluan <br />modul ini dengan memahami bagaimana mempelajari modul ini <br />dengan tepat dan benar <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />b. Memberikan bantuan bagi siswa dalam mempersiapkan membaca <br />modul ini <br />c. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dalam modul ini <br />d. Membantu siswa dalam menggunakan buku bantu tambahan <br />sebagai sumber belajar <br />e. <br />Merencanakan tenaga ahli/pendamping yang membantu tugas guru <br />f. <br />Memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas yang <br />dibebankan pada siswa <br />g. Melakukan <br />penilaian hasil kegiatan belajar sebagai proses <br />keberhasilan dan kemajuan siswa <br />D. Tujuan akhir <br />a. <br />Hasil mempelajari modul ini siswa memahami dengan alat <br />keterukuran yang dimilki <br />b. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam <br />menjalankan bisnisnya <br />c. <br />Siswa dapat melakukan dalam kehidupan secara luas <br />E. Kompentensi <br />Modul ini berkompetensi mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br />kewirausahaan yang harus dimilki siswa sebagai bentuk ketercapaian <br />hasil proses kegiatan belajar yang dapat dikembangkan bagi seorang <br />wirausaha dan kehidupan di masyarakat. Sub kompetensi yang <br />diharapkan adalah mengidentifikasi sikap dan prilaku wirausaha secara <br />dini dan mampu dikembangkan pada diri sendiri. <br /><br />F. Cek kemampuan <br />1. Apakah yang ada di pikiran anda tentang ingin maju (prestatif) ? <br />2. Sebutkan ciri-ciri seorang yang ingin maju ? <br />3. Mengapa wirausaha <br />berusaha berpikiran dan mengembangkan <br />perilaku maju ? <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />4. Mengapa penting bagi wirausaha untuk berusaha dan secara terus <br />menerus berpikiran maju <br />G. Glosarium <br />1. <br />ingin maju adalah kepercayaan dan prestasi tidak cepat puas diri. <br />Ingin maju adalah kerja keras dan tidak cepat puas diri dalam <br />meraih pikiran maju untuk meraih masa depan. <br />2. <br />Efektif bekerja adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan <br />tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. <br />3. <br />Efisien bekerja adalah perbandingan yang terbaik antara input dan <br />output, antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara <br />pengeluaran dan pendapatan. <br />4. <br />Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju <br />(ambition drive). <br />5. <br />Sikap dinamis adalah suatu kegiatan yang berkelanjutan untuk <br />mencapai hasil yang telah ditetapkan secara optimal. <br />6. <br />Self awareness adalah sikap mawas diri dan memiliki <br />7. <br />Couscience adalah mempertajam suara hati, supaya menjadi <br />manusia berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta <br />memiliki misi dalam hidup <br />8. <br />Independent Will adalah pandangan independen untuk bekal <br />bertindak dan kekuatan untuk mengambil manfaat hasil <br />9. <br />Creative imagination adalah berpikir dan mengarah ke depan untuk <br />memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta memiliki <br />dengan yang tepat. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />BAB II <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP DAN <br />PRILAKU KERJA PRESTATIF <br /><br /><br />A. Rencana Belajar <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut ini. <br /><br />KEGIATAN WAKTU/TAHAP <br />TEMPAT <br />KEGIATAN <br />TANDA <br />Mengkaji Mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah <br />Berdiskusi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Latihan dan simulasi 2 x 45 menit Di Sekolah <br />Pengamatan <br />lapangan <br />3 x 45 menit Dunia Usaha <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1. <br />a. Tujuan Pembelajaran 1 <br />Siswa memiliki kemampuan untuk berpikiran ingin terus maju (prestatif) <br />dalam bekerja <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />A. PENTINGNYA BEKERJA PRESTATIF. <br />1. Pengertian perilaku bekerja prestatif <br />Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak <br />dapat dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. <br />Prestatif itu apa? Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi <br />ingin maju (ambition drive). Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen <br />tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya <br />tidak lepas dari bisnisnya. Seorang wirausaha yang ingin berhasil di dalam <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />usahanya janganlah loyo, pasrah diri, tidak mau berjuang, tetapi harus <br />bersemangat tinggi, berjuang dan berambisi ingin maju dengan komitmen <br />tinggi terhadap pekerjaannya. <br /><br />Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya, <br />wirausaha tersebut akan berhasil di dalam kegiatan usahanya. Berbuat <br />dan bekerja secara prestatif merupakan modal dasar untuk keberhasilan <br />seorang wirausaha. Seorang wirausaha yang berhasil selalu menempuh <br />saat-saat di mana ia harus bekerja keras, membanting tulang dalam <br />merintis bisnisnya. Seorang wirausaha yang mempunyai semangat tinggi, <br />mau berjuang untuk kemajuan bisnisnya. Seorang wirausaha yang <br />mempunyai semangat tinggi, mau berjuang untuk maju berbisnis. Ia yang <br />berbuat dan bekerja secara prestatif dan selalu gigih dalam menghadapi <br />pekerjaan serta tantangan yang dihadapinya biasanya selalu berhasil di <br />dalam usahanya. <br /><br />Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang <br />dijalankan, seorang wirausaha harus mampu melihat ke depan dan <br />berjuang untuk mencapai keberhasilan dalam bisnisnya. Wirausaha yang <br />bekerja secara prestatif, kegemeranannya atau kegila-gilaannya pada <br />pekerjaan usahanya. <br /><br />Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang berhasil karena <br />bekerja secara prestatif adalah sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya atau pekerjaannya. Boleh <br />dikata setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya. <br />b. Mau bertanggungjawab. Apa saja tindakan yang ia lakukan selalu <br />diikuti dengan rasa penuh tanggung jawab. <br />c. <br />Keinginan bertanggungjawab ini, erat hubungannya dengan <br />mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan <br />dalam dirinya. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha harus mempunyai <br />obsesi untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya. <br />e. Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian <br />f. Yakin pada dirinya <br />g. Kreatif dan fleksibel <br />h. Ingin memperoleh balikan dengan segera. Dia mempunyai keinginan <br />yang kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna <br />memperbaiki penampilannya. <br />i. Enerjik seorang wirausaha lebih baik dibandingkan rata-rata orang lain. <br />j. Motivasi untuk lebih unggul. Seorang wirausaha mempunyai motivasi <br />untuk bekerja lebih tinggi dan lebih unggul dari apa yang sudah <br />dikerjakan. <br />k. Berorientasi ke masa depan <br />l. Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal, dia <br />memusatkan perhatiannya pada kesuksesannya di masa depan dan <br />menggunakan kegagalannya ini sebagai guru yang berharga. <br /><br />m. Kemampuan memimpin. Seorang wirausaha harus mampu menjadi <br />pemimpin yang baik dalam memimpin sumber daya non manusia dan <br />harus dikelola sebaik-baiknya. <br />Murpy and Peck (1980) menggambarkan ada delapan jalan menuju <br />wirausaha yang berhasil untuk maju yaitu sebagai berikut. <br /><br />a. Kemauan bekerja keras <br />b. Bekerja sama dengan pihak lain <br />c. Penampilan yang baik <br />d. Keyakinan diri <br />e. Pandai membuat keputusan <br />f. Mau menambah ilmu pengetahuan <br />g. Ambisi untuk maju <br />h. Pandai berkomunikasi <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />Stephen Covey, dalam bukunya First Thing’s First, mengungkapkan <br />empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju yaitu: <br /><br />a. <br />Self awareness adalah sikap mawas diri dan memiliki <br />b. Couscience adalah mempertajam suara hati, supaya menjadi manusia <br />berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi <br />dalam hidup <br />c. <br />Independent Will adalah pandangan independen untuk bekal bertindak <br />dan kekuatan untuk mengambil manfaat hasil <br />d. Creative imagination adalah berpikir dan mengarah ke depan untuk <br />memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta memiliki <br />dengan yang tepat. <br />Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya, <br />wirausaha tersebut akan berhasil di dalam kegiatan usahanya. Untuk <br />menjadi wirausaha yang berhasil, harus memiliki ciri-ciri karakteristik <br />prestatif sebagai berikut : <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />Ciri-ciri Karakteristik Prestatif Dan Sifat-sifat Profil Wirausaha <br /><br />1. Percaya diri ? <br />? <br />? <br />? <br />Keyakinan <br />Ketidaktergantungan <br />Individualistik <br />Optimisme <br />2. Berorientasi pada dan hasil ? <br />? <br />? <br />? <br />? <br />Kebutuhan akan prestasi <br />Berorientasi pada laba <br />Ketekunan dan ketabahan <br />Kerja keras <br />Mempunyai dorongan kuat <br />3. Pengambilan resiko ? <br />? <br />? <br />Energi dan inisiatif <br />Kemampuan mengambil resiko <br />Suka pada tantangan <br />4. Kepemimpinan ? <br />? <br />? <br />Bertingkah laku sebagai <br />pemimpin <br />Dapat bergaul dengan orang lain <br />Menanggapi saran-saran dan <br />kritik <br />5. Keorisinilan ? <br />? <br />? <br />? <br />Inovatif, kreatif, dan fleksibel <br />Punya banyak sumber <br />Serba bisa <br />Mengetahui banyak <br />6. Berorientasi kemasa depan ? <br />? <br />Pandangan ke masa depan <br />Perseptif <br /><br />Jika karakteristik prestatif seorang wirausaha diterapkan di dalam <br />bisnis maka : <br /><br />a. Ia memiliki tekad kuat berusaha tetapi bukan karena terpaksa; <br />b. Ia mawas diri dan bertekad bulat untuk berusaha maju, setelah <br />menerima umpan balik; <br />c. Ia berpikir ada kemungkinan gagal, tetapi ia tidak gentar; <br />d. Ia ingin maju atau mandiri, walaupun berisiko tinggi; <br />e. Ia berpikir positif, karena ingin berkreatif. <br />Setelah mengenali karakteristik prestatif dan kompetensinya, <br />akhirnya seorang wirausaha akan menentukan hal-hal berikut. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />a. Apakah perlu kita berwirausaha ? <br />b. Apakah berwirausaha menunggu petunjuk ? <br />c. Apakah berwirausahaakan menunggu inspirasi ? <br />d. Apakah berwirausaha datangnya modal? <br />e. Apakah berwirausaha menunggu teman-teman ? <br />f. Kapan akan memulai berwirausaha? <br />g. Apakah berwirausaha harus melakukan survei terlebih dahulu ? <br />Di bawah ini ada beberapa falsafah bekerja prestatif para <br />wirausaha yang perlu dihayati. <br /><br />a. Hidup harus banyak belajar tentang dirinya sendiri. <br />b. Kegagalan usaha harus diterima sebagai pengalaman <br />c. Kekuatan berusaha datang dari tindakannya sendiri. <br />d. Resiko kegagalan selalu ada, <br />e. Wirausaha harus menerima dan bertanggungjawab <br />f. Ada keberhasilan berusaha, setelah kegagalan <br />g. Wirausaha yang menghindari resiko rendah <br />h. Menjauhi resiko tinggi karena ingin berhasil <br />i. Harta terbesar bersikap positif di dalam usaha. <br />j. Prestasi ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausaha sendiri. <br />k. Kerjarlah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki <br />l. Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelemahannya. <br />Memiliki sikap <br />dan perilaku <br />kerja prestatif <br />mendorong <br />meraih masa <br />depan <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />2. Tanamkan perilaku bekerja prestatif. <br />Sebelum menguraikan lebih jauh mengenai pembinaan dalam <br />bekerja prestatif, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang <br />efektifitas bekerja dan efisiensi bekerja. Wirausaha yang bekerja prestatif <br />harus memiliki efektifitas bekerja dan efisiensi bekerja, wirausaha harus <br />bekerja terukur, terencana dan terkendali dalam setiap tindakan hasilnya. <br /><br />Efektifitas bekerja adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan <br />tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan <br />perkataan lain, efektifitas bekerja adalah sampai tingkat apakah tujuan itu <br />sudah dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas. Setiap orang memiliki <br />kemampuan mengatur semua kegiatannya tanpa ada keterbatasan. Dan <br />seorang wirausaha memiliki kemampuan mengatur kegiatan dengan <br />terencana dan terukur dengan tingkah hasil tertentu. <br /><br />Efisien bekerja adalah perbandingan yang terbaik antara input dan <br />output, antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan <br />pendapatan. Dengan perkataan lain, efisien bekerja adalah segala sesuatu <br />yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat <br />diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan berhasil guna. <br /><br />a. <br />Tepat; artinya bekerja mencapai sasaran sesuai dengan yang <br />diinginkan atau semua yang dicita-citakan tercapai. <br />b. Cepat; artinya mengatur waktu dengan tepat pada tingkat tertentu. <br />Bila pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat atau tepat pada waktu <br />yang ditetapkan <br />c. <br />Hemat; artinya dengan biaya yang tertentu tanpa adanya pemborosan <br />dalam bidang pekerjaan apapun yang menghasilkan pada tingkat <br />tertentu pula <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />d. Berhasil guna; artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan <br />yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, sehingga <br />meraih prestasi tertentu. <br />Ingatlah bahwa menetapkan tujuan, menentukan prioritas, dan <br />menetapkan batas waktu untuk mencapai setiap sasaran merupakan <br />kegiatan-kegiatan produktif dan efektif. Bahwa setiap sasaran merupakan <br />kegiatan produktif dan efektif harus diikuti dengan keberhasilan yang <br />dicapai. Sebab keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh <br />kemampuan perusahaan memasarkan produknya, sehingga mampu <br />mempersiapkan, memahami, medukung dan memenuhi kebutuhan pasar <br />sasaran. Dorongan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki sebuah <br />organisasi untuk memenuhi kebutuhan agar kemajuan dapat dinikmati. <br /><br />Di dalam bekerja, para wirausaha harus berorientasi pada tujuan, <br />dalam arti harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. <br />Mereka harus menangani pekerjaan-pekerjaannya yang paling utama atau <br />paling penting dan meninggalkan pekerjaan yang kurang penting. Adapun <br />pentingnya bekerja prestatif merupakan sesuatu yang perlu disumbangkan <br />dalam rangka usaha bersama, tanpa adanya pemborosan waktu, biaya, <br />tenaga dan sebagainya. <br /><br />Para wirausaha yang melaksanakan kegiatan dalam bidang usaha <br />bisnis, memerlukan usaha kerja keras secara prestatif, efektif, dan efisien. <br />Dalam menanamkan kerja keras itu, tersembunyi rasa kepuasan batin <br />yang tidak dapat dinikmati oleh profesi lainnya. Para wirausaha selalu <br />mengutamakan prestasi dahulu, baru kemudian prestise, bukan sebaliknya. <br />Menanamkan kerja secara prestatif, dapat menggerakkan motivasi untuk <br />bekerja dengan sungguh-sungguh. <br /><br />Orang-orang yang berhasil dalam bisnis adalah yang mau bekeja <br />keras, tahan menderita, dan mau berjuang untuk memperbaiki nasibnya. <br />Adapun perencanaan perilaku bekerja prestatif sebagai berikut: <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />a. <br />Masa inkubasi <br />Kapanpun mengembangkan diri harus disesuaikan dengan bisnis yang <br />cocok. Ide-ide dapat dikembangkan dan direncanakan dengan baik, <br />sehingga perencanaan dapat dikembangkan dengan baik pula. <br />b. <br />Analisis sumber perencanaan <br />Bila bekerja dilakukan dengan baik dengan menganalisis kekuatan, <br />kelemahan, peluang, dan ancaman. Artinya bekerja telah <br />mengandung bahan-bahan yang sangat penting untuk perencanaan <br />bekerja secara prestatif. <br />c. <br />Sasaran jelas, realitis dan menggairahkan <br />Bekerja agar sesuai sasaran perlu direnungkan, dibayangkan, dan <br />diidamkan semenarik mungkin, sehingga dapat menggairahkan <br />semangat bekerja dan dapat dilakukan sesuai yang diharapkan. <br />d. Hasil yang terukur <br />Bekerja dengan sasaran perlu direnungkan, dibayangkan, dan diidamkan <br />seefektif mungkin, sehingga dapat mendorong niat pelaku untuk bekerja <br />dengan efisien. <br />3. Pentingnya bekerja prestatif. <br />Wirausaha berpikiran ingin maju berusaha mencari informasi yang <br />sebanyak-banyaknya. Mereka tidak ingin ketinggalan informasi sekecil <br />apapun bentuknya ingin selalu dimiliki. Banyak cara yang dapat ditempuh <br />untuk mengembangkan diri wirausaha agar mampu berpikiran maju. Salah <br />satu yang dapat dikembangkan yaitu latihan yang terus menerus. <br /><br />a. <br />Beberapa pendapat para ahli tentang kepentingan dan <br />manfaat latihan <br />Dengan adanya latihan, karyawan akan berkembang lebih cepat <br />dan bekerja lebih prestatif. Dengan adanya latihan, berarti wirausaha yang <br />bersangkutan akan memperoleh karyawan yang ahli dan trampil dalam <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />melaksanakan pekerjaannya. Dengan adanya latihan, berarti akan <br />menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus, <br />mempunyai keterampilan dan dapat mempergunakan pikirannya secara <br />prestatif. <br /><br />Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang <br /><br />kepentingan dan manfaat latihan <br />1) D. Yoder : a) Untuk stabilitas pegawai <br />b) Untuk memperbaiki cara bekerja <br />2) D. Latenier : Pegawai lebih berkembang, lebih <br />cetakan dan lebih baik. <br />3) J. Tiffen : a) Pegawai akan melaksanakan tugas <br />lebih baik <br />b) Cara bekerja lebih baik <br />4) F.W. Taylor a) Memilih karyawan terbaik <br />b) Melaksanakan pekerjaan lebih baik <br /><br />Pentingnya menanamkan bekerja prestatif melalui latihan adalah: <br /><br />1) Menghargai cita-cita dan masa depan; <br /><br />2) Meningkatkan kemampuan bekerja secara prestatif; <br /><br />3) Mengurangi pengawasan dalam bekerja; <br /><br />4) Terus menerus menambah ilmu pengetahuan; <br /><br />5) Mengembangkan rasa kesetiakawanan; <br /><br />6) Mengembangkan sikap yang positif; <br /><br />7) Mengembangkan kemampuan berprakarsa; <br /><br />8) Mengembangkan daya kreativitas; <br /><br />9) Efektif dan efisien dalam bekerja. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />b. Metode latihan <br />Metode latihan yang dijalankan wirausaha adalah sebagai berikut : <br />1) Untuk latihan induksi <br /><br />? Kuliah <br /><br />? Magang <br /><br />? Perjalanan dinas <br /><br />? Menghadirkan dosen tamu (Ahli) <br />2) Untuk latihan tugas <br /><br />? Belajar sambil bekerja <br /><br />? Sistem magang <br /><br />? Mengikuti pelajaran di luar perusahaan <br /><br />Latihan kewirausahaan merupakan bentuk tindakan korektif yang <br />diperlukan untuk dapat mencapai nilai sehingga mungkin terjadi <br />perubahan tertentu, namun mengandung resiko tertentu pula. Latihan <br />kewirausahaan merupakan salah satu aspek yang perlu ditangani secara <br />berencana dan berkelanjutan. Adanya latihan dalam berwirausaha, <br />diharapkan dapat meningkatkan kepribadian, pengetahuan dan <br />kemampuan, sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan <br />baik. Setiap wirausaha yang menyelenggarakan latihan kewirausahaan, <br />selain harus berdasarkan pada suatu rencana, juga harus menentukan <br />tujuan yang ingin dicapai. Termasuk juga meminimal resiko yang dihadapi. <br /><br />Menilai suatu latihan sangat penting untuk mengetahui, apakah <br />latihan yang dilaksanakan perusahaan itu baik atau tidak, kena sasaran <br />atau tidak, dan lain sebagainya. Apakah cara melaksanakan latihan itu <br />efektif dan efisien atau tidak, hanya dapat diketahui jika telah diadakan <br />penilaian terhadap latihan tersebut. <br /><br />Pembinaan efektivitas dan efisiensi kerja ke arah pengaturan secara <br />maksimal, yaitu dengan memberikan latihan kerja yang baik, maupun <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />dalam rangka tugasnya untuk perkembangan technical skill dan <br />managerial skill. Prinsip pembinaan bekerja prestatif, efektif, dan efisien <br />merupakan kunci ke arah kemajuan organisasi. Sebab efektivitas dan <br />efisiensi kerja harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan. Untuk <br />mencapai efektivitas dan efisiensi kerja yang baik, dibutuhkan teknik <br />penggerakan dan motivasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. <br /><br />Wirausaha harus melakukan pengembangan cara berpikir maju. <br />Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengendalian usaha yang efektif <br />dan efisien, yaitu dengan menentukan standar kerja, menilai prestasi kerja <br />dan mengendalikannya. <br />? Prestasi bisnis ditentukan sikap dan tindakan wirausaha. <br />? Efektivitas dan efisiensi wirausaha ditentukan hasil-hasil yang dicapai. <br />? Wirausaha harus mampu melihat setiap aspek dari sebuah persoalan <br /><br />dan memahami secara keseluruhan. <br />? Rancangan yang ekonomis diperlukan oleh perilaku wirausaha <br /><br />4. Merencanakan proses bekerja prestatif. <br />Pada umumnya terdapat dua macam kegiatan dalam <br />merencanakan proses kerja prestatif, yakni sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Pemanfaatan kegiatan-kegiatan wirausaha, seperti menggunakan <br />waktu, seleksi penerimaan tenaga kerja, dan peralatan kerja. <br />b. Aspek bisnis dari kegiatan wirausaha, seperti menyiapkan laporan <br />keuangan bulanan, monitor, merevisi anggaran, mengelola arus <br />produksi, serta memasarkan produk dan jasa. <br />c. <br />Pengendalian faktor-faktor eksternal wirausaha, seperti kebijakankebijakan <br />pemerintah, kondisi ekonomi, iklim usaha <br />Adapun proses kerja prestatif yang berkaitan dengan bidang-bidang <br />berikut ini. <br /><br />a. Keahlian dan keterampilan <br />1) Bidang-bidang keahlian yang dimiliki para wirausaha <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />a) Keahlian dalam bidang teknologi <br /><br />Keahlian wirausaha dalam bidang teknologi dapat menimbulkan hal <br />berikut : <br /><br />1. Meningkatkan kesejahteraan <br />2. Menimbulkan masalah-masalah baru, antara lain : <br />? masalah sosial; seperti kemiskinan, kejahatan, <br />ketertinggalan daerah tertentu <br />? masalah konsumen baru <br />? persaingan penguasaan teknologi. <br /><br /><br />b) Perkembangan perekonomian <br /><br />Keahlian wirausaha dalam perkembangan perekonomian dapat <br />menimbulkan hal-hal berikut. <br /><br />1. Persaingan bisnis <br />2. Timbul bisnis baru <br />3. Kebangkrutan <br />4. Mencari pasar baru <br />5. Produksi yang terus meningkat <br />Wirausaha yang mempunyai keahlian merupakan bekal bisnis <br />melalui pendidikan formal tertentu. Dari klasifikasi jelas bahwa diantara <br />para wirausaha akan terdapat dan memiliki keahlian khusus. <br /><br />Masalah-masalah keahlian, sampai sekarang dikejar orang dalam <br />berbagai sekolah atau pendidikan. Adapun keahlian pokok yang <br />perlu dimiliki oleh seorang wirausaha atau siapa saja adalah : <br /><br />1. Keahlian pengendalian keuangan; <br />2. keahlian mengenai risiko persaingan; <br />3. keahlian mengurus usaha atau manajemen usaha; <br />4. keahlian menawarkan produk (salesmanship); dan <br />5. Keahlian menjaga hubungan dengan pelanggan. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />Lima keahlian pokok inilah yang sesungguhnya merupakan keahlian <br />utama yang diperlukan oleh setiap wirausaha. Setelah menikmati <br />pendidikan dan latihan, dalam keahlian pokok maupun keahlian tambahan, <br />maka dalam praktek kehidupan usaha atau bisnis lambat laun cenderung <br />akan menambah keahlian. Wirausaha berusaha meraih masa depan <br />dengan baik, agar lingkungan bisnis yang terbentuk mampu <br />mengembangkan keberlanjutan bisnisnya. <br /><br />2) Jenis-jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh para <br />wirausaha <br /><br />Keterampilan yang harus dimiliki para wirausaha, diantaranya: <br />a) Akuntansi dan perpajakan; <br />b) Pengetahuan survai pemetaan <br />c) Mengetik; <br />d) Bahasa local dan asing; <br />e) Pengetahuan tentang gambar bangunan <br />f) Pengetahuan asuransi; <br />g) Pengetahuan perpajakan dan hukum; <br />h) Pengetahuan tentang elektronik dan computer; <br />i) Pengetahuan perbankan; <br />j) Pengetahuan tentang pariwisata <br />k) Pengetahuan dan pengembangan cenderamata <br />l) Ketrampilan dalam bidang seni tari, seni suara dan seni lukis/patung <br />m) Teknik dan organisasi bisnis; <br />n) Pengetahuan tentang jasa boga dan busana <br />o) Impor dan ekspor dalam bisnis <br />p) Teknik dan pengetahuan menembok dan plester. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />b. Menggunakan waktu <br />Kemampuan menggunakan waktu dengan tepat, efektif, efisien, <br />dan menguntungkan, merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan <br />para wirausaha. Dengan adanya waktu, segala sesuatu dapat terjadi, <br />tetapi tanpa waktu maka tidak ada sesuatu yang akan terjadi. Atas dasar <br />itu, gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Agar para wirausaha dapat <br />menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, dibawah ini dibuat <br />beberapa pertanyaan yang harus dijawab. <br />1) Apakah telah mengadakan pembagian waktu menurut yang <br /><br />semestinya? <br />2) Apakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan tepat obyek dan <br /><br />tepat waktu? <br />3) Untuk apa waktu-waktu yang akan datang digunakan? <br />4) Apakah telah menggunakan waktu yang ada? <br />5) Apakah telah membuang waktu dengan sia-sia? <br />6) Berapa lama waktu yang digunakan untuk hal-hal yang tidak <br /><br />bermanfaat? <br />7) Bagaimana harus membagi waktu agar bermanfaat? <br /><br />Waktu yang kita terima, bukanlah untuk dihabiskan begitu saja <br />atau bukan untuk dihambur-hamburkan, tetapi untuk dimanfaatkan. <br />Berikut adalah landasan pokok konsepsi atau gagasan bekerja secara <br />prestatif, efektif, dan efisien. <br />1) Kesadaran memanfaatkan waktu yang benar jangan ditunggu sampai <br /><br />hari esok. <br />2) Kemampuan menabung waktu unuk masa depan adalah menggunakan <br />waktu yang ada sekarang secara efektif dan efisien. <br />3) Kuasai dan aturlah waktu yang ada secara efektif dan efisien. <br />Para wirausaha harus dapat memanfaatkan waktu yang relatif <br />pendek itu. Kemampuan berpikir dan bekerja, hanya akan bermanfaat <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />apabila para wirausaha dapat memanfaatkan waktu untuk menghasilkan <br /><br />sesuatu. Para wirausaha dapat memandang waktu sebagai berikut. <br /><br />1) Waktu adalah organisasi keseluruhan dari aktivitas kegiatan usaha <br />untuk mencapai sesuatu tujuan. Waktu merupakan landasan pokok <br />untuk membuat konsep-konsep dan gagasan-gagasan dalam <br />organisasi bisnis. <br /><br />2) Waktu adalah sesuatu kekuasaan yang dimiliki sekarang, dan akan <br />menentukan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang. <br />Menguasai waktu sekarang, akan menentukan tujuan usaha <br />selanjutnya. Para wirausaha yang dapat memanfaatkan waktu <br />sekarang, tanpa bermalas-malasan, akan sukses di dalam bisnisnya. <br /><br />3) Waktu adalah ukuran untuk menentukan berapa lama harus bekerja <br />hingga menghasilkan sesuatu. <br /><br />4) Waktu adalah nilai uang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat <br />dinilai dengan uang. <br />Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk menggunakan dan <br /><br />mendayagunakan waktu secara efektif dan efisien. <br /><br />1) Buatlah perencanaan usaha atau bisnis dan kegiatan-kegiatan untuk <br />mencapai tujuan. Perencanaan usaha ini hendaknya memperhatikan <br />hal-hal sebagai berikut: <br />a) Merancang jenis-jenis usaha atau bisnis untuk mengisi hidup <br />sekiranya dapat menolong kearah tercapainya tujuan. <br />b) Menentukan prioritas-prioritas usaha atau bisnis dan kegiatan yang <br />dianggap penting untuk didahulukan realisasinya. Buatlah <br />perencanaan uasaha atau bisnis serta kegiatan-kegiatan saat <br />sekarang dan kegiatan-kegiatan jangka pendek, jangka menengah, <br />dan jangka panjang. <br />c) Merenungkan keberhasilan-keberhasilan yang pernah dialami, serta <br />faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam bisnis. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />d) Merenungi kegagalan-kegagalan yang pernah diderita, serta faktorfaktor <br />yang menyebabkan kegagalan dalam bisnis. <br /><br />e) Merenungi kegagalan-kegagalan dalam pribadi, serta cara-cara <br />mengatasi kelemahan-kelemahan itu, dengan kekuatan sendiri di <br />dalam menjalankan bisnis. <br /><br />2) Biasakanlah untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan <br />sehari-hari. Dalam hal ini, akan efektif dan efisien apabila dapat <br />menyusun jadwal kegiatan baik harian, mingguan, maupun bulanan. <br /><br />3) Sadarilah bahwa waktu sangat berharga untuk mengisi kehidupan <br />dengan berkarya dan berprestasi. Pemborosan waktu akan membahas <br />kemajuan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam bisnisnya. <br /><br />4) Renungkanlah hal-hal yang menjadi tujuan dalam hidup. Setelah itu, <br />coba rumuskan tujuan ini secara operasional dengan mempertimbangkan <br />kondisi-kondisi yang memperlancar dan menghambat <br />tercapainya tujuan perusahaan. <br /><br />5) Janganlah suka menunda-nunda pekerjaan. Hal ini akan menjadi <br />kebiasaan yang terbuang, apalagi menghadapi pekerjaan berat. <br /><br />6) Kenalilah kondisi penyesuaian diri terhadap waktu. Ada waktu-waktu <br />tertentu yang kurang cocok bagi fisik dan psikis untuk mengerjakan <br />sesuatu tugas dan waktu-waktu tertentu yang sangat baik bagi kondisi <br />fisik dan psikis. <br /><br />7) Melatih kedisiplinan di dalam setiap melaksanakan kegiatan yang telah <br />dijadwalkan. Usahakanlah tugas dan kegiatan yang sedang dihadapi <br />dapat diselesaikan tepat pada waktunya. <br /><br />8) Untuk memperkuat disiplin, usahakanlah membiasakan diri untuk <br />bekerja dengan konsentrasi penuh. Untuk itu, carilah tempat bekerja <br />yang tenang, bebas dari berbagai gangguan konsentrasi. <br /><br />9) Manfaatkanlah waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang <br />berguna bagi hidup ini, baik untuk belajar, untuk bisnis, untk <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />memperkaya pengalaman maupun untuk mengerjakan kegiatan <br />lainnya. <br /><br />10)Bekerjalah di dalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis. Seorang <br />wirausaha tidak memaksakan diri untuk bekerja, sehingga disamping <br />dapat merusak fisik dan psikis, juga akan mengurangi efektivitas dan <br />efisiensi pekerjaan. Oleh karena itu, selingan merupakan sesuatu yang <br />penting untuk mengurangi ketegangan otak dan kelelahan. <br /><br />11)Manfaatkanlah jam waktu makan sebaik-baiknya. Dengan adanya <br />waktu jam makan bersama, akan mendapatkan kesempatan berharga <br />untuk menjalin hubungan kekeluargaan, dapat bertukar pikiran, serta <br />dapat merancang kegiatan-kegiatan yang efektif dan bagi kepentingan <br />bisnis. <br /><br />12)Sedapat mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan di dalam <br />melaksanakan tugas karena kesalahan memerlukan perbaikan dan <br />pengerjaan ulang, sehingga akan membuang waktu. Oleh karena itu, <br />bekerjalah secara efektif dan efisien dengan berorientasi pada tujuan <br />bisnis.. <br />? Waktu akan terus berlalu dan tidak mungkin akan kembali. Waktu <br />merupakan daya kekuatan yang dinikmati dan harus kita kuasai <br />(Atedja) <br />? Waktu itu tidak bisa ditabung, semakin sore semakin kehilangan <br />waktu. Kunci menggunakan waktu secara efektif dan efisien adalah <br />melalui manajemen yang lebih baik. <br />? Dalam waktu yang terbatas, kita harus dapat menghabiskan <br />sesuatu yang berharga. Dalam waktu yang pendek itu pula kita <br />akan menerima kerugian. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak <br />dapat dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. <br />Prestatif itu apa? Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi <br />ingin maju (ambition drive). Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen <br />tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya <br />tidak lepas dari bisnisnya. <br /><br />Seorang wirausaha yang ingin berhasil di dalam usahanya <br />janganlah loyo, pasrah diri, tidak mau berjuang, tetapi harus bersemangat <br />tinggi, berjuang dan berambisi ingin maju dengan komitmen tinggi <br />terhadap pekerjaannya. Wirausaha harus melakukan pengembangan cara <br />berpikir maju. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengendalian <br />usaha yang efektif dan efisien, yaitu dengan menentukan standar kerja, <br />menilai prestasi kerja dan mengendalikannya. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah matriks rencana-rencana masa depan dan cara meraih masa <br />depan <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan makna perilaku bekerja prestatif bagi wirausaha ? <br />2. Jelaskan maksud dari pernyataan keinginan maju dalam bekerja sangat <br />dipengaruhi oleh berbagia aspek kompetensi wirausaha itu sendiri ? <br />3. Uraiakan karakteristik wirausaha yang berhasil karena bekerja secara <br />prestatif menurut Zimmerer ? <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />B. Kunci Jawaban <br />1. Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak <br />dapat dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. <br />Prestatif itu apa? Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi <br />ingin maju (ambition drive). Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen <br />tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya <br />tidak lepas dari bisnisnya. Seorang wirausaha yang ingin berhasil di dalam <br />usahanya janganlah loyo, pasrah diri, tidak mau berjuang, tetapi harus <br />bersemangat tinggi dan berjuang berambisi ingin maju dengan komitmen <br />tinggi terhadap pekerjaannya. <br />Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya wirausaha <br />tersebut akan berhasil di dalam kegiatan usahanya. Berbuat dan bekerja <br />secara prestatif adalah merupakan modal dasar untuk keberhasilan <br />seorang wirausaha. Seorang wirausaha yang berhasil selalu menempuh <br />saat-saat ia harus bekerja keras, membanting tulang dalam merintis <br />bisnisnya. Seorang wirausaha yang mempunyai semangat tinggi, mau <br />berjuang untuk maju bisnisnya. Seorang wirausaha yang mempunyai <br />semangat tinggi, mau berjuang untuk maju berbisnis. Ia yang berbuat dan <br />bekerja secara prestatif selalu gigih dalam menghadapi pekerjaannya dan <br />tantangan, biasanya selalu berhasil di dalam usahanya. <br /><br />2. Wirausaha yang ingin maju pasti bekerjanya efektif dan efisien. Sebab <br />pikiran ingin maju dibutuhkan kreativitas dari wirausaha itu sendiri. Jadi <br />efektif dan efisien bekerja mendorong terdapat pada wirausaha yang <br />sering berada dalam kelompok kerjanya untuk terus berprestasi. <br />Keinginan maju dalam bekerja, sangat dipengaruhi oleh berbagia aspek <br />kompetensi wirausaha itu sendiri. Kompetensi wirausaha tergantung <br />dalam kategori berikut ini : <br />a. Dilligence (kerajinan, kerja keras) <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />b. Dedication (pengabdian) <br />c. <br />Integrity (keutuhan, watak) <br />d. Responsiblenness (rasa tanggungjawab) <br />e. <br />Carefullness (kehati-hatian) <br />f. <br />Versatility (keserbabisaan) <br />g. Innovativeness (daya pembaharuan) <br />h. Cooperativeness (semangat kerjasama) <br />i. <br />Eageerness to learn besides skill fulness (hasrat besar untuk belajar <br />dan kemahiran). <br />3. Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang berhasil karena <br />bekerja secara prestatif sebagai berikut : <br />a. <br />Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya atau pekerjaannya. Boleh <br />dikata setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaannya. <br />b. Mau bertanggungjawab. Apa saja tindakan yang ia lakukan selalu <br />diikuti dengan rasa penuh tanggung jawab. <br />c. <br />Keinginan bertanggungjawab ini, erat hubungannya dengan <br />mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan <br />dalam dirinya. <br />d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha harus mempunyai <br />obsesi untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya. <br />e. <br />Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian <br />f. <br />Yakin pada dirinya <br />g. Kreatif dan fleksibel <br />h. Ingin memperoleh balikan dengan segera. Dia mempunyai keinginan <br />yang kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna <br />memperbaiki penampilannya. <br />i. <br />Enerjik seorang wirausaha lebih baik dibandingkan rata-rata orang lain. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />j. <br />Motivasi untuk lebih unggul. Seorang wirausaha mempunyai motivasi <br />untuk bekerja lebih tinggi dan lebih unggul dari apa yang sudah <br />dikerjakan. <br />k. <br />Berorientasi ke masa depan <br />l. <br />Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal, dia <br />memusatkan perhatiannya pada kesuksesannya di masa depan dan <br />menggunakan kegagalannya ini sebagai guru yang berharga. <br />m. Kemampuan memimpin. Seorang wirausaha harus mampu menjadi <br />pemimpin yang baik dalam memimpin sumber daya non manusia dan <br />harus dikelola sebaik-baiknya. <br />Kriteria Penilaian <br /><br />Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 7 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 7. <br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 7. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />B. Kegiatan Belajar 2. <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memahami dan mengembangkan perilaku belajar yang <br />positif agar mampu selalu memiliki kemampuan berkerja prestatif <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />A. PERAN PERILAKU BELAJAR PRESTATIF. <br />2. Prinsip dan ciri perilaku belajar <br />Pada dasarnya penerapan proses belajar sulit digeneralisir karena <br />sifat untuk masing-masing individu calon wirausaha berbeda. Namun <br />Siverman (1970) telah membuat prinsip-prinsip umum yang sangat <br />berguna, diantaranya sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Proses perilaku belajar sangat efektif dan efisien bila diperkuat dengan <br />respon yang benar. <br />b. Terdapat <br />banyak macam perilaku belajar yang kesemuanya <br />memerlukan proses belajar dan latihan berbeda. <br />c. <br />Proses perilaku belajar akan efektif dan efisien bila dimengerti, dan <br />kurang berhasil jika dilakukan dengan menghafal. <br />d. Persepsi belajar ditentukan oleh seberapa baik dan seberapa banyak <br />dapat diserap. <br />e. <br />Pelajar, belajar apa yang dikerjakan <br />f. <br />Orang dapat belajar lebih efektif dan efisien, bila mereka mengetahui <br />batas-batas kemampuannya. <br />g. Frekuensi respon yang diperkuat, ditentukan oleh seberapa baik <br />respon itu dapat dipelajari. <br />h. Kondisi motivasional dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi, <br />serta pemberian hadiah dapat memajukan peranan penting dalam <br />menampilkan perilaku belajar. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />i. <br />Praktek dalam berbagai bidang usaha atau bisnis akan mendorong <br />terciptanya penerapan proses perilaku belajar secara efektif dan efisien. <br />Kewirausahaan adalah suatu profesi yang merupakan gabungan <br />atau interaksi antara pengetahuan dan kiat. Jika demikian, sistem <br />pendidikan wirausaha seharusnya tidak dapat memperkuat pengetahun <br />dan kiat, tetapi dapat mempersatukan kedua elemen ini hingga menjadi <br />dasar yang kuat untuk mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu, <br />sebaiknya dibangun enam azas pembelajaran yang dapat diterapkan <br />dalam perilaku belajar prestatif, sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Belajar teori bagi profesi kewirausahaan. <br />b. Mengembangkan kompetensi wirausaha. <br />c. <br />Mengembangkan perilaku belajar dari kejadian di bidang bisnis. <br />d. Penerapan perilaku belajar melalui pembuatan sesuatu. <br />e. Penempatan standar-standar baku pada bentuk-bentuk perilaku <br />wirausaha sukses <br />f. Adanya motivasion training ke dalam program pendidikan <br />kewirausahaan. <br /><br />3. Komponen perilaku belajar <br />Agar dapat efektif membelajarkan diri, sehingga dapat berkembang <br />secara dinamis, kreatif, efektif, dan efisien maka harus ditanamkan <br />pemikiran beberpa komponen perilaku belajar, sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Pengajaran unit <br />Dari pengajaran unit, diperoleh perilaku belajar prestatif <br />diantaranya : <br />1) Belajar mengenal diri sendiri <br />2) Belajar mengenal bisnisnya dengan baik <br />3) Belajar membuat perencanaan bisnis; <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />4) Belajar mengembangkan diri pribadi secara efektif dan efisien; <br />5) Belajar memecahkan suatu permasalahan dalam berwirausaha; <br />6) Belajar magang di berbagai bisnis; <br />7) Belajar secara ilmiah dalam berwirausaha; <br />8) Belajar bekerja di berbagai bisnis; <br />9) Belajar mengembangkan sikap mental berwirausaha; <br />10)Belajar bekerja sama dengan wirausaha; <br />11)Belajar mengenal lingkungannya. <br /><br /><br />b. Bersikap dinamis <br />Ukuran sikap dinamis sulit untuk diungkapkan. Secara sederhana <br />sikap dinamis adalah banyak cara untuk menghasilkan progresi. Tapi sikap <br />dinamis adalah suatu kegiatan yang berkelanjutan untuk mencapai hasil <br />yang telah ditetapkan. Bersikap dinamis sangat penting untuk penerapan <br />perilaku belajar yang tadinya pasif dan statis menjadi terbuka. Begitu pula <br />dinamis terhadap inovasi, kreasi, dan melatih kepekaan hidup melalui <br />berwirausaha. Wirausaha akan berkembang dengan baik bila diikuti <br />dengan sikap yang tidak mudah putus asa dan selalu mencari solusi yang <br />terbaik bagi keberlanjutan bisnisnya. <br /><br />c. Aktivitas belajar <br />Agar belajar lebih aktif, efektif dan efisien maka aktivitas belajar <br />hendaknya meliputi mendengarkan, menulis, menilai, berhitung, berbicara, <br />menyimpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan menarik kesimpulan <br />belajar berwirausaha. <br /><br />d. Pembicaraan sistem bimbingan belajar <br />Sistem bimbingan belajar wirausaha secara klasikal mengandung <br />kelemahan, yaitu kurangnya perhatian dan pelayanan terhadap perbedaan <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />individu, serta perkembangan pribadi yang dinamis, kreatif, inovatif, <br />efektif, dan efisien. Agar mereka aktif dalam melaksanakan perilaku <br />belajar efektif dan efisien, harus ditanamkan dan dikembangkan kondisi, <br />serta adanya kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar secara <br />individual sebagai berikut. <br />? Belajar dan bekerja merupakan salah satu cara untuk mencapai cita<br /><br /><br />cita <br />? Kesediaan dan kemauan belajar adalah sikap mental yang merasa <br /><br />dirinya kurang dan haus akan pengetahuan <br />? Manusia tidak saja sebagai sumber daya, tetapi juga sebagai sumber <br /><br />tenaga teknologi dan tenaga wirausaha (Atesuna). <br /><br />Kemauan dan kesediaan untuk belajar efektif dan efisien <br />merupakan ciri khas orang yang akan selalu mendapatkan kemajuan. <br />Suatu pengertian, pengetahuan atau keterampilan, tidak hanya terbatas <br />diperoleh dari sekolah saja, di luar sekolah justru mempunyai arti lebih <br />besar. <br /><br />B. MANFAATKAN SIKAP BEKERJA PRESTATIF. <br />1. Penerapan kesempatan bekerja <br />Penerapan kesempatan bekerja merupakan kebutuhan yang tetap <br />mendesak. Oleh karenanya, diperlukan berbagai kebijaksanaan yang <br />menyeluruh, seperti pendidikan keterampilan, pendidikan kegiatan kerja, <br />pembangunan industri, pembangunan prasarana, pemilihan teknologi, dan <br />lain sebagainya. Di samping itu, usaha-usaha untuk memperluas <br />kesempatan bekerja, perlu dituangkan dalam program-program kerja yang <br />nyata sehingga mampu menghasilkan prestasi yang bermanfaat dan <br />efisien. <br /><br />Keterampilan dan keahlian wirausaha perlu ditingkatkan, sehingga <br />pengalihan usaha atau bisnis swasta asing dapat beralih ke tangan para <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />wirausaha swasta Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat <br />diperlukan semangat kerja yang tinggi prestatif. Agar dapat mencapai <br />tujuan sikap bekerja prestatif para wirausaha diharapkan : <br /><br />a. <br />Aktif dan kreatif serta berpikir kritis. Di sini harus menciptakan sikap <br />bekerja prestatif, sehingga memiliki dan mengembangkan daya cipta <br />yang positif. <br />b. Kebiasaan mencari kerja harus diubah dengan menciptakan pekerjaan <br />yaitu selalu sibuk dan menerapkan perilaku bekerja prestatif dalam <br />setiap kesempatan yang ada. <br />c. <br />Kebiasaan menunggu harus diubah dengan memberikan pelayanan <br />prima, agar prestasi kerja secara terus menerus dicapai <br />2. Kepercayaan dan keberanian bekerja <br />Menerapkan perilaku bekerja prestatif perlu dikembangkan dalam <br />berbagai bidang atau bidang tertentu yang menjurus pada efektivitas <br />usaha atau bisnis. Menanamkan perilaku bekerja prestatif perlu diterapkan <br />dan ditingkatkan dengan jalan : <br /><br />a. <br />Pengembangan diri dalam komitmen; <br />b. Pembinaan dan pengembangan kerja; <br />c. <br />Bimbingan penyuluhan dan pengawasan bekerja; <br />d. Memotivasi pekerja mau bekerja aktif, kreatif dan inovatif. <br />Untuk menerapkan pekerjaan tersebut, para wirausaha harus <br />memiliki keberanian, kepercayaan, kesempatan dan keyakinan terhadap <br />diri sendiri, diantaranya : <br /><br />a. <br />Percaya dan yakin pada kecerdasan sendiri; <br />b. Percaya <br />dan yakin pada kecakapan yang diperoleh dari hasil <br />pendidikan, kursus, latihan, dan pengalaman dalam bekerja; <br />c. <br />Percaya dan yakin akan bisa bekerja secara kreatif dan inovatif; <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />d. Percaya dan yakin pada kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan <br />dengan baik. <br />? Percaya pada diri sendiri adalah utama untuk bekerja efektif dan <br />efisien <br />? Percaya dan hidup pada tujuan hidup merupakan modal dasar <br />untuk hidup berani dan mulai di dalam bekerja <br />? Percaya setiap orang pasti akan berusaha untuk mengurangi sifat <br />ketergantungan kepada orang lain. <br /><br />Untuk mengurangi ketergantungan tadi maka semangat dan sikap <br />bekerja yang prestatif perlu diterapkan agar mampu menghasilkan <br />kerja yang efektif dan efisien. Modal tersebut harus pula disertai <br />keyakinan, kemauan dan keberanian yang sekaligus merupakan <br />kepribadian yang harus dimiliki untuk menjalankan sikap bekerja yang <br />produktif, yaitu : <br /><br />a. Mau bekerja keras; <br />b. Hilangkan kebodohan; <br />c. Hilangkan kemiskinan; <br />d. Hilangkan kemalasan; <br />e. Inginkan kesejahteraan yang baik. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />Menerapkan <br />bekerja prestatif <br />pada jenis <br />pekerjaan <br />apapun, harus <br />mampu bekerja <br />keras, memiliki <br />keberanian dan <br />komitmen tinggi <br /><br />3. Ciri-ciri sikap bekerja baik <br />Wirausaha yang ingin maju pasti akan bekerja secara efektif dan <br />efisien. Pikiran ingin maju membutuhkan kreativitas dari wirausaha itu <br />sendiri. Jadi, efektifitas dan efisiensi bekerja mendorong terdapat pada <br />wirausaha yang sering berada dalam kelompok kerjanya untuk terus <br />berprestasi. Keinginan maju dalam bekerja, sangat dipengaruhi oleh <br />berbagia aspek kompetensi wirausaha itu sendiri. <br />Kompetensi wirausaha tergantung dalam kategori berikut ini : <br /><br />a. Dilligence (kerajinan, kerja keras) <br />b. Dedication (pengabdian) <br />c. Integrity (keutuhan, watak) <br />d. Responsiblenness (rasa tanggungjawab) <br />e. Carefullness (kehati-hatian) <br />f. Versatility (keserbabisaan) <br />g. Innovativeness (daya pembaharuan) <br />h. Cooperativeness (semangat kerjasama) <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />i. Eageerness to learn besides skill fulness (hasrat besar untuk belajar <br />dan kemahiran). <br />Oleh karena itu wirausaha yang berpikiran ingin maju selalu memegang <br />komitmen. Sebab bagimana mungkin wirausaha bekerja tanpa memiliki <br />komitmen. Kalau kondisi tersebut dapat dicapai maka pekerjaan kita akan <br />efektif dan efisien, sehingga pikiran-pikiran ingin maju dalam <br />mengembangkan bisnis dapat berjalan dengan baik. Semua itu kembali <br />kepada kompetensi wirausaha itu sendiri dalam menjalankan bisnisnya. <br /><br />4. Motivasi dalam bekerja <br />Secara klasikal, seorang memandang, bekerja itu sebagai sarana <br />untuk mendapatkan kebutuhan. Akan tetapi, dalam pandangan yang maju, <br />bekerja itu tidaklah sekedar untuk sarana, melainkan ada dimensi-dimensi <br />lain yang perlu dipikirkan. Salah satu dimensi itu adalah yang <br />menganggap bahwa bekerja itu, justru sebagai suatu kebutuhan. Untuk <br />mencapai bekerja prestatif, efektif, dan efisien, di samping adanya <br />kesiapan mental, dan fisik, juga harus didukung oleh lingkungan. <br /><br />Suasana bekerja yang harmonis dan hubungan sosial yang baik, <br />diantara orang-orang dalam proses bekerja, harus diterapkan secara <br />efektif dan efisien. Ada seorang wirausaha yang telah memahami hakikat <br />karyawan, akan tetapi dalam prakteknya masih belum mampu <br />menggerakkan anak buahnya untuk bekerja lebih efektif dan efisien. <br />Mengapa itu bisa terjadi? Masalah utama yang menjadi penyebabnya <br />adalah wirausaha tersebut belum mampu menerapkan motivasi kepada <br />anggotanya. Menumbuhkan dan menerapkan motivasi adalah suatu <br />tindakan yang sangat penting. <br /><br />Untuk memperdalam tentang motivasi di dalam bekerja, hendaknya <br />seorang wirausaha memahami hal-hal yang berhubungan dengan masalah <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />kebutuhan hidup. Adapun kebutuhan-kebutuhan para pekerja yang <br />berhubungan dengan masalah motivasi antara lain sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Kebutuhan fisiologis misalnya makan, minum, istirahat, tidur, dan lain <br />sebagainya. <br />b. Kebutuhan akan rasa aman, bebas dari ancaman fisik dan psikis. <br />c. <br />Kebutuhan akan penghargaan (penghargaan akan kemampuan, <br />kompetensi, dan percaya diri). <br />d. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (mengembangkan potensi-potensinya <br />semaksimal mungkin). <br />Teori kebutuhan tersebut pertama kali dikemukakan oleh Abraham <br /><br />H. Maslow (1954), dan biasanya dikenal dengan nama teori hirarki <br />kebutuhan A.H. Maslow. <br />? Bekerja yang dilakukan secara efektif dan efisien akan dirasakan lebih <br />nikmat dan lebih menyenangkan, ketimbang yang memandang bekerja <br />itu sebagai beban. <br /><br />? <br />Semangat bekerja adalah salah satu sifat kejiwaan yang sangat erat <br />hubungannya dengan faktor kepuasan kerja, kegairahan kerja, dan <br />keinginan mempertinggi hasil kerja. <br /><br />? <br />Pada dasarnya kepuasan kerja itu menumbuhkan semangat kerja baru, <br />sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja. <br /><br />Menurut Herzberg, orang yang menyukai pekerjaannya akan <br />mendapatkan kepuasan tersendiri. Sebaliknya, pekerjaan yang kurang <br />disenangi, akan mengurangi rasa kepuasan. Dengan adanya motivasi, <br />akan mendorong orang untuk lebih prestatif, sehingga mampu <br />menghasilkan kerja yang produktif. <br /><br />Orientasi bekerja akan meningkat sesuai dengan tingkat usaha dan <br />motivasinya. Seorang wirausaha diharapkan dapat belajar dan bekerja <br />dengan cepat untuk mendapatkan hasil prestasi yang diinginkan. <br />Pengetahuan terhadap hasil kerja, akan membantu mengetahui metode <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />kerja mana yang tidak efektif dan metode kerja mana yang efektif. Tiada <br />sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih bernilai di dunia ini, apabila tidak <br />didahului oleh kegagalan-kegagalan di dalam usaha. Setiap kegagalan <br />usaha, serta kesulitan yang amat besar membawa benih manfaat yang <br />setimpal atau yang lebih besar. <br /><br />c. Rangkuman <br />Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak <br />dapat dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. <br />Pada dasarnya penerapan proses belajar sulit digeneralisir karena sifat <br />untuk masing-masing individu calon wirausaha berbeda. Namun Siverman <br />(1970) telah membuat prinsip-prinsip umum yang sangat berguna. <br /><br />Wirausaha harus melakukan pengembangan cara berpikir maju. <br />Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengendalian usaha yang efektif <br />dan efisien, yaitu dengan menentukan standar kerja, menilai prestasi kerja <br />dan mengendalikannya. <br />Kewirausahaan adalah suatu profesi yang merupakan gabungan atau <br />interaksi antara pengetahuan dan kiat. Jika demikian, sistem pendidikan <br />wirausaha seharusnya tidak dapat memperkuat pengetahun dan kiat, <br />tetapi dapat mempersatukan kedua elemen ini hingga menjadi dasar yang <br />kuat untuk mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu, sebaiknya <br />dibangun enam azas pembelajaran yang dapat diterapkan dalam perilaku <br />belajar prestatif, sebagai berikut. <br /><br />a. <br />Belajar teori bagi profesi kewirausahaan. <br />b. Mengembangkan kompetensi wirausaha. <br />c. <br />Mengembangkan perilaku belajar dari kejadian di bidang <br />bisnis. <br />d. Penerapan perilaku belajar melalui pembuatan sesuatu. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />e. <br />Penempatan standar-standar baku pada bentuk-bentuk <br />perilaku wirausaha sukses <br />f. <br />Adanya motivasion training ke dalam program pendidikan <br />kewirausahaan. <br />d. Tugas <br />Buatlah rencana kegiatan belajar dan praktek yang dipandang mampu <br />meraih keuntungan di masa depan <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Uraikan wirausaha <br />berhasil yang memiliki ciri-ciri karakteristik <br />prestatif ? <br />2. Jelaskan <br />komponen-komponen pemikiran perilaku belajar yang <br />mengarahkan pada kemampuan membelajarkan diri secara <br />efektif? <br />B. Kunci Jawaban <br />1. Untuk menjadi wirausaha yang berhasil harus memiliki ciri-ciri <br />karakteristik prestatif sebagai berikut: <br />Ciri-ciri Karakteristik Prestatif <br />Dan Sifat-sifat Profil Wirausaha <br /><br />1. Percaya diri ? <br />? <br />? <br />? <br />Keyakinan <br />Ketidaktergantungan <br />Individualistik <br />Optimisme <br />2. Berorientasi pada dan hasil ? <br />? <br />? <br />Kebutuhan akan prestasi <br />Berorientasi pada laba <br />Ketekunan dan ketabahan <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />? <br />? <br />Kerja keras <br />Mempunyai dorongan kuat <br />3. Pengambilan resiko ? <br />? <br />? <br />Energi dan inisiatif <br />Kemampuan mengambil resiko <br />Suka pada tantangan <br />4. Kepemimpinan ? <br />? <br />? <br />Bertingkah laku sebagai <br />pemimpin <br />Dapat bergaul dengan orang lain <br />Menanggapi saran-saran dan <br />kritik <br />5. Keorisinilan ? <br />? <br />? <br />? <br />Inovatif, kreatif, dan fleksibel <br />Punya banyak sumber <br />Serba bisa <br />Mengetahui banyak <br />6. Berorientasi kemasa depan ? <br />? <br />Pandangan ke masa depan <br />Perseptif <br /><br />2. Agar dapat efektif membelajarkan diri, sehingga dapat berkembang <br />secara dinamis, kreatif, efektif, dan efisien maka harus ditanamkan <br />pemikiran beberapa komponen perilaku belajar, sebagai berikut : <br />a. Pengajaran unit <br />Dari pengajaran unit, diperoleh perilaku belajar prestatif <br /><br />diantaranya : <br /><br />? Belajar mengenal diri sendiri <br /><br />? Belajar mengenal bisnisnya dengan baik <br /><br />? Belajar membuat perencanaan bisnis; <br /><br />? Belajar mengembangkan diri pribadi secara efektif dan efisien; <br /><br />? Belajar memecahkan suatu permasalahan dalam berwirausaha; <br /><br />? Belajar magang di berbagai bisnis; <br /><br />? Belajar secara ilmiah dalam berwirausaha; <br /><br />? Belajar bekerja di berbagai bisnis; <br /><br />? Belajar mengembangkan sikap mental berwirausaha; <br /><br />? Belajar bekerja sama dengan wirausaha; <br /><br />? Belajar mengenal lingkungannya. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />b. Bersikap dinamis <br />Ukuran sikap dinamis sulit untuk diungkapkan. Bahasa sederhana <br />sikap dinamis adalah banyak cara untuk menghasilkan progresif.Tapi sikap <br />dinamis adalah suatu kegiatan yang berkelanjutan untuk mencapai hasil <br />yang telah ditetapkan. Bersikap dinamis sangat penting untuk penerapan <br />perilaku belajar yang tadinya pasif dan statis menjadi terbuka. Begitu pula <br />dinamis terhadap inovasi, kreasi, dan melatih kepekaan hidup melalui <br />berwirausaha. Wirausaha berkembangkan dengan baik harus diikuti <br />dengan sikap yang tidak mudah putus asa, selalu mencari solusi yang <br />terbagi bagi keberlanjutan bisnisnya. <br /><br />c. Aktivitas belajar <br />Agar lebih aktif belajar efektif dan efisien maka aktivitas belajar <br />hendaknya meliputi mendengarkan, menulis, menilai, berhitung, berbicara, <br />menyimpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan menarik kesimpulan <br />belajar berwirausaha. <br /><br />d. Pembicaraan sistem bimbingan belajar <br />Sistem bimbingan belajar wirausaha secara klasikal mengandung <br />kelemahan, yaitu kurangnya perhatian dan pelayanan terhadap perbedaan <br />individu, serta perkembangan pribadi yang dinamis, kreatif, inovatif, <br />efektif, dan efisien. Agar mereka aktif dalam melaksanakan perilaku <br />belajar efektif dan efisien, harus ditanamkan dan dikembangkan kondisi, <br />serta adanya kesempatan untuk memberikan bimbingan belajar secara <br />individual. <br />1) Belajar dan bekerja merupakan salah satu cara untuk mencapai cita<br /><br /><br />cita <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />2) Kesediaan dan kemauan belajar adalah sikap mental yang merasa <br />dirinya kurang dan haus akan pengetahuan <br />3) Manusia tidak saja sebagai sumber daya, tetapi juga sebagai sumber <br />tenaga teknologi dan tenaga wirausaha. <br /><br />Kemauan dan kesediaan belajar efektif dan efisien merupakan ciri <br />khas orang yang akan selalu mendapatkan kemajuan. Suatu pengertian, <br />pengetahuan atau keterampilan, tidak hanya terbatas diperoleh dari <br />sekolah saja, di luar sekolah justru mempunyai arti lebih besar.<br /><br /> Kriteria Penilaian <br /><br />Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 7 yang <br />ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang <br />benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan anda terhadap materi modul 7. <br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Arti tingkat penguasaan yang dicapai : <br />90% - 100% = baik sekali <br />80% - 89% = baik <br />70% - 79% = sedang <br /><br />- 69% = kurang <br />Kalau mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat <br />meneruskan dengan modul selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan <br />masih di bawah 80% maka harus mengulangi kegiatan belajar modul 7. <br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />BAB III <br />PENUTUP <br /><br /><br />Modul ini mengungkapkan aktualisasi sikap dan perilaku <br />kewirausahaan yang harus dimiliki agar selalu berpikiran maju. Hal yang <br />dimaksudkan adalah mengembangkan sikap dan perilaku maju yang <br />didasarkan pada rasa percaya diri dan sikap positif. Hal-hal <br />mengembangkan sikap ingin selalu maju adalah sebuah keharusan yang <br />tidak bisa dihindari bagi wirausaha. Sebab ingin maju adalah kepercayaan <br />dan prestasi tidak cepat puas diri. Ingin maju adalah kerja keras dan tidak <br />cepat puas diri dalam meraih pikiran maju untuk meraih masa depan. <br />Untuk meraih perilaku kewirausahaan tersebut maka wirausaha harus <br />mengembangkan sikap dan prilaku prestatif (ingin selalu maju). <br />Untuk itu Pengenalan dan pemahaman secara dini kepada siswa SMK <br />dalam mengembangkan dan mengenalkan kewirausahaan dalam dirinya <br />melalui pengembangan perilaku yang tidak cepat puas dan ingin meraih <br />terus maju serta tidak mudah putus asa adalah mengejar tujuan-tujuan <br />yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilanketerampilan <br />yang dimiliki. <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatif <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Bygrave, William D., 1996, The Portable MBA; Entrepreneurship, <br />terjm. Dyah Ratna Permatasari, Binarupa Aksara, Jakarta <br /><br />Meredith, Geoffrey G., Et. Al., 2000, Kewirausahaan; Teori dan <br />Praktek, terjm. Andre Asparsayogi, Pustaka Binaman <br />Pressindo, Jakarta <br /><br />Suryana,2003, Kewirausahaan,; Pedoman praktis, Kiat dan Proses <br />Menuju Sukses, Salemba Empat, Bandung <br /><br />Joe Setyawan, 1994, Strategi efektif berwirausaha; mencakup studi <br />kelayakan usaha, Gramedia, Jakarta <br /><br />M. Tohar, 2000, Membuka Usaha Kecil, Kanisius, Jakarta <br />Ating Tedjasutisna, 2004, Memahami kewirausahaan, SMK; untuk <br />semua bidang keahlian, Armico, Bandung <br /><br />Rusman Hakim, 1998, Kiat sukses berwiraswasta; mengatasi krisis <br />etika dan krisis motivasi, Gramedia, Jakarta <br /><br />M.J.Morris, <br />1995, Usaha kecil yang berhasil; bagaimana <br />mempersiapkannya, Arcan, Jakarta <br /><br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 1 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, 2002, Kewirausahaan; <br />suatu pendekatan kontemporer, UPP AMP YKPN, <br />Yogyakarta <br /><br />Kusmini Adiputro, Umi Nur Rochjati, Setyo Ferry Wibowo, 2001, <br />Kewirausahaan untuk tingkat 3 SMK, Yudhistira, <br />Jakarta <br /><br />Modul 7, Kiat Mengembangkan Sikap dan Prilaku Kerja Prestatifasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-17797354237072057142010-01-01T21:43:00.001-08:002010-01-01T22:01:09.130-08:00modul 6 kwuMODUL <br /><br /><br />6 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGAMBIL RISIKO DAN <br />TANGGUNG JAWAB <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUA N <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />MODUL<br /><br /><br />6 <br />KIAT MENGAMBIL RISIKO DAN <br />TANGGUNG JAWAB <br /><br />ENDANG SUPARDI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembil Risiko dan Tanggung Jawab” <br /><br />yang isinya membahas tentang; konep risiko, pengertian risiko dan <br /><br />tanggung jawab, Macam-macam risiko, situasi risiko, pengambilan risiko, <br /><br />risiko pribadi, tipologi pengambilan risiko, mengevaluasi risiko, tanggung <br /><br />jawab, mengembangkan ide-ide kreatif, melaksanakan perubahan, <br /><br />mendelegasikan wewenang, dan Etika dan tanggung jawab sosial. <br /><br />Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br /><br />bagaimana kiat mengambil risiko dan tanggung jawab dalam <br /><br />kewirausahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang <br /><br />lebih luas tentang kewirausahawanan, Anda pun akan mengetahui sikap, <br /><br />jiwa, motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai <br /><br />wirausahawan. <br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br /><br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausahawan, diharapkan juga untuk <br /><br />dapat mengaktualisasikan sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung <br /><br />jawab dalam kewirausahaan tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat <br /><br />1. <br />memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengambil risiko dan <br />tanggung jawab), <br />2. <br />mengaktualisasikan sikap dan prilaku wirausahawan (sikap sebagai <br />pengambil risiko dan tanggung jawab) <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br /><br />harus menguasai atau memahami isi materi dari modul 5 terlebih dahulu <br /><br />yaitu tentang “Kiat Mengembangkan Sikap mandiri”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci <br />dan kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan <br />ekonomi yang ada. <br />3. Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. Cek tentang diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik <br />seorang wirausahawan, apakah Anda setuju dengan karakteristik <br />seperti itu, dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />5. Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes yaitu tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahawan dengan alat tes <br />khusus. <br />6. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />b. <br />Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu, peran Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. <br />Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru <br />kewirausahaan dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. <br />Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. <br />Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain atau <br />praktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. <br />Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />9. <br />Melaksanakan penilaian. <br />10. Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi <br />dan merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan : <br /><br />a. <br />Siswa Memiliki Kinerja <br />1. Dapat memahami karakteristik sikap pengambilan risiko dan <br />tanggung jawab dalam kewirausahaan secara kognitif, afektif dan <br />psikomotor, dan dapat mempraktekannya nanti di lapangan dalam <br />dunia kerja. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />2. Memiliki sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab, serta <br />prilaku kewirausahaan dalam bekerja. <br />3. Mampu dan berani untuk bersikap sebagai pengambil risiko dan <br />tanggung jawab dalam bidangnya. <br />b. <br />Kriteria Kinerja : <br />1. Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan <br />realistis. <br />2. Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. Keberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasrkan <br />sikap dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variable yang Diperlukan <br />1. Untuk menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik wirausahawan <br />(sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab), <br />dan mempraktekannya dalam dunia nyata siswa perlu diperkenalkan <br />dalam dunia kerja bentuk studi lapangan. <br />2. Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab dalam kewirausahaan <br />seperti artis, atlet, petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. <br />Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />2. <br />Subkompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />1. <br />Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausahawan dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausahawan. <br />2. <br />Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausahawan yang berhasil <br />atau gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, <br />petani, bupati dan sebagainya. <br />3. <br />Keterampilan apa yang harus dimiliki seseorang agar menjadi wirausaha <br />yang berhasil. <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atas, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />G. Glosarium <br />1. <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama <br />periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H). Risiko adalah <br />ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa <br />kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />2. Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya ini dikelola secara <br />efisien tanpa merugikan masyarakat lain. <br />3. Etika menurut peraturan yang berlaku apabila masing-masing pelaku <br />bisnis mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati sebelumnya. <br />4. Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br />5. <br />Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang <br />bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: <br />utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />6. Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bab II Pembelajaran <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian <br />kegiatan sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat TAnda <br />1. Mengkaji secara <br />mandiri <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki kemampuan mengidentifikasi resiko dalam <br />menjalankan usaha yang dimiliki wirausaha <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />KIAT PENGAMBILAN RISIKO <br /><br />2. Konsep <br />Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan <br />ketidakpastian, kecuali kematian, namun itupun tetap mengandung <br />ketidakpastian yang akan mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak <br />yang berkepentingan. Apalagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />risikonya adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan <br />harus diperhatikan secara serius. <br /><br />Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya <br />pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya <br />berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang <br />ditimbulkan dapat dihilangkan. Para wirausaha menyukai tindakan <br />pengambilan risiko nyata karena mereka ingin berhasil. Maksudnya <br />mereka ingin mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas <br />yang sukar tetapi nyata dengan menerapkan keterampilan mereka. <br />Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena tidak ada tantangan, <br />akan tetapi mereka juga tidak menyukai situasi dengan risiko tinggi <br />karena para wirausaha cenderung selalu ingin berhasil. Ringkasnya, para <br />wirausaha menyukai tantangan , namun dapat dicapai. <br /><br />3. Pengertian Risiko <br />Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat <br />diramalkan dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi <br />penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang <br />diambil dengan memakai kriteria peluang (decision under risk) atau <br />kriteria ketidakpastian (decision under uncertainty). Untuk menghitung <br />risiko pada umumnya dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) <br />atau angka penyimpangan (variance). <br /><br />Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk <br />mengukur besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk <br />memperoleh alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. <br />Analisis ini sangat penting untuk menentukan modal yang dianggarkan <br />dalam kegiatan usaha. Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi <br />dalam suatu kegiatan usaha, yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, <br />risiko kredit serta risiko di luar kemampuan manusia. Semua risiko dapat <br />dicegah atau diperkecil, kecuali risiko alam yang probabilitasnya sangat <br />kecil dan dapat diabaikan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan <br />karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. <br />Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkait-an dengan <br />kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada <br />kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan <br />hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha <br />(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi <br />Wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. <br />Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju <br />dua langkah. <br /><br />Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran <br />khusus ditulis huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah <br />ini: <br />“Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura terbalik), <br />tetapi berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan <br />dengan kura-kura yang berjalan merayap)”. <br /><br />Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko : <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi <br />selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H) <br />• <br />Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin <br />melahirkan peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa <br />(Soekarto) <br />• <br />Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari <br />hasil yang diharapkan (Herman Darmawi) <br />• <br />Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang <br />diharapkan(Herman Darmawi) <br />Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko <br />adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. <br />Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah: <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu <br />peristiwa. <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan <br />kerugian <br />4. Risiko wirausaha <br />Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko <br />bisnis yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai <br />tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai <br />bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan diantara bisnis baru ini cukup <br />mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil <br />mengalami kegagalan selama dua tahun pertama masa operasinya. <br /><br />Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga <br />menghadapi risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian <br />besar atau semua kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko <br />karir dengan meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan <br />yang mengandung risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian. <br />Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk <br />memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu <br />untuk memperhatikan keluarga dan teman. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Ciri seorang wirausaha <br />harus berani <br />mengambil dan <br />menanggung risiko <br />dalam ketidakpastian, <br />karenanya ia akan <br />memilih dan <br />mengembangkan <br />banyak usaha. <br />Dari sekian usaha yang <br />dijalankannya pasti ada <br />yang berhasil (bertelur <br />emas) <br /><br /><br />Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu <br />a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam <br />suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, <br />tanpa melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak <br />menganalisis kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang <br />saya inginkan ? Apa tujuan saya ? <br />b. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat menyelaraskan daftar <br />gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke luar <br />dari bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal <br />yang sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas <br />utama sebelum memulai bisnis ini. <br />c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana <br />bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan, <br />merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana <br />bisnis ini harus secara tertulis. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan sebelum <br />memulai operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan <br />perencanaan, rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak <br />mencukupi, dan kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang <br />brilian, pengambilan risiko dan kejelasan masa depan. <br /><br />5. Macam-Macam Risiko <br />a. <br />Menurut sifatnya dibedakan ke dalam : <br />1) <br />Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br /><br />2) <br />Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang <br />bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. <br />Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br /><br />3) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber <br />pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui <br />penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. <br />Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan <br />kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti <br />risiko penerbangan luar angkasa. <br /><br />Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb: <br /><br />1) Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan <br />suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan <br />asuransi. <br /><br />2) Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain <br /><br />b. <br />Menurut sumber/penyebab timbulnya : <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />1) <br />Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, <br /><br />seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan <br /><br />kerja. <br />2) Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti <br /><br />pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya. <br /><br />Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang <br />terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau <br />meminimumkan risiko, sebagai berikut: <br /><br />a. <br />Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap <br />kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. <br />b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian. <br />c. <br />Melakukan pengendalian terhadap risiko <br />d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi) <br />Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha <br />dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu <br /><br />a. <br />Risiko teknis <br />Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha <br />dalam mengambil keputusan. <br /><br />Risiko yang sering terjadi: <br /><br />• <br />Biaya produksi yang tinggi (inefisien), <br />• <br />Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga <br />kerja terlalu banyak), <br />• <br />Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik, <br />• <br />Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan, <br />• <br />Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta <br />harga jual tak berubah, <br />• <br />Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga <br />produktivitas kerja menurun, <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />• <br />Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit <br />dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan <br />ketatalaksana-an perusahaan. <br />Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upayaupaya <br />sebagai berikut: <br /><br />1. <br />Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang: <br />• <br />Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan <br />dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan <br />memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien). <br />Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan <br />teknologi tepat guna atau teknologi modern. <br />• <br />Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitu <br />kemampuan meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, <br />mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber <br />daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, <br />murah, dan disenangi pembeli. <br />• <br />Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk <br />mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan <br />serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap <br />pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional <br />skill). <br />2. <br />Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang <br />meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya <br />manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi <br />penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap <br />memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha <br />berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan <br />ialah kepAndaian menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam <br />dan di luar lingkup organisasi. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. <br />Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi <br />setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan <br />pengeluaran tetap. <br />b. <br />Risiko pasar <br />Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau <br />tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang <br />diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan <br />(revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan <br />menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias <br />gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai <br />berikut: <br />1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru <br /><br />dari produk yang disenangi calon pembeli. Daur hidup produksi <br /><br />(product life cycle) untuk barang industri adalah seperti di bawah ini. <br /><br />penjualan <br />R2 <br />R1 <br />R2 <br />jumlah produksi/waktu <br />O P1 P2 P3 <br />Gambar : Daur Hidup Produksi <br />Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus <br />meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan <br />jumlah yang dijual meningkat menjadi OP2 dengan penjualan sebesar <br />OR2. Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya <br />sehingga penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada <br />upaya perbaikan dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang <br />tepat ialah pada titik P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi <br />sehingga penjualan naik lagi. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo, <br />asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian <br />mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke <br />arah argo industri. <br /><br />2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh <br />informasi pasar secara berkesinambungan. <br />Cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk <br />perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat rumah tangga, <br />dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain ukuran berat dalam <br />setiap komoditi yang dihasilkan yang diinginkan konsumen (ikan, <br />udang, kubis, ternak, dan sebagainya). <br /><br />c. <br />Risiko kredit <br />Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak <br />membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi <br />produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau <br />debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya <br />timbul kredit macet. <br /><br />Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai berikut: <br /><br />1. <br />Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai <br />berikut: <br />• <br />Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah <br />diketahui. <br />• <br />Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari <br />kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya. <br />• <br />Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) <br />sehingga merupakan net personal assets. <br />• <br />Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan <br />trend naik mendatar atau menurun. <br />2. <br />Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi <br />kredibilitas debitor. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. <br />Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan <br />memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran <br />neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun. <br />d. <br />Risiko alam <br />Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa <br />bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan <br />terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut <br />menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani <br />menanggung risiko tersebut. <br /><br />5. Situasi Berisiko <br />Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita <br />dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui <br />hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi <br />risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi <br />kegagalan dan potensi sukses. <br /><br />Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam <br />berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. <br />Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang <br />mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya <br />tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk <br />mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan <br />dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan <br />kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal. <br /><br />Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada <br />juga yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang <br />dibuatnya walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan <br />yang dibuatnya. Ada pula yang sangat berani dalam mengambil <br />keputusan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat <br />mengambil keputusan yang dianggapnya peluang emas. Pengusaha <br />seperti ini adalah pengusaha yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />imbalan yang ditawar-kan, dan sangat tertarik oleh harapan muluk <br />tentang hasil yang tinggi dengan sedikit usaha. Seorang Wirausaha sejati <br />adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko akan tetapi juga tidak <br />gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil selalu <br />berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu. <br /><br />Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah <br />kesediaan dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat <br />keputusan, baik yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri <br />Wirausaha saling berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko, <br />ciri-ciri tersebut yaitu : <br /><br />a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas. <br />b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. <br />Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, semakin <br />besar pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk <br />mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan yang akan diambil <br />serta semakin besar kesediaan untuk mengambil risiko. <br />c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan membatasi <br />kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan suatu <br />putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan. <br />Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha <br /><br />diminta membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya <br />tidak dapat diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. <br /><br />Sebagai pengambil risiko Anda harus mengambil keputusan dalam <br />situasi penuh ketidakpastian, sambil mempertimbangkan kemungkinan <br />sukses dan ruginya. Apakah akan memilih alternatif yang mengambil risiko <br />atau alternatif konservatif tergantung kepada : <br /><br />a. daya tarik dari setiap alternatif, <br />b. sejauhmana Anda bersedia rugi, <br />c. kemungkinan relatif sukses dan gagal, <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />d. <br />seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan sukses <br />dan mengurangi kemungkinan gagal. <br />Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal <br />ini cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan <br />tersebut antara lain : <br /><br />a. <br />Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas. <br />b. <br />Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri <br />sendiri. <br />c. <br />Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda sendiri <br />juga penting. <br />6. Pengambilan Risiko <br />Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah <br />diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha <br />menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi <br />situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai <br />tantangan yang dapat dicapai. <br /><br />• <br />Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena <br />mereka ingin berhasil. <br />• <br />Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-tugas <br />yang sukar, namun realistic. <br />• <br />Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. <br />• <br />Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak dan <br />ruwetlah persoalan Anda. <br />Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena <br />mereka ingin berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan <br />tugas-tugas yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai <br />tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut <br />mengambil risiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya. Pengambilan <br />risiko merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. <br /><br />Apabila kita telah mengambil suatu keputusan dari salah satu <br />alternatif yang ada, maka ini berarti kita telah memutuskan untuk <br />menyisihkan alternatif-alternatif lainnya untuk tidak digunakan dalam <br />pelaksanaan. Dalam pengambilan keputusan dari alternatif terpilih <br />didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaannya nanti <br />diharapkan ini erat hubungannya dengan keinginan yang harus diderita <br />atau risiko. <br /><br />7. Pengambilan Risiko Pribadi <br />Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan <br />potensi sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa <br />pertumbuhan datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang <br />dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang <br />terpenting adalah risiko yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha <br />untuk belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan <br />perusahaan Anda. <br /><br />Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang <br />kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh. Merupakan <br />suatu hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan tujuan <br />pribadi dan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya. <br />Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam <br />pertumbuhan pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan <br />bisnis. Memikul tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan <br />mengurangi ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah <br />orang yang bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan <br />kemampuan untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan <br />timbul ketika seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas <br />keputusan dan tindakannya. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko yang <br />tidak perlu dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika <br />keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar daripada risiko <br />yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan intuisi <br />dalam menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena intuisi <br />akan dapat turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa <br />saja yang mungkin diperoleh. <br /><br />Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai <br />berikut: <br /><br />• <br />Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang terkait <br />dengan orang-orang terdekat <br />• <br />Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam menilai <br />tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan ikut <br />menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang <br />mungkin akan diperoleh. <br />• <br />Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup Anda, <br />termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses akan <br />dapat diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu <br />meng-ambil risiko yang perlu dengan penuh perhitungan. <br />8. Tipologi Pengambilan Risiko <br />Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan pekerja-pekerja <br />yang terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang mempunyai <br />sedikit risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus <br />mempunyai sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini <br />karena perilaku mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan <br />perusahaan. <br /><br />Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak <br />kemungkinan untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat <br />menengah harus mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan <br />membuat perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />fungsi-fungsi. Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai <br />pengambil risiko. Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas <br />dalam struktur prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk <br />me-rumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis <br />dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. <br /><br />Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan <br />tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para <br />Wirausaha sendiri. Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya <br />dengan praktis karena berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ideide <br />mereka hingga berani menerima risiko demi terlaksananya ide itu. <br />Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya <br />dan akan membatasi kegiatan. <br /><br />Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif biasanya adalah <br />pengambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia menerima <br />perubahan, mencoba berbagai alternatif dan mengembangkan inovasi <br />untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis baru. Para Wirausaha <br />yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam bisnis, mereka <br />mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan <br />sumber daya lain untuk mewujudkan idenya. <br /><br />9. Mengevaluasi Risiko Anda <br />Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum <br />memutuskan untuk mengambil risiko, yaitu: <br /><br />a. <br />Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha <br />tersebut? <br />Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang <br />keluar pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai <br />usaha harus melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko <br />tersebut. <br />b. <br />Bagaimana risiko dapat dikurangi? <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran <br />dana yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam <br />usaha yang masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam <br />renang. Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan <br />mudah dicapai. <br /><br />c. <br />Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ? <br />Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang <br />dituntut memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya <br />mungkin bila “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan <br />produtivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik <br />formal, informal maupun nonformal. <br />d. <br />Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ? <br />Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang berpikir <br />positif (optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan yang <br />ingin menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang <br />di laut terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus <br />diperhitungkan. Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah <br />memasuki gelanggang judi. <br />e. <br />Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ? <br />Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki <br />berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus <br />memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya <br />mengambil strategi yang tepat. <br />Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu harus <br />kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer), ibarat <br />kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer. Semua <br />dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan keterbatasan <br />sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan, waktu, keterampilan, <br />kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa Wirausaha hanya <br />dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan. Mereka berani berumah <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat gelombang besar akan <br />menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan besar tidak ada di <br />darat. <br /><br />Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan sendiri sebelum memutuskan <br />untuk mengambil risiko. Ada beberapa pertanyaan sebelum mengambil <br />keputusan yang mengandung risiko, yaitu: <br /><br />• <br />Apakah risiko tersebut sepadan dengan hasilnya ? <br />• <br />Bagaimana risiko dapat dikurangi ? <br />• <br />Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil ? <br />• <br />Orang-oarng dan sumber-sumber daya manakah yang dapat <br />membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ? <br />• <br />Mengapa risiko ini penting ? <br />• <br />Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini ? <br />• <br />Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan <br />ini ? <br />• <br />Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko itu ? <br />• <br />Persiapan-persiapan apa yang perlu Anda buat sebelum mengambil <br />risiko itu ? <br />• <br />Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan <br />Anda telah tercapai ? <br />• <br />Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan tersebut ? <br />Dalam bisnis, seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin <br />mengelakkan risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan lebih yakin <br />pada diri sendiri dan pandangan Anda terhadap pengambilan risiko akan <br />lebih positif, karena Anda percaya pada kemampuan-kemampuan Anda, <br />dan Anda menerima risiko yang terbaik dalam mencapai tujuan akhir. <br /><br />Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam <br />mengevaluasi setiap risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga <br />memungkinkan untuk menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya <br />melalui data kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />hubungan dengan ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna <br />angka-angka tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, <br />latar belakang, dan pengalaman dalam mengambil keputusan. <br /><br />Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan <br />risiko. Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian <br />pertanyaan yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko. <br />Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini <br />mungkin akan berakibat kegagalan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentu akan mendapatkan suatu <br />risiko, baik risiko yang sudah diduga sebelumnya atau risiko yang sama <br />sekali tidak diduga. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam <br />pengambilan risiko dari sebuah situasi risiko dan penentuan keputusan <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Menaksir ada tidaknya risiko di dalam situasi yang sedang dihadapi. <br />2. <br />Mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran <br />perusahaan. <br />3. <br />Mengembangkan alternatif-alternatif atas risiko tertentu dengan <br />mengadakan survai. <br />4. <br />Mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap <br />kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik pula. <br />5. <br />Menentukan risiko berdasarkan hasil penaksiran secara realistik <br />tentang sejauh mana Anda sebagai seorang Wirausaha dapat <br />mempengaruhi keadaan. <br />Dalam bisnis seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin <br />mengelak dari risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan menemukan <br />kemampuan Anda dan akan lebih yakin pada diri sendiri dan pandangan <br />Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih positif, karena Anda percaya <br />pada kemampuan-kemampuan Anda. Dan Anda menerima risiko sebagai <br />tantangan-tantangan yang menuntut upaya-upaya Anda yang terbaik <br />dalam mencapai tujuan. <br /><br />Pada umumnya setiap Wirausaha berpikir optimis. Ibarat bila <br />melihat gelas yang berisi air setengah, ia mengingatkan setengah penuh, <br />sedang orang lain mengatakan setengah kosong. Cara berpikir kreatif dan <br />mampu melihat peluang serta kesanggupan menghadapi tantangan <br />menyebabkan seorang Wirausaha lebih berani menanggung risiko. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Meskipun demikian, risiko yang akan terjadi jangan disertakan <br />dengan permainan judi. Oleh karena itu perlu dibuat studi kelayakan agar <br />kemungkinan keberhasilan persentasenya lebih besar dari kemungkinan <br />kegagalan. Hampir semua risiko dapat diperkecil atau dihapuskan. Itulah <br />sebabnya dengan pesawat Apollo manusia dapat mendarat di bulan dan <br />kembali dengan selamat meskipun pesawat ulang alik Challenger <br />menghadapi risiko meledak di luar angkasa. Dengan cara ilmiah risiko <br />kegagalan dapat ditekan sekecil mungkin. <br /><br />d. <br />Tugas <br />Cobalah identifikasi pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko <br /><br />dengan tingkatan resiko tinggi, resiko sedang dan resiko rendah menurut <br /><br />penilaian anda. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen penilaian <br />1. Coba anda sebutkan <br />tentang pengertian risiko dari beberapa pendapat <br />singkat dan jelas ? <br />2. Sebutkan <br />macam-macam risiko yang dibedakan ke dalam menurut <br />sifatnya ? <br />3. Apa yang dimaksud deng situasi Berisiko, jelaskan secara tepat ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no 1. <br /><br />beberapa pendapat tentang pengertian risiko : <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi <br />selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H) <br />• <br />Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin <br />melahirkan peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa <br />(Soekarto) <br />• <br />Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari <br />hasil yang diharapkan (Herman Darmawi) <br />• <br />Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang <br />diharapkan(Herman Darmawi) <br />Jawaban no 2. <br /><br />Macam-macam risiko menurut sifatnya dibedakan ke dalam : <br /><br />4) Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br /><br />5) Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan <br />agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: <br />utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br /><br />6) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber <br />pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui <br />penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. <br />Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan <br />kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti <br />risiko penerbangan luar angkasa. <br /><br />Jawaban no 3. <br /><br />Situasi Berisiko <br /><br />Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita <br />dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui <br />hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi <br />risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi <br />kegagalan dan potensi sukses. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Seorang wirausahawan yang harus selalu mengambil keputusan <br />dalam berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. <br />Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang <br />mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya <br />tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk <br />mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan <br />dialami, dan seberapa jauh seorang wirausahawan dapat meningkatkan <br />kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal. <br /><br />Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada <br />juga yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang <br />dibuatnya walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan <br />yang dibuatnya. <br /><br />Kriteria Penilaian <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda jawab atau cocokkanlah jawaban Anda <br />dengan kunci jawaban yang tersedia pada halaman berikut modul ini. <br />Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di <br />bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan <br />belajar. <br /><br />Rumus :<br /><br /> Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br /><br />90% -100% = baik sekali <br /><br />80% -89% = baik <br /><br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />B. Kegiatan Belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memahami dan memiliki tanggung jawab yang dibebankan <br />dalam menjalankan kegiatan usaha <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Tanggung Jawab <br /><br />1. Konsep Tanggung Jawab <br />Tanggung jawab (responsibility) merupakan keharusan untuk <br />melakukan semua kewjiban/tugas yang dibebankan kepadanya sebagai <br />akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Wewenang <br />merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/ <br />aktivitas dalam suatu perusahaan. <br /><br />Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat <br />berbuat apa-apa. Setiap wewenang akan menimbulkan hak (right), <br />tanggung jawab (responsibility), kewajiban-kewajiban untuk <br />melaksanakan dan mempertanggungjawabkan (accountability). Tegasnya <br />tanggung jawab harus sama besarnya dengan wewenang yang dimiliki. <br />Pertanggungjawaban hanya diberikan kepada orang atau lembaga yang <br />memberikan (mendelegasikan) wewenang tersebut atau delegate hanya <br />bertanggung jawab kepada delegator. <br /><br />Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan <br />(delegator) dengan bawahan (delegate), dimana delegator <br />mendelegasikan sebagian wewenang (pekerjaan)-nya kepada delegate <br />untuk dikerja-kan. <br /><br />Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke bawahan jika <br />diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab <br />merupakan kewajiban bawahan melakukan tugas tersebut. Tanggung <br />jawab merupakan arus balik dari perintah-perintah itu. Karena perusahaan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />selalu terkait dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang berada dalam <br />lingkungan sistem sosial, maka manajer puncak atau top manager suatu <br />perusahaan khususnya harus bertanggung jawab kepada: <br /><br />• <br />pemilik perusahaan, <br />• <br />karyawan perusahaan, <br />• <br />pemerintah dan konsumen. <br />Pemerintah dan Konsumen <br />UNIFIED <br />BY <br />MANAGEMENT <br />Pemilik Perusahaan <br />Karyawan Perusahaan <br /><br />Pemerintah dan Konsumen <br /><br />a. <br />Menginginkan tersedianya barang dan jasa dengan kualitas baik, <br />harganya layak dan selalu ada di pasar. <br />b. <br />Adanya hubungan yang harmonis antara pemilik, karyawan, dan <br />manajer sehingga produksi barang dan jasa tetap tersedia. <br />c. <br />Pemerintah mewajibkan agar perusahaan dikelola sesuai dengan <br />izinnya (SIUP)-nya. <br />d. <br />Pemerintah mengharuskan, perusahaan untuk membayar kewajibankewajibannya, <br />misalnya pajak dan lain-lainnya. <br />e. <br />Pemerintah mengharapkan perusahaan memproduksi barang dan <br />menjamin konsumennya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Pemilik Perusahaan <br /><br />a. Perusahaan tetap likuid dan solvable. <br />b. Laba yang layak atas investasi. <br />c. Sarana dan prasarana hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin. <br />d. Informasi tentang keadaan perusahaan dan masa depan perusahaan. <br />e. Perusahan hendaknya dikelola sesuai dengan izin (SIUP)-nya. <br />f. Adanya rencana jangka panjang bagi perusahaannya. <br />g. Terbinanya hubungan baik antara pemilik, karyawan, dan manajer. <br />Karyawan Perusahaan : <br /><br />a. Kompensasi (gaji dan kesejahteraan) yang adil dan layak. <br />b. Jaminan adanya pekerjaan yang tetap dan kesempatan promosi. <br />c. Perlakuan yang baik dan manusiawi dari manajer. <br />d. Situasi dan lingkungan kerja yang menyenangkan. <br />e. Kepuasan dan penghargaan atas hasil kerja mereka. <br />f. Mendapat informasi seperlunya mengenai keadaan perusahaan. <br />g. Dan lain sebagainya. <br />Responsibility tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada pihak <br />lain. Authority diterima maka responsibility-nya harus juga diterima <br />dengan sebaik-baiknya pula. Untuk itu top manager yang menjadi <br />penanggung jawab terakhir mengenai maju atau mundurnya suatu <br />perusahaan. Semakin tinggi posisi atau kedudukan seorang manajer <br />dalam suatu organisasi maka semakin besar wewenang dan tanggung <br />jawabnya. Sebaliknya, semakin rendah posisi seorang manajer dalam <br />organisasi, maka semakin kecil wewenang dan tanggung jawabnya. <br /><br />2. Mengembangkan Ide-ide Kreatif <br />Jangan pernah memaksakan ide Anda pada seseorang. Orang <br />memerlukan waktu sebelum dapat menerima sesuatu yang baru. Ide yang <br />melibatkan masa depan organisasi mengandung risiko. Setiap risiko <br />biasanya orang agak ragu-ragu. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Sebagai Wirausaha Anda haruslah menjadi seorang perencana <br />dalam arti bahwa Anda dapat membayangkan bagaimana ide-ide kreatif <br />Anda dapat dipergunakan. Namun, Anda juga harus memiliki kemampuan <br />mengambil risiko agar mampu melaksanakan ide-ide dan melaksanakan <br />sampai berhasil. <br /><br />Pengambilan risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting para <br />Wirausaha. Dengan berusaha menjadi lebih kreatif maka seorang <br />Wirausaha akan menjadi lebih sadar akan ide-ide yang lebih produktif. <br />Jika dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka kita akan <br />menjadi lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ideide <br />yang paling produktif. <br /><br />Sampai tingkat tertentu semua orang kreatif, pada umumnya <br />semua orang akan mungkin mengembangkan bakat kreatif. Jika kita telah <br />mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka akan diikuti risiko tertentu <br />dalam pelaksanaan ide tersebut. Oleh karena itu untuk dapat mengurangi <br />kemungkinan ditolaknya suatu ide, sebaiknya dengan mengutarakan ide <br />pada teman bisnis Anda dengan sebelumnya memntukan waktu dan <br />tempat yang tepat. Penyampaiannya akan lebih baik dalam bentuk tulisan, <br />kemudian buat suatu forum diskusi untuk membahas ide kreatif Anda. <br />Hasil dari diskusi tersebut harus dicatat sebagai suatu acuan apabila akan <br />diadakan suatu perubahan. <br /><br />3. Melaksanakan Perubahan <br />Dalam setiap kegiatan hal pertama yang harus ditentukan adalah <br />apakah terdapat risiko dalam kegiatan tersebut. Bila suatu risiko sudah <br />jelas, maka keputusan untuk mengambil risiko atau tidak menjadi sangat <br />penting. Risiko-risiko dapat diketahui dari rencana-rencana yang sudah <br />dirancang. Pertama-tama, umpan balik yang diterima mengenai keputusan <br />tidak banyak. Kekurangan umpan balik ini mungkin menciptakan <br />keraguan. Pada tahap-tahap pertama setelah keputusan itu dilaksanakan, <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />perlu mempunyai keikatan penuh pada keputusan sampai masalah itu <br />terpecahkan. <br /><br />Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang mengikuti <br />urutan logis. Proses ini dimulai dari mengenal apa masalahnya, kemudian <br />kita analisis untuk menemukan sebab-sebabnya dan akhirnya mengambil <br />keputusan. Salah satu dari konsep-konsep dasar ialah bahwa suatu <br />masyarakat merupakan suatu penyimpangan atau suatu ketidakseimbangan <br />antara apa yang “seharusnya terjadi” dengan apa yang <br />“sebenarnya terjadi”. Konsep lain mengemukakan bahwa ketidakseimbangan <br />ini disebabkan oleh suatu perubahan tertentu. <br /><br />Sebelum perubahan ini diketahui dengan pasti, maka semua <br />tindakan untuk menanggulangi itu merupakan dugaan belaka. Tetapi <br />segera setelah diketahui sebab yang menimbulkan masalah atau <br />perubahan yang mengakibatkan adanya suatu ketidakseimbangan, maka <br />dapat diambil suatu keputusan yang tepat. Pemecahan masalah dengan <br />jalan memilih di antara kemungkinan-kemungkinan yang ada merupakan <br />salah satu cara yang terbaik untuk mendapatkan suatu keputusan. <br />Kemampuan mengambil risiko seorang Wirausaha akan ditingkatkan oleh : <br /><br />• <br />keyakinan pada dirinya, <br />• <br />kesediaan mereka untuk menggunakan kemampuan mereka <br />sepenuhnya untuk mengubah keadaan demi keuntungan mereka, <br />• <br />kemampuan mereka untuk menilai situasi risiko secara realistik dan <br />kemampuan mereka untuk mengubah kesempatan/kemungkinan, <br />• <br />menghadapi suatu situasi risiko menurut tujuan-tujuan mereka yang <br />telah ditentukan. <br />Inovasi dalam bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang <br />berkualitas tinggi adalah hasil dari tindakan para Wirausaha, yang <br />bersedia menerima tantangan-tantangan lebih besar dan memikul risiko <br />yang sudah diperhitungkan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />4. Mendelegasikan Wewenang dan Tanggung Jawab <br />Pengambilan risiko khususnya penting dalam mendelegasikan <br />wewenang dan tanggung jawab kepada staf Anda. Mengijinkan orang lain <br />berperan serta dalam wewenang Anda merupakan ciri dari Wirausaha <br />yang berbakat maju. Semakin banyak Anda mendelegasikan wewenang <br />secara berhasil, semakin banyak waktu Anda menangani kegiatankegiatan <br />yang paling berpengaruh atas masa depan organisasi Anda. <br /><br />Seorang Wirausaha adalah seorang pemimpin dalam arti bahwa <br />dialah yang mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam usaha <br />mencapai tujuan perusahaan. Sebagai seorang individu, kemampuan yang <br />dimiliki terbatas. Oleh karena itu, para Wirausaha membutuhkan orang <br />lain untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sebagai pemimpin <br />perusahaan yang terdiri dari orang-orang, para Wirausaha harus bersedia <br />memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan <br />tertentu. <br /><br />Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain <br />mengandung berbagai risiko tertentu. Mungkin ada akibat-akibat negatif <br />dan positif dan kita harus mau menanggung akibat-akibat tersebut. <br />Seorang Wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus <br />mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima <br />wewenang dan tanggung jawab. <br /><br />Untuk memperoleh keuntungan maksimum, para karyawan harus <br />diberikan wewenang dan kebebasan tertentu untuk melaksanakan tugas <br />dan tanggung jawab mereka. Dalam memberikan wewenang dan <br />tanggung jawab diperlukan suatu kepercayaan yang diberikan kepada <br />para karyawan karena ketika melaksanakan tugasnya karyawan tidak <br />mungkin akan terus menerus di monitor oleh kita. Dengan memberikan <br />kepercayaan penuh maka kita dapat melakukan kegiatan lain seperti <br />perencanaan jangka panjang atau melakukan pengembangan produkproduk <br />baru. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Alasan pokok mengapa para Wirausaha (manajer) tidak mendelegasikan <br />wewenang adalah sebagai berikut : <br /><br />• <br />Adanya kecenderungan (ego) manusia untuk melaksanakan hal-hal <br />tertentu secara pribadi. <br />• <br />Kurang mengahayati peranan jika mereka dipromosikan sebagai <br />menejerial <br />• <br />Perasaan takut diekspos karena pedelegasian wewenang dapat <br />mengungkapkan kelemahan manajer, prosedur, metode-metode yang <br />kurang tepat terungkap. <br />• <br />Penerimaan teori bahwa orang tidak dapat diganti. Menurut teori ini, <br />seorang pemimpin tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam <br />lingkungan organisasi yang bersangkutan. <br />• <br />Keengganan untuk menanggung risiko, pihak yang memberikan dan <br />melakukannya bersedia menanggung risiko bahwa seorang bawahan <br />dapat membuat keputusan yang salah. Risiko demikian harus <br />dihadapi. <br />• <br />Keinginan untuk mendominasi (berkuasa). <br />• <br />Sikap atau anggapan bahwa bawahan tidak mampu menggunakan <br />wewenang itu dengan tepat. <br />• <br />Pendelegasian wewenang agar dalam pelaksanaannya dapat <br />dilakukan dengan efektif harus memperhatikan hal-hal atau cara-cara <br />sebagai berikut : <br />o <br />Rincian tugas-tugas pekerjaan dan wewenang secara jelas. <br />o <br />Memilih orang yang tepat untuk pekerjaan yang ditugaskan. <br />o <br />Menerangkan dengan jelas rencana-rencana dan kebijakankebijakan, <br />dalam arti atasan memberikan tuntunan ke arah <br />pemikiran dan rencana-rencana, bawahan akan menyusun rencanarencana <br />menurut petunjuk atasannya. <br />o <br />Tetapkanlah alat-alat pengendalian yang baik. <br />o <br />Peliharalah garis-garis komunikasi yang terbuka. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />o <br />Berikanlah insentif bagi delegate yang efektif dan sukses. <br />o <br />Adakanlah human relations yang baik agar jurang pemisah sosial <br />budaya diperkecil. <br />5. Etika dan Tanggung Jawab Sosial <br />Saat ini etika bisnis sangatlah penting karena perubahan-perubahan <br />dunia yang saat ini berlangsung dengan sangat cepat memerlukan <br />pegangan hidup yang mampu menghadapi problema-problema yang serba <br />kompleks. Untuk meningkatkan daya saing usaha diperlukan operasi bisnis <br />yang sehat dan etis. <br /><br />Yang dimaksud dengan etika bisnis adalah etika yang menyangkut <br />tata pergaulan di dalam aktivitas-aktivitas bisnis. (Beny Suharsono, 1990) <br />Perusahaan dapat disebut telah memenuhi etika dalam berbisnis apabila <br />telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Etik tidaknya suatu bisnis <br />dapat dianalisis berdasarkan hukum ekonomi, peraturan yang berlaku dan <br />etik dari masing-masing pelaku bisnis. <br /><br />Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya ini dikelola <br />secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Etika menurut peraturan <br />yang berlaku apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturanaturan <br />yang sudah disepakati sebelumnya. Sedangkan etika dari masingmasing <br />individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak <br />jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya. <br /><br />Manajer masa kini menghadapi masalah-masalah etika sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Etika bertanggung jawab organisasional. Yang termasuk dalam <br />hal ini adalah tanggungjawab sebagi pemegang tugas, dan tidak <br />menyalahgunakan wewenang yang dipegangnya. <br />• <br />Etika tanggung jawab sosial. Yang termasuk dalam hal ini adalah <br />tanggung jawab sebagai sesama karyawan; tidak melanggar prisip <br />“Equal Pay for Equal Work “. (Misalnya meminimumkan biaya dengan <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />cara menekan biaya tenaga kerja sehingga upah dan kesejahteraan <br />tenaga kerja menjadi rendah dan tidak sesuai dengan kontribusi kerja <br />yang diberikan). Tidak menerima suap atau hadiah dari luar <br />sehubungan dengan aktivitas bisnis tidak “mengikat” orang dengan <br />emolumen-emolumen “palsu”. <br /><br />• <br />Etika tanggung jawab terhadap konsumen : Melindungi <br />kepentingan konsumen/pelanggan jujur terhadap kualitas produk, <br />pelayanan dan kontrak yang diberikan, menjamin kualitas produk, <br />tidak menaikkan harga produk di atas norma-norma yang wajar, selalu <br />melakukan tes terhadap produk, melakukan perbaikan kualitas <br />pelayanan, memelihara denagn pelanggan, tidak melakukan monopoli <br />(misalnya melalui pengakuisisian jaringan pengecer untuk kepentingan <br />produsen yang akhirnya dapat mematikan pedagang eceran), tidak <br />melakukan diskriminasi terhadap pelanggan, tidak melakukan <br />persaingan tidak jujur. <br />Sesuai dengan pernyataan tersebut, Suparman Sumahadijaya <br />dalam tulisan “Kepribadian Unggul” menyaratkan bahwa setiap Wirausaha <br />sedikitnya dapat memenuhi 7 syarat sebagai berikut: <br /><br />a. Rasa tanggung jawab yang tebal <br />Bersedia memikul tanggung jawab atau kekurangan-kekurangan dan <br />kesalahan-kesalahan para pengikutnya. Pemimpin yang berhasil tahu <br />bertanggung jawab kepada atasannya, rekan-rekannya di kirikanannya <br />dan terutama di bawahnya. <br />b. Rasa keadilan yang seimbang <br />Pemimpin yang dihormati dan berwibawa tahu menimbang keadilan <br />yaitu tidak melebihkan kenikmatan bagi dirinya dan tidak pula <br />melebihkan beban kewajiban pada orang lain. <br />c. Keberanian <br />Tidak ada seorang pengikut pun yang mau dipimpin oleh seorang <br />penakut, tidak mempunyai rasa percaya diri sendiri dan tidak tegas. <br />38 <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Seorang harus berani menanggung risiko dan segala akibat keputusan <br />yang telah diambilnya sekalipun akibat tersebut pada akhirnya tidak <br />menguntungkan. <br />d. Kemampuan <br />Kemampuan yang paling diutamakan ialah mampu mengendalikan diri <br />(swakendali). Kemampuan mengendalikan diri meliputi bagaimana <br />harus memutuskan sesuatu, mampu membuat rencana, mampu <br />mengendalikan orang lain. Orang yang ragu-ragu dalam mengambil <br />keputusan membuktikan bahwa ia tidak mempunyai pendirian yang <br />tegas, berarti tidak mampu memberikan pemimpin yang baik. <br />e. Kebiasaan lebih banyak dibanding dengan imbalannya. Tidak semua <br />orang akan berhasil memiliki kebiasaan ini. Kebanyakan, karena <br />imbalan dianggap terlalu sedikit, ia menciptakan berbagai cara untuk <br />memperbesar imbalan tersebut. Seorang pemimpin yang demikian <br />jelas tidak jujur dan pada suatu ketika akan terbentur dan kAndas, ia <br />harus berani berkorban seperti yang dituntut dari dirinya. <br />f. Kepribadian yang menyenangkan <br />Seorang pemimpin yang kumel, lecek, dan acuh tak acuh tidak akan <br />berhasil. Kepemimpinan meminta kehormatan sekalipun pemimpin <br />tersebut tidak menghendakinya. Pengikut-pengikutnya tidak akan <br />menghormati bila ia tidak mewujudkan kepribadian yang <br />menyenangkan. Dengan demikian pemimpin seharusnya menaruh <br />simpati (adhesi) pada pengikut-pengikutnya, tahu kesulitan-kesulitan <br />yang dihadapinya. <br />g. Kesediaan untuk bekerja sama <br />Seorang pemimpin harus memahami dan mempergunakan prinsip <br />kerja sama dan harus mendorong pengikut-pengikutnya untuk berbuat <br />yang sama. Kepemimpinan perlu kekuasaan dan kekuasaan tersebut <br />memerlukan kerja sama. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Risiko tinggi kemacetan lalu lintas dengan beban risiko waktu yang terbuang <br /><br />c. Rangkuman <br />Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan <br />(delegator) dengan bawahan (delegate), dimana delegator <br />mendelegasikan sebagian wewenang (pekerjaan)-nya kepada delegate <br />untuk dikerjakan. <br /><br />Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke bawahan jika <br />diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab <br />merupakan kewajiban bawahan melakukan tugas tersebut. Tanggung <br />jawab merupakan arus balik dari perintah-perintah itu. <br /><br />Responsibility tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada pihak <br />lain. Authority diterima, maka responsibility-nya harus juga diterima <br />dengan sebaik-baiknya pula. Untuk itu top manager yang menjadi <br />penanggung jawab terakhir mengenai maju atau mundurnya suatu <br />perusahaan. Semakin tinggi posisi atau kedudukan seorang manajer <br />dalam suatu organisasi maka semakin besar wewenang dan tanggung <br />jawabnya. Sebaliknya, semakin rendah posisi seorang manajer dalam <br />organisasi, maka semakin kecil wewenang dan tanggung jawabnya. <br /><br />40 <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Pendelegasian wewenang harus dilaksanakan oleh setiap manajer, <br />pendelegasian wewenang merupakan proses dan kunci dinamika suatu <br />organisasi atau perusahaan pendelegasian wewenang harus dari atasan <br />kebawahan menurut asas rantai berkala pendelegasian wewenang harus <br />berpedoman atas job description; pendelegsian wewenang mempunyai <br />sifat du characteristic; pendelegasian wewenang harus ada kesediaan <br />yang mau menerima risiko delegator masih bertanggung jawab atas <br />wewenang yang didelegasikannya. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah struktur organisasi sekolah dan struktur organisasi RT/RW yang <br />anda ketahui dan tuliskan tugas dan peranannya masing-masing. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen penilaian <br />1. Coba <br />sebutkan alasan-alasan pokok, mengapa para wirausahawan <br />(manajer) atau seorang pemimpin tidak dapat mendelegasikan <br />wewenang ? <br />2. <br />Apa yang adan ketahui tentang Daur hidup produksi (product life <br />cycle) untuk barang industri, gambarkan dan jelaskan ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no 1. <br /><br />Alasan pokok mengapa para wirausahawan (manajer) tidak <br />mendelegasikan wewenang adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Adanya kecenderungan (ego) manusia untuk melaksanakan hal-hal <br />tertentu secara pribadi. <br />2. Kurang mengahayati peranan jika mereka dipromosikan sebagai <br />menejerial <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. Perasaan takut diekspos karena pedelegasian wewenang dapat <br />mengungkapkan kelemahan manajer, prosedur, metode-metode <br />yang kurang tepat terungkap. <br />4. Penerimaan teori bahwa orang tidak dapat diganti. Menurut teori <br />ini, seorang pemimpin tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam <br />lingkungan organisasi yang bersangkutan. <br />5. Keengganan untuk menanggung risiko, pihak yang memberikan <br />dan melakukannya bersedia menanggung risiko bahwa seorang <br />bawahan dapat membuat keputusan yang salah. Risiko demikian <br />harus dihadapi. <br />6. Keinginan untuk mendominasi (berkuasa). <br />7. Sikap atau anggapan bahwa bawahan tidak mampu menggunakan <br />wewenang itu dengan tepat. <br />Jawaban no 2. <br /><br />Daur hidup produksi (product life cycle) untuk barang industri. <br />Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru dari <br />produk yang disenangi calon pembeli. <br /><br />penjualan <br />R2 <br />R1 <br />R2 <br />jumlah produksi/waktu <br />O P1 P2 P3 <br />Gambar : Daur Hidup Produksi <br />Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus <br />meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan <br />jumlah yang dijual meningkat menjadi OP2 dengan penjualan sebesar <br />OR2. Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya <br />sehingga penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />upaya perbaikan dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang <br />tepat ialah pada titik P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi <br />sehingga penjualan naik lagi. <br />Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo, <br />asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian <br />mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke <br />arah argo industri. <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada halaman berikut modul <br />ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi <br />kegiatan belajar. <br /><br />Rumus :<br />Tingkat penguasaan : <br />Jumlah jawaban yang benar <br />100 <br />x 100% <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br /><br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bab III. Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus dan <br />Berhasil, Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda dapat <br />menerukskan dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang <br />dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang <br />belum Anda kuasai atau pahami, untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi, <br />Kewirausahaan, dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. <br /><br />Danuhadimedjo, R Djatmiko, 1998. Kewiraswastaan Dan <br />Pembangunan, Alfabet, Bandung. <br /><br />Davis, Ralph C. 1988. Fundamental Of Top Management, <br />Kogakusha Compay Limited, Tokyo. <br /><br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan <br />Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br /><br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepreneur <br /><br />Indonesia), PT Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br /><br />Hasibuan, H. Malayu. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian, Dan <br />Masalah) Bumi Aksara, Jakarta. <br /><br />Purnomo, 2001. Kewirausahaan (materi Pokok), Pusat <br />Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. <br /><br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang. <br /><br />Sumahamijaya, Suparman, 1980. Membina Sikap Mental <br />Wiraswasta, Gunung Jati, Jakarta. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-88914256307361088432010-01-01T21:43:00.000-08:002010-01-01T21:45:59.212-08:00modul 6 kwuMODUL <br /><br /><br />6 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGAMBIL RISIKO DAN <br />TANGGUNG JAWAB <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUA N <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />MODUL<br /><br /><br />6 <br />KIAT MENGAMBIL RISIKO DAN <br />TANGGUNG JAWAB <br /><br />ENDANG SUPARDI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembil Risiko dan Tanggung Jawab” <br /><br />yang isinya membahas tentang; konep risiko, pengertian risiko dan <br /><br />tanggung jawab, Macam-macam risiko, situasi risiko, pengambilan risiko, <br /><br />risiko pribadi, tipologi pengambilan risiko, mengevaluasi risiko, tanggung <br /><br />jawab, mengembangkan ide-ide kreatif, melaksanakan perubahan, <br /><br />mendelegasikan wewenang, dan Etika dan tanggung jawab sosial. <br /><br />Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br /><br />bagaimana kiat mengambil risiko dan tanggung jawab dalam <br /><br />kewirausahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang <br /><br />lebih luas tentang kewirausahawanan, Anda pun akan mengetahui sikap, <br /><br />jiwa, motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai <br /><br />wirausahawan. <br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br /><br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausahawan, diharapkan juga untuk <br /><br />dapat mengaktualisasikan sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung <br /><br />jawab dalam kewirausahaan tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat <br /><br />1. <br />memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengambil risiko dan <br />tanggung jawab), <br />2. <br />mengaktualisasikan sikap dan prilaku wirausahawan (sikap sebagai <br />pengambil risiko dan tanggung jawab) <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br /><br />harus menguasai atau memahami isi materi dari modul 5 terlebih dahulu <br /><br />yaitu tentang “Kiat Mengembangkan Sikap mandiri”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci <br />dan kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan <br />ekonomi yang ada. <br />3. Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. Cek tentang diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik <br />seorang wirausahawan, apakah Anda setuju dengan karakteristik <br />seperti itu, dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />5. Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes yaitu tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahawan dengan alat tes <br />khusus. <br />6. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />b. <br />Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu, peran Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. <br />Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru <br />kewirausahaan dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. <br />Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. <br />Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain atau <br />praktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. <br />Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />9. <br />Melaksanakan penilaian. <br />10. Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi <br />dan merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan : <br /><br />a. <br />Siswa Memiliki Kinerja <br />1. Dapat memahami karakteristik sikap pengambilan risiko dan <br />tanggung jawab dalam kewirausahaan secara kognitif, afektif dan <br />psikomotor, dan dapat mempraktekannya nanti di lapangan dalam <br />dunia kerja. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />2. Memiliki sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab, serta <br />prilaku kewirausahaan dalam bekerja. <br />3. Mampu dan berani untuk bersikap sebagai pengambil risiko dan <br />tanggung jawab dalam bidangnya. <br />b. <br />Kriteria Kinerja : <br />1. Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan <br />realistis. <br />2. Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. Keberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasrkan <br />sikap dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variable yang Diperlukan <br />1. Untuk menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik wirausahawan <br />(sikap sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab), <br />dan mempraktekannya dalam dunia nyata siswa perlu diperkenalkan <br />dalam dunia kerja bentuk studi lapangan. <br />2. Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />sebagai pengambil risiko dan tanggung jawab dalam kewirausahaan <br />seperti artis, atlet, petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. <br />Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />2. <br />Subkompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />1. <br />Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausahawan dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausahawan. <br />2. <br />Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausahawan yang berhasil <br />atau gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, <br />petani, bupati dan sebagainya. <br />3. <br />Keterampilan apa yang harus dimiliki seseorang agar menjadi wirausaha <br />yang berhasil. <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atas, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />G. Glosarium <br />1. <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama <br />periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H). Risiko adalah <br />ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa <br />kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />2. Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya ini dikelola secara <br />efisien tanpa merugikan masyarakat lain. <br />3. Etika menurut peraturan yang berlaku apabila masing-masing pelaku <br />bisnis mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati sebelumnya. <br />4. Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br />5. <br />Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang <br />bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: <br />utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />6. Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bab II Pembelajaran <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian <br />kegiatan sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat TAnda <br />1. Mengkaji secara <br />mandiri <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki kemampuan mengidentifikasi resiko dalam <br />menjalankan usaha yang dimiliki wirausaha <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />KIAT PENGAMBILAN RISIKO <br /><br />2. Konsep <br />Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan <br />ketidakpastian, kecuali kematian, namun itupun tetap mengandung <br />ketidakpastian yang akan mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak <br />yang berkepentingan. Apalagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />risikonya adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan <br />harus diperhatikan secara serius. <br /><br />Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya <br />pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya <br />berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang <br />ditimbulkan dapat dihilangkan. Para wirausaha menyukai tindakan <br />pengambilan risiko nyata karena mereka ingin berhasil. Maksudnya <br />mereka ingin mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas <br />yang sukar tetapi nyata dengan menerapkan keterampilan mereka. <br />Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena tidak ada tantangan, <br />akan tetapi mereka juga tidak menyukai situasi dengan risiko tinggi <br />karena para wirausaha cenderung selalu ingin berhasil. Ringkasnya, para <br />wirausaha menyukai tantangan , namun dapat dicapai. <br /><br />3. Pengertian Risiko <br />Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat <br />diramalkan dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi <br />penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang <br />diambil dengan memakai kriteria peluang (decision under risk) atau <br />kriteria ketidakpastian (decision under uncertainty). Untuk menghitung <br />risiko pada umumnya dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) <br />atau angka penyimpangan (variance). <br /><br />Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk <br />mengukur besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk <br />memperoleh alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. <br />Analisis ini sangat penting untuk menentukan modal yang dianggarkan <br />dalam kegiatan usaha. Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi <br />dalam suatu kegiatan usaha, yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, <br />risiko kredit serta risiko di luar kemampuan manusia. Semua risiko dapat <br />dicegah atau diperkecil, kecuali risiko alam yang probabilitasnya sangat <br />kecil dan dapat diabaikan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan <br />karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. <br />Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkait-an dengan <br />kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada <br />kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan <br />hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha <br />(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi <br />Wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. <br />Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju <br />dua langkah. <br /><br />Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran <br />khusus ditulis huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah <br />ini: <br />“Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura terbalik), <br />tetapi berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan <br />dengan kura-kura yang berjalan merayap)”. <br /><br />Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko : <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi <br />selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H) <br />• <br />Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin <br />melahirkan peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa <br />(Soekarto) <br />• <br />Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari <br />hasil yang diharapkan (Herman Darmawi) <br />• <br />Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang <br />diharapkan(Herman Darmawi) <br />Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko <br />adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. <br />Sedangkan karakteristik risiko itu sendiri adalah: <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu <br />peristiwa. <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan <br />kerugian <br />4. Risiko wirausaha <br />Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko <br />bisnis yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai <br />tiap tahunnya, dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai <br />bisnis/usaha kecil. Rata-rata kegagalan diantara bisnis baru ini cukup <br />mengganggu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil <br />mengalami kegagalan selama dua tahun pertama masa operasinya. <br /><br />Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga <br />menghadapi risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian <br />besar atau semua kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko <br />karir dengan meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan <br />yang mengandung risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian. <br />Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk <br />memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu <br />untuk memperhatikan keluarga dan teman. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Ciri seorang wirausaha <br />harus berani <br />mengambil dan <br />menanggung risiko <br />dalam ketidakpastian, <br />karenanya ia akan <br />memilih dan <br />mengembangkan <br />banyak usaha. <br />Dari sekian usaha yang <br />dijalankannya pasti ada <br />yang berhasil (bertelur <br />emas) <br /><br /><br />Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu <br />a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam <br />suatu pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, <br />tanpa melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak <br />menganalisis kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang <br />saya inginkan ? Apa tujuan saya ? <br />b. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat menyelaraskan daftar <br />gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke luar <br />dari bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal <br />yang sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas <br />utama sebelum memulai bisnis ini. <br />c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana <br />bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan, <br />merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana <br />bisnis ini harus secara tertulis. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan sebelum <br />memulai operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan <br />perencanaan, rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak <br />mencukupi, dan kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang <br />brilian, pengambilan risiko dan kejelasan masa depan. <br /><br />5. Macam-Macam Risiko <br />a. <br />Menurut sifatnya dibedakan ke dalam : <br />1) <br />Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br /><br />2) <br />Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang <br />bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. <br />Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br /><br />3) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber <br />pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui <br />penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. <br />Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan <br />kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti <br />risiko penerbangan luar angkasa. <br /><br />Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb: <br /><br />1) Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan <br />suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan <br />asuransi. <br /><br />2) Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain <br /><br />b. <br />Menurut sumber/penyebab timbulnya : <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />1) <br />Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, <br /><br />seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan <br /><br />kerja. <br />2) Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti <br /><br />pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya. <br /><br />Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang <br />terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau <br />meminimumkan risiko, sebagai berikut: <br /><br />a. <br />Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap <br />kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. <br />b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian. <br />c. <br />Melakukan pengendalian terhadap risiko <br />d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi) <br />Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha <br />dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu <br /><br />a. <br />Risiko teknis <br />Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha <br />dalam mengambil keputusan. <br /><br />Risiko yang sering terjadi: <br /><br />• <br />Biaya produksi yang tinggi (inefisien), <br />• <br />Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga <br />kerja terlalu banyak), <br />• <br />Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik, <br />• <br />Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan, <br />• <br />Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta <br />harga jual tak berubah, <br />• <br />Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga <br />produktivitas kerja menurun, <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />• <br />Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit <br />dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan <br />ketatalaksana-an perusahaan. <br />Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upayaupaya <br />sebagai berikut: <br /><br />1. <br />Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang: <br />• <br />Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan <br />dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan <br />memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien). <br />Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan <br />teknologi tepat guna atau teknologi modern. <br />• <br />Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitu <br />kemampuan meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, <br />mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber <br />daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, <br />murah, dan disenangi pembeli. <br />• <br />Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk <br />mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan <br />serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap <br />pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional <br />skill). <br />2. <br />Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang <br />meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya <br />manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi <br />penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap <br />memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha <br />berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan <br />ialah kepAndaian menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam <br />dan di luar lingkup organisasi. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. <br />Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi <br />setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan <br />pengeluaran tetap. <br />b. <br />Risiko pasar <br />Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau <br />tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang <br />diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan <br />(revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan <br />menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias <br />gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai <br />berikut: <br />1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru <br /><br />dari produk yang disenangi calon pembeli. Daur hidup produksi <br /><br />(product life cycle) untuk barang industri adalah seperti di bawah ini. <br /><br />penjualan <br />R2 <br />R1 <br />R2 <br />jumlah produksi/waktu <br />O P1 P2 P3 <br />Gambar : Daur Hidup Produksi <br />Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus <br />meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan <br />jumlah yang dijual meningkat menjadi OP2 dengan penjualan sebesar <br />OR2. Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya <br />sehingga penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada <br />upaya perbaikan dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang <br />tepat ialah pada titik P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi <br />sehingga penjualan naik lagi. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo, <br />asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian <br />mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke <br />arah argo industri. <br /><br />2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh <br />informasi pasar secara berkesinambungan. <br />Cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk <br />perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat rumah tangga, <br />dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain ukuran berat dalam <br />setiap komoditi yang dihasilkan yang diinginkan konsumen (ikan, <br />udang, kubis, ternak, dan sebagainya). <br /><br />c. <br />Risiko kredit <br />Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak <br />membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi <br />produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau <br />debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya <br />timbul kredit macet. <br /><br />Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai berikut: <br /><br />1. <br />Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai <br />berikut: <br />• <br />Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah <br />diketahui. <br />• <br />Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari <br />kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya. <br />• <br />Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) <br />sehingga merupakan net personal assets. <br />• <br />Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan <br />trend naik mendatar atau menurun. <br />2. <br />Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi <br />kredibilitas debitor. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. <br />Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan <br />memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran <br />neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun. <br />d. <br />Risiko alam <br />Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa <br />bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan <br />terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut <br />menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani <br />menanggung risiko tersebut. <br /><br />5. Situasi Berisiko <br />Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita <br />dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui <br />hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi <br />risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi <br />kegagalan dan potensi sukses. <br /><br />Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam <br />berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. <br />Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang <br />mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya <br />tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk <br />mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan <br />dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan <br />kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal. <br /><br />Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada <br />juga yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang <br />dibuatnya walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan <br />yang dibuatnya. Ada pula yang sangat berani dalam mengambil <br />keputusan tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat <br />mengambil keputusan yang dianggapnya peluang emas. Pengusaha <br />seperti ini adalah pengusaha yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />imbalan yang ditawar-kan, dan sangat tertarik oleh harapan muluk <br />tentang hasil yang tinggi dengan sedikit usaha. Seorang Wirausaha sejati <br />adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko akan tetapi juga tidak <br />gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil selalu <br />berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu. <br /><br />Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah <br />kesediaan dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat <br />keputusan, baik yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri <br />Wirausaha saling berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko, <br />ciri-ciri tersebut yaitu : <br /><br />a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas. <br />b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. <br />Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, semakin <br />besar pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk <br />mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan yang akan diambil <br />serta semakin besar kesediaan untuk mengambil risiko. <br />c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan membatasi <br />kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan suatu <br />putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan. <br />Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha <br /><br />diminta membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya <br />tidak dapat diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. <br /><br />Sebagai pengambil risiko Anda harus mengambil keputusan dalam <br />situasi penuh ketidakpastian, sambil mempertimbangkan kemungkinan <br />sukses dan ruginya. Apakah akan memilih alternatif yang mengambil risiko <br />atau alternatif konservatif tergantung kepada : <br /><br />a. daya tarik dari setiap alternatif, <br />b. sejauhmana Anda bersedia rugi, <br />c. kemungkinan relatif sukses dan gagal, <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />d. <br />seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan sukses <br />dan mengurangi kemungkinan gagal. <br />Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal <br />ini cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan <br />tersebut antara lain : <br /><br />a. <br />Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang <br />merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas. <br />b. <br />Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri <br />sendiri. <br />c. <br />Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda sendiri <br />juga penting. <br />6. Pengambilan Risiko <br />Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah <br />diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha <br />menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi <br />situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai <br />tantangan yang dapat dicapai. <br /><br />• <br />Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena <br />mereka ingin berhasil. <br />• <br />Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-tugas <br />yang sukar, namun realistic. <br />• <br />Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. <br />• <br />Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak dan <br />ruwetlah persoalan Anda. <br />Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena <br />mereka ingin berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan <br />tugas-tugas yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai <br />tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut <br />mengambil risiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya. Pengambilan <br />risiko merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. <br /><br />Apabila kita telah mengambil suatu keputusan dari salah satu <br />alternatif yang ada, maka ini berarti kita telah memutuskan untuk <br />menyisihkan alternatif-alternatif lainnya untuk tidak digunakan dalam <br />pelaksanaan. Dalam pengambilan keputusan dari alternatif terpilih <br />didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaannya nanti <br />diharapkan ini erat hubungannya dengan keinginan yang harus diderita <br />atau risiko. <br /><br />7. Pengambilan Risiko Pribadi <br />Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan <br />potensi sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa <br />pertumbuhan datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang <br />dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang <br />terpenting adalah risiko yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha <br />untuk belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan <br />perusahaan Anda. <br /><br />Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang <br />kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh. Merupakan <br />suatu hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan tujuan <br />pribadi dan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya. <br />Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam <br />pertumbuhan pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan <br />bisnis. Memikul tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan <br />mengurangi ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah <br />orang yang bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan <br />kemampuan untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan <br />timbul ketika seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas <br />keputusan dan tindakannya. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko yang <br />tidak perlu dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika <br />keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar daripada risiko <br />yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan intuisi <br />dalam menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena intuisi <br />akan dapat turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa <br />saja yang mungkin diperoleh. <br /><br />Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai <br />berikut: <br /><br />• <br />Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang terkait <br />dengan orang-orang terdekat <br />• <br />Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam menilai <br />tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan ikut <br />menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang <br />mungkin akan diperoleh. <br />• <br />Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup Anda, <br />termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses akan <br />dapat diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu <br />meng-ambil risiko yang perlu dengan penuh perhitungan. <br />8. Tipologi Pengambilan Risiko <br />Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan pekerja-pekerja <br />yang terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang mempunyai <br />sedikit risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus <br />mempunyai sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini <br />karena perilaku mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan <br />perusahaan. <br /><br />Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak <br />kemungkinan untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat <br />menengah harus mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan <br />membuat perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />fungsi-fungsi. Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai <br />pengambil risiko. Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas <br />dalam struktur prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk <br />me-rumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis <br />dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. <br /><br />Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan <br />tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para <br />Wirausaha sendiri. Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya <br />dengan praktis karena berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ideide <br />mereka hingga berani menerima risiko demi terlaksananya ide itu. <br />Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya <br />dan akan membatasi kegiatan. <br /><br />Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif biasanya adalah <br />pengambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia menerima <br />perubahan, mencoba berbagai alternatif dan mengembangkan inovasi <br />untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis baru. Para Wirausaha <br />yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam bisnis, mereka <br />mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan <br />sumber daya lain untuk mewujudkan idenya. <br /><br />9. Mengevaluasi Risiko Anda <br />Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum <br />memutuskan untuk mengambil risiko, yaitu: <br /><br />a. <br />Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha <br />tersebut? <br />Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang <br />keluar pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai <br />usaha harus melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko <br />tersebut. <br />b. <br />Bagaimana risiko dapat dikurangi? <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran <br />dana yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam <br />usaha yang masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam <br />renang. Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan <br />mudah dicapai. <br /><br />c. <br />Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ? <br />Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang <br />dituntut memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya <br />mungkin bila “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan <br />produtivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik <br />formal, informal maupun nonformal. <br />d. <br />Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ? <br />Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang berpikir <br />positif (optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan yang <br />ingin menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang <br />di laut terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus <br />diperhitungkan. Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah <br />memasuki gelanggang judi. <br />e. <br />Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ? <br />Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki <br />berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus <br />memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya <br />mengambil strategi yang tepat. <br />Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu harus <br />kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer), ibarat <br />kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer. Semua <br />dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan keterbatasan <br />sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan, waktu, keterampilan, <br />kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa Wirausaha hanya <br />dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan. Mereka berani berumah <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat gelombang besar akan <br />menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan besar tidak ada di <br />darat. <br /><br />Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan sendiri sebelum memutuskan <br />untuk mengambil risiko. Ada beberapa pertanyaan sebelum mengambil <br />keputusan yang mengandung risiko, yaitu: <br /><br />• <br />Apakah risiko tersebut sepadan dengan hasilnya ? <br />• <br />Bagaimana risiko dapat dikurangi ? <br />• <br />Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil ? <br />• <br />Orang-oarng dan sumber-sumber daya manakah yang dapat <br />membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ? <br />• <br />Mengapa risiko ini penting ? <br />• <br />Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini ? <br />• <br />Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan <br />ini ? <br />• <br />Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko itu ? <br />• <br />Persiapan-persiapan apa yang perlu Anda buat sebelum mengambil <br />risiko itu ? <br />• <br />Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan <br />Anda telah tercapai ? <br />• <br />Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan tersebut ? <br />Dalam bisnis, seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin <br />mengelakkan risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan lebih yakin <br />pada diri sendiri dan pandangan Anda terhadap pengambilan risiko akan <br />lebih positif, karena Anda percaya pada kemampuan-kemampuan Anda, <br />dan Anda menerima risiko yang terbaik dalam mencapai tujuan akhir. <br /><br />Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam <br />mengevaluasi setiap risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga <br />memungkinkan untuk menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya <br />melalui data kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />hubungan dengan ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna <br />angka-angka tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, <br />latar belakang, dan pengalaman dalam mengambil keputusan. <br /><br />Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan <br />risiko. Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian <br />pertanyaan yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko. <br />Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini <br />mungkin akan berakibat kegagalan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentu akan mendapatkan suatu <br />risiko, baik risiko yang sudah diduga sebelumnya atau risiko yang sama <br />sekali tidak diduga. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam <br />pengambilan risiko dari sebuah situasi risiko dan penentuan keputusan <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Menaksir ada tidaknya risiko di dalam situasi yang sedang dihadapi. <br />2. <br />Mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran <br />perusahaan. <br />3. <br />Mengembangkan alternatif-alternatif atas risiko tertentu dengan <br />mengadakan survai. <br />4. <br />Mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap <br />kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik pula. <br />5. <br />Menentukan risiko berdasarkan hasil penaksiran secara realistik <br />tentang sejauh mana Anda sebagai seorang Wirausaha dapat <br />mempengaruhi keadaan. <br />Dalam bisnis seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin <br />mengelak dari risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan menemukan <br />kemampuan Anda dan akan lebih yakin pada diri sendiri dan pandangan <br />Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih positif, karena Anda percaya <br />pada kemampuan-kemampuan Anda. Dan Anda menerima risiko sebagai <br />tantangan-tantangan yang menuntut upaya-upaya Anda yang terbaik <br />dalam mencapai tujuan. <br /><br />Pada umumnya setiap Wirausaha berpikir optimis. Ibarat bila <br />melihat gelas yang berisi air setengah, ia mengingatkan setengah penuh, <br />sedang orang lain mengatakan setengah kosong. Cara berpikir kreatif dan <br />mampu melihat peluang serta kesanggupan menghadapi tantangan <br />menyebabkan seorang Wirausaha lebih berani menanggung risiko. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Meskipun demikian, risiko yang akan terjadi jangan disertakan <br />dengan permainan judi. Oleh karena itu perlu dibuat studi kelayakan agar <br />kemungkinan keberhasilan persentasenya lebih besar dari kemungkinan <br />kegagalan. Hampir semua risiko dapat diperkecil atau dihapuskan. Itulah <br />sebabnya dengan pesawat Apollo manusia dapat mendarat di bulan dan <br />kembali dengan selamat meskipun pesawat ulang alik Challenger <br />menghadapi risiko meledak di luar angkasa. Dengan cara ilmiah risiko <br />kegagalan dapat ditekan sekecil mungkin. <br /><br />d. <br />Tugas <br />Cobalah identifikasi pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko <br /><br />dengan tingkatan resiko tinggi, resiko sedang dan resiko rendah menurut <br /><br />penilaian anda. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen penilaian <br />1. Coba anda sebutkan <br />tentang pengertian risiko dari beberapa pendapat <br />singkat dan jelas ? <br />2. Sebutkan <br />macam-macam risiko yang dibedakan ke dalam menurut <br />sifatnya ? <br />3. Apa yang dimaksud deng situasi Berisiko, jelaskan secara tepat ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no 1. <br /><br />beberapa pendapat tentang pengertian risiko : <br /><br />• <br />Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi <br />selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H) <br />• <br />Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin <br />melahirkan peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim) <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />• <br />Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa <br />(Soekarto) <br />• <br />Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari <br />hasil yang diharapkan (Herman Darmawi) <br />• <br />Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang <br />diharapkan(Herman Darmawi) <br />Jawaban no 2. <br /><br />Macam-macam risiko menurut sifatnya dibedakan ke dalam : <br /><br />4) Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan <br />terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, <br />penggelapan, dan sebagainya. <br /><br />5) Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan <br />agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: <br />utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya. <br /><br />6) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan <br />kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, <br />angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber <br />pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui <br />penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. <br />Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan <br />kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti <br />risiko penerbangan luar angkasa. <br /><br />Jawaban no 3. <br /><br />Situasi Berisiko <br /><br />Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita <br />dihadapkan pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui <br />hasil yang akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi <br />risiko juga mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi <br />kegagalan dan potensi sukses. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Seorang wirausahawan yang harus selalu mengambil keputusan <br />dalam berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian. <br />Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang <br />mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya <br />tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk <br />mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan <br />dialami, dan seberapa jauh seorang wirausahawan dapat meningkatkan <br />kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal. <br /><br />Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada <br />juga yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang <br />dibuatnya walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan <br />yang dibuatnya. <br /><br />Kriteria Penilaian <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda jawab atau cocokkanlah jawaban Anda <br />dengan kunci jawaban yang tersedia pada halaman berikut modul ini. <br />Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di <br />bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan <br />belajar. <br /><br />Rumus :<br /><br /> Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br /><br />90% -100% = baik sekali <br /><br />80% -89% = baik <br /><br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />B. Kegiatan Belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memahami dan memiliki tanggung jawab yang dibebankan <br />dalam menjalankan kegiatan usaha <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Tanggung Jawab <br /><br />1. Konsep Tanggung Jawab <br />Tanggung jawab (responsibility) merupakan keharusan untuk <br />melakukan semua kewjiban/tugas yang dibebankan kepadanya sebagai <br />akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Wewenang <br />merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/ <br />aktivitas dalam suatu perusahaan. <br /><br />Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat <br />berbuat apa-apa. Setiap wewenang akan menimbulkan hak (right), <br />tanggung jawab (responsibility), kewajiban-kewajiban untuk <br />melaksanakan dan mempertanggungjawabkan (accountability). Tegasnya <br />tanggung jawab harus sama besarnya dengan wewenang yang dimiliki. <br />Pertanggungjawaban hanya diberikan kepada orang atau lembaga yang <br />memberikan (mendelegasikan) wewenang tersebut atau delegate hanya <br />bertanggung jawab kepada delegator. <br /><br />Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan <br />(delegator) dengan bawahan (delegate), dimana delegator <br />mendelegasikan sebagian wewenang (pekerjaan)-nya kepada delegate <br />untuk dikerja-kan. <br /><br />Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke bawahan jika <br />diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab <br />merupakan kewajiban bawahan melakukan tugas tersebut. Tanggung <br />jawab merupakan arus balik dari perintah-perintah itu. Karena perusahaan <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />selalu terkait dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang berada dalam <br />lingkungan sistem sosial, maka manajer puncak atau top manager suatu <br />perusahaan khususnya harus bertanggung jawab kepada: <br /><br />• <br />pemilik perusahaan, <br />• <br />karyawan perusahaan, <br />• <br />pemerintah dan konsumen. <br />Pemerintah dan Konsumen <br />UNIFIED <br />BY <br />MANAGEMENT <br />Pemilik Perusahaan <br />Karyawan Perusahaan <br /><br />Pemerintah dan Konsumen <br /><br />a. <br />Menginginkan tersedianya barang dan jasa dengan kualitas baik, <br />harganya layak dan selalu ada di pasar. <br />b. <br />Adanya hubungan yang harmonis antara pemilik, karyawan, dan <br />manajer sehingga produksi barang dan jasa tetap tersedia. <br />c. <br />Pemerintah mewajibkan agar perusahaan dikelola sesuai dengan <br />izinnya (SIUP)-nya. <br />d. <br />Pemerintah mengharuskan, perusahaan untuk membayar kewajibankewajibannya, <br />misalnya pajak dan lain-lainnya. <br />e. <br />Pemerintah mengharapkan perusahaan memproduksi barang dan <br />menjamin konsumennya. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Pemilik Perusahaan <br /><br />a. Perusahaan tetap likuid dan solvable. <br />b. Laba yang layak atas investasi. <br />c. Sarana dan prasarana hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin. <br />d. Informasi tentang keadaan perusahaan dan masa depan perusahaan. <br />e. Perusahan hendaknya dikelola sesuai dengan izin (SIUP)-nya. <br />f. Adanya rencana jangka panjang bagi perusahaannya. <br />g. Terbinanya hubungan baik antara pemilik, karyawan, dan manajer. <br />Karyawan Perusahaan : <br /><br />a. Kompensasi (gaji dan kesejahteraan) yang adil dan layak. <br />b. Jaminan adanya pekerjaan yang tetap dan kesempatan promosi. <br />c. Perlakuan yang baik dan manusiawi dari manajer. <br />d. Situasi dan lingkungan kerja yang menyenangkan. <br />e. Kepuasan dan penghargaan atas hasil kerja mereka. <br />f. Mendapat informasi seperlunya mengenai keadaan perusahaan. <br />g. Dan lain sebagainya. <br />Responsibility tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada pihak <br />lain. Authority diterima maka responsibility-nya harus juga diterima <br />dengan sebaik-baiknya pula. Untuk itu top manager yang menjadi <br />penanggung jawab terakhir mengenai maju atau mundurnya suatu <br />perusahaan. Semakin tinggi posisi atau kedudukan seorang manajer <br />dalam suatu organisasi maka semakin besar wewenang dan tanggung <br />jawabnya. Sebaliknya, semakin rendah posisi seorang manajer dalam <br />organisasi, maka semakin kecil wewenang dan tanggung jawabnya. <br /><br />2. Mengembangkan Ide-ide Kreatif <br />Jangan pernah memaksakan ide Anda pada seseorang. Orang <br />memerlukan waktu sebelum dapat menerima sesuatu yang baru. Ide yang <br />melibatkan masa depan organisasi mengandung risiko. Setiap risiko <br />biasanya orang agak ragu-ragu. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Sebagai Wirausaha Anda haruslah menjadi seorang perencana <br />dalam arti bahwa Anda dapat membayangkan bagaimana ide-ide kreatif <br />Anda dapat dipergunakan. Namun, Anda juga harus memiliki kemampuan <br />mengambil risiko agar mampu melaksanakan ide-ide dan melaksanakan <br />sampai berhasil. <br /><br />Pengambilan risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting para <br />Wirausaha. Dengan berusaha menjadi lebih kreatif maka seorang <br />Wirausaha akan menjadi lebih sadar akan ide-ide yang lebih produktif. <br />Jika dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka kita akan <br />menjadi lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ideide <br />yang paling produktif. <br /><br />Sampai tingkat tertentu semua orang kreatif, pada umumnya <br />semua orang akan mungkin mengembangkan bakat kreatif. Jika kita telah <br />mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka akan diikuti risiko tertentu <br />dalam pelaksanaan ide tersebut. Oleh karena itu untuk dapat mengurangi <br />kemungkinan ditolaknya suatu ide, sebaiknya dengan mengutarakan ide <br />pada teman bisnis Anda dengan sebelumnya memntukan waktu dan <br />tempat yang tepat. Penyampaiannya akan lebih baik dalam bentuk tulisan, <br />kemudian buat suatu forum diskusi untuk membahas ide kreatif Anda. <br />Hasil dari diskusi tersebut harus dicatat sebagai suatu acuan apabila akan <br />diadakan suatu perubahan. <br /><br />3. Melaksanakan Perubahan <br />Dalam setiap kegiatan hal pertama yang harus ditentukan adalah <br />apakah terdapat risiko dalam kegiatan tersebut. Bila suatu risiko sudah <br />jelas, maka keputusan untuk mengambil risiko atau tidak menjadi sangat <br />penting. Risiko-risiko dapat diketahui dari rencana-rencana yang sudah <br />dirancang. Pertama-tama, umpan balik yang diterima mengenai keputusan <br />tidak banyak. Kekurangan umpan balik ini mungkin menciptakan <br />keraguan. Pada tahap-tahap pertama setelah keputusan itu dilaksanakan, <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />perlu mempunyai keikatan penuh pada keputusan sampai masalah itu <br />terpecahkan. <br /><br />Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang mengikuti <br />urutan logis. Proses ini dimulai dari mengenal apa masalahnya, kemudian <br />kita analisis untuk menemukan sebab-sebabnya dan akhirnya mengambil <br />keputusan. Salah satu dari konsep-konsep dasar ialah bahwa suatu <br />masyarakat merupakan suatu penyimpangan atau suatu ketidakseimbangan <br />antara apa yang “seharusnya terjadi” dengan apa yang <br />“sebenarnya terjadi”. Konsep lain mengemukakan bahwa ketidakseimbangan <br />ini disebabkan oleh suatu perubahan tertentu. <br /><br />Sebelum perubahan ini diketahui dengan pasti, maka semua <br />tindakan untuk menanggulangi itu merupakan dugaan belaka. Tetapi <br />segera setelah diketahui sebab yang menimbulkan masalah atau <br />perubahan yang mengakibatkan adanya suatu ketidakseimbangan, maka <br />dapat diambil suatu keputusan yang tepat. Pemecahan masalah dengan <br />jalan memilih di antara kemungkinan-kemungkinan yang ada merupakan <br />salah satu cara yang terbaik untuk mendapatkan suatu keputusan. <br />Kemampuan mengambil risiko seorang Wirausaha akan ditingkatkan oleh : <br /><br />• <br />keyakinan pada dirinya, <br />• <br />kesediaan mereka untuk menggunakan kemampuan mereka <br />sepenuhnya untuk mengubah keadaan demi keuntungan mereka, <br />• <br />kemampuan mereka untuk menilai situasi risiko secara realistik dan <br />kemampuan mereka untuk mengubah kesempatan/kemungkinan, <br />• <br />menghadapi suatu situasi risiko menurut tujuan-tujuan mereka yang <br />telah ditentukan. <br />Inovasi dalam bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang <br />berkualitas tinggi adalah hasil dari tindakan para Wirausaha, yang <br />bersedia menerima tantangan-tantangan lebih besar dan memikul risiko <br />yang sudah diperhitungkan. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />4. Mendelegasikan Wewenang dan Tanggung Jawab <br />Pengambilan risiko khususnya penting dalam mendelegasikan <br />wewenang dan tanggung jawab kepada staf Anda. Mengijinkan orang lain <br />berperan serta dalam wewenang Anda merupakan ciri dari Wirausaha <br />yang berbakat maju. Semakin banyak Anda mendelegasikan wewenang <br />secara berhasil, semakin banyak waktu Anda menangani kegiatankegiatan <br />yang paling berpengaruh atas masa depan organisasi Anda. <br /><br />Seorang Wirausaha adalah seorang pemimpin dalam arti bahwa <br />dialah yang mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam usaha <br />mencapai tujuan perusahaan. Sebagai seorang individu, kemampuan yang <br />dimiliki terbatas. Oleh karena itu, para Wirausaha membutuhkan orang <br />lain untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sebagai pemimpin <br />perusahaan yang terdiri dari orang-orang, para Wirausaha harus bersedia <br />memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan <br />tertentu. <br /><br />Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain <br />mengandung berbagai risiko tertentu. Mungkin ada akibat-akibat negatif <br />dan positif dan kita harus mau menanggung akibat-akibat tersebut. <br />Seorang Wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus <br />mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima <br />wewenang dan tanggung jawab. <br /><br />Untuk memperoleh keuntungan maksimum, para karyawan harus <br />diberikan wewenang dan kebebasan tertentu untuk melaksanakan tugas <br />dan tanggung jawab mereka. Dalam memberikan wewenang dan <br />tanggung jawab diperlukan suatu kepercayaan yang diberikan kepada <br />para karyawan karena ketika melaksanakan tugasnya karyawan tidak <br />mungkin akan terus menerus di monitor oleh kita. Dengan memberikan <br />kepercayaan penuh maka kita dapat melakukan kegiatan lain seperti <br />perencanaan jangka panjang atau melakukan pengembangan produkproduk <br />baru. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Alasan pokok mengapa para Wirausaha (manajer) tidak mendelegasikan <br />wewenang adalah sebagai berikut : <br /><br />• <br />Adanya kecenderungan (ego) manusia untuk melaksanakan hal-hal <br />tertentu secara pribadi. <br />• <br />Kurang mengahayati peranan jika mereka dipromosikan sebagai <br />menejerial <br />• <br />Perasaan takut diekspos karena pedelegasian wewenang dapat <br />mengungkapkan kelemahan manajer, prosedur, metode-metode yang <br />kurang tepat terungkap. <br />• <br />Penerimaan teori bahwa orang tidak dapat diganti. Menurut teori ini, <br />seorang pemimpin tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam <br />lingkungan organisasi yang bersangkutan. <br />• <br />Keengganan untuk menanggung risiko, pihak yang memberikan dan <br />melakukannya bersedia menanggung risiko bahwa seorang bawahan <br />dapat membuat keputusan yang salah. Risiko demikian harus <br />dihadapi. <br />• <br />Keinginan untuk mendominasi (berkuasa). <br />• <br />Sikap atau anggapan bahwa bawahan tidak mampu menggunakan <br />wewenang itu dengan tepat. <br />• <br />Pendelegasian wewenang agar dalam pelaksanaannya dapat <br />dilakukan dengan efektif harus memperhatikan hal-hal atau cara-cara <br />sebagai berikut : <br />o <br />Rincian tugas-tugas pekerjaan dan wewenang secara jelas. <br />o <br />Memilih orang yang tepat untuk pekerjaan yang ditugaskan. <br />o <br />Menerangkan dengan jelas rencana-rencana dan kebijakankebijakan, <br />dalam arti atasan memberikan tuntunan ke arah <br />pemikiran dan rencana-rencana, bawahan akan menyusun rencanarencana <br />menurut petunjuk atasannya. <br />o <br />Tetapkanlah alat-alat pengendalian yang baik. <br />o <br />Peliharalah garis-garis komunikasi yang terbuka. <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />o <br />Berikanlah insentif bagi delegate yang efektif dan sukses. <br />o <br />Adakanlah human relations yang baik agar jurang pemisah sosial <br />budaya diperkecil. <br />5. Etika dan Tanggung Jawab Sosial <br />Saat ini etika bisnis sangatlah penting karena perubahan-perubahan <br />dunia yang saat ini berlangsung dengan sangat cepat memerlukan <br />pegangan hidup yang mampu menghadapi problema-problema yang serba <br />kompleks. Untuk meningkatkan daya saing usaha diperlukan operasi bisnis <br />yang sehat dan etis. <br /><br />Yang dimaksud dengan etika bisnis adalah etika yang menyangkut <br />tata pergaulan di dalam aktivitas-aktivitas bisnis. (Beny Suharsono, 1990) <br />Perusahaan dapat disebut telah memenuhi etika dalam berbisnis apabila <br />telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Etik tidaknya suatu bisnis <br />dapat dianalisis berdasarkan hukum ekonomi, peraturan yang berlaku dan <br />etik dari masing-masing pelaku bisnis. <br /><br />Etika menurut ekonomi adalah apabila sumber daya ini dikelola <br />secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Etika menurut peraturan <br />yang berlaku apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturanaturan <br />yang sudah disepakati sebelumnya. Sedangkan etika dari masingmasing <br />individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak <br />jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya. <br /><br />Manajer masa kini menghadapi masalah-masalah etika sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Etika bertanggung jawab organisasional. Yang termasuk dalam <br />hal ini adalah tanggungjawab sebagi pemegang tugas, dan tidak <br />menyalahgunakan wewenang yang dipegangnya. <br />• <br />Etika tanggung jawab sosial. Yang termasuk dalam hal ini adalah <br />tanggung jawab sebagai sesama karyawan; tidak melanggar prisip <br />“Equal Pay for Equal Work “. (Misalnya meminimumkan biaya dengan <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />cara menekan biaya tenaga kerja sehingga upah dan kesejahteraan <br />tenaga kerja menjadi rendah dan tidak sesuai dengan kontribusi kerja <br />yang diberikan). Tidak menerima suap atau hadiah dari luar <br />sehubungan dengan aktivitas bisnis tidak “mengikat” orang dengan <br />emolumen-emolumen “palsu”. <br /><br />• <br />Etika tanggung jawab terhadap konsumen : Melindungi <br />kepentingan konsumen/pelanggan jujur terhadap kualitas produk, <br />pelayanan dan kontrak yang diberikan, menjamin kualitas produk, <br />tidak menaikkan harga produk di atas norma-norma yang wajar, selalu <br />melakukan tes terhadap produk, melakukan perbaikan kualitas <br />pelayanan, memelihara denagn pelanggan, tidak melakukan monopoli <br />(misalnya melalui pengakuisisian jaringan pengecer untuk kepentingan <br />produsen yang akhirnya dapat mematikan pedagang eceran), tidak <br />melakukan diskriminasi terhadap pelanggan, tidak melakukan <br />persaingan tidak jujur. <br />Sesuai dengan pernyataan tersebut, Suparman Sumahadijaya <br />dalam tulisan “Kepribadian Unggul” menyaratkan bahwa setiap Wirausaha <br />sedikitnya dapat memenuhi 7 syarat sebagai berikut: <br /><br />a. Rasa tanggung jawab yang tebal <br />Bersedia memikul tanggung jawab atau kekurangan-kekurangan dan <br />kesalahan-kesalahan para pengikutnya. Pemimpin yang berhasil tahu <br />bertanggung jawab kepada atasannya, rekan-rekannya di kirikanannya <br />dan terutama di bawahnya. <br />b. Rasa keadilan yang seimbang <br />Pemimpin yang dihormati dan berwibawa tahu menimbang keadilan <br />yaitu tidak melebihkan kenikmatan bagi dirinya dan tidak pula <br />melebihkan beban kewajiban pada orang lain. <br />c. Keberanian <br />Tidak ada seorang pengikut pun yang mau dipimpin oleh seorang <br />penakut, tidak mempunyai rasa percaya diri sendiri dan tidak tegas. <br />38 <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Seorang harus berani menanggung risiko dan segala akibat keputusan <br />yang telah diambilnya sekalipun akibat tersebut pada akhirnya tidak <br />menguntungkan. <br />d. Kemampuan <br />Kemampuan yang paling diutamakan ialah mampu mengendalikan diri <br />(swakendali). Kemampuan mengendalikan diri meliputi bagaimana <br />harus memutuskan sesuatu, mampu membuat rencana, mampu <br />mengendalikan orang lain. Orang yang ragu-ragu dalam mengambil <br />keputusan membuktikan bahwa ia tidak mempunyai pendirian yang <br />tegas, berarti tidak mampu memberikan pemimpin yang baik. <br />e. Kebiasaan lebih banyak dibanding dengan imbalannya. Tidak semua <br />orang akan berhasil memiliki kebiasaan ini. Kebanyakan, karena <br />imbalan dianggap terlalu sedikit, ia menciptakan berbagai cara untuk <br />memperbesar imbalan tersebut. Seorang pemimpin yang demikian <br />jelas tidak jujur dan pada suatu ketika akan terbentur dan kAndas, ia <br />harus berani berkorban seperti yang dituntut dari dirinya. <br />f. Kepribadian yang menyenangkan <br />Seorang pemimpin yang kumel, lecek, dan acuh tak acuh tidak akan <br />berhasil. Kepemimpinan meminta kehormatan sekalipun pemimpin <br />tersebut tidak menghendakinya. Pengikut-pengikutnya tidak akan <br />menghormati bila ia tidak mewujudkan kepribadian yang <br />menyenangkan. Dengan demikian pemimpin seharusnya menaruh <br />simpati (adhesi) pada pengikut-pengikutnya, tahu kesulitan-kesulitan <br />yang dihadapinya. <br />g. Kesediaan untuk bekerja sama <br />Seorang pemimpin harus memahami dan mempergunakan prinsip <br />kerja sama dan harus mendorong pengikut-pengikutnya untuk berbuat <br />yang sama. Kepemimpinan perlu kekuasaan dan kekuasaan tersebut <br />memerlukan kerja sama. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Risiko tinggi kemacetan lalu lintas dengan beban risiko waktu yang terbuang <br /><br />c. Rangkuman <br />Tanggung jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan <br />(delegator) dengan bawahan (delegate), dimana delegator <br />mendelegasikan sebagian wewenang (pekerjaan)-nya kepada delegate <br />untuk dikerjakan. <br /><br />Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke bawahan jika <br />diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab <br />merupakan kewajiban bawahan melakukan tugas tersebut. Tanggung <br />jawab merupakan arus balik dari perintah-perintah itu. <br /><br />Responsibility tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada pihak <br />lain. Authority diterima, maka responsibility-nya harus juga diterima <br />dengan sebaik-baiknya pula. Untuk itu top manager yang menjadi <br />penanggung jawab terakhir mengenai maju atau mundurnya suatu <br />perusahaan. Semakin tinggi posisi atau kedudukan seorang manajer <br />dalam suatu organisasi maka semakin besar wewenang dan tanggung <br />jawabnya. Sebaliknya, semakin rendah posisi seorang manajer dalam <br />organisasi, maka semakin kecil wewenang dan tanggung jawabnya. <br /><br />40 <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Pendelegasian wewenang harus dilaksanakan oleh setiap manajer, <br />pendelegasian wewenang merupakan proses dan kunci dinamika suatu <br />organisasi atau perusahaan pendelegasian wewenang harus dari atasan <br />kebawahan menurut asas rantai berkala pendelegasian wewenang harus <br />berpedoman atas job description; pendelegsian wewenang mempunyai <br />sifat du characteristic; pendelegasian wewenang harus ada kesediaan <br />yang mau menerima risiko delegator masih bertanggung jawab atas <br />wewenang yang didelegasikannya. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah struktur organisasi sekolah dan struktur organisasi RT/RW yang <br />anda ketahui dan tuliskan tugas dan peranannya masing-masing. <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen penilaian <br />1. Coba <br />sebutkan alasan-alasan pokok, mengapa para wirausahawan <br />(manajer) atau seorang pemimpin tidak dapat mendelegasikan <br />wewenang ? <br />2. <br />Apa yang adan ketahui tentang Daur hidup produksi (product life <br />cycle) untuk barang industri, gambarkan dan jelaskan ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no 1. <br /><br />Alasan pokok mengapa para wirausahawan (manajer) tidak <br />mendelegasikan wewenang adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Adanya kecenderungan (ego) manusia untuk melaksanakan hal-hal <br />tertentu secara pribadi. <br />2. Kurang mengahayati peranan jika mereka dipromosikan sebagai <br />menejerial <br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />3. Perasaan takut diekspos karena pedelegasian wewenang dapat <br />mengungkapkan kelemahan manajer, prosedur, metode-metode <br />yang kurang tepat terungkap. <br />4. Penerimaan teori bahwa orang tidak dapat diganti. Menurut teori <br />ini, seorang pemimpin tidak dapat digantikan oleh orang lain dalam <br />lingkungan organisasi yang bersangkutan. <br />5. Keengganan untuk menanggung risiko, pihak yang memberikan <br />dan melakukannya bersedia menanggung risiko bahwa seorang <br />bawahan dapat membuat keputusan yang salah. Risiko demikian <br />harus dihadapi. <br />6. Keinginan untuk mendominasi (berkuasa). <br />7. Sikap atau anggapan bahwa bawahan tidak mampu menggunakan <br />wewenang itu dengan tepat. <br />Jawaban no 2. <br /><br />Daur hidup produksi (product life cycle) untuk barang industri. <br />Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru dari <br />produk yang disenangi calon pembeli. <br /><br />penjualan <br />R2 <br />R1 <br />R2 <br />jumlah produksi/waktu <br />O P1 P2 P3 <br />Gambar : Daur Hidup Produksi <br />Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus <br />meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan <br />jumlah yang dijual meningkat menjadi OP2 dengan penjualan sebesar <br />OR2. Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya <br />sehingga penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />upaya perbaikan dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang <br />tepat ialah pada titik P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi <br />sehingga penjualan naik lagi. <br />Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo, <br />asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian <br />mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke <br />arah argo industri. <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada halaman berikut modul <br />ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus <br />di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi <br />kegiatan belajar. <br /><br />Rumus :<br />Tingkat penguasaan : <br />Jumlah jawaban yang benar <br />100 <br />x 100% <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br /><br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />Bab III. Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus dan <br />Berhasil, Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda dapat <br />menerukskan dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang <br />dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang <br />belum Anda kuasai atau pahami, untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawab <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi, <br />Kewirausahaan, dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. <br /><br />Danuhadimedjo, R Djatmiko, 1998. Kewiraswastaan Dan <br />Pembangunan, Alfabet, Bandung. <br /><br />Davis, Ralph C. 1988. Fundamental Of Top Management, <br />Kogakusha Compay Limited, Tokyo. <br /><br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan <br />Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br /><br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepreneur <br /><br />Indonesia), PT Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br /><br />Hasibuan, H. Malayu. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian, Dan <br />Masalah) Bumi Aksara, Jakarta. <br /><br />Purnomo, 2001. Kewirausahaan (materi Pokok), Pusat <br />Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. <br /><br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang. <br /><br />Sumahamijaya, Suparman, 1980. Membina Sikap Mental <br />Wiraswasta, Gunung Jati, Jakarta. <br /><br />Modul 6, Kiat Mengambil Risiko Dan Tanggung Jawabasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-36209686170684662202010-01-01T19:25:00.003-08:002010-01-01T22:01:09.141-08:00MODUL 5 KWUMODUL <br /><br /><br />5 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP MANDIRI <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />B. Prasyarat <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />D. Tujuan Akhir <br />E. Kompetensi <br />F. Cek Kemampuan <br />BAB II PEMBELAJARAN <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />B. Kegiatan Belajar I <br />C. Kegiatan Belajar II <br />BAB III EVALUASI <br />BAB IV PENUTUP <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br />BAB I Pendahuluan (hal. 1-1) <br /><br /> <br />MODUL<br /><br /><br />5 <br />KIAT MENGEMBANGKAN <br />SIKAP MANDIRI <br /><br />Endang Supardi <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri” yang isinya <br /><br />membahas tentang dua pokok bahasan, yaitu Mengembangkan <br /><br />Kepercayaan Diri dan Membina Kepribadian, yang dikembangkan melalui <br /><br />sikap percaya pada diri sendiri, rasa percaya pada diri sendiri, <br /><br />mengembangkan sikap kemauan diri, sikap kerja yang tepat guna, <br /><br />mengukur kelakuan dan kemampuan pribadi, mengembangkan sikap <br /><br />positif, perkembangan pribadi anak, peranan pendidikan dalam membina <br /><br />kepribadian, sikap untuk me-numbuhkan simpati, mengembangkan <br /><br />semangat pribadi, dan mengembang-kan sikap keberanian.<br /><br /> Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br /><br />bagaimana kiat mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dalam kewira<br /><br /><br />usahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang lebih <br /><br />luas tentang kewirausahaan, Anda pun akan mengetahui sikap, jiwa, <br /><br />motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai wirausaha. <br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br /><br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausaha, diharapkan juga untuk dapat <br /><br />mengaktualisasikan sikap kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan <br /><br />tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat: <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />1. Memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengembangkan sikap <br />mandiri) <br />2. Dapat mengaktualisasikan sikap dan prilaku wirausahawan (sikap <br />mandiri). <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br />harus menguasai atau memahami isi materi modul 4 terlebih dahulu yaitu <br />tentang “Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan <br />kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan <br />ekonomi yang ada. <br />3. Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. Cek tentang diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik <br />seorang wirausaha, apakah Anda setuju dengan karakteristik seperti <br />itu, dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />5. Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes yaitu tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat tes khusus. <br />6. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />b. Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu, peran Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />moduli ini. <br />2. Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru kewirausahaan <br />dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. Membantu <br />siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambah-an lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain <br />atau paktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />9. Melaksanakan penilaian. <br />10.Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk <br />dibenahi dan merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br /><br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan <br /><br />a. Siswa Memiliki Kinerja <br />1. Dapat memahami karakteristik sikap mandiri dalam kewirausahaan <br />secara kognitif, afektif dan psikomotor, dan dapat mempraktekannya <br />nanti di lapangan dalam dunia kerja. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />2. Memiliki sikap mandiri dan prilaku kewirausahaan dalam bekerja. <br />3. Mampu dan berani untuk bersikap mandiri dalam bidangnya. <br />b. Kriteria Kinerja <br />1. Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan <br />realistis. <br />2. Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. Keberhasilan dan kegagalan wirausaha <br />diidentifikasi berdasrkan <br />sikap dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variable yang Diperlukan <br />1. Untuk <br />menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik <br />wirausahawan (sikap mandiri) dan mempraktekannya dalam dunia <br />nyata siswa perlu diperkenalkan dunia kerja dalam bentuk studi <br />lapangan. <br />2. Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />kreatif dan sikap inovatif dalam kewirausahaan seperti artis, atlet, <br />petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan <br />prilaku kewirausahaan. <br />2. SubKompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />1. Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausaha dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausaha. <br />2. Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausaha yang berhasil atau <br />gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, petani, <br />bupati dsb. <br />3. Keterampilan apa yang harus dimiliki <br />seseorang agar menjadi <br />wirausaha yang berhasil. <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atasi, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />G. Glosarium <br />1. <br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi bedan tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. <br />2. <br />Keberanian adalah suatu bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang <br />bersumber pada hati nurani yang bersih. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Bab II. PEMBELAJARAN <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian <br />kegiatan sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat Tanda <br />1. Mengkaji secara mandiri 3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />Contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki dan mengembangkan sikap-sikap mengembangkan <br />kemandirian. <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP MANDIRI <br /><br />c. Mengembangkan Kepercayaan Diri <br />Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang istimewa <br />bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia memiliki <br />segala kelebihan dan kekuasaan. Manusia tidak hanya berbeda dengan <br />makhluk lainnya, tetapi sesama manusia pun terdapat perbedaan. Perbedaan <br />berpengaruh kepada tingkah lakunya. Sebagai contoh ada manusia <br />yang kuat fisik dan mentalnya dan ada pula yang lemah dan hal ini akan <br />mempengaruhi kemampuan kerja mereka. Apalagi mereka yang selama ini <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />membiarkan daya khayalannya tidur harus dibangunkan. Mereka yang <br />mempergunakan daya khayalnya atau dipengaruhi oleh alam pikiran yang <br />negatif harus segera di rubah, bahkan jika perlu dibuang jauh-jauh. <br /><br />Untuk mengubah ini tidak mudah, mereka harus diberi pengertian <br />terlebih dahulu tentang apa yang hendak dicapai, apa kegunaannya, <br />bagaimana cara mencapainya, dan hal-hal lainnya sehubungan dengan <br />pengembangan sikap kepercayaan pada diri sendiri. Untuk memberikan <br />pengertian tersebut diperlukan cara-cara berfikir sistematis, praktis, dan <br />kreatif. Yaitu cara berfikir yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan <br />dalam pengembangan dirinya. <br /><br />Perasaan memiliki kepercayaan diri hanya dapat dirasakan oleh yang <br />bersangkutan dalam bentuk kematangan hati menghadapi tugas yang <br />harus dilakukan. Seberapa jauh hatinya mantap dan yakin dapat melakukan <br />suatu pekerjaan akan menandai seberapa jauh kepercayaan dirinya. <br /><br />d. Pengembangan Sikap Percaya pada Diri Sendiri <br />• <br />Tugas dan Kepercayaan Diri <br />Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan <br />sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau <br />pekerjaan. Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan <br />keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pekerjaan yang harus dihadapi. <br /><br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang <br />mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu <br />pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi kepercayaan dirinya <br />mungkin akan hilang jika dia dipaksa untuk menerbangkan sebuah pesawat <br />jet tempur. Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi <br />dalam menulis, tetapi kepercayaan dirinya berkurang jika dia harus <br />menyampaikannya dalam suatu seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />mempunyai diri yang mantap jika berpidato, namun sering mengalami <br />kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus menulis suatu teks. <br /><br />Kepercayaan diri juga bersifat dinamis, seseorang yang semula <br />mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil, <br />kemudian berkurang karena makin tua atau setelah mengalami suatu <br />kecelakaan lalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat <br />mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum <br />orang yang makin tua, terutama yang telah melewati setengah umur, <br />makin berkurang kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat <br />keterampilan fisik seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memanjat, <br />dan kegiatan lain yang sejenis, namun sebaliknya, usia yang makin lanjut <br />makin memberi ke-percayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai <br />masalah nonfisik walaupun mungkin relatif kompleks. Hal ini mungkin <br />disebabkan oleh pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang <br />relatif lebih matang dalam menghadapi berbagai cobaan dan masalah. <br /><br />• <br />Sukses dan Kegagalan <br />Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan atau pengurangan <br />kepercayaan diri seseorang salah satunya adalah kegagalan atau <br />keberhasilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pe-kerjaan. <br /><br />Kemungkinan gagal atau sukses dalam melaksanakan dan <br />menyelesaikan suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kemudahan <br />atau kesulitan pekerjaan yang bersangkutan dan oleh tingkat kemampuan <br />seseorang. Makin sulit suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, maka <br />makin besar pula kemungkinan gagal. Namun, jika pekerjaan yang sulit itu <br />dapat diselesaikan dengan baik, maka makin tinggi pula kepercayaan <br />dirinya. Makin sulit pekerjaan, maka makin diperlukan tingkat kepercayaan <br />yang tinggi. <br /><br />Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, seseorang harus <br />berusaha sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses. Untuk itu <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />sebaik-nya seseorang harus sering melatih diri secara bertahap dan <br />periodik atau secara teratur untuk menghindari kegagalan. Tingkat <br />kesulitan yang di-hadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh <br />dari kemampuan. Kemampuan dan kepercayaan diri memang saling <br />berkaitan, mungkin seseorang mampu menyelesaikan suatu pekerjaan <br />yang sulit apabila dia pernah menyelesaikan pekerjaan yang serupa yang <br />pernah diselesaikannya, dengan tingkat kesulitan yang sama atau hampir <br />sama. Tingkat kepercayaan seseorang akan meningkat atau bertambah jika <br />sering dihadapkan pada penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang tingkat <br />kesulitannya bertambah, dan dia mampu meyelesaikannya dengan baik. <br /><br />? Kepercayaan Diri <br />Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan <br />untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan <br />baik dalam arti baik perencanaannya, sistematikanya, teknis <br />pelaksanaannya, efisiensi waktu, biaya dan tenaga, serta baik hasil akhir <br />yang diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan <br />menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap, dan <br />lancar, maka hal itu menunjukkan bahwa dia dapat mengerjakan pekerjaan <br />tersebut dengan penuh kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan, <br />ketekunan, dan kegairahan dalam mengerjakan sutau pekerjaan, secara <br />langsung ataupun tidak, dapat menunjukkan kepercayaan diri seseorang. <br />Kepercayaan diri yang kurang atau yang labil dapat meyebabkan cara kerja <br />yang canggung, tersendat-sendat dan tidak memuaskan. <br /><br />Dalam upaya, menghindari, mencegah atau berkurangnya <br />kepercayaan diri, maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau <br />cara memyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya. Janganlah terlalu <br />bernafsu untuk melakukan “loncatan jauh” dalam waktu singkat apabila <br />kemampuan ataupun pengalamannya berada di luar batas kemampuannya. <br />Hendaknya hal ini jangan ditafsirkan sebagai sesuatu yang menakutkan <br />(discourage) seseorang yang berambisi untuk mencapai sukses yang besar, <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />memang benar ambisi yang besar sangat diperlukan untuk dapat mecapai <br />sukses, tetapi hendaknya kemampuan seseorang yang dikembangkan <br />melalui latihan-latihan dan pengalaman diri. <br /><br />• <br />Sikap Mental dan Kepercayaan Diri <br />Keyakinan dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi <br />suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang <br />ada. Optimisme dan keberanian yang melampaui batas kemampuan sering <br />disebut over optimistic, terlalu berani, atau nekat. Oleh karena itu, <br />sebaiknya optimisme dan keberanian mengambil risiko didasarkan atas <br />perhitungan yang benar-benar matang dan disesuaikan dengan tingkat <br />kepercayaan diri yang ada. <br /><br />Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk <br />meningkatkan karsa dan karya seseorang. Dan setiap karya yang dihasilkan <br />akan me-numbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri <br />secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak akan <br />mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, <br />kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan kerja, <br />karya, dan sebagainya, banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri <br />seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan, serta <br />kewaspadaannya. <br /><br />• <br />Unsur Keimanan <br />Keyakinan dan keberanian berkaitan dengan kepercayaan diri <br />seseorang juga tumbuh karena keimanan. Seseorang akan yakin dan <br />berani melakukan suatu pekerjaan jika dianggapnya pekerjaan tersebut <br />benar dan bahkan mungkin mulia. Dalam hal ini unsur iman kepada Tuhan <br />memegang peranan yang sangat penting. Keyakinan bahwa Tuhan adalah <br />Maha Peng-asih, Penyayang, Maha Pengampun dan Maha Penolong akan <br />mempertebal kepercayaan diri seseorang yang beriman karena akan <br />mengurangi bahkan menghilangkan keraguan, kebimbangan atau <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />ketakutan dalam melakukan suatu pekerjaan selama hal itu tidak <br />bertentangan dengan perintah-Nya. <br /><br />Iman, bersyukur, dan berdo’a adalah bagian yang tidak terpisahkan, <br />bahkan merupakan landasan utama dari kepercayaan diri. Bersyukur, selain <br />memberi kesempatan kepada seseorang untuk menjelajahi rahmat apa saja <br />yang diberikan Tuhan sehingga bisa dimanfaatkan, juga untuk dapat <br />merasakan puas atas setiap hasil kerja yang diperolehnya. Do’a banyak <br />memberikan ketentraman batin dan dorongan pada karsa, namun harus <br />diikuti oleh tindakan nyata jika memang ada suatu hasil nyata yang <br />diinginkan. Hal tersebut serupa dengan suatu pemikiran atau ide (gagasan) <br />yang hanya akan dapat terwujud jika yang bersangkutan berusaha dan <br />melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya. <br /><br />• <br />Mawas Diri <br />Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka seyogyanya masingmasing <br />mencoba mengevaluasi diri sendiri, kelemahan-kelemahan apa <br />yang selama ini dirasakan. Mulailah dengan langkah-langkah yang mudah <br />dan baru setelah itu melangkah ke tingkat kesulitan yang makin tinggi. <br />Yakinkan bahwa diri kita dapat mengatasinya dengan cara step by step <br />tersebut. Berbuatlah sesuatu untuk mengiringi do’a dan memohon berkah <br />serta hidayah-Nya. <br /><br />Dalam mawas diri apabila ada kekurangan-kekurangan, dicoba untuk <br />dapat memperbaiki diri sendiri dengan cara membuat suatu pertanyaan <br />yang ditujukan kepada diri pribadi antara lain sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Saya akan mengusahakan supaya perkataan saya sama benarnya <br />dengan apa yang saya lakukan. <br />b. <br />Saya akan memenuhi segala kewajiban-kewajiban saya, apa pun yang <br />terjadi. <br />c. <br />Saya akan membiasakan diri dan akan memberikan keteranganketerangan <br />dengan seksama dan benar. <br />d. <br />Saya akan memenuhi dengan tepat segala janji-janji telah diucapkan. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />e. Saya tidak akan menjanjikan apa-apa sebelum memikirkan lebih <br />dahulu, akan tetapi jika saya telah berjanji, maka janji itu akan saya <br />tepati. <br />f. Saya menyadari dan menginsyafi tanggung jawab yang saya pikul. <br />g. Saya mengadakan persiapan-persiapan untuk menghadapi keadaankeadaan <br />darurat. <br />h. Dalam segala pembicaraan dan pertanyaan saya berusaha mencari <br />kebenaran. <br />i. Saya memusatkan dan mncurahkan pikiran, waktu dan kemampuan <br />saya kepada satu tujuan. <br /><br /><br />Rasa percaya diri dan <br />sikap kemauan yang <br />tinggi bagian dari sika p <br /><br />mandiri. <br /><br />e. Pengembangan Rasa Percaya pada Diri Sendiri <br />• <br />Arti Percaya kepada Diri Sendiri <br />Apabila Anda telah mengembangkan rasa percaya kepada diri <br />sendiri, Anda akan meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain <br />dengan ketegasan, kekuatan, dan kepastian yang memancar dari diri Anda. <br />Anda lalu berani memandang orang dengan mata yang jujur, dan <br />mengucapkan pendapat Anda sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan <br />Anda kepada diri sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Mengembangkan Rasa Percaya Diri <br />Rasa percaya kepada diri sendiri yang cukup diperlukan secara <br /><br />mutlak supaya bisa mendapatkan hasil-hasil yang gemilang. Percaya <br /><br />kepada diri sendiri yang berasaskan kejujuran, hati nurani yang terang, <br /><br />kesabaran, simpati, kesetiaan, kebesaran hati dan lain-lainnya. <br />Cara mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri yaitu : <br />a) Hendaknya sikap lahiriah Anda membuktikan betapa besar rasa <br />percaya Anda kepada diri sendiri. <br />b) Mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap <br />seimbang. <br />c) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan melakukan <br />pekerjaan sebaik-baiknya. <br />d) Kembangkanlah rasa percaya diri sendiri dengan sering mengulangi <br />perkataan yang memberi keberanian dan ketabahan kepada diri <br />sendiri. <br />e) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap <br />jujur. <br />f) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan <br />memperbaiki cara bicara Anda. <br />g) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan menggauli <br />orang-orang yang memiliki rasa percaya kepada diri sendiri. <br />h) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan membuat <br />pilihan yang baik. <br />i) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan renungan <br />dan konsentrasi. <br />Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka <br /><br />mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri diantaranya sebagai <br />berikut: <br />a) Mulailah setiap hari dengan mengucapkan suatu sugesti (saran), <br />yang bisa memperkuat rasa percaya diri Anda. Misalnya: ”Saya <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />percaya dan yakin bahwa saya bisa menghadapi setiap pekerjaan <br />dan tugas, dan bahwa saya dengan kerajinan dan ketekunan akan <br />me-mungut hasil-hasil gemilang.” <br /><br />b) Lukiskanlah dalam buku catatan Anda gambaran manusia yang <br />percaya kepada diri sendiri seratus persen. Sebutlah semua sifatsifat <br />yang menurut Anda harus ada. Kemudian ambilah keputusan <br />untuk mengembangkan sifat-sifat ini. <br /><br />c) Setiap malam sebelum tidur, hendaknya sepuluh menit lamanya <br />Anda memikirkan hal-hal mengenai percaya kepada sendiri, dan <br />ingatlah apa-apa yang sudah Anda lakukan hari itu berdasarkan <br />keyakinan diri Anda. <br /><br />• <br />Dalil Mengembangkan Kepribadian <br />Ada beberapa dalil untuk mengembangkan kepribadian tersebut <br /><br />antara lain : <br />a) Perhatikanlah segi-segi kecil dari sikap dan lahiriah Anda. <br />b) Bersikaplah sebagai gentlemen. <br />c) Cerminkanlah watak Anda di dalam muka Anda. <br />d) Setiap hari Anda harus memelihara kesehatan dan daya hidup Anda. <br />e) Perhatikanlah suara Anda. <br />f) Curahkan seluruh perhatian Anda kepada pekerjaan selama jam-jam <br /><br />kerja. <br />g) Hendaknya Anda mencerminkan kekuatan batin dalam sikap Anda. <br />h) Setiap hari hendaknya Anda menjalankan self-discipline. <br />i) Janganlah Anda menjadi tua, karena pikiran-pikiran dan kebiasaan<br /><br /><br />kebiasaan yang usang. <br /><br />• <br />Percaya Kepada Diri Sendiri <br />Supaya bisa bekerja sebaik-baiknya, Anda harus percaya pada diri <br />sendiri dan percaya kepada tenaga Anda. Percaya pada diri sendiri bisa <br />seiring dengan sikap rendah hati. Tidak sama dengan sikap sombong atau <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />congkak. Hanya semata-mata merupakan kesadaran diri, yang tak boleh <br /><br />tidak harus ada untuk mencapai sukses besar. <br />Di bawah ini adalah sifat-sifat orang yang bisa mencapai sukses <br />a) Pendidikan yang baik. Banyak orang yang pendidikannya tidak <br />begitu baik, namun memiliki berbagai sifat-sifat tertentu dan bisa <br />mencapai sukses, tetapi hal ini merupakan kekecualian. Pendidikan <br />yang baik merupakan dasar untuk sukses selanjutnya. <br />b) Cerdas dan terus memperkembangkan kecerdasannya. Sebagaimana <br />halnya intan yang kasar harus digosok, maka otak harus digosok <br />terus menerus. Hal ini adalah cara memperkembangkan kapasitaskapasitas <br />yang sewajarnya. <br />c) Memahami diri sendiri. Orang yang mengerti dan memahami diri <br />sendiri tidak akan menempuh jalan-jalan yang membahayakan bagi <br />dirinya. Dengan demikian, di lapangan mana pun juga, ia berjuang <br />hingga tujuan yang terakhir. <br />d) Mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan manusia. <br />Jika Anda mengetahui dan memahami diri sendiri, maka Anda pun <br />akan bisa lebih mengetahui dan memahami orang lain sehingga <br />Anda bisa menghadapi orang lain. <br />e) Tetapkanlah tujuan Anda pada sasaran yang tepat. <br />f) Memiliki pandangan yang luas. Orang yang bisa menguasai dan <br />memiliki pandangan yang luas pada akhirnya akan mencapai <br />tujuannya asal ia memiliki perkiraan dan tekun dalam bekerja. <br />g) Jujur dan terus terang. Dengan ini Anda akan mendapat <br />kepercayaan dari orang lain. <br />h) Suka kebenaran. Kebenaran selalu menang. Cinta kebenaran dalam <br />perusahaan merupakan benteng yang tidak bisa direbut. Dengan <br />jujur, berarti Anda menjunjung kehormatan dan mendapat <br />kepercayaan sehingga Anda mendapat sukses yang lebih besar. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />i) Pembagian waktu yang baik. Bekerja dua belas jam, tidur sepuluh <br />jam, dua jam beristirahat. Tidur lama mempersegar pikiran, memberi <br />tenaga baru kepada jiwa dan raga. <br /><br />j) Kesabaran berdasarkan kemauan yang kuat. Orang yang tidak cukup <br />tekadnya, akhirnya akan jatuh. Tekad yang kuat bisa mengatasi <br />semua. Tekad kuat dengan kesabaran akan mendorong Anda ke <br />arah kemajuan, dan akan membantu Anda untuk mencapai <br />kemenangan-kemenangan. <br />Kegagalan jangan terlalu dipikirkan. Kalau Anda memikirkan <br /><br />kegagalan berarti Anda menempatkan diri pada kedudukan yang <br />merugikan. Anda akan kehilangan rasa percaya kepada diri sendiri, dan <br />merugikan per-usahaan yang Anda pimpin. Iman dan percaya akan sukses <br />hendaknya menghinggapi seluruh jiwa Anda. Dengan memikirkan <br />kegagalan, terjadilah kegagalan yang betul-betul. <br /><br />a. Mengembangkan Sikap Kemauan Diri <br />• <br />Kemauan Akan Memberikan Semangat <br />Perkataan ”kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan. <br />Ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian <br />diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian <br />dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan Anda harus <br />berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri <br />sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Percayalah kepada <br />diri sendiri dan tenaga-tenaga yang terpendam, maka dengan sendirinya <br />kemauan Anda akan maju ke depan dan menang. Setiap kali Anda penuh <br />dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih kuat dalam <br />melaksanakan pekerjaan. <br /><br />• <br />Cara Mengembangkan Kemauan <br />Jika Anda setiap hari sering mengatakan : ”Saya mau!”, maka pada <br />akhir setiap hari akan merasakan bahwa kepercayaan kepada diri sendiri <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />menjadi lebih kuat. Jika setiap kali Anda menghadapi suatu tugas yang <br />sukar, berkata : ”Saya malu!”, maka akan menjadi makin jelas dan tegas <br />cara menyelesaikan tugas tersebut akan terhambat. <br /><br />Untuk mengembangkan kemauan bisa dengan jalan berikut : <br /><br />a) Gunakanlah kemauan untuk mendapatkan suatu keputusan yang <br />tegas. Jika menghadapi suatu soal, pikirkanlah baik-baik dan <br />periksalah dari berbagai segi. Kemudian ambillah keputusan, dan <br />taatilah keputusan tersebut. <br /><br />b) <br />Gunakan kemauan untuk meningkatkan tenaga-tenaga Anda. <br />Dengan menunggu kesempatan-kesempatan yang lebih baik, berarti <br />Anda telah mengabaikan dan melewatkan kesempatan-kesempatan <br />yang sedang dihadapi untuk memperkuat kemauan Anda <br />Kesukaran-kesukaran itu membuat manusia menjadi besar. Tenaga<br /><br /><br />tenaga yang Anda miliki tiada batasnya, dan bahwa Anda betul-betul bisa <br />melaksanakan pekerjaan besar karena Anda sendirilah yang menentukan <br />bagaimana cara menggunakan tenaga-tenaga untuk mencapai tujuan <br />hidup. <br /><br />• <br />Pergunakan Kemauan untuk Mengembangkan Jiwa dan <br />Pikiran <br />Jiwa dan pikiran yang sehat merupakan jiwa yang di dalamnya <br />terdapat pikiran-pikiran yang kuat, optimis dan kreatif. Setiap pendapat <br />yang memberi ketabahan dan keberanian baru membuat jiwa dan pikiran <br />menjadi lebih sehat. Untuk mengambil yang sebaik-baiknya dari dalam diri, <br />maka Anda harus menyelidiki tenaga-tenaga Anda dan memeriksa caracara <br />manakah yang paling baik untuk menggunakan tenaga-tenaga itu. <br />Anda memiliki kekuatan yang tak terbatas, Anda akan mengalami sendiri <br />apa yang Anda bisa capai dengan bertindak serajin-rajinnya dan cukup <br />mengembangkan kemauan Anda sendiri dengan baik. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Kemauan untuk Mengembangkan Ketabahan pada Kondisi <br />Darurat <br />Anda harus mempunyai kemauan untuk tekun dan berjalan terus <br />meskipun banyak kesukaran-kesukaran yang harus dihadapi. Prestasi besar <br />hanya bisa dicapai dengan berjalan terus dan pantang mundur. Doronglah <br />jiwa dan pikiran Anda supaya lebih waspada dengan menghasratkan tujuan <br />yang tinggi dan bertekadlah untuk meletakkan banyak keberanian dan <br />ketabahan dalam pikiran-pikiran, perbuatan-perbuatan dan tingkah laku <br />sehari-hari Anda. <br /><br />Jika Anda hampir putus asa dan sudah kehilangan segala harapan <br />dan segala sesuatu nampaknya gelap dan mengancam kebangkrutan serta <br />keputusasaan, maka bisa dikatakan Anda dalam kondisi yang darurat. Oleh <br />karena itu segala tenaga Anda harus bekerja sebaik mungkin dan <br />percayalah kepada keyakinan diri akan kemenangan Anda yang sedang <br />menanti. Karena itu Anda harus yakin bahwa di atas kegagalan ada <br />keberhasilan. <br /><br />• <br />Selalu Percaya kepada Diri Sendiri <br />Apabila Anda telah menggariskan suatu kebijaksanaan tertentu, <br />janganlah sekali-kali mengubah keputusan itu walau ada orang-orang lain <br />yang campur tangan. Supaya dapat menghasilkan sesuatu yang layak dan <br />betul-betul berharga, maka Anda harus memiliki kemauan sendiri. Sudah <br />barang tentu ada kalanya Anda harus minta nasihat kepada orang lain <br />tetapi kalau Anda telah menimbang secara matang dalam mengambil <br />keputusan untuk melaksanakan suatu rencana tertentu maka <br />laksanakanlah dengan ketegasan tanpa ragu-ragu, kemudian mencurahkan <br />seluruh tena-ga dan kekuatan yang Anda miliki. Orang yang mau mencapai <br />sesuatu haruslah mengadakan spesialisasi tentang suatu hal tertentu, dan <br />men-curahkan seluruh daya kekuatannya kepadanya, yakni seluruh tenaga <br />(energi) dari tangan, mulut, hati dan otaknya. Orang yang mencapai sukses <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang kuat, optimis, dan penuh <br />keyakinan apabila menghadapi kesukaran-kesuakaran di tengah jalan. Hasil <br />sebanyak-banyaknya akan didapat oleh orang yang meletakkan <br />kemauannya dalam pekerjaannya, selalu ada itikad baik dan melihat segala <br />sesuatu dari segi yang optimis (menyenangkan). <br /><br />b. Mengembangkan Sikap Kerja Positif <br />Cara Anda menggunakan pekerjaan, kecakapan-kecakapan <br />pengetahuan dan energi Anda menentukan hasil-hasil Anda setiap hari. <br />Jika Anda mengorganisasikan keempat-empatnya dengan sebaik-baiknya, <br />maka Anda memperlipatgandakan hasil pekerjaan Anda sehari-hari. <br /><br />• <br />Menggunakan Waktu <br />Supaya dapat maju dengan pesat, maka setiap menit harus Anda <br />pergunakan untuk suatu tujuan yang praktis. Oleh karena itu, Anda harus <br />berusaha supaya jangan sampai ada orang yang mengganggu dan mencuri <br />waktu Anda. <br /><br />Curahkan segala waktu yang ada kepada hal-hal yang penting. <br />Singkirkan segala hal yang kurang penting dan serahkan kepada orang lain. <br />Lambat laun elakan segala hal yang kurang penting. Perhatikan garis-garis <br />besarnya saja. Laksanakanlah hal-hal yang penting saja dulu. <br /><br />• <br />Menggunakan Kemampuan Anda <br />Periksalah dengan seksama sampai dimana Anda dapat <br />menggunakan kemampuan bagi kepentingan perusahaan Anda. Sudah <br />barang tentu akan muncul gagasan-gagasan untuk memperluas kapasitaskapasitas <br />Anda, barangkali Anda bisa memperbaiki cara berbicara, cara <br />memilih kata-kata, memperbaiki sikap rohani dan jasmani Anda. Jika Anda <br />ingin sukses, adalah sangat penting bahwa Anda selalu ha-rus ingat kepada <br />hal-hal yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, buatlah daftar sebelum <br />Anda memulai kerja. Suatu rencana tertulis bagi Anda adalah sama <br />pentingnya dengan gambar arsitek bagi seorang pemborong. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Menggunakan Pengetahuan <br />Barangkali Anda mengetahui banyak tentang perusahaan yang <br />sampai sekarang belum Anda gunakan. Periksalah bahwa banyak <br />pengetahuan yang belum Anda gunakan. Tulislah dalam beberapa baris <br />tentang pen-dapat-pendapat Anda, dan kemudian gunakanlah sebaikbaiknya. <br />Perluas-lah pengetahuan Anda. <br /><br />Barangkali Anda mengetahui lebih baik daripada siapa pun mengenai <br />sempit atau terbatasnya pengetahuan Anda. Periksalah dan perluaslah <br />pengetahuan Anda. Usahakanlah, supaya pengetahuan Anda bisa <br />dipercaya. Berdasarkan pengetahuan Anda kepada fakta-fakta (kenyataan). <br />Jangan mempercayai sesuatu yang penting semata-mata karena ada orang <br />yang me-ngatakannya kepada Anda. Selidikilah sendiri sehingga <br />keterangan-keterangan Anda berasal dari tangan pertama. Apa yang Anda <br />mengetahui fakta-faktanya dan cara mengemukakannya, tentu Anda <br />memiliki kekuasaan yang sukar dilawan. <br /><br />• <br />Menggunakan Energi <br />Hematlah energi atau tenaga Anda untuk suatu tugas dan tujuan <br />tertentu. Berhematlah dengan energi Anda dengan memilki satu tujuan <br />tertentu. Periksalah betapa banyak energi yang Anda gunakan tiap-tiap <br />hari. Apakah Anda menggunakan energi itu terlalu banyak atau terlalu <br />sedikit. Berdasarkan itu, Anda bisa menggunakan dengan cara yang <br />setepat-tepatnya dalam melaksankan pekerjaan. <br /><br />Mesin harus cukup berisi energi supaya bisa bekerja dengan lancar. <br />Tidak saja Anda memilki tenaga untuk bisa melaksanakan pekerjaan Anda, <br />akan tetapi juga cukup energi supaya bisa melaksankan pekerjaan Anda <br />sebaik-baiknya. <br /><br />Makin kuat jasmani Anda, semakin besar kemungkinan Anda <br />mendapatkan sukses. <br /><br />Di bawah ini beberapa dalil pedoman hidup menuju sehat. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />a) Kunyahlah makanan Anda sebaik-baiknya. <br />b) Lakukanlah senam barang sepuluh menit setiap pagi dan malam. <br />c) Mandilah setiap hari. <br />d) Bernafaslah dalam-dalam. <br />e) Tidurlah setiap malam, delapan jam lamanya. <br /><br /><br />Latihan jasmani yang paling baik ialah dimana otot dan urat-urat <br /><br />secara berganti-ganti dikendorkan dan dikerutkan. Hal ini akan <br />mempersegar jiwa dan raga Anda. <br />Keseimbangan lebih utama dan hindarkanlah hal-hal yang <br /><br />melampaui batas. Selalulah berusaha supaya menghasilkan prestasiprestasi. <br />Sering-seringlah meluangkan waktu untuk berpikir atau untuk <br />beristirahat. Ada waktu bekerja, dan ada waktu untuk beristirahat. <br />Usahakanlah supaya badan Anda tetap segar. <br /><br />Usahaka tidak terlalu banyak menuntut dari diri sendiri. Banyak <br />perbedaan antara usaha terus-menerus dan ketergesa-gesaan yang serba <br />ge-lisah. Ada waktu berbicara dan waktu berdiam diri. Berhematlah dengan <br />energi Anda, bahkan kalau Anda sedang melakukan pekerjaan yang <br />penting-penting. Memboroskan energi sama buruknya dengan kekurangan <br />energi. <br /><br />• <br />Ketelitian <br />Tertib dan teliti sangat erat berhubungan dengan keberesan. <br />Seorang usahawan terkenal mengatakan bahwa “kebiasaan menangguhkan <br />sesuatu merupakan karang yang menghancurkan lebih banyak perusahaan <br />daripada batukarang-batukarang lainnya.” <br /><br />Kebiasaan menangguhkan sesuatu hingga besok adalah sangat <br />merugikan jika Anda ingin mencapai sukses. <br /><br />Ada orang mengatakan dengan tepat bahwa kesaksamaan dan <br />ketertiban merupakan sifat bumi dan langit. Planet-planet mengitari <br />matahari di jalan yang sudah ditentukan pada waktu yang tertentu dan <br />selalu di tempat di mana mereka harus berada. Demikianlah dalam dunia <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />bisnis ke-telitian dan ketertiban merupakan sifat dari perusahaan tidak bisa <br />berputar dengan lancar. Jika seorang wirausaha dapat membagi waktunya <br />dengan baik, maka segala sesuatu bisa terjadi pada waktu tertentu <br />ditangguhkan, pekerjaan itu harus dilakukan waktu yang mestinya diisi <br />dengan pekerjaan lain. Dengan demikian pekerjaan hari itu jadi kacau.” <br /><br />Untuk mencapai tempat yang Anda bisa capai, Anda harus <br />membayangkannya dalam angan-angan Anda sejelas-jelasnya, dan <br />mencermatinya sebaik-baiknya. Apa yang Anda perlukan ialah suatu pikiran <br />kreatif dengan tujuan yang jelas, kerajinan yang tiada henti-hentinya dan <br />kebiasaan untuk membagi-bagi pekerjaan secara sistematis. <br /><br />Jika Anda belum memiliki sifat-sifat ini, Anda harus berupaya supaya <br />memiliki selekas-lekasnya. <br /><br />c. Mengukur Kemampuan dan Kelakuan Pribadi <br />Agar Anda dapat berkembang dan mencapai sukses, maka Anda <br />harus terus menerus melakukan hal hal yang berguna. Oleh karena itu, <br />per-hatikanlah secara khusus petunjuk petunjuk-praktis dan praktekkanlah <br />dalam kehidupan Anda sehari hari. <br /><br />• <br />Berusaha Semaksimum Mungkin <br />Sebagaimana dalam hidup Anda, Anda mempunyai ambisi dan cita <br />cita, maka tiap tiap hari Anda harus mempunyai suatu tujuan tertentu <br />sebelum Anda melakukan hal hal yang lain. Jika Anda berhasil setiap hari <br />melaksanakan suatu pekerjaan saja yang layak dan patut, Anda pasti akan <br />mendapatkan semangat yang terus menerus karena yakin bahwa rentetan <br />rentetan dari hari hari yang demikian itu akan merupakan sesuatu yang <br />menyenangkan dalam bisnis. <br /><br />Oleh karena itu, berusahalah setiap hari membuat rencana <br />pekerjaan, menuliskan dan selalu memperhatikannya. Jika belum pernah <br />Anda lakukan, lakukanlah ini sekarang. Adalah sangat penting bagi <br />kemajuan Anda untuk menegaskan ini sebaik baiknya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Jika Anda telah melakukan pembagian waktu, hendaknya Anda <br />mentaati sekuat-kuatnya. Hendaknya ada rasa tanggung jawab dan <br />kewajiban yang mendalam mendorong dan mendesak Anda untuk <br />mencurahkan suatu rencana tertentu. Jika ada sebagian dari pekerjaan <br />Anda meninbulkan rasa tidak enak, justru hadapilah dengan rasa yang <br />sungguh-sunguh. Niscaya Anda akan mengalami kepuasan yang sangat <br />mendalam. <br /><br />• <br />Manfaatkan Semua Kesempatan <br />Selalulah percaya dalam melakukan setiap pekerjaan bahwa Anda <br />pasti berhasil. Dorong dan bangkitkan segala aktivitas Anda supaya Anda <br />semakin mendapatkan hasil yang lebih hebat. <br /><br />Usahakan selalu melihat pada kesempatan-kesempatan yan baru, <br />yang datang menjemput Anda, dan cepatlah laksanakan tanpa menunggu <br />waktu. Arahkan pandangan Anda pada cita-cita yang tertingi, dan selalu <br />ingat dengan ketekunan Anda akan mencapai sukses.<br /><br /> Jangan Anda menunggu hingga Anda merasa senang akan suatu <br />pekerjaan, akan tetapi usahakanlah supaya Anda menjadi suka akan <br />pekerja-an itu. Satu jam memusatkan perhatian dan tenaga kepada satu <br />pekerjaan saja lebih banyak hasilnya daripada berjam-jam melakukan <br />pekerjaan tan-pa aturan tanpa arah. Cobalah mulai hari ini. Biasakanlah <br />melakukan pe-kerjaan dalam suatu waktu tertentu, dan kerjakanlah <br />dengan sebaik baik-nya. <br /><br />• <br />Bersyukur terhadap Pekerjaan <br />Anda harus berjerih payah. Untuk mencapai sukses, Anda harus <br />mendaki. Jika kadang nampak sukar ingatlah semua keuntungan, <br />pekerjaan menjadi rahmat bagi orang yang bekerja. Bekerja adalah suatu <br />ke-hormatan. Periksalah karier orang-orang yang berhasil dalam hidupnya. <br />Pekerjaan merupakan obat bagi jiwa, bahkan lebih baik daripada Anda itu. <br />Pekerjaan merupakan kehidupan Anda sendiri karena tanpa pekerjaan <br />Anda tidak mempunyai harga diri. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Buanglah gagasan bahwa untuk mendapatkan sukses diperlukan <br />bakat-bakat istimewa. Periksalah prestasi orang-orang yang maju dengan <br />pesat. Mereka itu maju karena berhasil mengatasi kesulita-kesulitan. Orang <br />yang bakat-bakatnya tidak begitu hebat, akan tetapi sangat rajin dan teguh <br />hatinya ternyata lebih maju daripada mereka yang banyak bakat-bakatnya, <br />namun tidak begitu rajin dan bersemangat. <br /><br />• <br />Tingkatkan Keberanian <br />Anda pasti mengalami banyak kesulitan dan kekecewaan, yang <br />sebenarnya. Meskipun demikian, tetaplah berpegang teguh pada tujuan. <br />Paksalah diri Anda untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sukar. <br />Dengan demikian, keberanian Anda akan bertambah. Kebanyakan <br />kesukaran dan kesulitan yang paling hebat lenyap karena kepercayan <br />kepada diri sendiri. <br /><br />Ketahuilah perlunya tenaga cadangan untuk mencapai kesuksesan. <br />Sediakanlah cadang tenaga itu untuk digunakan di hari-hari kemudian. <br />Selalulah ingat betapa besar tenaga-tenaga yang ada dalam diri kita <br /><br />Jika ada tanda-tanda kelebihan rohani atau dalam melaksanakan <br />pekerjaan yang sulit dan sukar ada kecenderungan untuk putus asa, <br />cobalah latihan sebagai berikut : berdirilah tegak-tegak, nafaslah dalamdalam. <br />Bangkitlah dan tengadahkan muka Anda ke atas. Lakukanlah cara <br />itu de-ngan energik beberapa kali. Jika Anda memanjangkan tubuh Anda <br />se-banyak banyaknya, maka Anda bisa bekerja dengan semangat. <br /><br />Energi merupakan dasar watak (karakter). Jika Anda energik <br />(banyak energi) dan dalam latihan segala tindak tanduk sadar tujuan, Anda <br />akan segera menjadi orang yang merdeka dan banyak inisiatif. Berganti <br />pekerjaan membuat orang akan menjadi bebas. Kebanyakan orang tidak <br />menderita dari kenyataan bahwa mereka itu berkerja terlalu banyak, akan <br />tetapi mereka tidak bekerja secara teratur dan terorganisai. <br /><br />Usahakanlah di luar pekerjaan, ada cukup waktu untuk isirahat. <br />Jam-jam bebas terasa paling enak setelah melakukan pekerjaan berat dan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />banyak. Bekerjalah dalam waktu kerja. Tolaklah untuk memborosboroskan <br />waktu Anda. Gunakanlah setiap menit sebaik-baiknya. Pusatkan <br />perhatian dan tenaga pada pekerjaan yang sedang Anda lakukan. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Periksalah Kemampuan Diri Sendiri <br />Sangatlah penting untuk selalu memeriksa diri sendiri supaya Anda <br />tahu sampai dimana Anda mencapai kemajuan, dan supaya Anda membuat <br />hari depan-hari depan yang lebih baik. Lakukanlah ini pada setiap hari <br />pertama tiap bulan, dan tulislah pendapat-pendapat Anda secara singkat. <br /><br />Salinlah setiap hari kira-kira dua halaman dari suatu buku yang baik. <br />Dengan demikian, kemampuan Anda untuk mengucapkan gagasangagasan <br />Anda akan bertambah. Pilihlah hasil pemikiran-pemikiran yang <br />baik-baik. Pilihlah hasil pemikiran yang paling baik dari seluruh dunia. Jika <br />Anda menemui suatu pendapat atau perasaan yang Anda anggap ada <br />gunanya, tulislah dalam buku secepatnya dan kemudian harus <br />diperkembangkan secepatnya. <br /><br />• <br />Tanggap Terhadap Perkembangan di Luar <br />Gunakanlah waktu bekerja Anda sebaik-baiknya, akan tetapi juga <br />perhatikanlah lapangan-lapangan lain supaya pikiran/perhatian Anda bisa <br />dipindahkan dan menjadi disehatkan. Jangan mengabaikan kesenangan <br />kesenangan ringan dalam kehidupan ini. Memperhatikan hal-hal di luar <br />pekerjaan Anda akan membantu jiwa Anda dan akan membuat lebih <br />senang menghadapi pekerjaan Anda yang pokok. <br /><br />Banyak yang tergantung dari jenis-jenis kesibukan dan rencana <br />Anda. Jika Anda banyak bekerja sambil duduk dan sifat pekerjaan Anda <br />bersifat pemikiran, hendaknya Anda menaruh perhatian kepada hal hal <br />yang ringan dan keistirahatan. <br /><br />Perhatikan juga pendidikan rohani dan kesenian. Banyak orang sibuk <br />dan asyik pada pekerjaannya sehingga sampai umur lima puluh atau enam <br />puluh mereka tetap mengasyikinya sehinga tak bisa melepaskan diri dari <br />pekerjaanya itu. Mereka akhirnya “mati dalam pekerjaanya”. Sukses dalam <br />pekerjaan hendaknya menjadi alat untuk tujuan yang tinggi. Tujuan lebih <br />tinggi boleh letaknya di lapangan politik, lapangan amal, akan tetapi apa <br />pun yang Anda lakukan hendaknya betul-betul ada perhatian di dalamnya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Memilki Semangat dan Jerih Payah <br />Belajarlah untuk melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan. <br />Bangkitkanlah hasrat untuk melaksanakan hal-hal besar dan berhasil. <br />Usahakanlah supaya pekerjaan Anda menjadi sebagian dari pribadi Anda <br />dan menjadi penjelmaan dari kepribadian Anda. Berusahalah untuk <br />memperbaiki pe-kerjaan sampai Anda benar-benar sukses. <br /><br />Shakespeare berumur lima puluh tahun ketika ia meninggal dunia. <br />Saya, yang sekarang berumur enam puluh delapan tahun menyadari <br />kesehatan saya semakin membaik. Saya kira, bahwa Shakespeare <br />meninggal dunia pada umur yang demikian muda karena ia tidak bekerja. <br />Saya mengalami bahwa umur erat hubungannya dengan pekerjaan. <br />Bekerja berarti lebih banyak zat asam untuk paru-paru, selera (nafsu) <br />makan dan merupakan kegiatan yang mempersegar jiwa dan pikiran. <br />Bismarck umurnya enam puluh lima tahun ketika ia memerintah Jerman. <br />Glanstone pada umur delapan puluh dua tahun merupakan suatu <br />kekuasaan politik yang berarti di Inggris; Their memerintah Perancis ketika <br />pada umur delapan puluh tahun. Orang-orang yang mencontoh dia <br />mencurahkan tenaga-tenaga dan pikirannya sebaik-baiknya di lapangan <br />mereka masing-masing. <br /><br />• <br />Kembangkan Semangat Anda <br />Dalam suatu perusahaan yang sukses para pekerja dan pegawainya <br />harus semua semangat. Semangat ini biasanya tergantung pada <br />managernya sendiri. Anda hendaknya mempunyai banyak sekali energi <br />yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Anda harus berusaha agar <br />setiap orang yang bekerja di bawah atau di samping Anda, bangga karena <br />melakukan pekerjaan mereka sebaik-baiknya.<br /><br /> Banyak orang menghasratkan sukses tanpa menginsyafi apa artinya <br />yang sebenarnya. Orang itu pada umumnya memang lambat dan lamban, <br />dan orang yang terus-menerus rajin jarang terdapat. Biasanya orang-orang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />yang jarang terdapat itu, adalah di kedudukan sangat tinggi, baik dunia <br />keniagaan maupun di dunia lapangan lain. <br /><br />Banyak orang yang gagal meskipun mereka pandai dan cerdas. Hal <br />ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai cukup ketabahan. Mereka <br />jatuh dan terpeleset, sedangkan orang-orang yang kurang berbakat, akan <br />tetapi lebih besar kemauan dan tekadnya, berhasil mencapai tujuan <br />mereka. <br /><br />d. Mengembangkan Sikap Positif <br />• <br />Berfikir Positif <br />Manusia berpikir dengan berbagai macam cara. Ada yang langsung <br />menuju kepada soalnya, memikirkan segala detail-detailnya, kemudian <br />mengambil keputussan yang jelas dan seksama. Ada banyak orang yang <br />ragu-ragu dan bimbang-bimbang dalam mereka berpikir. Nampak mereka <br />tidak menguasai pikiran-pikiran mereka, oleh hal yang kecil saja mereka <br />menjadi bingung.<br /><br /> Cara yang sebaik-baiknya supaya bisa berpikir positif ialah <br />biasakanlah untuk memusatkan pikiran kepada satu titik atau soal dan <br />terus memikirkannya sehingga bisa membuat kesimpulan atau konklusi <br />yang jelas. Cara lain yang baik ialah membaca suatu karangan dari surat <br />kabar dan kemudian berusaha menceritakan kembali apa yang Anda baca <br />itu dengan kata-kata sendiri. Melatih ingatan dengan cara demikian dan <br />memahami intisari dari karangan itu berarti Anda telah mempertajam <br />pikiran dan dalam hal itu Anda belajar menyatakan pendapat-pendapat <br />secara kuat dan singkat. <br /><br />• <br />Konsentrasi pada Satu Tujuan <br />Rahasia sukses kebanyakan orang terletak pada kenyataan bahwa <br />mereka selalu memusatkan perhatian/tenaga kepada satu gagasan yang <br />tegas dan jelas. Memang daya konsentrasi, daya pemusatan merupakan <br />factor yang sangat perlu, maha penting. Jika Anda selalu menggagaskan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dan melihat dengan nyata apa yang Anda inginkan, maka gagasan dan <br />gambaran itu akan merupakan pedoman dan bimbingan untuk menerangi <br />jalan kehidupan bagi Anda. Makin besar dan dahsyat dalam memusatkan <br />pikiran pada satu sasaran, maka makin cepat dan tangkas untuk <br />mendapatkan penyelesaian yang sebaik-baiknya. <br /><br />Mulailah dengan menetapkan suatu tujuan yang sejelas-jelasnya. <br />Jika Anda sudah memilikinya, carilah cara-cara yang tepat untuk <br />mencapainya,lalu laksanakanlah dengan segala kegigihan dan ketabahan. <br />Dengan setiap hari melukiskan/menggambarkan/menetapkan satu tujuan <br />yang jelas-terang, sukses Anda akan berlipat ganda secara menakjubkan. <br /><br />Sebaiknya Anda melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terpenting <br />pada pagi hari. Pada pagi hari itu biasanya Anda dalam keadaan paling <br />segar dan bersemangat, dan jika Anda melakukan pekerjaan Anda pada <br />pagi hari, tidak saja prestasi-prestasi Anda akan lebih baik, akan tetapi <br />Anda pun bisa mengatasi kemungkinan-kemungkinan kelambatan dan <br />rintangan-rintangan yang muncul. <br /><br />• <br />Memiliki Sikap Teliti dan Ulet <br />Anda harus percaya dan yakin bahwa Anda akan mencapai sukses. <br />Jangan tergesa-gesa. Ingat dan sadarlah bahwa bentuk konsentrasi yang <br />paling baik adalah berdasarkan kesungguhan hati dan kepercayaan diri <br />kepada diri sendiri. Anda harus percaya dan yakin kepada kekuatan dan <br />tenaga diri sendiri. Anda harus cepat dan bersikap teguh dalam berbuat <br />dan bertindak. Makin tegas dan jelas bertujuan, maka semakin mudahlah <br />bagi Anda untuk memusatkan tenaga sebaik-baiknya. <br /><br />• <br />Sopan dan Tata Krama dalam Berbicara <br />Sekali-kali jangan dilupakan bahwa kata-kata yang Anda ucapkan <br />memegang peranan sangat penting dalam kehidupan Anda. Jika pikiranpikiran <br />dan gagasan-gagasan Anda terang, akan terang pulalah <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />pembicaraan Anda. Jika Anda ragu-ragu atau gagap dalam berbicara, kesan <br />yang Anda timbulkan pasti kurang baik. <br /><br />Berbicaralah dengan nada yang tegas. Usahakanlah supaya tujuan <br />Anda jelas terpancang di depan mata Anda, dan tunjukkan sekaligus bahwa <br />Anda menguasai apa yang Anda bicarakan. Bukalah mulut Anda supaya <br />suara Anda bisa keluar dengan leluasa, ucapkanlah kata-kata Anda secara <br />teliti dan seksama. Berbicaralah dengan sunguh-sungguh dan yakinkanlah <br />orang lain, justru karena Anda yakin kepada diri sendiri. <br /><br />• <br />Bersikap Tertib dan Cermat <br />Banyak orang yang bekerja terus menerus tiada hentinya, namun <br />tidak mendapatkan hasil yang baik. Tidaklah hal itu berarti bahwa mereka <br />tidak berbakat atau tidak cakap. Soalnya, rasa ketertiban mereka tidak <br />begitu di perkembangkan. Dengan melaksanakan sekarang, yang memang <br />harus dilakukan sekarang, Anda melakukan hari besoknya untuk pekerjaan <br />yang dilakukan besok. Insaflah bahwa adalah menguntungkan untuk <br />menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang tepat, dan dengan segera, lalu <br />sorenya merasakan, bahwa Anda menggunakan waktu dan energi Anda <br />seefisien-efisiennya dan seproduktif-produtifnya. <br /><br />Penata buku, penjual atau pegawai apa pun, yang tertib, teliti, yang <br />bisa dipercaya, akan dihargai dalam setiap perusahaan. Dalam setiap <br />bagian ketertiban dan ketelitian adalah syarat pertama. Setiap hal yang <br />dilaksanakan dengan baik hanya perlu dilaksanakan satu kali saja. Akan <br />tetapi, supaya mengerjakan sesuatu dengan baik, Anda harus berpikir jelas <br />dan terang, mengetahui apa yang Anda lakukan, dan memusatkan <br />perhatian dan tenaga. Jika Anda ingin mendapatkan hasil-hasil pekerjaan <br />maka Anda harus bekerja dengan tertib dan teliti.<br /><br /> Jika Anda menepati setiap janji, ini menunjukkan bahwa Anda <br />menginsyafi nilai/harga waktu Anda sendiri dan waktu orang lain. Orang-<br />orang yang sangat repot dan cermat serta teliti akan sangat mempercayai <br />Anda jika Anda bisa mematuhi dan menpati janji-janji Anda. Jika Anda bisa <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dipercaya dalam soal-soal kecil-kecil, demikian mereka berpikir, tentunya <br />Anda pun akan teliti cermat dalam soal-soal besar. Memang di dunia ini <br />orang harus saling mempercayai dan saling membantu. Seorang niagawan <br />yang tidak seksama dan cermat bukanlah seorang niagawan yang baik. <br />Untuk melakukan segala sesuatu harus dilaksanakan tepat pada waktunya. <br />Dan Anda harus melaksanakan pekerjaan dengan cermat dan teratur.<br /><br /> Jangan sekali-kali meremehkan atau melupakan arti waktu. <br />Keseksamaan hendaknya Anda anggap sabagai soal kesopanan dan <br />kehormatan, dan soal hati nurani. Adalah susatu tanda yang baik, jika Anda <br />terkenal sebagai orang yang selalu menepati waktu. Dan adalah baik sekali, <br />jika Anda dikenal sebagai orang yang bekerja cepat. Sudah barang tentu <br />ketergesa-gesaan tidak baik, akan tetapi setiap orang yang sukses pandai <br />melaksanakan pekerjaannya cepat-cepat. <br /><br />• <br />Memanfaatkan Waktu yang Tepat <br />Supaya bisa memilih waktu yang tepat dan jitu, orang harus <br />mengambil tindakan dan keputusan yang tegas. Haruslah orang <br />mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak penting sebab tak <br />bisalah orang mencurahkan perhatian kepada semua hal. Pendeknya, <br />orang harus tahu menyederhanakan kewajiban-kewajiban, pekerjaan, dan <br />kehidupannya. Saat yang sebaik-baiknya untuk memilih ialah memulai <br />dengan sesuatu yang dianggap penting. <br /><br />Merupakan lawan antara kekayaan dan kekacauan, dan kekacauan <br />disebabkan oleh kebiasaan berarti juga mengakhiri pekerjaan, di mana kita <br />harus mengakhirinya. Tak akan ada sesuatu yang tercipta dan berhasil <br />kalau tidak ada kesudahannya. Apa yang kita tunda hingga besok bisa <br />menjadi halangan untuk besok harinya. Kita akan selalu mendapatkan saat <br />yang tepat jika kita setiap hari berpikir dan berbuat apa yang kita harus <br />pikirkan dan lakukan, dan tidak menunda hingga esok harinya. <br /><br />• <br />Bekerja Berdasarkan Prosedur dan Aturan <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Jika Anda telah membiasakan diri untuk bersikap dan bertindak <br />dengan baik, teratur dan tertib, maka segalanya akan berjalan secara <br />otomatis. Sifat-sifat itu akan menambah mutu dan hasil-hasil pekerjaan <br />Anda dan memungkinkan Anda melaksanakan segala sesuatu dengan <br />penuh ke-yakinan. Anda setiap hari harus menggunakan sifat-sifat <br />ketegasan, keseksamaan dan ketelitian Anda, sifat-sifat ini akan <br />menimbulkan kekuatan pada Anda dan membuat Anda menjadi orang yang <br />memiliki watak yang kuat. Ketahuilah apa yang Anda ingin lakukan dan <br />laksanakan dengan ke-tekunan. Dan bekerja keras inilah yang akan <br />membawa Anda menuju sukses-sukses yang besar. Kemudian jadilah orang <br />yang praktis artinya serba mengetahui dan dapat bekerja. <br /><br />• <br />Jadilah Orang Praktis <br />Gagasan-gagasan yang baik dan rencana-rencana yang paling baik <br />hanya ada harganya kalau dipraktekkan. Apa yang Anda bisa laku-kan <br />dengan kapasitas-kapasitas Anda adalah lebih penting daripada apa yang <br />Anda miliki. Curahkan perhatian Anda khususnya kepada hal-hal yang <br />praktis pula, pakailah akal sehat Anda dalam segala tindakan dan <br />perbuatan Anda, dan dalam segala hal itu hendaknya Anda mengarahkan <br />perhatian dan penglihatan Anda kepada apa yang Anda tuju dan ingin <br />capai. <br /><br />Tanpa cara-cara yang baik tidaklah Anda bisa melaksanakan <br />pekerjaan Anda dengan baik. Bagaimanapun pandai dan berbakat Anda, <br />untuk mendapatkan hasil-hasil yang sebaik-baiknya, Anda harus bekerja <br />se-cara sistematis. Akan tetapi, usahakanlah jangan sampai terlalu terikat <br />pada sistem dan metode-metode Anda. Semuanya itu hanyalah alat, <br />bukan tujuan, dan Anda tidak boleh sekali-kali melupakan tujuan pokok <br />Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Dengan percaya kepada diri sendiri sedalam-dalamnya, maka Anda <br />bisa berpikir merdeka dan bebas, dan Anda bisa menyakinkan orang lain <br />dengan perkata-perkataan yang meyakinkan. Percaya kepada diri sendiri <br />menjelma dalam wajah gerak-gerik dan seluruh sikap Anda. Daya kerjanya <br />seperti magnet, menarik orang-orang lain kepada Anda. Memberi tenaga <br />kepada Anda yang tak bisa diperoleh dengan cara lain. <br /><br />Sebaiknya Anda harus selalu dapat mengingat hal-hal berikut ini : <br /><br />1. <br />Memberi kesadaran kepada anda betapa hebat tenaga dan pikiran <br />pikiran Anda. <br />2. <br />Supaya Anda membagi waktu sehari hari Anda sebaik-baiknya. <br />3. <br />Supaya Anda tahu apa yang Anda harus perbuat untuk mendapat <br />sukses. <br />4. <br />Menunjukkan kepada Anda tentang perlunya jujur dalam kata-kata, <br />perbuatan dan pikiran, sebagai dasar hidup sukses. <br />Jika Anda telah membiasakan diri untuk bersikap dan bertindak <br />dengan baik, teratur dan tertib, maka segalanya akan berjalan secara <br />otomatis. Sifat-sifat itu akan menambah mutu dan hasil-hasil pekerjaan <br />Anda memungkinkan Anda melaksanakan segala sesuatu dengan penuh <br />keyakinan. Sifat-sifat yang akan membuat Anda bisa menjadi kaya. Jangan <br />sekali-kali lupa, bahwa Anda hanya bisa memiliki sifat-sifat ini kalau <br />melakukannya dengan tekun dan bekerja keras. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah laporan hasil pengamatan anda dengan objek profesi tertentu <br /><br />yang ada di sekitar kita ! <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Apa yang dimaksud dengan Kepercayaan diri atau Self Confidence ? <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />2. Tindakan-tindakan apa yang <br />perlu dilakukan dalam rangka mengembangkan <br />rasa percaya pada diri sendiri jelaskan ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no. 1 <br /><br />Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan <br />sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. <br />Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan <br />keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pekerjaan yang harus dihadapi. <br /><br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang <br />mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu <br />pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil <br /><br />Jawaban no. 2 <br /><br />Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka <br />mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri diantaranya sebagai <br />berikut: <br /><br />d) Mulailah setiap hari dengan mengucapkan suatu sugesti (saran), <br />yang bisa memperkuat rasa percaya diri Anda. Misalnya: ”Saya <br />percaya dan yakin bahwa saya bisa menghadapi setiap pekerjaan <br />dan tugas, dan bahwa saya dengan kerajinan dan ketekunan akan <br />memungut hasil-hasil gemilang.” <br /><br />e) Lukiskanlah dalam buku catatan Anda gambaran manusia yang <br />percaya kepada diri sendiri seratus persen. Sebutlah semua sifatsifat <br />yang menurut Anda harus ada. Kemudian ambilah keputusan <br />untuk mengembangkan sifat-sifat ini. <br /><br />f) Setiap malam sebelum tidur, hendaknya sepuluh menit lamanya <br />Anda memikirkan hal-hal mengenai percaya kepada sendiri, dan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />ingatlah apa-apa yang sudah Anda lakukan hari itu berdasarkan <br />keyakinan diri Anda. <br /><br />Kriteria Penilaian <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br /><br />< 69% = kurang<br /><br /> Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />C. Kegiatan belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memiliki kemampauan mengembangkan kepribadian unggul <br />secara dini <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Membina Kepribadian <br /><br />1. Perkembangan Pribadi Anak <br />Dalam rangka pendidikan manusia wirausaha di lingkungan keluarga <br />akan lebih tepat apabila dimulai pada tahap perkembangan anak dimasa <br />kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh pada masa ini anak sudah mulai <br />mampu melakukan pengamatan terhadap hal-hal di alam sekitarnya. Di <br />samping itu, anak di masa ini sudah dapat mengingat sesuatu serta <br />memikirkan sesuatu. Dalam hal ini pada masa kanak-kanak ini jiwa anak <br />mulai aktif dan siap untuk menerima dan mempelajari sesuatu di alam <br />sekitarnya. <br /><br /><br />Menanamkan dan mengembangkan sikap kemandirian anak sejak dini dengan <br />harapan meraih cita-cita yang tinggi <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Menurut Rosseau, pribadi manusia itu berkembang melalui lima <br />tahap perkembangan : <br /><br />1. Tahap perkembangan masa bayi <br />Tahap ini merupakan tahap awal dari perkembangan pribadi <br />manusia. Biasanya terjadi pada usia dari lahir s.d. 2 tahun. Pada tahap ini <br />pribadi anak didominasi atau dikuasai oleh perasaannya, antara lain <br />perasaan takut, gelisah, senang dan tidak senang, yang pada bayi tidak <br />timbul dengan sendirinya melainkan sebagai hasil reaksi si bayi terhadap <br />peng-inderaannya. <br /><br />2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak <br />Tahap kedua berlangsung antara umur 2 tahun s.d. 12 tahun. Pada <br />awal tahap ini anak mulai belajar makan sendiri dan berjalan. Anak mulai <br />dapat berbicara dan mengingat suatu kesan. Dan pada tahap ini, daya <br />khayal dan ingatan anak mulai berfungsi pada umur 7 tahun. Kesan-kesan <br />yang dialami pada masa ini membentuk sikap yang mendasari <br />perkembangan sikap mental anal yang bersangkutan di masa mendatang. <br /><br />3. Tahap perkembangan masa praremaja <br />Tahap ketiga ini berlangsung antara umur 12 s.d. 15 tahun. Pada <br />masa ini, penalaran intelektual anak mulai dominan, anak mulai mampu <br />memahami hal-hal yang bersifat abstrak dan kritis dalam menanggapi <br />suatu kesan atau masalah. Selain itu, anak mulai memikirkan tindakantindakan <br />untuk merealisir keinginan atau tujuan-tujuan yang dirasanya baik <br />bagi kehidupannya. <br /><br />4. Tahap perkembangan masa remaja <br />Tahap perkembangan dimasa ini berlangsung antara umur 15 s.d. <br />20 tahun. Pada masa ini pribadi anak diwarnai oleh timbulnya dorongan <br />seksual yang kuat. Anak mulai timbul minat dan perhatian terhadap orang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />lain yang berjenis kelamin lain. Dan pada tahap ini daya intelektualnya <br />melunak, sedangkan dorongan jasmaniahnya cukup dominan. <br /><br />5. Tahap dewasa awal <br />Tahap perkembangan kedewasaaan awal ini berlangsung antara <br />umur 20 s.d. 25 tahun. Pribadi anak pada masa ini diwarnai oleh <br />perkembangan daya kemauannya. Pada masa ini, anak sudah mulai <br />mampu membedakan tiga macam tujuan, yaitu tujuan yang memuaskan <br />pribadi, tujuan yang memuaskan kelompok, dan tujuan yang memuaskan <br />keinginan masyarakat atau negara. Anak berkemauannya untuk melatih <br />dirinya untuk memilih keinginan-keinginan yang dianggap perlu untuk <br />diwujudkan dalam tindakan. <br /><br />2. Peranan Pendidikan dalam Membina Kepribadian <br />• <br />Pendidikan dalam Membina Kepribdian <br />Manusia wirausaha membutuhkan kepribadian yang kuat untuk <br />memajukan hidupnya. Kebutuhan itu diusahakan agar dipenuhi oleh <br />adanya pendidikan. Bertolak dari pembatasan arti pendidikan, maka tugas <br />pendidikan adalah mempersiapkan individu-individu untuk secara <br />bertanggung jawab dapat memperoleh kesejahteraan hidup, dengan <br />melengkapi kepribadian individu-individu tersebut dengan pembinaan <br />segenap aspek kepribadian. Oleh karena itu, pendidikan menolong individu <br />untuk membina moral, karakter, intelek dan keterampilan individu tersebut <br />sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. <br /><br />Konsepsi pendidikan seumur hidup (life-long education) menuntut <br />partisipasi dari berbagai pihak, bukan hanya sekolah. Sekolah melayani <br />masing-masing individu dalam waktu serta ruang lingkup pendidikan yang <br />terbatas dengan kemampuan didik yang terbatas pula. <br /><br />Berdasarkan ketentuan nasional ini, maka kebijaksanaan negara kita <br />menetapkan prinsip-prinsip berikut : <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />a <br />Pembangunan bangsa dan karakter nasional Indonesia dimulai dengan <br />membangun subyek manusia Indonesia seutuhnya sebagai perwujudan <br />manusia pancasila. Tipe kepribadian yang ideal ini menjadi cita-cita <br />pembangunan bangsa dan watak bangsa menjadi tanggung jawab <br />seluruh lembaga negara, bahkan menjadi tanggung jawab masyarakat <br />dan seluruh warga negara untuk mewujudkannya. <br /><br />b <br />Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, secara khusus <br />merupakan tanggung jawab lembaga dan usaha pendidikan nasional <br />yang perwujudannya dilangsungkan melalui lembaga-lembaga <br />pendidikan, baik negeri maupun swasta. Oleh karena itu, maka <br />konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar <br />daripada tujuan pen-didikan nasional. <br /><br />• <br />Pendidikan Kewirausahaan Meningkatkan Kualitas <br />Kepribadian <br />Manusia-manusia yang berkualitas tinggi. bangsa yang telah maju <br />memiliki jiwa wirausaha, baik pada para pengusaha, para pemimpinnya, <br />maupun setiap anggota masyarakat usia kerjanya. Sebagai bangsa yang <br />merdeka dan mau berkembang, tentunya tidak lagi dapat dibenarkan <br />apabila para pemimpin beserta masyarakatnya membiarkan begitu saja <br />adanya penindasan mental di antara sesamanya. <br /><br />Untuk keperluan itu, segenap sumberdaya manusia hendaknya <br />digali, dipelajari dan dikembangkan sehingga terwujudlah kualitas manusia <br />yang diharapkan. Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk menjawab <br />tantangan ini guna menjadikan manusia bukan hanya mampu mencari <br />pekerjaan, melainkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang <br />mampu menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, atau bahkan mampu <br />menyediakan lapangan kerja bagi orang lain. Inilah sumber daya manusia <br />yang terkandung dalam nilai-nilai moral wirausaha, sikap mental <br />wirausaha, kepekaan lingkungan wirausaha serta keterampilan perbuatan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />wirausaha, semuanya perlu digali dan dikembangkan untuk mewujudkan <br />manusia yang berkualitas tinggi. <br /><br />Diharapkan dengan pendidikan kewirausahaan tidak akan terjadi <br />pemerasan terhadap orang rajin oleh mereka yang masih dihinggapi oleh <br />sikap mental malas. Diharapkan pula akan terkurangi jumlah orang yang <br />rela menjadi penonton yang terhormat terhadap banyaknya orang-orang <br />lain yang telah berlomba-lomba bangkit untuk mendayagunakan waktu dan <br />kekuatan pribadi mereka dalam usaha memajukan kehidupan mereka. <br /><br />Kita tidak bisa untuk terus mengandalkan pelayanan pendidikan <br />formal yang telah ada untuk mengembangkan manusia yang berkualitas <br />tinggi karena daya jangkau dan daya didik pendidikan formal terbatas pada <br />sejumlah manusia tertentu, sepanjang waktu tertentu dan seluas ruang <br />lingkup pengajaran tertentu. Untuk itu perlu diberikannya pendidikan untuk <br />membekali pribadi manusia sehingga manusia mampu mengembangkan <br />kualitas pribainya. Pendidikan yang tepat untuk itu ialah pendidikan <br />kewirausahaan. Dengan pendidikan wirausaha, maka kita tidak lagi hanya <br />mau mengerahkan tenaga akal manusia, melainkan lebih dari itu dapat <br />mengerahkan tenaga mental manusia. <br /><br />• <br />Sikap dan Pandangan Pendidik yang Menghambat <br />Perwujudan Manusia Wirausaha <br />Berikut ini adalah beberapa macam sikap/pandangan sementara <br />pendidik yang kurang menunjang usaha pewujudan manusia wirausaha di <br />sekolah-sekolah kita. <br /><br />Pertama, adanya sementara pendidik yang memandang begitu <br />rendah terhadap arti pendidikan. Meskipun telah banyak ahli dan <br />administrator pendidikan yang sangat mendalami arti dan makna <br />pendidikan, namun di dalam praktek masih banyak diantara mereka yang <br />memberikan arti dan takaran isi pendidikan yang terlalu rendah. Apakah <br />buktinya? Pemberian isi pendidikan yang berkualitas rendah tercermin di <br />dalam kenyataan bahwa para tamatan sekolah mulai tingkat dasar hingga <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />perguruan tinggi ternyata masih dirundung oleh pola pikiran mencari <br />pekerjaan. Hal ini memberikan kesan bahwa para ahli pendidikian kita <br />menyelenggarakan dan mengisi pendidikan dengan kurikulum bekal <br />mencari kerja. <br /><br />Kedua, dalam praktek banyak pendidik yang memandang bahwa <br />sumber utama pendidikan adalah hal-hal yang terdapat di luar diri anak <br />didik, seperti guru, buku, dan masyarakat. Akibatnya apa yang dapat <br />diperoleh oleh anak didik adalah budaya dari guru atau masyarakat. <br />Sedangkan masyarakat sendiri memerlukan perbaikan dari pendidikan. <br />Masyarakat membutuhkan kader-kader wirausaha yang dapat memperbaiki <br />dan me-majukan kehidupan masyarakat. Para pendidik melupakan sumber <br />pen-didikan yang paling potensial, yaitu potensi anak didik itu sendiri. <br />Apabila para pendidik menyadari pentingnya anak didik sebagai subyek <br />yang harus mengembangkan dirinya, maka mereka akan memberikan <br />pelayanan pen-didikan dengan mengutamakan hal belajar. Tugas pendidik <br />hanyalah men-ciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat <br />membelajarkan diri. Pendidik seharusnya mengusahakan agar anak didik <br />dapat belajar menjalankan proses kegiatan aktif, baik pisis maupun mental. <br /><br />Anak didik seharusnya dapat belajar menaiki tangga kesibukan <br />bekerja yang meliputi: <br />a) Menciptakan kesibukan sendiri untuk memperoleh prestasi atau <br />keuntungan. <br />b) Bekerja sama memperbanyak kesibukan untuk memperoleh <br />keuntungan yang lebih besar. <br />c) Mengabdi dan memburuh kepada orang lain untuk memperoleh <br /><br />imbalan. <br /><br />d) Mencari pekerjaan tambahan untuk memperkaya penghasilan. <br /><br />e) Memberikan sumbangan untuk memajukan lingkungannya. <br /><br />f) Menciptakan kesibukan atau lapangan kerja bagi orang lain. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Untuk mencapai hal tersebut di atas disamping memerlukan metode <br />pelayanan yang efektif, juga yang terlebih penting ialah membekali anak <br />didik dengan pendidikan watak dan kepribadian. <br /><br />Ketiga, adanya sikap pesimis dari sementara pendidik mengenai <br />perubahan sikap mental anak didik. Mereka menyangsikan bahwa <br />pendidikan tak akan mampu untuk mengubah atau mengembangkan watak <br />seseorang. Mereka yang bersikap demikian pada dasarnya masih mengidap <br />penyakit kekerdilan jiwa yang malas untuk mendalami persoalan yang <br />sebenarnya. Bayangkan, sedangkan pendidikan intelektual pun akan <br />mengalami hambatan apabila tidak didahului dengan pendidikan watak <br />berupa pem-biasaan diri untuk berfikir kreatif dan berbuat konstruktif. <br /><br />3. Sikap untuk Menumbuhkan Rasa Simpati <br />Agar seseorang dapat menarik simpati kepada orang lain biasanya <br />mempunyai sifat-sifat segar, menawan dan optimistis. Ia tidak akan <br />melakukan sesuatu dengan cara yang sombong, tidak cepat-cepat mau <br />melancarkan kecaman, akan tetapi selalu siap untuk memberi pujianpujian, <br />dan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang bagaimanapun <br />juga. Selain daripada itu, ia mudah berkata dan bersikap dengan tepat dan <br />pandai memberi ganjaran-ganjaran dan hadiah-hadiah yang <br />menyenangkan. <br /><br />Orang demikian itu selain tidak menonjolkan diri, selalu ramah dan <br />sopan. Ia selalu berbicara tentang hal-hal yang mengenakkan hati dan <br />selalu zakelijk. Bicaranya tentang dan menguasai diri sendiri. Ia selalu <br />menunjukkan perhatiannya yang jujur kepada apa yang dikatakan orang <br />lain. Ia berusaha tidak menyinggung perasaan orang lain. Ia memiliki <br />kecakapan supaya dicintai oleh orang lain. <br /><br />Di bawah ini ada beberapa cara untuk menarik simpati orang lain. <br />Diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />• <br />Memiliki Badan Sehat dan Kuat <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Orang yang telah memperkembangkan kesehatan badannya <br />sebaikbaiknya akan menarik simpati orang lain. Kekuatan jasmani <br />merupakan dasar keberanian dan percaya kepada diri sendiri. Jika Anda <br />sehat dan kuat, Anda pun segar dan senang, dan dengan demikian Anda <br />akan memberi pengaruh yang baik kepada orang lain. Perhatian khusus <br />kepada kesehatan badan Anda. Lakukan segala hal yang memperbaiki <br />kesehatan Anda, dan hindarkanlah segala sesuatu yang merintanginya. <br />Perhatikanlah : Mengatur gizi, mandi, tidur, istirahat, menghirup hawa <br />segar dan bernafas dalam-dalam. Lakukanlah segala sesuatu supaya dalam <br />segala hal bersikap dan bertindak efisien. <br /><br />• <br />Sadar akan Dirinya. <br />Cara Anda memandang dan memikirkan diri sendiri memberi <br />pengaruh besar kepada penbentukan kepribadian Anda. Anggapan Anda <br />tentang diri Anda menjelma dalam kata-kata dan perbuatan-perbuatan <br />Anda, namun mereka bisa menarik kesimpulan dari penjelmaanpenjelmaan <br />pikiran Anda.<br /><br /> Seorang ahli psikologi menyatakan : “ Cara paling baik supaya bisa <br />bangun, sadar dan segar setelah mengalami keletihan hebat ialah <br />bersikaplah segar dan bersemangat, lihatlah dunia ini dengan sikap sadar <br />dan bangun. Jika Anda tidak merasa bersemangat dan bangun, tidak ada <br />cara atau obat lain yang bisa membuat Anda demikian.”<br /><br /> Tanamkanlah dan perkembangkanlah pikiran-pikiran yang bisa <br />memajukan dan memperbaiki kepribadian Anda sehingga membuat Anda <br />disayangi oleh orang alin. Yakinlah pikiran-pikiran tentang kreativitas, <br />keramah-tamahan, simpati, optimisme, penghargaan, kejujuran dan <br />kemuliaan jiwa. Percayalah kepada diri sendiri, berusahalah dengan tenang <br />dan tegas menuju ke arah tujuan Anda dan tumbuhkanlah semangat <br />percaya dan simpati. Biasakanlah bersikap sadar dari dalam pikiran-pikiran <br />Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Memiliki Ketenangan dan Pengendalian Diri <br />Jika kita melihat segi baik dan segi riang dari segala sesuatu, <br />tentukanlah sebanyak-banyaknya dari diri Anda. Bersikaplah optimis, akan <br />tetapi dengan cara yang bijaksana. Hindarkanlah segala sesuatu yang <br />mengganggu ketenangan jiwa dan semangat.<br /><br /> Bersikaplah tenang dan hati-hati dalam pikiran dan pembicaraan <br />Anda. Berbicaralah dengan sopan dan beradab dan bersikaplah ramahtamah. <br />Gunakanlah cukup waktu untuk melakukan segala sesuatu sebaikbaiknya. <br />Jangan tergesa-gesa dan terburu-buru. Jujurlah dalam pikiran <br />Anda. Pikirkanlah terlebih dahulu sebelum berbicara.<br /><br /> Belajarlah berpikir tenang dalam keadaan yang bagaimanapun <br />sulitnya. Kuasailah segala kemampuan Anda. Insyafilah bahwa ketenangan <br />dan keseimbangan batin memperkuat Anda dan meningkatkan tenaga <br />rohani Anda. <br /><br />• <br />Memelihara Kesan yang Baik <br />Bersikap dan bertindaklah dengan gesit dan laksanakanlah pekerjaan <br />Anda dengan gembira, tapi jangan melakukan menggerak-gerikkan dengan <br />tergesa-gesa, misalnya dengan menggerak-gerikkan tangan, mengetokngetok <br />meja dengan jari, menggaruk garuk, gerak-gerikan muka dan lainlainnya <br />yang menandakan kegelisahan batin.<br /><br /> Berusahalah sehari lamanya menghindarkan gerak-gerik demikian <br />itu, dan perhatikan hasilnya. Carilah hal-hal yang sungguh-sungguh ada <br />artinya bagi kehidupan Anda dan berusahalah supaya jiwa dan rohani Anda <br />tetap tenang. Berpikir, berbicara dan berbuatlah sebagaimana layaknya <br />orang-orang yang sukses, maju, dan bahagia berpikir, berbicaralah dalam <br />bertindak. Setiap gagasan baik yang Anda pikirkan, mengusir gagasan yang <br />buruk dan membuat Anda di sayangi orang lain, dan mendapat kesan <br />tersendiri yang melekat tentang Anda. <br /><br />• <br />Berbicara Sopan <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Berusahalah supaya Anda tetap memperhatikan orang lain. <br />Tumbuhkanlah rasa simpati. Paksakanlah diri Anda untuk memikirkan halhal <br />yang baik dan enak. Bersikaplah sopan dan penuh perhatian. Selalulah <br />bersikap ramah-tamah. Berusahalah menunjukkan perhatian dan belajarlah <br />mendengarkan. Mulailah setiap pagi dengan ucapan : “selamat pagi” yang <br />girang dan berusahalah supaya sehari-harian itu Anda tetap girang dan <br />gembira.<br /><br /> Janganlah sekali-kali berbicara dan mendengarkan acuh tak acuh <br />apa yang Anda katakan dan dengarkan. Hendaknya massa Anda diliputi <br />oleh suasana yang ramah dan tenang. Gunakanlah sifat-sifat yang terbaik <br />dalam suara Anda : mengenai kedalamannya, kemurniannya, dan <br />kenyaringannya. Ketahuilah bahwa dengan bicara baik berarti menambah <br />tenaga dan kekuatan serta menarik orang lain dan sediakanlah setiap hari <br />beberapa menit untuk berlatih memperbaiki suara dan nada suara Anda. <br /><br />• <br />Kreatif dan Inspiratif. <br />Lakukanlah sesering mungkin untuk membaca buku-buku geografi, <br />sajak-sajak dan cerita-cerita, di mana kepahlawanan dan pengorbanan diri <br />memegang peranan utama. Bacalah buku-buku yang memberi inspirasi. <br />Bacalah buku bermutu dan nilainya diakui secara umum. <br /><br />Dari bacaan Anda, Anda akan mendapat keuntungan sebanyakbanyaknya <br />jika Anda berpedoman pada apa yang tersebut di bawah ini : <br /><br />a) Bacalah dengan maksud tertentu. <br /><br />b) Pilihlah buku-buku Anda dengan hati-hati dan seksama. <br /><br />c) Berpikirlah melalui bacaan. <br /><br />d) Renungkanlah apa yang Anda baca. <br /><br />e) Biasakanlah setiap hari membaca tiga halaman atau lebih dari buku <br /><br />yang baik. <br /><br />f) Buatlah catatan-catatan tentang apa yang Anda baca. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Hindarilah bacaan yang tak ada gunanya dan percakapan yang <br />kosong melompong. Bergaullah sebanyak mungkin dengan orang-orang <br />yang memiliki rasa percaya diri sendiri dan mencapai sukses. Dengan tidak <br />sadar Anda akan meniru dan mencontoh orang-orang dengan siapa Anda <br />bergaul. <br /><br />• <br />Contohlah Orang yang simpatik <br />Contohlah mereka yang simpatik dan menarik hati orang lain. <br />Selidiki dan perhatikanlah sifat-sifat mereka, dan berusahalah menirunya. <br />Jangan hanya mengikuti cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan mereka, tetapi <br />catatlah juga nama mereka dan tanda-tanda serta cirri-ciri mereka yang <br />utama. Seperti misalnya suaranya yang nyaring, cara memberi salam <br />kepada orang lain. <br /><br />Sadar dan ketahuilah bahwa orang-orang yang menarik hati <br />biasanya sehat, bersemangat dan jujur. Pelajarilah sifat-sifat mereka yang <br />kuat, optimis dan jantan. Dan bertekadlah untuk menanamkan sifat-sifat itu <br />da-lam jiwa Anda sebab suatu sikap yang menarik hati dan ramah sering <br />menentukan sukses seseorsng. Jika Anda memiliki sikap yang baik, Anda <br />tak saja bisa mengatasi kesukaran-kesukaran Anda, akan tetapi juga siap <br />untuk menolong orang lain. <br /><br />Buatlah suat gambaran yang jelas dan terang tentang tujuan pokok <br />yang Anda hendak capai. Sering-seringlah berpikir tentang hal-hal yang <br />Anda ingin dapat dari hidup ini. Dan selalulah ingat bahwa kejujuran yang <br />sungguh-sungguh merupakan sifat dari semua orang yang sungguhsungguh <br />bisa mencapai dan memelihara suksesnya. <br /><br />4. Mengembangkan Semangat Pribadi <br />• <br />Bekerjalah dengan Penuh Semangat <br />Konsentrasikan sepenuhnya pribadi Anda ke dalamnya. Apa yang <br />Anda lakukan sekarang penting sekali karena mempersiapkan Anda untuk <br />pendapat prestasi-prestasi lebih baik lagi. Jangan menipu diri sendiri <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dengan menyangka bahwa nanti kalau ada kesempatan atau keadaan lebih <br />baik, semangat Anda pasti akan membangunkan tenaga-tenaga dan <br />membuat Anda bekerja lebih baik. Mulai sekarang Anda harus melakukan <br />pekerjaan dengan semangat yang tinggi. <br /><br />Apabila merasa bahwa keadaan Anda sekarang sangat sukar, maka <br />bergembiralah karena hal itu akan menyiapkan Anda untuk mendapatkan <br />prestasi-prestasi yang lebih besar, dan akan mendatangkan sukses-sukses <br />yang gemilang. <br /><br />Putuskanlah untuk melakukan pekerjaan Anda sebaik-baiknya dan <br />dengan semangat sebesar-besarnya, dan insyafilah bahwa pekerjaan yang <br />baik akan memberikan kepuasan. Jangan meragukan apa yang harus <br />dilakukan jika Anda sudah menyelesaikan sesuatu. Lakukan apa yang wajar <br />dan layak untuk dilakukan. Selalulah asyik dan sibuk dengan pekerjaan <br />sehingga tiada waktu untuk gelisah. Hendaknya semangat Anda tetap <br />menggelora dan menyala-nyala. Ambillah segera keuntungan-keuntungan <br />yang dihasilkan oleh jerih payah dan perjuangan yang terus menerus itu. <br /><br />Jika Anda selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh <br />semangat, Anda harus selalu waspada. Terapkanlah petunjuk-petunjuk ini <br />dalam praktek. Peliharalah semagat Anda dengan mengambil keputusan <br />dan selalu membayangkan apa yang Anda ingin capai dengan kemampuankemampuan <br />Anda. <br /><br />Berjuang untuk mendapatkan kesuksesan memang berat, tetapi kita <br />bisa mendapat hadiah-hadiah dan ganjaran-ganjaran. Orang-orang besar <br />masih sangat diperlukan. Akal dan efisiensi menghasilkan banyak sekali dan <br />tetap dibutuhkan. Selain cakap, Anda pun harus berani, berhati keras, bersemangat <br />dan, bertekad kuat untuk bisa mencapai puncak kesuksesan. <br /><br />• <br />Semangat yang Tinggi untuk Mencapai Prestasi yang Tinggi <br />Tak ada sesuatu yang menimbulkan semangat lebih besar kepada <br />pekerjaan Anda dan tidak ada yang bisa melipatgandakan pekerjaan Anda <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />sehari-hari daripada keinginan dan hasrat mendalam untuk mencapai suatu <br />tujuan yang berguna dan berfaedah. Adalah sangat mengherankan apa <br />yang bisa Anda capai jika didorong oleh ambisi yang besar. <br /><br />Bangkitlah diri Anda sehebat-hebatnya dengan segala kekuatan dan <br />tenaga yang ada pada diri Anda. Kalau perlu, bangunlah istana-istana <br />khayalan asal Anda bisa bangun dan bangkit dari ketiduran Anda. <br />Percayalah kepada orang-orang di sekitar Anda. Bekerjalah rajin-rajin, <br />sungguh-sungguh, dan selalulah diliputi oleh semangat yang penuh <br />harapan. Tetapkanlah cita-cita yang tinggi, berharaplah sebanyakbanyaknya, <br />bekerjalah dengan semangat berkobar-kobar dan punyalah <br />tujuan yang jelas. Usahakan supaya segala jerih payah Anda itu dijiwai oleh <br />kegembiraan dan semangat berusaha untuk sukses. <br /><br />Pergunakanlah sebanyak mungkin kekuatan-kekuatan dan tenagatenaga <br />Anda supaya bisa berkembang pula kekuatan-kekuatan yang lebih <br />besar. Anda memiliki semua sifat-sifat yang Anda perlukan untuk <br />mendapatkan hasili-hasil yang memuaskan, akan tetapi Anda pun harus <br />betul-betul mempergunakan kekuatan-kekuatan jika Anda ingin <br />mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. <br /><br />Keuntungan besar bagi Anda apabila Anda dapat menghargai orang <br />lain dan melihat sesuatu dari sudut yang cemerlang dan menggembirakan. <br />Ini bukanlah suatu optimisme yang pasif dan menunggu dengan segala <br />kesabaran, tetapi yang dimaksudkan adalah suatu optimisme yang mencari <br />sesuatu dan bekerja keras untuk mewujudkannya. <br /><br />• <br />Selalu Bersemangat <br />Bekerja dengan penuh harapan adalah sehat. Oleh karena itu adalah <br />baik sekali Anda belajar bekerja dengan penuh semangat. Daya tahan, <br />ketekunan bisa Anda bangkitkan karena semangat akan membedakan Anda <br />dari orang biasa. Peliharalah semangat Anda supaya tetap hidup dan tetap <br />segar. Insyaflah bahwa Anda menyiapkan diri untuk merebut kesempatan <br />besar yang Anda hadapi dengan melalui jerih payah dan kerja keras <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />menurut itikad Anda sebaik-baiknya. Janganlah Anda lekas putus asa kalau <br />kapasitas-kapasitas dan jasa-jasa Anda tidak segera dihargai. <br /><br />Majikan yang sukses sangat berbeda dari penata buku yang sudah <br />tua dan berambut putih, yang setiap hari dengan ogah-ogahan melakukan <br />pekerjaan. Dengan bertahun-tahun lamanya menggunakan tenaga-tenaga <br />enerjik, si majikan itu mendapatkan hasil-hasil besar. Ia memusatkan jerih <br />payahnya kepada suatu tujuan tertentu, dan selalu melihat lebih jauh daripada <br />kemungkinan-kemungkinan yang ada. Setiap kesempatan, ia yang disajikan <br />kepadanya dipergunakan untuk menjadikan dia bisa lebih dekat <br />pada tujuannya. <br /><br />Ingatlah perbedaan antara majikan dan penata buku Anda yang <br />sama umurnya, maka tidak sukarlah untuk memilih mana yang Anda <br />contoh diantara kedua orang itu. <br /><br />• <br />Semangat Membawa Percaya pada Hari Depan <br />Gambarlah yang jelas apa yang Anda inginkan tentang diri sendiri. <br />Yakinlah sedalam-dalamnya tentang kemungkinan-kemungkinan Anda di <br />masa depan. Bertekadlah selalu untuk memperluas pandangan Anda dan <br />carilah daerah-daerah baru untuk memperkembangkan bisnis Anda. Jangan <br />mengharapkan ada orang lain membantu Anda mendapatkan sukses, akan <br />tetapi bekerjalah berdasarkan percaya kepada diri sendiri.<br /><br /> Jika Anda seorang pegawai/pekerja yang bekerja pada orang lain, <br />maka selama Anda bekerja (dalam jam-jam kerja), janganlah <br />menyelewengkan perhatian Anda. Hasrat Anda untuk menghasilkan <br />pekerjaan sebaik-baiknya harus menguasai diri Anda sedemikian rupa <br />sehingga tidak timbul pikiran untuk pulang sejam sebelum kantor tutup. <br />Jika Anda sebagai pegawai atau pekerja selalu bekerja dengan penuh <br />semangat, maka Anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk <br />mendapatkan pekerjaan yang lebih bertanggungjawab. <br /><br />Usahawan-usahawan yang paling maju telah mencapai kemajuan, <br />kekayaan, dan pengaruh melalui kesukaran-kesukaran yang hampir tak <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />teratasi. Banyak diantara mereka mulai dengan kesukaran-kesukaran tanpa <br />kemungkinan-kemungkinan untuk maju. Akan tetapi, mereka bekerja keras <br />terus menerus, dengan semangat yang tidak kendor-kendor meskipun <br />keadaannya sedang segelap-gelapnya. Pada siang hari mereka mengambil <br />keputusan-keputusan besar dan malamnya mereka memimpikan rencanarencana <br />baru sehingga dengan demikian mereka menjadi pemimpinpemimpin <br />ulung di lapangan niaga. <br /><br />a. Mengembangkan Sikap Keberanian <br />• <br />Cara Mengembangkan Keberanian <br />Untuk mengembangkan keberanian demi mempertahankan <br />pendirian dan keyakinan Anda, maka terutama sekali Anda harus <br />mempertimbangkan masalah Anda sebaik-baiknya. Jika masalah itu <br />merupakan masalah niaga, pelajarilah dengan seksama hingga pada hasil <br />yang sekecil-kecinya. Dengan demikian, Anda mendapatkan perasaan yang <br />yakin dan mantap, karena telah mengetahui segala sesuatu mengenai <br />masalah itu, dan Anda pun bisa membicarakannya dengan orang lain <br />sejelas-jelasnya. Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan <br />percaya kepada diri sendiri. Jika Anda menguasai masalah yang Anda <br />hadapi, Anda pun menguasai diri sendiri. <br /><br />Di mana pun dan dalam kondisi apa pun sering kali harus diambil <br />keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula. <br />Kesempatan terbaik untuk membentuk suatu pendapat atau penilaian yang <br />sebaik-baiknya adalah dalam kesunyian di mana Anda bisa berpikir tanpa <br />diganggu. Sebagaimana halnya otot-otot dalam badan, maka daya pikir <br />untuk memikirkan dan menyelami suatu masalah, yang sedang Anda <br />hadapi setiap hari sedalam-dalamnya, dan susunlah rencana tentang itu <br />dengan baik. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Bersikap dan Bepikir Bebas <br />Meskipun Anda mendapatkan rugi, Anda akan menjadi orang yang <br />berkarakter dan berbudi luhur. Cinta kebenaran menimbulkan sifat-sifat <br />bagus, seperti misalnya kejujuran, sifat terus terang, boleh dipercaya, <br />kelurusan hati dan kesetiaan. Berusahalah selalu supaya jujur dalam <br />berpikir, berbicara dan bertindak. Selalulah ingat bahwa Anda harus bisa <br />membanggakan diri supaya bisa meningkatkan keberanian setinggitingginya. <br />Belajarlah membuat perhitungan-perhitungan sendiri dan <br />memecahkan masalah-masalah sendiri. Oleh karena itu, supaya Anda bisa <br />percaya ke-pada diri sendiri, Anda harus berpikir, utamakan gagasan dan <br />membentuk pendapat sendiri. <br /><br />• <br />Bekerja pada Aturan yang Benar <br />Kalau Anda sedang menempuh jalan yang salah, janganlah panik <br />tenagkanlah diri anda. Jika Anda mengusahakan sesuatu yang besar, <br />bimbinglah diri Anda oleh pikiran yang sehat. Jika nanti ternyata bahwa <br />Anda memasuki jalan yang salah, cari pemecahan yang terbaik. Berdirilah <br />tegak membela keyakinan Anda, akan tetapi selalu bersedia untuk <br />mengakui kesalahan-kesalahan Anda. <br /><br />Seandainya menjadi seorang pekerja, maka sikap baru Anda bisa <br />memudahkan Anda mengetahui pendirian majikan Anda. Jika Anda bisa <br />hidup dengan cara yang bijaksana, maka Anda bersikap adil, bijaksana, dan <br />mengerti serta akan menimbulkan simpati. Wirausaha besar menginsyafi <br />bahwa dipandang dari sikap pendirian yang egoistis sekalipun adalah baik <br />sekali untuk bersikap lapang dada. <br /><br />Sebaiknya mengulang-ulang kalimat di bawah ini, diamati dan <br />dicermati sebelum Anda memulai dalam pekerjaan sehingga kesulitankesulitan <br />akan menjadi mudah dan dapat diatasi. <br /><br />? Aku percaya pada hari depan. <br /><br />? Aku harus mendidik diri sebaik-baiknya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />? Semangat yang gigih, aku selalu melihat segi-segi yang baik. <br /><br />? Aku setiap hari akan melangkah maju dengan semangat yang <br /><br />menyala dan kegembiraan. <br /><br />? Percaya aku akan berusaha mendapat sukses dengan semangat <br /><br />yang menyala-nyala. <br /><br />? Aku percaya sedalam-dalamnya kepada diriku. <br /><br />? Dengan semangat dan kegembiraan aku akan selalu bekerja. <br /><br />? Dengan semangat aku hendak mendapatkan prestasi-prestasi yang <br /><br />besar. <br /><br />? Dengan semangat yang menyala-nyala aku akan berusaha sebaik<br /><br /><br />baiknya. <br /><br />? Bersikap bersemangat dan bergembira sudah merupakan kebiasaan <br /><br />yang aku memiliki. <br /><br />? Aku akan menaikkan taraf berpikir dan kreatif <br /><br />? Aku akan berusaha menjadi manajer yang dinamis dan kreatif.<br /><br /> Rasa percaya kepada diri sendiri dan keyakinan diri Anda terus <br />menerus. Tetapkan dan ketahuilah mana kekuatan-kekuatan Anda yang <br />paling pokok, dan pergunakanlah terus menerus dengan tepat. Pada suatu <br />saat Anda harus menggunakan semua keberanian yang Anda kumpulkan <br />untuk menyelesaikan semua keberanian besar. Keberanian adalah suatu <br />bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang bersumber pada hati nurani <br />yang bersih. Jika Anda sadar dan insaf akan adanya tenaga-tenaga rohani <br />dan jiwa yang Anda miliki sekarang dan sifat-sifat cemerlang, yang Anda <br />punyai justru karena tenaga-tenaga ini, maka Anda akan mengalami <br />perasaan berani yang setinggi-tingginya. <br /><br />• <br />Perlunya Keberanian Mutlak <br />Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena Anda <br />harus memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara terus menerus, <br />supaya bisa memperkuat sifat-sifat lain Anda. Jika Anda percaya kepada <br />diri sendiri, maka hal ini akan terwujud dalam segala tingkah laku Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Rasa percaya kepada diri sendiri Anda sehingga mereka pun mau <br />mendengarkan Anda, sehingga Anda lebih mudah meyakinkannya. <br /><br />Seorang wirausaha perlu mengenali perilakunya, sikap, dan sistem <br />nilai yang membentuk kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian <br />dan kemampuan sendiri perlu dikaitkan dengan pengetahuan mengenai <br />lingkungan karena calon wirausahawan nantinya berada dalam lingkungan <br />usaha, maupun lingkungan luar usaha keterkaitan antara calon <br />wirausahawan dan lingkungan yang mendapat sentuhan kreativitas dan <br />inovasi akan menghasilkan nilai tambah dalam bidang usaha sendiri dan <br />akan memperoleh sukses. <br /><br />Jika semua itu sudah dimiliki serta menguasai ilmu pengetahuan, <br />ilmu manajemen dan organisasi bisnis, Anda telah meletakkan dasar-dasar <br />usaha. Setelah mengenal perilaku, sikap, sistem nilai, kepribadian, dan <br />kompetensinya, barulah bisa memulai usaha. <br /><br />c. Rangkuman <br />Orang yang sukses biasanya berjuang pada hari ini dengan sebaikbaiknya, <br />dan besokya bertekad untuk berjuang lebih baik lagi. Inilah orang <br />yang pada akhirnya dapat mencapai kemenangan. Seorang wirausahawan <br />dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kewajiban, baik terhadap diri <br />sendiri maupun terhadap masyarakat. Salah satu kewajiban terhadap diri <br />sendiri adalah usaha untuk menempa dan melatih diri sendiri dalam <br />membina disiplin pribadi. <br /><br />Keberanian bukan hanya merupakan sifat jasmani, akan tetapi <br />merupakan sifat jiwa dan rohani, yang memberi kebebasan dan tenaga. <br />Keberanian adalah suatu bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang <br />bersumber pada hati nurani yang bersih. Jika Anda sadar dan insaf akan <br />adanya tenaga-tenaga rohani dan jiwa yang Anda miliki sekarang, dan <br />sifat-sifat cemerlang yang Anda punyai justru karena tenaga-tenaga ini, <br />maka Anda akan mengalami perasaan berani yang setinggi-tingginya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Belajarlah untuk melakukan sendiri setiap pekerjaan. Bangkitkanlah <br />hasrat untuk melaksanakan hal-hal besar dan berhasil. Usahakanlah supaya <br />pekerjaan menjadi sebagian dari pribadi dan menjadi penjelmaan dari <br />kepribadian. Berusahalah untuk selalu memperbaiki pekerjaan sampai <br />benar-benar sukses. <br /><br />Tak ada satu pun yang bisa dianggap remeh jika Anda ingin <br />mencapai sukses. Bakat saja belum cukup jika Anda ingin mendapat hasilhasil <br />yang gemilang. Di belakang bakat-bakat Anda itu harus berdiri <br />ketekunan dengan daya tahan yang hebat. Oleh karena itu, lakukanlah <br />pekerjaan sehari-hari dengan seksama dan teratur. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah laporan kegiatan-kegiatan anak-anak usia 5 tahun ke bawah yang <br /><br />ada di lingkungan sekitar kita dengan contoh ! <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. kiat-kiat atau dalil-dalil pedoman apa yang anda ketahui tentang <br />pedoman hidup untuk menuju sehat ? <br />2. Coba anda sebutkan mengenai tangga (urutan ) kesibukan bekerja <br />yang anda <br />ketahui ? <br /><br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no. 1 <br /><br />Beberapa kiat atau dalil pedoman untuk hidup menuju sehat. <br /><br />f) Kunyahlah makanan Anda sebaik-baiknya. <br /><br />g) Lakukanlah senam barang sepuluh menit setiap pagi dan malam. <br /><br />h) Mandilah setiap hari. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />i) Bernafaslah dalam-dalam. <br />j) Tidurlah setiap malam, delapan jam lamanya. <br /><br /><br />Jawaban no. 2 <br /><br />Tangga (urutan) kesibukan bekerja yang meliputi: <br />g) Menciptakan kesibukan sendiri untuk memperoleh prestasi atau <br />keuntungan. <br />h) Bekerja sama memperbanyak kesibukan untuk memperoleh <br />keuntungan yang lebih besar. <br />i) Mengabdi dan memburuh kepada orang lain untuk memperoleh <br /><br />imbalan. <br />j) Mencari pekerjaan tambahan untuk memperkaya penghasilan. <br />k) Memberikan sumbangan untuk memajukan lingkungannya. <br />l) Menciptakan kesibukan atau lapangan kerja bagi orang lain. <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang<br /><br /> Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Bab III Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus dan <br />Berhasil. Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi. Anda dapat meneruskan <br />dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80%, Anda <br />harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum anda <br />kuasai atau pahami, untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi, Kewirausahaan, <br />dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. <br /><br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan <br />Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Graham Jones. 1994, Memulai Suatu Usaha (How to Start a Business <br />from Home), PT Elex Media Komputindo Gramedia, <br />Jakarta. <br /><br />Grenville, Kleiser, 1986, Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir <br /><br />Jaya, Bandung. <br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepeneur <br />Indonesia), PT Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br />Harefa, Andreas., Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi <br /><br />Wirausaha) http://www.ekafood.com/cerdasemosi.htm <br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br /><br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang <br />Tedjasutisna, Ating 2004. Memahami Kewiraushaan. Armico, Bandung. <br />Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar <br /><br />Baru,Bandung. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-47348280312932449112010-01-01T19:25:00.002-08:002010-01-01T19:26:55.924-08:00MODUL 5 KWUMODUL <br /><br /><br />5 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP MANDIRI <br /><br />Penanggung Jawab : <br /><br />Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A <br /><br />Pengembang dan Penelaah Model : <br />Dr. H. Ahman, M.Pd. <br />Drs. Ikaputera Waspada, M.M <br />Dra. Neti Budiwati, M.Si <br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br />Drs. Ani Pinayani, M.M <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />Bekerjasama dengan : <br />LEMBAGA PENELITIAN <br />UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA <br />2004 <br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />B. Prasyarat <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />D. Tujuan Akhir <br />E. Kompetensi <br />F. Cek Kemampuan <br />BAB II PEMBELAJARAN <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />B. Kegiatan Belajar I <br />C. Kegiatan Belajar II <br />BAB III EVALUASI <br />BAB IV PENUTUP <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br />BAB I Pendahuluan (hal. 1-1) <br /><br /> <br />MODUL<br /><br /><br />5 <br />KIAT MENGEMBANGKAN <br />SIKAP MANDIRI <br /><br />Endang Supardi <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri” yang isinya <br /><br />membahas tentang dua pokok bahasan, yaitu Mengembangkan <br /><br />Kepercayaan Diri dan Membina Kepribadian, yang dikembangkan melalui <br /><br />sikap percaya pada diri sendiri, rasa percaya pada diri sendiri, <br /><br />mengembangkan sikap kemauan diri, sikap kerja yang tepat guna, <br /><br />mengukur kelakuan dan kemampuan pribadi, mengembangkan sikap <br /><br />positif, perkembangan pribadi anak, peranan pendidikan dalam membina <br /><br />kepribadian, sikap untuk me-numbuhkan simpati, mengembangkan <br /><br />semangat pribadi, dan mengembang-kan sikap keberanian.<br /><br /> Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br /><br />bagaimana kiat mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dalam kewira<br /><br /><br />usahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang lebih <br /><br />luas tentang kewirausahaan, Anda pun akan mengetahui sikap, jiwa, <br /><br />motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai wirausaha. <br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br /><br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausaha, diharapkan juga untuk dapat <br /><br />mengaktualisasikan sikap kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan <br /><br />tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat: <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />1. Memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengembangkan sikap <br />mandiri) <br />2. Dapat mengaktualisasikan sikap dan prilaku wirausahawan (sikap <br />mandiri). <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br />harus menguasai atau memahami isi materi modul 4 terlebih dahulu yaitu <br />tentang “Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan <br />kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca <br />pengertian kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan <br />ekonomi yang ada. <br />3. Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. Cek tentang diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik <br />seorang wirausaha, apakah Anda setuju dengan karakteristik seperti <br />itu, dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />5. Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes yaitu tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat tes khusus. <br />6. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />b. Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu, peran Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />moduli ini. <br />2. Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru kewirausahaan <br />dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. Membantu <br />siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambah-an lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain <br />atau paktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />9. Melaksanakan penilaian. <br />10.Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk <br />dibenahi dan merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br /><br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan <br /><br />a. Siswa Memiliki Kinerja <br />1. Dapat memahami karakteristik sikap mandiri dalam kewirausahaan <br />secara kognitif, afektif dan psikomotor, dan dapat mempraktekannya <br />nanti di lapangan dalam dunia kerja. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />2. Memiliki sikap mandiri dan prilaku kewirausahaan dalam bekerja. <br />3. Mampu dan berani untuk bersikap mandiri dalam bidangnya. <br />b. Kriteria Kinerja <br />1. Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan <br />realistis. <br />2. Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. Keberhasilan dan kegagalan wirausaha <br />diidentifikasi berdasrkan <br />sikap dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variable yang Diperlukan <br />1. Untuk <br />menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik <br />wirausahawan (sikap mandiri) dan mempraktekannya dalam dunia <br />nyata siswa perlu diperkenalkan dunia kerja dalam bentuk studi <br />lapangan. <br />2. Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />kreatif dan sikap inovatif dalam kewirausahaan seperti artis, atlet, <br />petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan <br />prilaku kewirausahaan. <br />2. SubKompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />1. Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausaha dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausaha. <br />2. Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausaha yang berhasil atau <br />gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, petani, <br />bupati dsb. <br />3. Keterampilan apa yang harus dimiliki <br />seseorang agar menjadi <br />wirausaha yang berhasil. <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atasi, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />G. Glosarium <br />1. <br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi bedan tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. <br />2. <br />Keberanian adalah suatu bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang <br />bersumber pada hati nurani yang bersih. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Bab II. PEMBELAJARAN <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian <br />kegiatan sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat Tanda <br />1. Mengkaji secara mandiri 3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />Contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki dan mengembangkan sikap-sikap mengembangkan <br />kemandirian. <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP MANDIRI <br /><br />c. Mengembangkan Kepercayaan Diri <br />Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang istimewa <br />bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia memiliki <br />segala kelebihan dan kekuasaan. Manusia tidak hanya berbeda dengan <br />makhluk lainnya, tetapi sesama manusia pun terdapat perbedaan. Perbedaan <br />berpengaruh kepada tingkah lakunya. Sebagai contoh ada manusia <br />yang kuat fisik dan mentalnya dan ada pula yang lemah dan hal ini akan <br />mempengaruhi kemampuan kerja mereka. Apalagi mereka yang selama ini <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />membiarkan daya khayalannya tidur harus dibangunkan. Mereka yang <br />mempergunakan daya khayalnya atau dipengaruhi oleh alam pikiran yang <br />negatif harus segera di rubah, bahkan jika perlu dibuang jauh-jauh. <br /><br />Untuk mengubah ini tidak mudah, mereka harus diberi pengertian <br />terlebih dahulu tentang apa yang hendak dicapai, apa kegunaannya, <br />bagaimana cara mencapainya, dan hal-hal lainnya sehubungan dengan <br />pengembangan sikap kepercayaan pada diri sendiri. Untuk memberikan <br />pengertian tersebut diperlukan cara-cara berfikir sistematis, praktis, dan <br />kreatif. Yaitu cara berfikir yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan <br />dalam pengembangan dirinya. <br /><br />Perasaan memiliki kepercayaan diri hanya dapat dirasakan oleh yang <br />bersangkutan dalam bentuk kematangan hati menghadapi tugas yang <br />harus dilakukan. Seberapa jauh hatinya mantap dan yakin dapat melakukan <br />suatu pekerjaan akan menandai seberapa jauh kepercayaan dirinya. <br /><br />d. Pengembangan Sikap Percaya pada Diri Sendiri <br />• <br />Tugas dan Kepercayaan Diri <br />Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan <br />sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau <br />pekerjaan. Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan <br />keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pekerjaan yang harus dihadapi. <br /><br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang <br />mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu <br />pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi kepercayaan dirinya <br />mungkin akan hilang jika dia dipaksa untuk menerbangkan sebuah pesawat <br />jet tempur. Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi <br />dalam menulis, tetapi kepercayaan dirinya berkurang jika dia harus <br />menyampaikannya dalam suatu seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />mempunyai diri yang mantap jika berpidato, namun sering mengalami <br />kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus menulis suatu teks. <br /><br />Kepercayaan diri juga bersifat dinamis, seseorang yang semula <br />mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil, <br />kemudian berkurang karena makin tua atau setelah mengalami suatu <br />kecelakaan lalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat <br />mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum <br />orang yang makin tua, terutama yang telah melewati setengah umur, <br />makin berkurang kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat <br />keterampilan fisik seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memanjat, <br />dan kegiatan lain yang sejenis, namun sebaliknya, usia yang makin lanjut <br />makin memberi ke-percayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai <br />masalah nonfisik walaupun mungkin relatif kompleks. Hal ini mungkin <br />disebabkan oleh pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang <br />relatif lebih matang dalam menghadapi berbagai cobaan dan masalah. <br /><br />• <br />Sukses dan Kegagalan <br />Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan atau pengurangan <br />kepercayaan diri seseorang salah satunya adalah kegagalan atau <br />keberhasilan dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pe-kerjaan. <br /><br />Kemungkinan gagal atau sukses dalam melaksanakan dan <br />menyelesaikan suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kemudahan <br />atau kesulitan pekerjaan yang bersangkutan dan oleh tingkat kemampuan <br />seseorang. Makin sulit suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, maka <br />makin besar pula kemungkinan gagal. Namun, jika pekerjaan yang sulit itu <br />dapat diselesaikan dengan baik, maka makin tinggi pula kepercayaan <br />dirinya. Makin sulit pekerjaan, maka makin diperlukan tingkat kepercayaan <br />yang tinggi. <br /><br />Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, seseorang harus <br />berusaha sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses. Untuk itu <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />sebaik-nya seseorang harus sering melatih diri secara bertahap dan <br />periodik atau secara teratur untuk menghindari kegagalan. Tingkat <br />kesulitan yang di-hadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh <br />dari kemampuan. Kemampuan dan kepercayaan diri memang saling <br />berkaitan, mungkin seseorang mampu menyelesaikan suatu pekerjaan <br />yang sulit apabila dia pernah menyelesaikan pekerjaan yang serupa yang <br />pernah diselesaikannya, dengan tingkat kesulitan yang sama atau hampir <br />sama. Tingkat kepercayaan seseorang akan meningkat atau bertambah jika <br />sering dihadapkan pada penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang tingkat <br />kesulitannya bertambah, dan dia mampu meyelesaikannya dengan baik. <br /><br />? Kepercayaan Diri <br />Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan <br />untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan <br />baik dalam arti baik perencanaannya, sistematikanya, teknis <br />pelaksanaannya, efisiensi waktu, biaya dan tenaga, serta baik hasil akhir <br />yang diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan <br />menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap, dan <br />lancar, maka hal itu menunjukkan bahwa dia dapat mengerjakan pekerjaan <br />tersebut dengan penuh kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan, <br />ketekunan, dan kegairahan dalam mengerjakan sutau pekerjaan, secara <br />langsung ataupun tidak, dapat menunjukkan kepercayaan diri seseorang. <br />Kepercayaan diri yang kurang atau yang labil dapat meyebabkan cara kerja <br />yang canggung, tersendat-sendat dan tidak memuaskan. <br /><br />Dalam upaya, menghindari, mencegah atau berkurangnya <br />kepercayaan diri, maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau <br />cara memyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya. Janganlah terlalu <br />bernafsu untuk melakukan “loncatan jauh” dalam waktu singkat apabila <br />kemampuan ataupun pengalamannya berada di luar batas kemampuannya. <br />Hendaknya hal ini jangan ditafsirkan sebagai sesuatu yang menakutkan <br />(discourage) seseorang yang berambisi untuk mencapai sukses yang besar, <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />memang benar ambisi yang besar sangat diperlukan untuk dapat mecapai <br />sukses, tetapi hendaknya kemampuan seseorang yang dikembangkan <br />melalui latihan-latihan dan pengalaman diri. <br /><br />• <br />Sikap Mental dan Kepercayaan Diri <br />Keyakinan dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi <br />suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang <br />ada. Optimisme dan keberanian yang melampaui batas kemampuan sering <br />disebut over optimistic, terlalu berani, atau nekat. Oleh karena itu, <br />sebaiknya optimisme dan keberanian mengambil risiko didasarkan atas <br />perhitungan yang benar-benar matang dan disesuaikan dengan tingkat <br />kepercayaan diri yang ada. <br /><br />Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk <br />meningkatkan karsa dan karya seseorang. Dan setiap karya yang dihasilkan <br />akan me-numbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri <br />secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak akan <br />mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, <br />kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan kerja, <br />karya, dan sebagainya, banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri <br />seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan, serta <br />kewaspadaannya. <br /><br />• <br />Unsur Keimanan <br />Keyakinan dan keberanian berkaitan dengan kepercayaan diri <br />seseorang juga tumbuh karena keimanan. Seseorang akan yakin dan <br />berani melakukan suatu pekerjaan jika dianggapnya pekerjaan tersebut <br />benar dan bahkan mungkin mulia. Dalam hal ini unsur iman kepada Tuhan <br />memegang peranan yang sangat penting. Keyakinan bahwa Tuhan adalah <br />Maha Peng-asih, Penyayang, Maha Pengampun dan Maha Penolong akan <br />mempertebal kepercayaan diri seseorang yang beriman karena akan <br />mengurangi bahkan menghilangkan keraguan, kebimbangan atau <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />ketakutan dalam melakukan suatu pekerjaan selama hal itu tidak <br />bertentangan dengan perintah-Nya. <br /><br />Iman, bersyukur, dan berdo’a adalah bagian yang tidak terpisahkan, <br />bahkan merupakan landasan utama dari kepercayaan diri. Bersyukur, selain <br />memberi kesempatan kepada seseorang untuk menjelajahi rahmat apa saja <br />yang diberikan Tuhan sehingga bisa dimanfaatkan, juga untuk dapat <br />merasakan puas atas setiap hasil kerja yang diperolehnya. Do’a banyak <br />memberikan ketentraman batin dan dorongan pada karsa, namun harus <br />diikuti oleh tindakan nyata jika memang ada suatu hasil nyata yang <br />diinginkan. Hal tersebut serupa dengan suatu pemikiran atau ide (gagasan) <br />yang hanya akan dapat terwujud jika yang bersangkutan berusaha dan <br />melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya. <br /><br />• <br />Mawas Diri <br />Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka seyogyanya masingmasing <br />mencoba mengevaluasi diri sendiri, kelemahan-kelemahan apa <br />yang selama ini dirasakan. Mulailah dengan langkah-langkah yang mudah <br />dan baru setelah itu melangkah ke tingkat kesulitan yang makin tinggi. <br />Yakinkan bahwa diri kita dapat mengatasinya dengan cara step by step <br />tersebut. Berbuatlah sesuatu untuk mengiringi do’a dan memohon berkah <br />serta hidayah-Nya. <br /><br />Dalam mawas diri apabila ada kekurangan-kekurangan, dicoba untuk <br />dapat memperbaiki diri sendiri dengan cara membuat suatu pertanyaan <br />yang ditujukan kepada diri pribadi antara lain sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Saya akan mengusahakan supaya perkataan saya sama benarnya <br />dengan apa yang saya lakukan. <br />b. <br />Saya akan memenuhi segala kewajiban-kewajiban saya, apa pun yang <br />terjadi. <br />c. <br />Saya akan membiasakan diri dan akan memberikan keteranganketerangan <br />dengan seksama dan benar. <br />d. <br />Saya akan memenuhi dengan tepat segala janji-janji telah diucapkan. <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />e. Saya tidak akan menjanjikan apa-apa sebelum memikirkan lebih <br />dahulu, akan tetapi jika saya telah berjanji, maka janji itu akan saya <br />tepati. <br />f. Saya menyadari dan menginsyafi tanggung jawab yang saya pikul. <br />g. Saya mengadakan persiapan-persiapan untuk menghadapi keadaankeadaan <br />darurat. <br />h. Dalam segala pembicaraan dan pertanyaan saya berusaha mencari <br />kebenaran. <br />i. Saya memusatkan dan mncurahkan pikiran, waktu dan kemampuan <br />saya kepada satu tujuan. <br /><br /><br />Rasa percaya diri dan <br />sikap kemauan yang <br />tinggi bagian dari sika p <br /><br />mandiri. <br /><br />e. Pengembangan Rasa Percaya pada Diri Sendiri <br />• <br />Arti Percaya kepada Diri Sendiri <br />Apabila Anda telah mengembangkan rasa percaya kepada diri <br />sendiri, Anda akan meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain <br />dengan ketegasan, kekuatan, dan kepastian yang memancar dari diri Anda. <br />Anda lalu berani memandang orang dengan mata yang jujur, dan <br />mengucapkan pendapat Anda sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan <br />Anda kepada diri sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Mengembangkan Rasa Percaya Diri <br />Rasa percaya kepada diri sendiri yang cukup diperlukan secara <br /><br />mutlak supaya bisa mendapatkan hasil-hasil yang gemilang. Percaya <br /><br />kepada diri sendiri yang berasaskan kejujuran, hati nurani yang terang, <br /><br />kesabaran, simpati, kesetiaan, kebesaran hati dan lain-lainnya. <br />Cara mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri yaitu : <br />a) Hendaknya sikap lahiriah Anda membuktikan betapa besar rasa <br />percaya Anda kepada diri sendiri. <br />b) Mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap <br />seimbang. <br />c) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan melakukan <br />pekerjaan sebaik-baiknya. <br />d) Kembangkanlah rasa percaya diri sendiri dengan sering mengulangi <br />perkataan yang memberi keberanian dan ketabahan kepada diri <br />sendiri. <br />e) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap <br />jujur. <br />f) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan <br />memperbaiki cara bicara Anda. <br />g) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan menggauli <br />orang-orang yang memiliki rasa percaya kepada diri sendiri. <br />h) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan membuat <br />pilihan yang baik. <br />i) Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan renungan <br />dan konsentrasi. <br />Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka <br /><br />mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri diantaranya sebagai <br />berikut: <br />a) Mulailah setiap hari dengan mengucapkan suatu sugesti (saran), <br />yang bisa memperkuat rasa percaya diri Anda. Misalnya: ”Saya <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />percaya dan yakin bahwa saya bisa menghadapi setiap pekerjaan <br />dan tugas, dan bahwa saya dengan kerajinan dan ketekunan akan <br />me-mungut hasil-hasil gemilang.” <br /><br />b) Lukiskanlah dalam buku catatan Anda gambaran manusia yang <br />percaya kepada diri sendiri seratus persen. Sebutlah semua sifatsifat <br />yang menurut Anda harus ada. Kemudian ambilah keputusan <br />untuk mengembangkan sifat-sifat ini. <br /><br />c) Setiap malam sebelum tidur, hendaknya sepuluh menit lamanya <br />Anda memikirkan hal-hal mengenai percaya kepada sendiri, dan <br />ingatlah apa-apa yang sudah Anda lakukan hari itu berdasarkan <br />keyakinan diri Anda. <br /><br />• <br />Dalil Mengembangkan Kepribadian <br />Ada beberapa dalil untuk mengembangkan kepribadian tersebut <br /><br />antara lain : <br />a) Perhatikanlah segi-segi kecil dari sikap dan lahiriah Anda. <br />b) Bersikaplah sebagai gentlemen. <br />c) Cerminkanlah watak Anda di dalam muka Anda. <br />d) Setiap hari Anda harus memelihara kesehatan dan daya hidup Anda. <br />e) Perhatikanlah suara Anda. <br />f) Curahkan seluruh perhatian Anda kepada pekerjaan selama jam-jam <br /><br />kerja. <br />g) Hendaknya Anda mencerminkan kekuatan batin dalam sikap Anda. <br />h) Setiap hari hendaknya Anda menjalankan self-discipline. <br />i) Janganlah Anda menjadi tua, karena pikiran-pikiran dan kebiasaan<br /><br /><br />kebiasaan yang usang. <br /><br />• <br />Percaya Kepada Diri Sendiri <br />Supaya bisa bekerja sebaik-baiknya, Anda harus percaya pada diri <br />sendiri dan percaya kepada tenaga Anda. Percaya pada diri sendiri bisa <br />seiring dengan sikap rendah hati. Tidak sama dengan sikap sombong atau <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />congkak. Hanya semata-mata merupakan kesadaran diri, yang tak boleh <br /><br />tidak harus ada untuk mencapai sukses besar. <br />Di bawah ini adalah sifat-sifat orang yang bisa mencapai sukses <br />a) Pendidikan yang baik. Banyak orang yang pendidikannya tidak <br />begitu baik, namun memiliki berbagai sifat-sifat tertentu dan bisa <br />mencapai sukses, tetapi hal ini merupakan kekecualian. Pendidikan <br />yang baik merupakan dasar untuk sukses selanjutnya. <br />b) Cerdas dan terus memperkembangkan kecerdasannya. Sebagaimana <br />halnya intan yang kasar harus digosok, maka otak harus digosok <br />terus menerus. Hal ini adalah cara memperkembangkan kapasitaskapasitas <br />yang sewajarnya. <br />c) Memahami diri sendiri. Orang yang mengerti dan memahami diri <br />sendiri tidak akan menempuh jalan-jalan yang membahayakan bagi <br />dirinya. Dengan demikian, di lapangan mana pun juga, ia berjuang <br />hingga tujuan yang terakhir. <br />d) Mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan manusia. <br />Jika Anda mengetahui dan memahami diri sendiri, maka Anda pun <br />akan bisa lebih mengetahui dan memahami orang lain sehingga <br />Anda bisa menghadapi orang lain. <br />e) Tetapkanlah tujuan Anda pada sasaran yang tepat. <br />f) Memiliki pandangan yang luas. Orang yang bisa menguasai dan <br />memiliki pandangan yang luas pada akhirnya akan mencapai <br />tujuannya asal ia memiliki perkiraan dan tekun dalam bekerja. <br />g) Jujur dan terus terang. Dengan ini Anda akan mendapat <br />kepercayaan dari orang lain. <br />h) Suka kebenaran. Kebenaran selalu menang. Cinta kebenaran dalam <br />perusahaan merupakan benteng yang tidak bisa direbut. Dengan <br />jujur, berarti Anda menjunjung kehormatan dan mendapat <br />kepercayaan sehingga Anda mendapat sukses yang lebih besar. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />i) Pembagian waktu yang baik. Bekerja dua belas jam, tidur sepuluh <br />jam, dua jam beristirahat. Tidur lama mempersegar pikiran, memberi <br />tenaga baru kepada jiwa dan raga. <br /><br />j) Kesabaran berdasarkan kemauan yang kuat. Orang yang tidak cukup <br />tekadnya, akhirnya akan jatuh. Tekad yang kuat bisa mengatasi <br />semua. Tekad kuat dengan kesabaran akan mendorong Anda ke <br />arah kemajuan, dan akan membantu Anda untuk mencapai <br />kemenangan-kemenangan. <br />Kegagalan jangan terlalu dipikirkan. Kalau Anda memikirkan <br /><br />kegagalan berarti Anda menempatkan diri pada kedudukan yang <br />merugikan. Anda akan kehilangan rasa percaya kepada diri sendiri, dan <br />merugikan per-usahaan yang Anda pimpin. Iman dan percaya akan sukses <br />hendaknya menghinggapi seluruh jiwa Anda. Dengan memikirkan <br />kegagalan, terjadilah kegagalan yang betul-betul. <br /><br />a. Mengembangkan Sikap Kemauan Diri <br />• <br />Kemauan Akan Memberikan Semangat <br />Perkataan ”kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan. <br />Ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian <br />diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian <br />dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan Anda harus <br />berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri <br />sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Percayalah kepada <br />diri sendiri dan tenaga-tenaga yang terpendam, maka dengan sendirinya <br />kemauan Anda akan maju ke depan dan menang. Setiap kali Anda penuh <br />dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih kuat dalam <br />melaksanakan pekerjaan. <br /><br />• <br />Cara Mengembangkan Kemauan <br />Jika Anda setiap hari sering mengatakan : ”Saya mau!”, maka pada <br />akhir setiap hari akan merasakan bahwa kepercayaan kepada diri sendiri <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />menjadi lebih kuat. Jika setiap kali Anda menghadapi suatu tugas yang <br />sukar, berkata : ”Saya malu!”, maka akan menjadi makin jelas dan tegas <br />cara menyelesaikan tugas tersebut akan terhambat. <br /><br />Untuk mengembangkan kemauan bisa dengan jalan berikut : <br /><br />a) Gunakanlah kemauan untuk mendapatkan suatu keputusan yang <br />tegas. Jika menghadapi suatu soal, pikirkanlah baik-baik dan <br />periksalah dari berbagai segi. Kemudian ambillah keputusan, dan <br />taatilah keputusan tersebut. <br /><br />b) <br />Gunakan kemauan untuk meningkatkan tenaga-tenaga Anda. <br />Dengan menunggu kesempatan-kesempatan yang lebih baik, berarti <br />Anda telah mengabaikan dan melewatkan kesempatan-kesempatan <br />yang sedang dihadapi untuk memperkuat kemauan Anda <br />Kesukaran-kesukaran itu membuat manusia menjadi besar. Tenaga<br /><br /><br />tenaga yang Anda miliki tiada batasnya, dan bahwa Anda betul-betul bisa <br />melaksanakan pekerjaan besar karena Anda sendirilah yang menentukan <br />bagaimana cara menggunakan tenaga-tenaga untuk mencapai tujuan <br />hidup. <br /><br />• <br />Pergunakan Kemauan untuk Mengembangkan Jiwa dan <br />Pikiran <br />Jiwa dan pikiran yang sehat merupakan jiwa yang di dalamnya <br />terdapat pikiran-pikiran yang kuat, optimis dan kreatif. Setiap pendapat <br />yang memberi ketabahan dan keberanian baru membuat jiwa dan pikiran <br />menjadi lebih sehat. Untuk mengambil yang sebaik-baiknya dari dalam diri, <br />maka Anda harus menyelidiki tenaga-tenaga Anda dan memeriksa caracara <br />manakah yang paling baik untuk menggunakan tenaga-tenaga itu. <br />Anda memiliki kekuatan yang tak terbatas, Anda akan mengalami sendiri <br />apa yang Anda bisa capai dengan bertindak serajin-rajinnya dan cukup <br />mengembangkan kemauan Anda sendiri dengan baik. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Kemauan untuk Mengembangkan Ketabahan pada Kondisi <br />Darurat <br />Anda harus mempunyai kemauan untuk tekun dan berjalan terus <br />meskipun banyak kesukaran-kesukaran yang harus dihadapi. Prestasi besar <br />hanya bisa dicapai dengan berjalan terus dan pantang mundur. Doronglah <br />jiwa dan pikiran Anda supaya lebih waspada dengan menghasratkan tujuan <br />yang tinggi dan bertekadlah untuk meletakkan banyak keberanian dan <br />ketabahan dalam pikiran-pikiran, perbuatan-perbuatan dan tingkah laku <br />sehari-hari Anda. <br /><br />Jika Anda hampir putus asa dan sudah kehilangan segala harapan <br />dan segala sesuatu nampaknya gelap dan mengancam kebangkrutan serta <br />keputusasaan, maka bisa dikatakan Anda dalam kondisi yang darurat. Oleh <br />karena itu segala tenaga Anda harus bekerja sebaik mungkin dan <br />percayalah kepada keyakinan diri akan kemenangan Anda yang sedang <br />menanti. Karena itu Anda harus yakin bahwa di atas kegagalan ada <br />keberhasilan. <br /><br />• <br />Selalu Percaya kepada Diri Sendiri <br />Apabila Anda telah menggariskan suatu kebijaksanaan tertentu, <br />janganlah sekali-kali mengubah keputusan itu walau ada orang-orang lain <br />yang campur tangan. Supaya dapat menghasilkan sesuatu yang layak dan <br />betul-betul berharga, maka Anda harus memiliki kemauan sendiri. Sudah <br />barang tentu ada kalanya Anda harus minta nasihat kepada orang lain <br />tetapi kalau Anda telah menimbang secara matang dalam mengambil <br />keputusan untuk melaksanakan suatu rencana tertentu maka <br />laksanakanlah dengan ketegasan tanpa ragu-ragu, kemudian mencurahkan <br />seluruh tena-ga dan kekuatan yang Anda miliki. Orang yang mau mencapai <br />sesuatu haruslah mengadakan spesialisasi tentang suatu hal tertentu, dan <br />men-curahkan seluruh daya kekuatannya kepadanya, yakni seluruh tenaga <br />(energi) dari tangan, mulut, hati dan otaknya. Orang yang mencapai sukses <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang kuat, optimis, dan penuh <br />keyakinan apabila menghadapi kesukaran-kesuakaran di tengah jalan. Hasil <br />sebanyak-banyaknya akan didapat oleh orang yang meletakkan <br />kemauannya dalam pekerjaannya, selalu ada itikad baik dan melihat segala <br />sesuatu dari segi yang optimis (menyenangkan). <br /><br />b. Mengembangkan Sikap Kerja Positif <br />Cara Anda menggunakan pekerjaan, kecakapan-kecakapan <br />pengetahuan dan energi Anda menentukan hasil-hasil Anda setiap hari. <br />Jika Anda mengorganisasikan keempat-empatnya dengan sebaik-baiknya, <br />maka Anda memperlipatgandakan hasil pekerjaan Anda sehari-hari. <br /><br />• <br />Menggunakan Waktu <br />Supaya dapat maju dengan pesat, maka setiap menit harus Anda <br />pergunakan untuk suatu tujuan yang praktis. Oleh karena itu, Anda harus <br />berusaha supaya jangan sampai ada orang yang mengganggu dan mencuri <br />waktu Anda. <br /><br />Curahkan segala waktu yang ada kepada hal-hal yang penting. <br />Singkirkan segala hal yang kurang penting dan serahkan kepada orang lain. <br />Lambat laun elakan segala hal yang kurang penting. Perhatikan garis-garis <br />besarnya saja. Laksanakanlah hal-hal yang penting saja dulu. <br /><br />• <br />Menggunakan Kemampuan Anda <br />Periksalah dengan seksama sampai dimana Anda dapat <br />menggunakan kemampuan bagi kepentingan perusahaan Anda. Sudah <br />barang tentu akan muncul gagasan-gagasan untuk memperluas kapasitaskapasitas <br />Anda, barangkali Anda bisa memperbaiki cara berbicara, cara <br />memilih kata-kata, memperbaiki sikap rohani dan jasmani Anda. Jika Anda <br />ingin sukses, adalah sangat penting bahwa Anda selalu ha-rus ingat kepada <br />hal-hal yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, buatlah daftar sebelum <br />Anda memulai kerja. Suatu rencana tertulis bagi Anda adalah sama <br />pentingnya dengan gambar arsitek bagi seorang pemborong. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Menggunakan Pengetahuan <br />Barangkali Anda mengetahui banyak tentang perusahaan yang <br />sampai sekarang belum Anda gunakan. Periksalah bahwa banyak <br />pengetahuan yang belum Anda gunakan. Tulislah dalam beberapa baris <br />tentang pen-dapat-pendapat Anda, dan kemudian gunakanlah sebaikbaiknya. <br />Perluas-lah pengetahuan Anda. <br /><br />Barangkali Anda mengetahui lebih baik daripada siapa pun mengenai <br />sempit atau terbatasnya pengetahuan Anda. Periksalah dan perluaslah <br />pengetahuan Anda. Usahakanlah, supaya pengetahuan Anda bisa <br />dipercaya. Berdasarkan pengetahuan Anda kepada fakta-fakta (kenyataan). <br />Jangan mempercayai sesuatu yang penting semata-mata karena ada orang <br />yang me-ngatakannya kepada Anda. Selidikilah sendiri sehingga <br />keterangan-keterangan Anda berasal dari tangan pertama. Apa yang Anda <br />mengetahui fakta-faktanya dan cara mengemukakannya, tentu Anda <br />memiliki kekuasaan yang sukar dilawan. <br /><br />• <br />Menggunakan Energi <br />Hematlah energi atau tenaga Anda untuk suatu tugas dan tujuan <br />tertentu. Berhematlah dengan energi Anda dengan memilki satu tujuan <br />tertentu. Periksalah betapa banyak energi yang Anda gunakan tiap-tiap <br />hari. Apakah Anda menggunakan energi itu terlalu banyak atau terlalu <br />sedikit. Berdasarkan itu, Anda bisa menggunakan dengan cara yang <br />setepat-tepatnya dalam melaksankan pekerjaan. <br /><br />Mesin harus cukup berisi energi supaya bisa bekerja dengan lancar. <br />Tidak saja Anda memilki tenaga untuk bisa melaksanakan pekerjaan Anda, <br />akan tetapi juga cukup energi supaya bisa melaksankan pekerjaan Anda <br />sebaik-baiknya. <br /><br />Makin kuat jasmani Anda, semakin besar kemungkinan Anda <br />mendapatkan sukses. <br /><br />Di bawah ini beberapa dalil pedoman hidup menuju sehat. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />a) Kunyahlah makanan Anda sebaik-baiknya. <br />b) Lakukanlah senam barang sepuluh menit setiap pagi dan malam. <br />c) Mandilah setiap hari. <br />d) Bernafaslah dalam-dalam. <br />e) Tidurlah setiap malam, delapan jam lamanya. <br /><br /><br />Latihan jasmani yang paling baik ialah dimana otot dan urat-urat <br /><br />secara berganti-ganti dikendorkan dan dikerutkan. Hal ini akan <br />mempersegar jiwa dan raga Anda. <br />Keseimbangan lebih utama dan hindarkanlah hal-hal yang <br /><br />melampaui batas. Selalulah berusaha supaya menghasilkan prestasiprestasi. <br />Sering-seringlah meluangkan waktu untuk berpikir atau untuk <br />beristirahat. Ada waktu bekerja, dan ada waktu untuk beristirahat. <br />Usahakanlah supaya badan Anda tetap segar. <br /><br />Usahaka tidak terlalu banyak menuntut dari diri sendiri. Banyak <br />perbedaan antara usaha terus-menerus dan ketergesa-gesaan yang serba <br />ge-lisah. Ada waktu berbicara dan waktu berdiam diri. Berhematlah dengan <br />energi Anda, bahkan kalau Anda sedang melakukan pekerjaan yang <br />penting-penting. Memboroskan energi sama buruknya dengan kekurangan <br />energi. <br /><br />• <br />Ketelitian <br />Tertib dan teliti sangat erat berhubungan dengan keberesan. <br />Seorang usahawan terkenal mengatakan bahwa “kebiasaan menangguhkan <br />sesuatu merupakan karang yang menghancurkan lebih banyak perusahaan <br />daripada batukarang-batukarang lainnya.” <br /><br />Kebiasaan menangguhkan sesuatu hingga besok adalah sangat <br />merugikan jika Anda ingin mencapai sukses. <br /><br />Ada orang mengatakan dengan tepat bahwa kesaksamaan dan <br />ketertiban merupakan sifat bumi dan langit. Planet-planet mengitari <br />matahari di jalan yang sudah ditentukan pada waktu yang tertentu dan <br />selalu di tempat di mana mereka harus berada. Demikianlah dalam dunia <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />bisnis ke-telitian dan ketertiban merupakan sifat dari perusahaan tidak bisa <br />berputar dengan lancar. Jika seorang wirausaha dapat membagi waktunya <br />dengan baik, maka segala sesuatu bisa terjadi pada waktu tertentu <br />ditangguhkan, pekerjaan itu harus dilakukan waktu yang mestinya diisi <br />dengan pekerjaan lain. Dengan demikian pekerjaan hari itu jadi kacau.” <br /><br />Untuk mencapai tempat yang Anda bisa capai, Anda harus <br />membayangkannya dalam angan-angan Anda sejelas-jelasnya, dan <br />mencermatinya sebaik-baiknya. Apa yang Anda perlukan ialah suatu pikiran <br />kreatif dengan tujuan yang jelas, kerajinan yang tiada henti-hentinya dan <br />kebiasaan untuk membagi-bagi pekerjaan secara sistematis. <br /><br />Jika Anda belum memiliki sifat-sifat ini, Anda harus berupaya supaya <br />memiliki selekas-lekasnya. <br /><br />c. Mengukur Kemampuan dan Kelakuan Pribadi <br />Agar Anda dapat berkembang dan mencapai sukses, maka Anda <br />harus terus menerus melakukan hal hal yang berguna. Oleh karena itu, <br />per-hatikanlah secara khusus petunjuk petunjuk-praktis dan praktekkanlah <br />dalam kehidupan Anda sehari hari. <br /><br />• <br />Berusaha Semaksimum Mungkin <br />Sebagaimana dalam hidup Anda, Anda mempunyai ambisi dan cita <br />cita, maka tiap tiap hari Anda harus mempunyai suatu tujuan tertentu <br />sebelum Anda melakukan hal hal yang lain. Jika Anda berhasil setiap hari <br />melaksanakan suatu pekerjaan saja yang layak dan patut, Anda pasti akan <br />mendapatkan semangat yang terus menerus karena yakin bahwa rentetan <br />rentetan dari hari hari yang demikian itu akan merupakan sesuatu yang <br />menyenangkan dalam bisnis. <br /><br />Oleh karena itu, berusahalah setiap hari membuat rencana <br />pekerjaan, menuliskan dan selalu memperhatikannya. Jika belum pernah <br />Anda lakukan, lakukanlah ini sekarang. Adalah sangat penting bagi <br />kemajuan Anda untuk menegaskan ini sebaik baiknya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Jika Anda telah melakukan pembagian waktu, hendaknya Anda <br />mentaati sekuat-kuatnya. Hendaknya ada rasa tanggung jawab dan <br />kewajiban yang mendalam mendorong dan mendesak Anda untuk <br />mencurahkan suatu rencana tertentu. Jika ada sebagian dari pekerjaan <br />Anda meninbulkan rasa tidak enak, justru hadapilah dengan rasa yang <br />sungguh-sunguh. Niscaya Anda akan mengalami kepuasan yang sangat <br />mendalam. <br /><br />• <br />Manfaatkan Semua Kesempatan <br />Selalulah percaya dalam melakukan setiap pekerjaan bahwa Anda <br />pasti berhasil. Dorong dan bangkitkan segala aktivitas Anda supaya Anda <br />semakin mendapatkan hasil yang lebih hebat. <br /><br />Usahakan selalu melihat pada kesempatan-kesempatan yan baru, <br />yang datang menjemput Anda, dan cepatlah laksanakan tanpa menunggu <br />waktu. Arahkan pandangan Anda pada cita-cita yang tertingi, dan selalu <br />ingat dengan ketekunan Anda akan mencapai sukses.<br /><br /> Jangan Anda menunggu hingga Anda merasa senang akan suatu <br />pekerjaan, akan tetapi usahakanlah supaya Anda menjadi suka akan <br />pekerja-an itu. Satu jam memusatkan perhatian dan tenaga kepada satu <br />pekerjaan saja lebih banyak hasilnya daripada berjam-jam melakukan <br />pekerjaan tan-pa aturan tanpa arah. Cobalah mulai hari ini. Biasakanlah <br />melakukan pe-kerjaan dalam suatu waktu tertentu, dan kerjakanlah <br />dengan sebaik baik-nya. <br /><br />• <br />Bersyukur terhadap Pekerjaan <br />Anda harus berjerih payah. Untuk mencapai sukses, Anda harus <br />mendaki. Jika kadang nampak sukar ingatlah semua keuntungan, <br />pekerjaan menjadi rahmat bagi orang yang bekerja. Bekerja adalah suatu <br />ke-hormatan. Periksalah karier orang-orang yang berhasil dalam hidupnya. <br />Pekerjaan merupakan obat bagi jiwa, bahkan lebih baik daripada Anda itu. <br />Pekerjaan merupakan kehidupan Anda sendiri karena tanpa pekerjaan <br />Anda tidak mempunyai harga diri. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Buanglah gagasan bahwa untuk mendapatkan sukses diperlukan <br />bakat-bakat istimewa. Periksalah prestasi orang-orang yang maju dengan <br />pesat. Mereka itu maju karena berhasil mengatasi kesulita-kesulitan. Orang <br />yang bakat-bakatnya tidak begitu hebat, akan tetapi sangat rajin dan teguh <br />hatinya ternyata lebih maju daripada mereka yang banyak bakat-bakatnya, <br />namun tidak begitu rajin dan bersemangat. <br /><br />• <br />Tingkatkan Keberanian <br />Anda pasti mengalami banyak kesulitan dan kekecewaan, yang <br />sebenarnya. Meskipun demikian, tetaplah berpegang teguh pada tujuan. <br />Paksalah diri Anda untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sukar. <br />Dengan demikian, keberanian Anda akan bertambah. Kebanyakan <br />kesukaran dan kesulitan yang paling hebat lenyap karena kepercayan <br />kepada diri sendiri. <br /><br />Ketahuilah perlunya tenaga cadangan untuk mencapai kesuksesan. <br />Sediakanlah cadang tenaga itu untuk digunakan di hari-hari kemudian. <br />Selalulah ingat betapa besar tenaga-tenaga yang ada dalam diri kita <br /><br />Jika ada tanda-tanda kelebihan rohani atau dalam melaksanakan <br />pekerjaan yang sulit dan sukar ada kecenderungan untuk putus asa, <br />cobalah latihan sebagai berikut : berdirilah tegak-tegak, nafaslah dalamdalam. <br />Bangkitlah dan tengadahkan muka Anda ke atas. Lakukanlah cara <br />itu de-ngan energik beberapa kali. Jika Anda memanjangkan tubuh Anda <br />se-banyak banyaknya, maka Anda bisa bekerja dengan semangat. <br /><br />Energi merupakan dasar watak (karakter). Jika Anda energik <br />(banyak energi) dan dalam latihan segala tindak tanduk sadar tujuan, Anda <br />akan segera menjadi orang yang merdeka dan banyak inisiatif. Berganti <br />pekerjaan membuat orang akan menjadi bebas. Kebanyakan orang tidak <br />menderita dari kenyataan bahwa mereka itu berkerja terlalu banyak, akan <br />tetapi mereka tidak bekerja secara teratur dan terorganisai. <br /><br />Usahakanlah di luar pekerjaan, ada cukup waktu untuk isirahat. <br />Jam-jam bebas terasa paling enak setelah melakukan pekerjaan berat dan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />banyak. Bekerjalah dalam waktu kerja. Tolaklah untuk memborosboroskan <br />waktu Anda. Gunakanlah setiap menit sebaik-baiknya. Pusatkan <br />perhatian dan tenaga pada pekerjaan yang sedang Anda lakukan. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Periksalah Kemampuan Diri Sendiri <br />Sangatlah penting untuk selalu memeriksa diri sendiri supaya Anda <br />tahu sampai dimana Anda mencapai kemajuan, dan supaya Anda membuat <br />hari depan-hari depan yang lebih baik. Lakukanlah ini pada setiap hari <br />pertama tiap bulan, dan tulislah pendapat-pendapat Anda secara singkat. <br /><br />Salinlah setiap hari kira-kira dua halaman dari suatu buku yang baik. <br />Dengan demikian, kemampuan Anda untuk mengucapkan gagasangagasan <br />Anda akan bertambah. Pilihlah hasil pemikiran-pemikiran yang <br />baik-baik. Pilihlah hasil pemikiran yang paling baik dari seluruh dunia. Jika <br />Anda menemui suatu pendapat atau perasaan yang Anda anggap ada <br />gunanya, tulislah dalam buku secepatnya dan kemudian harus <br />diperkembangkan secepatnya. <br /><br />• <br />Tanggap Terhadap Perkembangan di Luar <br />Gunakanlah waktu bekerja Anda sebaik-baiknya, akan tetapi juga <br />perhatikanlah lapangan-lapangan lain supaya pikiran/perhatian Anda bisa <br />dipindahkan dan menjadi disehatkan. Jangan mengabaikan kesenangan <br />kesenangan ringan dalam kehidupan ini. Memperhatikan hal-hal di luar <br />pekerjaan Anda akan membantu jiwa Anda dan akan membuat lebih <br />senang menghadapi pekerjaan Anda yang pokok. <br /><br />Banyak yang tergantung dari jenis-jenis kesibukan dan rencana <br />Anda. Jika Anda banyak bekerja sambil duduk dan sifat pekerjaan Anda <br />bersifat pemikiran, hendaknya Anda menaruh perhatian kepada hal hal <br />yang ringan dan keistirahatan. <br /><br />Perhatikan juga pendidikan rohani dan kesenian. Banyak orang sibuk <br />dan asyik pada pekerjaannya sehingga sampai umur lima puluh atau enam <br />puluh mereka tetap mengasyikinya sehinga tak bisa melepaskan diri dari <br />pekerjaanya itu. Mereka akhirnya “mati dalam pekerjaanya”. Sukses dalam <br />pekerjaan hendaknya menjadi alat untuk tujuan yang tinggi. Tujuan lebih <br />tinggi boleh letaknya di lapangan politik, lapangan amal, akan tetapi apa <br />pun yang Anda lakukan hendaknya betul-betul ada perhatian di dalamnya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Memilki Semangat dan Jerih Payah <br />Belajarlah untuk melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan. <br />Bangkitkanlah hasrat untuk melaksanakan hal-hal besar dan berhasil. <br />Usahakanlah supaya pekerjaan Anda menjadi sebagian dari pribadi Anda <br />dan menjadi penjelmaan dari kepribadian Anda. Berusahalah untuk <br />memperbaiki pe-kerjaan sampai Anda benar-benar sukses. <br /><br />Shakespeare berumur lima puluh tahun ketika ia meninggal dunia. <br />Saya, yang sekarang berumur enam puluh delapan tahun menyadari <br />kesehatan saya semakin membaik. Saya kira, bahwa Shakespeare <br />meninggal dunia pada umur yang demikian muda karena ia tidak bekerja. <br />Saya mengalami bahwa umur erat hubungannya dengan pekerjaan. <br />Bekerja berarti lebih banyak zat asam untuk paru-paru, selera (nafsu) <br />makan dan merupakan kegiatan yang mempersegar jiwa dan pikiran. <br />Bismarck umurnya enam puluh lima tahun ketika ia memerintah Jerman. <br />Glanstone pada umur delapan puluh dua tahun merupakan suatu <br />kekuasaan politik yang berarti di Inggris; Their memerintah Perancis ketika <br />pada umur delapan puluh tahun. Orang-orang yang mencontoh dia <br />mencurahkan tenaga-tenaga dan pikirannya sebaik-baiknya di lapangan <br />mereka masing-masing. <br /><br />• <br />Kembangkan Semangat Anda <br />Dalam suatu perusahaan yang sukses para pekerja dan pegawainya <br />harus semua semangat. Semangat ini biasanya tergantung pada <br />managernya sendiri. Anda hendaknya mempunyai banyak sekali energi <br />yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Anda harus berusaha agar <br />setiap orang yang bekerja di bawah atau di samping Anda, bangga karena <br />melakukan pekerjaan mereka sebaik-baiknya.<br /><br /> Banyak orang menghasratkan sukses tanpa menginsyafi apa artinya <br />yang sebenarnya. Orang itu pada umumnya memang lambat dan lamban, <br />dan orang yang terus-menerus rajin jarang terdapat. Biasanya orang-orang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />yang jarang terdapat itu, adalah di kedudukan sangat tinggi, baik dunia <br />keniagaan maupun di dunia lapangan lain. <br /><br />Banyak orang yang gagal meskipun mereka pandai dan cerdas. Hal <br />ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai cukup ketabahan. Mereka <br />jatuh dan terpeleset, sedangkan orang-orang yang kurang berbakat, akan <br />tetapi lebih besar kemauan dan tekadnya, berhasil mencapai tujuan <br />mereka. <br /><br />d. Mengembangkan Sikap Positif <br />• <br />Berfikir Positif <br />Manusia berpikir dengan berbagai macam cara. Ada yang langsung <br />menuju kepada soalnya, memikirkan segala detail-detailnya, kemudian <br />mengambil keputussan yang jelas dan seksama. Ada banyak orang yang <br />ragu-ragu dan bimbang-bimbang dalam mereka berpikir. Nampak mereka <br />tidak menguasai pikiran-pikiran mereka, oleh hal yang kecil saja mereka <br />menjadi bingung.<br /><br /> Cara yang sebaik-baiknya supaya bisa berpikir positif ialah <br />biasakanlah untuk memusatkan pikiran kepada satu titik atau soal dan <br />terus memikirkannya sehingga bisa membuat kesimpulan atau konklusi <br />yang jelas. Cara lain yang baik ialah membaca suatu karangan dari surat <br />kabar dan kemudian berusaha menceritakan kembali apa yang Anda baca <br />itu dengan kata-kata sendiri. Melatih ingatan dengan cara demikian dan <br />memahami intisari dari karangan itu berarti Anda telah mempertajam <br />pikiran dan dalam hal itu Anda belajar menyatakan pendapat-pendapat <br />secara kuat dan singkat. <br /><br />• <br />Konsentrasi pada Satu Tujuan <br />Rahasia sukses kebanyakan orang terletak pada kenyataan bahwa <br />mereka selalu memusatkan perhatian/tenaga kepada satu gagasan yang <br />tegas dan jelas. Memang daya konsentrasi, daya pemusatan merupakan <br />factor yang sangat perlu, maha penting. Jika Anda selalu menggagaskan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dan melihat dengan nyata apa yang Anda inginkan, maka gagasan dan <br />gambaran itu akan merupakan pedoman dan bimbingan untuk menerangi <br />jalan kehidupan bagi Anda. Makin besar dan dahsyat dalam memusatkan <br />pikiran pada satu sasaran, maka makin cepat dan tangkas untuk <br />mendapatkan penyelesaian yang sebaik-baiknya. <br /><br />Mulailah dengan menetapkan suatu tujuan yang sejelas-jelasnya. <br />Jika Anda sudah memilikinya, carilah cara-cara yang tepat untuk <br />mencapainya,lalu laksanakanlah dengan segala kegigihan dan ketabahan. <br />Dengan setiap hari melukiskan/menggambarkan/menetapkan satu tujuan <br />yang jelas-terang, sukses Anda akan berlipat ganda secara menakjubkan. <br /><br />Sebaiknya Anda melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terpenting <br />pada pagi hari. Pada pagi hari itu biasanya Anda dalam keadaan paling <br />segar dan bersemangat, dan jika Anda melakukan pekerjaan Anda pada <br />pagi hari, tidak saja prestasi-prestasi Anda akan lebih baik, akan tetapi <br />Anda pun bisa mengatasi kemungkinan-kemungkinan kelambatan dan <br />rintangan-rintangan yang muncul. <br /><br />• <br />Memiliki Sikap Teliti dan Ulet <br />Anda harus percaya dan yakin bahwa Anda akan mencapai sukses. <br />Jangan tergesa-gesa. Ingat dan sadarlah bahwa bentuk konsentrasi yang <br />paling baik adalah berdasarkan kesungguhan hati dan kepercayaan diri <br />kepada diri sendiri. Anda harus percaya dan yakin kepada kekuatan dan <br />tenaga diri sendiri. Anda harus cepat dan bersikap teguh dalam berbuat <br />dan bertindak. Makin tegas dan jelas bertujuan, maka semakin mudahlah <br />bagi Anda untuk memusatkan tenaga sebaik-baiknya. <br /><br />• <br />Sopan dan Tata Krama dalam Berbicara <br />Sekali-kali jangan dilupakan bahwa kata-kata yang Anda ucapkan <br />memegang peranan sangat penting dalam kehidupan Anda. Jika pikiranpikiran <br />dan gagasan-gagasan Anda terang, akan terang pulalah <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />pembicaraan Anda. Jika Anda ragu-ragu atau gagap dalam berbicara, kesan <br />yang Anda timbulkan pasti kurang baik. <br /><br />Berbicaralah dengan nada yang tegas. Usahakanlah supaya tujuan <br />Anda jelas terpancang di depan mata Anda, dan tunjukkan sekaligus bahwa <br />Anda menguasai apa yang Anda bicarakan. Bukalah mulut Anda supaya <br />suara Anda bisa keluar dengan leluasa, ucapkanlah kata-kata Anda secara <br />teliti dan seksama. Berbicaralah dengan sunguh-sungguh dan yakinkanlah <br />orang lain, justru karena Anda yakin kepada diri sendiri. <br /><br />• <br />Bersikap Tertib dan Cermat <br />Banyak orang yang bekerja terus menerus tiada hentinya, namun <br />tidak mendapatkan hasil yang baik. Tidaklah hal itu berarti bahwa mereka <br />tidak berbakat atau tidak cakap. Soalnya, rasa ketertiban mereka tidak <br />begitu di perkembangkan. Dengan melaksanakan sekarang, yang memang <br />harus dilakukan sekarang, Anda melakukan hari besoknya untuk pekerjaan <br />yang dilakukan besok. Insaflah bahwa adalah menguntungkan untuk <br />menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang tepat, dan dengan segera, lalu <br />sorenya merasakan, bahwa Anda menggunakan waktu dan energi Anda <br />seefisien-efisiennya dan seproduktif-produtifnya. <br /><br />Penata buku, penjual atau pegawai apa pun, yang tertib, teliti, yang <br />bisa dipercaya, akan dihargai dalam setiap perusahaan. Dalam setiap <br />bagian ketertiban dan ketelitian adalah syarat pertama. Setiap hal yang <br />dilaksanakan dengan baik hanya perlu dilaksanakan satu kali saja. Akan <br />tetapi, supaya mengerjakan sesuatu dengan baik, Anda harus berpikir jelas <br />dan terang, mengetahui apa yang Anda lakukan, dan memusatkan <br />perhatian dan tenaga. Jika Anda ingin mendapatkan hasil-hasil pekerjaan <br />maka Anda harus bekerja dengan tertib dan teliti.<br /><br /> Jika Anda menepati setiap janji, ini menunjukkan bahwa Anda <br />menginsyafi nilai/harga waktu Anda sendiri dan waktu orang lain. Orang-<br />orang yang sangat repot dan cermat serta teliti akan sangat mempercayai <br />Anda jika Anda bisa mematuhi dan menpati janji-janji Anda. Jika Anda bisa <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dipercaya dalam soal-soal kecil-kecil, demikian mereka berpikir, tentunya <br />Anda pun akan teliti cermat dalam soal-soal besar. Memang di dunia ini <br />orang harus saling mempercayai dan saling membantu. Seorang niagawan <br />yang tidak seksama dan cermat bukanlah seorang niagawan yang baik. <br />Untuk melakukan segala sesuatu harus dilaksanakan tepat pada waktunya. <br />Dan Anda harus melaksanakan pekerjaan dengan cermat dan teratur.<br /><br /> Jangan sekali-kali meremehkan atau melupakan arti waktu. <br />Keseksamaan hendaknya Anda anggap sabagai soal kesopanan dan <br />kehormatan, dan soal hati nurani. Adalah susatu tanda yang baik, jika Anda <br />terkenal sebagai orang yang selalu menepati waktu. Dan adalah baik sekali, <br />jika Anda dikenal sebagai orang yang bekerja cepat. Sudah barang tentu <br />ketergesa-gesaan tidak baik, akan tetapi setiap orang yang sukses pandai <br />melaksanakan pekerjaannya cepat-cepat. <br /><br />• <br />Memanfaatkan Waktu yang Tepat <br />Supaya bisa memilih waktu yang tepat dan jitu, orang harus <br />mengambil tindakan dan keputusan yang tegas. Haruslah orang <br />mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak penting sebab tak <br />bisalah orang mencurahkan perhatian kepada semua hal. Pendeknya, <br />orang harus tahu menyederhanakan kewajiban-kewajiban, pekerjaan, dan <br />kehidupannya. Saat yang sebaik-baiknya untuk memilih ialah memulai <br />dengan sesuatu yang dianggap penting. <br /><br />Merupakan lawan antara kekayaan dan kekacauan, dan kekacauan <br />disebabkan oleh kebiasaan berarti juga mengakhiri pekerjaan, di mana kita <br />harus mengakhirinya. Tak akan ada sesuatu yang tercipta dan berhasil <br />kalau tidak ada kesudahannya. Apa yang kita tunda hingga besok bisa <br />menjadi halangan untuk besok harinya. Kita akan selalu mendapatkan saat <br />yang tepat jika kita setiap hari berpikir dan berbuat apa yang kita harus <br />pikirkan dan lakukan, dan tidak menunda hingga esok harinya. <br /><br />• <br />Bekerja Berdasarkan Prosedur dan Aturan <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Jika Anda telah membiasakan diri untuk bersikap dan bertindak <br />dengan baik, teratur dan tertib, maka segalanya akan berjalan secara <br />otomatis. Sifat-sifat itu akan menambah mutu dan hasil-hasil pekerjaan <br />Anda dan memungkinkan Anda melaksanakan segala sesuatu dengan <br />penuh ke-yakinan. Anda setiap hari harus menggunakan sifat-sifat <br />ketegasan, keseksamaan dan ketelitian Anda, sifat-sifat ini akan <br />menimbulkan kekuatan pada Anda dan membuat Anda menjadi orang yang <br />memiliki watak yang kuat. Ketahuilah apa yang Anda ingin lakukan dan <br />laksanakan dengan ke-tekunan. Dan bekerja keras inilah yang akan <br />membawa Anda menuju sukses-sukses yang besar. Kemudian jadilah orang <br />yang praktis artinya serba mengetahui dan dapat bekerja. <br /><br />• <br />Jadilah Orang Praktis <br />Gagasan-gagasan yang baik dan rencana-rencana yang paling baik <br />hanya ada harganya kalau dipraktekkan. Apa yang Anda bisa laku-kan <br />dengan kapasitas-kapasitas Anda adalah lebih penting daripada apa yang <br />Anda miliki. Curahkan perhatian Anda khususnya kepada hal-hal yang <br />praktis pula, pakailah akal sehat Anda dalam segala tindakan dan <br />perbuatan Anda, dan dalam segala hal itu hendaknya Anda mengarahkan <br />perhatian dan penglihatan Anda kepada apa yang Anda tuju dan ingin <br />capai. <br /><br />Tanpa cara-cara yang baik tidaklah Anda bisa melaksanakan <br />pekerjaan Anda dengan baik. Bagaimanapun pandai dan berbakat Anda, <br />untuk mendapatkan hasil-hasil yang sebaik-baiknya, Anda harus bekerja <br />se-cara sistematis. Akan tetapi, usahakanlah jangan sampai terlalu terikat <br />pada sistem dan metode-metode Anda. Semuanya itu hanyalah alat, <br />bukan tujuan, dan Anda tidak boleh sekali-kali melupakan tujuan pokok <br />Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />c. Rangkuman <br />Dengan percaya kepada diri sendiri sedalam-dalamnya, maka Anda <br />bisa berpikir merdeka dan bebas, dan Anda bisa menyakinkan orang lain <br />dengan perkata-perkataan yang meyakinkan. Percaya kepada diri sendiri <br />menjelma dalam wajah gerak-gerik dan seluruh sikap Anda. Daya kerjanya <br />seperti magnet, menarik orang-orang lain kepada Anda. Memberi tenaga <br />kepada Anda yang tak bisa diperoleh dengan cara lain. <br /><br />Sebaiknya Anda harus selalu dapat mengingat hal-hal berikut ini : <br /><br />1. <br />Memberi kesadaran kepada anda betapa hebat tenaga dan pikiran <br />pikiran Anda. <br />2. <br />Supaya Anda membagi waktu sehari hari Anda sebaik-baiknya. <br />3. <br />Supaya Anda tahu apa yang Anda harus perbuat untuk mendapat <br />sukses. <br />4. <br />Menunjukkan kepada Anda tentang perlunya jujur dalam kata-kata, <br />perbuatan dan pikiran, sebagai dasar hidup sukses. <br />Jika Anda telah membiasakan diri untuk bersikap dan bertindak <br />dengan baik, teratur dan tertib, maka segalanya akan berjalan secara <br />otomatis. Sifat-sifat itu akan menambah mutu dan hasil-hasil pekerjaan <br />Anda memungkinkan Anda melaksanakan segala sesuatu dengan penuh <br />keyakinan. Sifat-sifat yang akan membuat Anda bisa menjadi kaya. Jangan <br />sekali-kali lupa, bahwa Anda hanya bisa memiliki sifat-sifat ini kalau <br />melakukannya dengan tekun dan bekerja keras. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah laporan hasil pengamatan anda dengan objek profesi tertentu <br /><br />yang ada di sekitar kita ! <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Apa yang dimaksud dengan Kepercayaan diri atau Self Confidence ? <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />2. Tindakan-tindakan apa yang <br />perlu dilakukan dalam rangka mengembangkan <br />rasa percaya pada diri sendiri jelaskan ? <br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no. 1 <br /><br />Kepercayaan diri atau Self Confidence merupakan suatu paduan <br />sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. <br />Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan <br />keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau <br />pekerjaan yang harus dihadapi. <br /><br />Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat <br />sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada <br />seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang <br />mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu <br />pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil <br /><br />Jawaban no. 2 <br /><br />Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka <br />mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri diantaranya sebagai <br />berikut: <br /><br />d) Mulailah setiap hari dengan mengucapkan suatu sugesti (saran), <br />yang bisa memperkuat rasa percaya diri Anda. Misalnya: ”Saya <br />percaya dan yakin bahwa saya bisa menghadapi setiap pekerjaan <br />dan tugas, dan bahwa saya dengan kerajinan dan ketekunan akan <br />memungut hasil-hasil gemilang.” <br /><br />e) Lukiskanlah dalam buku catatan Anda gambaran manusia yang <br />percaya kepada diri sendiri seratus persen. Sebutlah semua sifatsifat <br />yang menurut Anda harus ada. Kemudian ambilah keputusan <br />untuk mengembangkan sifat-sifat ini. <br /><br />f) Setiap malam sebelum tidur, hendaknya sepuluh menit lamanya <br />Anda memikirkan hal-hal mengenai percaya kepada sendiri, dan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />ingatlah apa-apa yang sudah Anda lakukan hari itu berdasarkan <br />keyakinan diri Anda. <br /><br />Kriteria Penilaian <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br /><br />< 69% = kurang<br /><br /> Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />C. Kegiatan belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memiliki kemampauan mengembangkan kepribadian unggul <br />secara dini <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Membina Kepribadian <br /><br />1. Perkembangan Pribadi Anak <br />Dalam rangka pendidikan manusia wirausaha di lingkungan keluarga <br />akan lebih tepat apabila dimulai pada tahap perkembangan anak dimasa <br />kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh pada masa ini anak sudah mulai <br />mampu melakukan pengamatan terhadap hal-hal di alam sekitarnya. Di <br />samping itu, anak di masa ini sudah dapat mengingat sesuatu serta <br />memikirkan sesuatu. Dalam hal ini pada masa kanak-kanak ini jiwa anak <br />mulai aktif dan siap untuk menerima dan mempelajari sesuatu di alam <br />sekitarnya. <br /><br /><br />Menanamkan dan mengembangkan sikap kemandirian anak sejak dini dengan <br />harapan meraih cita-cita yang tinggi <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Menurut Rosseau, pribadi manusia itu berkembang melalui lima <br />tahap perkembangan : <br /><br />1. Tahap perkembangan masa bayi <br />Tahap ini merupakan tahap awal dari perkembangan pribadi <br />manusia. Biasanya terjadi pada usia dari lahir s.d. 2 tahun. Pada tahap ini <br />pribadi anak didominasi atau dikuasai oleh perasaannya, antara lain <br />perasaan takut, gelisah, senang dan tidak senang, yang pada bayi tidak <br />timbul dengan sendirinya melainkan sebagai hasil reaksi si bayi terhadap <br />peng-inderaannya. <br /><br />2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak <br />Tahap kedua berlangsung antara umur 2 tahun s.d. 12 tahun. Pada <br />awal tahap ini anak mulai belajar makan sendiri dan berjalan. Anak mulai <br />dapat berbicara dan mengingat suatu kesan. Dan pada tahap ini, daya <br />khayal dan ingatan anak mulai berfungsi pada umur 7 tahun. Kesan-kesan <br />yang dialami pada masa ini membentuk sikap yang mendasari <br />perkembangan sikap mental anal yang bersangkutan di masa mendatang. <br /><br />3. Tahap perkembangan masa praremaja <br />Tahap ketiga ini berlangsung antara umur 12 s.d. 15 tahun. Pada <br />masa ini, penalaran intelektual anak mulai dominan, anak mulai mampu <br />memahami hal-hal yang bersifat abstrak dan kritis dalam menanggapi <br />suatu kesan atau masalah. Selain itu, anak mulai memikirkan tindakantindakan <br />untuk merealisir keinginan atau tujuan-tujuan yang dirasanya baik <br />bagi kehidupannya. <br /><br />4. Tahap perkembangan masa remaja <br />Tahap perkembangan dimasa ini berlangsung antara umur 15 s.d. <br />20 tahun. Pada masa ini pribadi anak diwarnai oleh timbulnya dorongan <br />seksual yang kuat. Anak mulai timbul minat dan perhatian terhadap orang <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />lain yang berjenis kelamin lain. Dan pada tahap ini daya intelektualnya <br />melunak, sedangkan dorongan jasmaniahnya cukup dominan. <br /><br />5. Tahap dewasa awal <br />Tahap perkembangan kedewasaaan awal ini berlangsung antara <br />umur 20 s.d. 25 tahun. Pribadi anak pada masa ini diwarnai oleh <br />perkembangan daya kemauannya. Pada masa ini, anak sudah mulai <br />mampu membedakan tiga macam tujuan, yaitu tujuan yang memuaskan <br />pribadi, tujuan yang memuaskan kelompok, dan tujuan yang memuaskan <br />keinginan masyarakat atau negara. Anak berkemauannya untuk melatih <br />dirinya untuk memilih keinginan-keinginan yang dianggap perlu untuk <br />diwujudkan dalam tindakan. <br /><br />2. Peranan Pendidikan dalam Membina Kepribadian <br />• <br />Pendidikan dalam Membina Kepribdian <br />Manusia wirausaha membutuhkan kepribadian yang kuat untuk <br />memajukan hidupnya. Kebutuhan itu diusahakan agar dipenuhi oleh <br />adanya pendidikan. Bertolak dari pembatasan arti pendidikan, maka tugas <br />pendidikan adalah mempersiapkan individu-individu untuk secara <br />bertanggung jawab dapat memperoleh kesejahteraan hidup, dengan <br />melengkapi kepribadian individu-individu tersebut dengan pembinaan <br />segenap aspek kepribadian. Oleh karena itu, pendidikan menolong individu <br />untuk membina moral, karakter, intelek dan keterampilan individu tersebut <br />sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. <br /><br />Konsepsi pendidikan seumur hidup (life-long education) menuntut <br />partisipasi dari berbagai pihak, bukan hanya sekolah. Sekolah melayani <br />masing-masing individu dalam waktu serta ruang lingkup pendidikan yang <br />terbatas dengan kemampuan didik yang terbatas pula. <br /><br />Berdasarkan ketentuan nasional ini, maka kebijaksanaan negara kita <br />menetapkan prinsip-prinsip berikut : <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />a <br />Pembangunan bangsa dan karakter nasional Indonesia dimulai dengan <br />membangun subyek manusia Indonesia seutuhnya sebagai perwujudan <br />manusia pancasila. Tipe kepribadian yang ideal ini menjadi cita-cita <br />pembangunan bangsa dan watak bangsa menjadi tanggung jawab <br />seluruh lembaga negara, bahkan menjadi tanggung jawab masyarakat <br />dan seluruh warga negara untuk mewujudkannya. <br /><br />b <br />Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, secara khusus <br />merupakan tanggung jawab lembaga dan usaha pendidikan nasional <br />yang perwujudannya dilangsungkan melalui lembaga-lembaga <br />pendidikan, baik negeri maupun swasta. Oleh karena itu, maka <br />konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar <br />daripada tujuan pen-didikan nasional. <br /><br />• <br />Pendidikan Kewirausahaan Meningkatkan Kualitas <br />Kepribadian <br />Manusia-manusia yang berkualitas tinggi. bangsa yang telah maju <br />memiliki jiwa wirausaha, baik pada para pengusaha, para pemimpinnya, <br />maupun setiap anggota masyarakat usia kerjanya. Sebagai bangsa yang <br />merdeka dan mau berkembang, tentunya tidak lagi dapat dibenarkan <br />apabila para pemimpin beserta masyarakatnya membiarkan begitu saja <br />adanya penindasan mental di antara sesamanya. <br /><br />Untuk keperluan itu, segenap sumberdaya manusia hendaknya <br />digali, dipelajari dan dikembangkan sehingga terwujudlah kualitas manusia <br />yang diharapkan. Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk menjawab <br />tantangan ini guna menjadikan manusia bukan hanya mampu mencari <br />pekerjaan, melainkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang <br />mampu menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, atau bahkan mampu <br />menyediakan lapangan kerja bagi orang lain. Inilah sumber daya manusia <br />yang terkandung dalam nilai-nilai moral wirausaha, sikap mental <br />wirausaha, kepekaan lingkungan wirausaha serta keterampilan perbuatan <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />wirausaha, semuanya perlu digali dan dikembangkan untuk mewujudkan <br />manusia yang berkualitas tinggi. <br /><br />Diharapkan dengan pendidikan kewirausahaan tidak akan terjadi <br />pemerasan terhadap orang rajin oleh mereka yang masih dihinggapi oleh <br />sikap mental malas. Diharapkan pula akan terkurangi jumlah orang yang <br />rela menjadi penonton yang terhormat terhadap banyaknya orang-orang <br />lain yang telah berlomba-lomba bangkit untuk mendayagunakan waktu dan <br />kekuatan pribadi mereka dalam usaha memajukan kehidupan mereka. <br /><br />Kita tidak bisa untuk terus mengandalkan pelayanan pendidikan <br />formal yang telah ada untuk mengembangkan manusia yang berkualitas <br />tinggi karena daya jangkau dan daya didik pendidikan formal terbatas pada <br />sejumlah manusia tertentu, sepanjang waktu tertentu dan seluas ruang <br />lingkup pengajaran tertentu. Untuk itu perlu diberikannya pendidikan untuk <br />membekali pribadi manusia sehingga manusia mampu mengembangkan <br />kualitas pribainya. Pendidikan yang tepat untuk itu ialah pendidikan <br />kewirausahaan. Dengan pendidikan wirausaha, maka kita tidak lagi hanya <br />mau mengerahkan tenaga akal manusia, melainkan lebih dari itu dapat <br />mengerahkan tenaga mental manusia. <br /><br />• <br />Sikap dan Pandangan Pendidik yang Menghambat <br />Perwujudan Manusia Wirausaha <br />Berikut ini adalah beberapa macam sikap/pandangan sementara <br />pendidik yang kurang menunjang usaha pewujudan manusia wirausaha di <br />sekolah-sekolah kita. <br /><br />Pertama, adanya sementara pendidik yang memandang begitu <br />rendah terhadap arti pendidikan. Meskipun telah banyak ahli dan <br />administrator pendidikan yang sangat mendalami arti dan makna <br />pendidikan, namun di dalam praktek masih banyak diantara mereka yang <br />memberikan arti dan takaran isi pendidikan yang terlalu rendah. Apakah <br />buktinya? Pemberian isi pendidikan yang berkualitas rendah tercermin di <br />dalam kenyataan bahwa para tamatan sekolah mulai tingkat dasar hingga <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />perguruan tinggi ternyata masih dirundung oleh pola pikiran mencari <br />pekerjaan. Hal ini memberikan kesan bahwa para ahli pendidikian kita <br />menyelenggarakan dan mengisi pendidikan dengan kurikulum bekal <br />mencari kerja. <br /><br />Kedua, dalam praktek banyak pendidik yang memandang bahwa <br />sumber utama pendidikan adalah hal-hal yang terdapat di luar diri anak <br />didik, seperti guru, buku, dan masyarakat. Akibatnya apa yang dapat <br />diperoleh oleh anak didik adalah budaya dari guru atau masyarakat. <br />Sedangkan masyarakat sendiri memerlukan perbaikan dari pendidikan. <br />Masyarakat membutuhkan kader-kader wirausaha yang dapat memperbaiki <br />dan me-majukan kehidupan masyarakat. Para pendidik melupakan sumber <br />pen-didikan yang paling potensial, yaitu potensi anak didik itu sendiri. <br />Apabila para pendidik menyadari pentingnya anak didik sebagai subyek <br />yang harus mengembangkan dirinya, maka mereka akan memberikan <br />pelayanan pen-didikan dengan mengutamakan hal belajar. Tugas pendidik <br />hanyalah men-ciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat <br />membelajarkan diri. Pendidik seharusnya mengusahakan agar anak didik <br />dapat belajar menjalankan proses kegiatan aktif, baik pisis maupun mental. <br /><br />Anak didik seharusnya dapat belajar menaiki tangga kesibukan <br />bekerja yang meliputi: <br />a) Menciptakan kesibukan sendiri untuk memperoleh prestasi atau <br />keuntungan. <br />b) Bekerja sama memperbanyak kesibukan untuk memperoleh <br />keuntungan yang lebih besar. <br />c) Mengabdi dan memburuh kepada orang lain untuk memperoleh <br /><br />imbalan. <br /><br />d) Mencari pekerjaan tambahan untuk memperkaya penghasilan. <br /><br />e) Memberikan sumbangan untuk memajukan lingkungannya. <br /><br />f) Menciptakan kesibukan atau lapangan kerja bagi orang lain. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Untuk mencapai hal tersebut di atas disamping memerlukan metode <br />pelayanan yang efektif, juga yang terlebih penting ialah membekali anak <br />didik dengan pendidikan watak dan kepribadian. <br /><br />Ketiga, adanya sikap pesimis dari sementara pendidik mengenai <br />perubahan sikap mental anak didik. Mereka menyangsikan bahwa <br />pendidikan tak akan mampu untuk mengubah atau mengembangkan watak <br />seseorang. Mereka yang bersikap demikian pada dasarnya masih mengidap <br />penyakit kekerdilan jiwa yang malas untuk mendalami persoalan yang <br />sebenarnya. Bayangkan, sedangkan pendidikan intelektual pun akan <br />mengalami hambatan apabila tidak didahului dengan pendidikan watak <br />berupa pem-biasaan diri untuk berfikir kreatif dan berbuat konstruktif. <br /><br />3. Sikap untuk Menumbuhkan Rasa Simpati <br />Agar seseorang dapat menarik simpati kepada orang lain biasanya <br />mempunyai sifat-sifat segar, menawan dan optimistis. Ia tidak akan <br />melakukan sesuatu dengan cara yang sombong, tidak cepat-cepat mau <br />melancarkan kecaman, akan tetapi selalu siap untuk memberi pujianpujian, <br />dan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang bagaimanapun <br />juga. Selain daripada itu, ia mudah berkata dan bersikap dengan tepat dan <br />pandai memberi ganjaran-ganjaran dan hadiah-hadiah yang <br />menyenangkan. <br /><br />Orang demikian itu selain tidak menonjolkan diri, selalu ramah dan <br />sopan. Ia selalu berbicara tentang hal-hal yang mengenakkan hati dan <br />selalu zakelijk. Bicaranya tentang dan menguasai diri sendiri. Ia selalu <br />menunjukkan perhatiannya yang jujur kepada apa yang dikatakan orang <br />lain. Ia berusaha tidak menyinggung perasaan orang lain. Ia memiliki <br />kecakapan supaya dicintai oleh orang lain. <br /><br />Di bawah ini ada beberapa cara untuk menarik simpati orang lain. <br />Diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />• <br />Memiliki Badan Sehat dan Kuat <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Orang yang telah memperkembangkan kesehatan badannya <br />sebaikbaiknya akan menarik simpati orang lain. Kekuatan jasmani <br />merupakan dasar keberanian dan percaya kepada diri sendiri. Jika Anda <br />sehat dan kuat, Anda pun segar dan senang, dan dengan demikian Anda <br />akan memberi pengaruh yang baik kepada orang lain. Perhatian khusus <br />kepada kesehatan badan Anda. Lakukan segala hal yang memperbaiki <br />kesehatan Anda, dan hindarkanlah segala sesuatu yang merintanginya. <br />Perhatikanlah : Mengatur gizi, mandi, tidur, istirahat, menghirup hawa <br />segar dan bernafas dalam-dalam. Lakukanlah segala sesuatu supaya dalam <br />segala hal bersikap dan bertindak efisien. <br /><br />• <br />Sadar akan Dirinya. <br />Cara Anda memandang dan memikirkan diri sendiri memberi <br />pengaruh besar kepada penbentukan kepribadian Anda. Anggapan Anda <br />tentang diri Anda menjelma dalam kata-kata dan perbuatan-perbuatan <br />Anda, namun mereka bisa menarik kesimpulan dari penjelmaanpenjelmaan <br />pikiran Anda.<br /><br /> Seorang ahli psikologi menyatakan : “ Cara paling baik supaya bisa <br />bangun, sadar dan segar setelah mengalami keletihan hebat ialah <br />bersikaplah segar dan bersemangat, lihatlah dunia ini dengan sikap sadar <br />dan bangun. Jika Anda tidak merasa bersemangat dan bangun, tidak ada <br />cara atau obat lain yang bisa membuat Anda demikian.”<br /><br /> Tanamkanlah dan perkembangkanlah pikiran-pikiran yang bisa <br />memajukan dan memperbaiki kepribadian Anda sehingga membuat Anda <br />disayangi oleh orang alin. Yakinlah pikiran-pikiran tentang kreativitas, <br />keramah-tamahan, simpati, optimisme, penghargaan, kejujuran dan <br />kemuliaan jiwa. Percayalah kepada diri sendiri, berusahalah dengan tenang <br />dan tegas menuju ke arah tujuan Anda dan tumbuhkanlah semangat <br />percaya dan simpati. Biasakanlah bersikap sadar dari dalam pikiran-pikiran <br />Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Memiliki Ketenangan dan Pengendalian Diri <br />Jika kita melihat segi baik dan segi riang dari segala sesuatu, <br />tentukanlah sebanyak-banyaknya dari diri Anda. Bersikaplah optimis, akan <br />tetapi dengan cara yang bijaksana. Hindarkanlah segala sesuatu yang <br />mengganggu ketenangan jiwa dan semangat.<br /><br /> Bersikaplah tenang dan hati-hati dalam pikiran dan pembicaraan <br />Anda. Berbicaralah dengan sopan dan beradab dan bersikaplah ramahtamah. <br />Gunakanlah cukup waktu untuk melakukan segala sesuatu sebaikbaiknya. <br />Jangan tergesa-gesa dan terburu-buru. Jujurlah dalam pikiran <br />Anda. Pikirkanlah terlebih dahulu sebelum berbicara.<br /><br /> Belajarlah berpikir tenang dalam keadaan yang bagaimanapun <br />sulitnya. Kuasailah segala kemampuan Anda. Insyafilah bahwa ketenangan <br />dan keseimbangan batin memperkuat Anda dan meningkatkan tenaga <br />rohani Anda. <br /><br />• <br />Memelihara Kesan yang Baik <br />Bersikap dan bertindaklah dengan gesit dan laksanakanlah pekerjaan <br />Anda dengan gembira, tapi jangan melakukan menggerak-gerikkan dengan <br />tergesa-gesa, misalnya dengan menggerak-gerikkan tangan, mengetokngetok <br />meja dengan jari, menggaruk garuk, gerak-gerikan muka dan lainlainnya <br />yang menandakan kegelisahan batin.<br /><br /> Berusahalah sehari lamanya menghindarkan gerak-gerik demikian <br />itu, dan perhatikan hasilnya. Carilah hal-hal yang sungguh-sungguh ada <br />artinya bagi kehidupan Anda dan berusahalah supaya jiwa dan rohani Anda <br />tetap tenang. Berpikir, berbicara dan berbuatlah sebagaimana layaknya <br />orang-orang yang sukses, maju, dan bahagia berpikir, berbicaralah dalam <br />bertindak. Setiap gagasan baik yang Anda pikirkan, mengusir gagasan yang <br />buruk dan membuat Anda di sayangi orang lain, dan mendapat kesan <br />tersendiri yang melekat tentang Anda. <br /><br />• <br />Berbicara Sopan <br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Berusahalah supaya Anda tetap memperhatikan orang lain. <br />Tumbuhkanlah rasa simpati. Paksakanlah diri Anda untuk memikirkan halhal <br />yang baik dan enak. Bersikaplah sopan dan penuh perhatian. Selalulah <br />bersikap ramah-tamah. Berusahalah menunjukkan perhatian dan belajarlah <br />mendengarkan. Mulailah setiap pagi dengan ucapan : “selamat pagi” yang <br />girang dan berusahalah supaya sehari-harian itu Anda tetap girang dan <br />gembira.<br /><br /> Janganlah sekali-kali berbicara dan mendengarkan acuh tak acuh <br />apa yang Anda katakan dan dengarkan. Hendaknya massa Anda diliputi <br />oleh suasana yang ramah dan tenang. Gunakanlah sifat-sifat yang terbaik <br />dalam suara Anda : mengenai kedalamannya, kemurniannya, dan <br />kenyaringannya. Ketahuilah bahwa dengan bicara baik berarti menambah <br />tenaga dan kekuatan serta menarik orang lain dan sediakanlah setiap hari <br />beberapa menit untuk berlatih memperbaiki suara dan nada suara Anda. <br /><br />• <br />Kreatif dan Inspiratif. <br />Lakukanlah sesering mungkin untuk membaca buku-buku geografi, <br />sajak-sajak dan cerita-cerita, di mana kepahlawanan dan pengorbanan diri <br />memegang peranan utama. Bacalah buku-buku yang memberi inspirasi. <br />Bacalah buku bermutu dan nilainya diakui secara umum. <br /><br />Dari bacaan Anda, Anda akan mendapat keuntungan sebanyakbanyaknya <br />jika Anda berpedoman pada apa yang tersebut di bawah ini : <br /><br />a) Bacalah dengan maksud tertentu. <br /><br />b) Pilihlah buku-buku Anda dengan hati-hati dan seksama. <br /><br />c) Berpikirlah melalui bacaan. <br /><br />d) Renungkanlah apa yang Anda baca. <br /><br />e) Biasakanlah setiap hari membaca tiga halaman atau lebih dari buku <br /><br />yang baik. <br /><br />f) Buatlah catatan-catatan tentang apa yang Anda baca. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Hindarilah bacaan yang tak ada gunanya dan percakapan yang <br />kosong melompong. Bergaullah sebanyak mungkin dengan orang-orang <br />yang memiliki rasa percaya diri sendiri dan mencapai sukses. Dengan tidak <br />sadar Anda akan meniru dan mencontoh orang-orang dengan siapa Anda <br />bergaul. <br /><br />• <br />Contohlah Orang yang simpatik <br />Contohlah mereka yang simpatik dan menarik hati orang lain. <br />Selidiki dan perhatikanlah sifat-sifat mereka, dan berusahalah menirunya. <br />Jangan hanya mengikuti cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan mereka, tetapi <br />catatlah juga nama mereka dan tanda-tanda serta cirri-ciri mereka yang <br />utama. Seperti misalnya suaranya yang nyaring, cara memberi salam <br />kepada orang lain. <br /><br />Sadar dan ketahuilah bahwa orang-orang yang menarik hati <br />biasanya sehat, bersemangat dan jujur. Pelajarilah sifat-sifat mereka yang <br />kuat, optimis dan jantan. Dan bertekadlah untuk menanamkan sifat-sifat itu <br />da-lam jiwa Anda sebab suatu sikap yang menarik hati dan ramah sering <br />menentukan sukses seseorsng. Jika Anda memiliki sikap yang baik, Anda <br />tak saja bisa mengatasi kesukaran-kesukaran Anda, akan tetapi juga siap <br />untuk menolong orang lain. <br /><br />Buatlah suat gambaran yang jelas dan terang tentang tujuan pokok <br />yang Anda hendak capai. Sering-seringlah berpikir tentang hal-hal yang <br />Anda ingin dapat dari hidup ini. Dan selalulah ingat bahwa kejujuran yang <br />sungguh-sungguh merupakan sifat dari semua orang yang sungguhsungguh <br />bisa mencapai dan memelihara suksesnya. <br /><br />4. Mengembangkan Semangat Pribadi <br />• <br />Bekerjalah dengan Penuh Semangat <br />Konsentrasikan sepenuhnya pribadi Anda ke dalamnya. Apa yang <br />Anda lakukan sekarang penting sekali karena mempersiapkan Anda untuk <br />pendapat prestasi-prestasi lebih baik lagi. Jangan menipu diri sendiri <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />dengan menyangka bahwa nanti kalau ada kesempatan atau keadaan lebih <br />baik, semangat Anda pasti akan membangunkan tenaga-tenaga dan <br />membuat Anda bekerja lebih baik. Mulai sekarang Anda harus melakukan <br />pekerjaan dengan semangat yang tinggi. <br /><br />Apabila merasa bahwa keadaan Anda sekarang sangat sukar, maka <br />bergembiralah karena hal itu akan menyiapkan Anda untuk mendapatkan <br />prestasi-prestasi yang lebih besar, dan akan mendatangkan sukses-sukses <br />yang gemilang. <br /><br />Putuskanlah untuk melakukan pekerjaan Anda sebaik-baiknya dan <br />dengan semangat sebesar-besarnya, dan insyafilah bahwa pekerjaan yang <br />baik akan memberikan kepuasan. Jangan meragukan apa yang harus <br />dilakukan jika Anda sudah menyelesaikan sesuatu. Lakukan apa yang wajar <br />dan layak untuk dilakukan. Selalulah asyik dan sibuk dengan pekerjaan <br />sehingga tiada waktu untuk gelisah. Hendaknya semangat Anda tetap <br />menggelora dan menyala-nyala. Ambillah segera keuntungan-keuntungan <br />yang dihasilkan oleh jerih payah dan perjuangan yang terus menerus itu. <br /><br />Jika Anda selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh <br />semangat, Anda harus selalu waspada. Terapkanlah petunjuk-petunjuk ini <br />dalam praktek. Peliharalah semagat Anda dengan mengambil keputusan <br />dan selalu membayangkan apa yang Anda ingin capai dengan kemampuankemampuan <br />Anda. <br /><br />Berjuang untuk mendapatkan kesuksesan memang berat, tetapi kita <br />bisa mendapat hadiah-hadiah dan ganjaran-ganjaran. Orang-orang besar <br />masih sangat diperlukan. Akal dan efisiensi menghasilkan banyak sekali dan <br />tetap dibutuhkan. Selain cakap, Anda pun harus berani, berhati keras, bersemangat <br />dan, bertekad kuat untuk bisa mencapai puncak kesuksesan. <br /><br />• <br />Semangat yang Tinggi untuk Mencapai Prestasi yang Tinggi <br />Tak ada sesuatu yang menimbulkan semangat lebih besar kepada <br />pekerjaan Anda dan tidak ada yang bisa melipatgandakan pekerjaan Anda <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />sehari-hari daripada keinginan dan hasrat mendalam untuk mencapai suatu <br />tujuan yang berguna dan berfaedah. Adalah sangat mengherankan apa <br />yang bisa Anda capai jika didorong oleh ambisi yang besar. <br /><br />Bangkitlah diri Anda sehebat-hebatnya dengan segala kekuatan dan <br />tenaga yang ada pada diri Anda. Kalau perlu, bangunlah istana-istana <br />khayalan asal Anda bisa bangun dan bangkit dari ketiduran Anda. <br />Percayalah kepada orang-orang di sekitar Anda. Bekerjalah rajin-rajin, <br />sungguh-sungguh, dan selalulah diliputi oleh semangat yang penuh <br />harapan. Tetapkanlah cita-cita yang tinggi, berharaplah sebanyakbanyaknya, <br />bekerjalah dengan semangat berkobar-kobar dan punyalah <br />tujuan yang jelas. Usahakan supaya segala jerih payah Anda itu dijiwai oleh <br />kegembiraan dan semangat berusaha untuk sukses. <br /><br />Pergunakanlah sebanyak mungkin kekuatan-kekuatan dan tenagatenaga <br />Anda supaya bisa berkembang pula kekuatan-kekuatan yang lebih <br />besar. Anda memiliki semua sifat-sifat yang Anda perlukan untuk <br />mendapatkan hasili-hasil yang memuaskan, akan tetapi Anda pun harus <br />betul-betul mempergunakan kekuatan-kekuatan jika Anda ingin <br />mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. <br /><br />Keuntungan besar bagi Anda apabila Anda dapat menghargai orang <br />lain dan melihat sesuatu dari sudut yang cemerlang dan menggembirakan. <br />Ini bukanlah suatu optimisme yang pasif dan menunggu dengan segala <br />kesabaran, tetapi yang dimaksudkan adalah suatu optimisme yang mencari <br />sesuatu dan bekerja keras untuk mewujudkannya. <br /><br />• <br />Selalu Bersemangat <br />Bekerja dengan penuh harapan adalah sehat. Oleh karena itu adalah <br />baik sekali Anda belajar bekerja dengan penuh semangat. Daya tahan, <br />ketekunan bisa Anda bangkitkan karena semangat akan membedakan Anda <br />dari orang biasa. Peliharalah semangat Anda supaya tetap hidup dan tetap <br />segar. Insyaflah bahwa Anda menyiapkan diri untuk merebut kesempatan <br />besar yang Anda hadapi dengan melalui jerih payah dan kerja keras <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />menurut itikad Anda sebaik-baiknya. Janganlah Anda lekas putus asa kalau <br />kapasitas-kapasitas dan jasa-jasa Anda tidak segera dihargai. <br /><br />Majikan yang sukses sangat berbeda dari penata buku yang sudah <br />tua dan berambut putih, yang setiap hari dengan ogah-ogahan melakukan <br />pekerjaan. Dengan bertahun-tahun lamanya menggunakan tenaga-tenaga <br />enerjik, si majikan itu mendapatkan hasil-hasil besar. Ia memusatkan jerih <br />payahnya kepada suatu tujuan tertentu, dan selalu melihat lebih jauh daripada <br />kemungkinan-kemungkinan yang ada. Setiap kesempatan, ia yang disajikan <br />kepadanya dipergunakan untuk menjadikan dia bisa lebih dekat <br />pada tujuannya. <br /><br />Ingatlah perbedaan antara majikan dan penata buku Anda yang <br />sama umurnya, maka tidak sukarlah untuk memilih mana yang Anda <br />contoh diantara kedua orang itu. <br /><br />• <br />Semangat Membawa Percaya pada Hari Depan <br />Gambarlah yang jelas apa yang Anda inginkan tentang diri sendiri. <br />Yakinlah sedalam-dalamnya tentang kemungkinan-kemungkinan Anda di <br />masa depan. Bertekadlah selalu untuk memperluas pandangan Anda dan <br />carilah daerah-daerah baru untuk memperkembangkan bisnis Anda. Jangan <br />mengharapkan ada orang lain membantu Anda mendapatkan sukses, akan <br />tetapi bekerjalah berdasarkan percaya kepada diri sendiri.<br /><br /> Jika Anda seorang pegawai/pekerja yang bekerja pada orang lain, <br />maka selama Anda bekerja (dalam jam-jam kerja), janganlah <br />menyelewengkan perhatian Anda. Hasrat Anda untuk menghasilkan <br />pekerjaan sebaik-baiknya harus menguasai diri Anda sedemikian rupa <br />sehingga tidak timbul pikiran untuk pulang sejam sebelum kantor tutup. <br />Jika Anda sebagai pegawai atau pekerja selalu bekerja dengan penuh <br />semangat, maka Anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk <br />mendapatkan pekerjaan yang lebih bertanggungjawab. <br /><br />Usahawan-usahawan yang paling maju telah mencapai kemajuan, <br />kekayaan, dan pengaruh melalui kesukaran-kesukaran yang hampir tak <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />teratasi. Banyak diantara mereka mulai dengan kesukaran-kesukaran tanpa <br />kemungkinan-kemungkinan untuk maju. Akan tetapi, mereka bekerja keras <br />terus menerus, dengan semangat yang tidak kendor-kendor meskipun <br />keadaannya sedang segelap-gelapnya. Pada siang hari mereka mengambil <br />keputusan-keputusan besar dan malamnya mereka memimpikan rencanarencana <br />baru sehingga dengan demikian mereka menjadi pemimpinpemimpin <br />ulung di lapangan niaga. <br /><br />a. Mengembangkan Sikap Keberanian <br />• <br />Cara Mengembangkan Keberanian <br />Untuk mengembangkan keberanian demi mempertahankan <br />pendirian dan keyakinan Anda, maka terutama sekali Anda harus <br />mempertimbangkan masalah Anda sebaik-baiknya. Jika masalah itu <br />merupakan masalah niaga, pelajarilah dengan seksama hingga pada hasil <br />yang sekecil-kecinya. Dengan demikian, Anda mendapatkan perasaan yang <br />yakin dan mantap, karena telah mengetahui segala sesuatu mengenai <br />masalah itu, dan Anda pun bisa membicarakannya dengan orang lain <br />sejelas-jelasnya. Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan <br />percaya kepada diri sendiri. Jika Anda menguasai masalah yang Anda <br />hadapi, Anda pun menguasai diri sendiri. <br /><br />Di mana pun dan dalam kondisi apa pun sering kali harus diambil <br />keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula. <br />Kesempatan terbaik untuk membentuk suatu pendapat atau penilaian yang <br />sebaik-baiknya adalah dalam kesunyian di mana Anda bisa berpikir tanpa <br />diganggu. Sebagaimana halnya otot-otot dalam badan, maka daya pikir <br />untuk memikirkan dan menyelami suatu masalah, yang sedang Anda <br />hadapi setiap hari sedalam-dalamnya, dan susunlah rencana tentang itu <br />dengan baik. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />• <br />Bersikap dan Bepikir Bebas <br />Meskipun Anda mendapatkan rugi, Anda akan menjadi orang yang <br />berkarakter dan berbudi luhur. Cinta kebenaran menimbulkan sifat-sifat <br />bagus, seperti misalnya kejujuran, sifat terus terang, boleh dipercaya, <br />kelurusan hati dan kesetiaan. Berusahalah selalu supaya jujur dalam <br />berpikir, berbicara dan bertindak. Selalulah ingat bahwa Anda harus bisa <br />membanggakan diri supaya bisa meningkatkan keberanian setinggitingginya. <br />Belajarlah membuat perhitungan-perhitungan sendiri dan <br />memecahkan masalah-masalah sendiri. Oleh karena itu, supaya Anda bisa <br />percaya ke-pada diri sendiri, Anda harus berpikir, utamakan gagasan dan <br />membentuk pendapat sendiri. <br /><br />• <br />Bekerja pada Aturan yang Benar <br />Kalau Anda sedang menempuh jalan yang salah, janganlah panik <br />tenagkanlah diri anda. Jika Anda mengusahakan sesuatu yang besar, <br />bimbinglah diri Anda oleh pikiran yang sehat. Jika nanti ternyata bahwa <br />Anda memasuki jalan yang salah, cari pemecahan yang terbaik. Berdirilah <br />tegak membela keyakinan Anda, akan tetapi selalu bersedia untuk <br />mengakui kesalahan-kesalahan Anda. <br /><br />Seandainya menjadi seorang pekerja, maka sikap baru Anda bisa <br />memudahkan Anda mengetahui pendirian majikan Anda. Jika Anda bisa <br />hidup dengan cara yang bijaksana, maka Anda bersikap adil, bijaksana, dan <br />mengerti serta akan menimbulkan simpati. Wirausaha besar menginsyafi <br />bahwa dipandang dari sikap pendirian yang egoistis sekalipun adalah baik <br />sekali untuk bersikap lapang dada. <br /><br />Sebaiknya mengulang-ulang kalimat di bawah ini, diamati dan <br />dicermati sebelum Anda memulai dalam pekerjaan sehingga kesulitankesulitan <br />akan menjadi mudah dan dapat diatasi. <br /><br />? Aku percaya pada hari depan. <br /><br />? Aku harus mendidik diri sebaik-baiknya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />? Semangat yang gigih, aku selalu melihat segi-segi yang baik. <br /><br />? Aku setiap hari akan melangkah maju dengan semangat yang <br /><br />menyala dan kegembiraan. <br /><br />? Percaya aku akan berusaha mendapat sukses dengan semangat <br /><br />yang menyala-nyala. <br /><br />? Aku percaya sedalam-dalamnya kepada diriku. <br /><br />? Dengan semangat dan kegembiraan aku akan selalu bekerja. <br /><br />? Dengan semangat aku hendak mendapatkan prestasi-prestasi yang <br /><br />besar. <br /><br />? Dengan semangat yang menyala-nyala aku akan berusaha sebaik<br /><br /><br />baiknya. <br /><br />? Bersikap bersemangat dan bergembira sudah merupakan kebiasaan <br /><br />yang aku memiliki. <br /><br />? Aku akan menaikkan taraf berpikir dan kreatif <br /><br />? Aku akan berusaha menjadi manajer yang dinamis dan kreatif.<br /><br /> Rasa percaya kepada diri sendiri dan keyakinan diri Anda terus <br />menerus. Tetapkan dan ketahuilah mana kekuatan-kekuatan Anda yang <br />paling pokok, dan pergunakanlah terus menerus dengan tepat. Pada suatu <br />saat Anda harus menggunakan semua keberanian yang Anda kumpulkan <br />untuk menyelesaikan semua keberanian besar. Keberanian adalah suatu <br />bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang bersumber pada hati nurani <br />yang bersih. Jika Anda sadar dan insaf akan adanya tenaga-tenaga rohani <br />dan jiwa yang Anda miliki sekarang dan sifat-sifat cemerlang, yang Anda <br />punyai justru karena tenaga-tenaga ini, maka Anda akan mengalami <br />perasaan berani yang setinggi-tingginya. <br /><br />• <br />Perlunya Keberanian Mutlak <br />Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena Anda <br />harus memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara terus menerus, <br />supaya bisa memperkuat sifat-sifat lain Anda. Jika Anda percaya kepada <br />diri sendiri, maka hal ini akan terwujud dalam segala tingkah laku Anda. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Rasa percaya kepada diri sendiri Anda sehingga mereka pun mau <br />mendengarkan Anda, sehingga Anda lebih mudah meyakinkannya. <br /><br />Seorang wirausaha perlu mengenali perilakunya, sikap, dan sistem <br />nilai yang membentuk kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian <br />dan kemampuan sendiri perlu dikaitkan dengan pengetahuan mengenai <br />lingkungan karena calon wirausahawan nantinya berada dalam lingkungan <br />usaha, maupun lingkungan luar usaha keterkaitan antara calon <br />wirausahawan dan lingkungan yang mendapat sentuhan kreativitas dan <br />inovasi akan menghasilkan nilai tambah dalam bidang usaha sendiri dan <br />akan memperoleh sukses. <br /><br />Jika semua itu sudah dimiliki serta menguasai ilmu pengetahuan, <br />ilmu manajemen dan organisasi bisnis, Anda telah meletakkan dasar-dasar <br />usaha. Setelah mengenal perilaku, sikap, sistem nilai, kepribadian, dan <br />kompetensinya, barulah bisa memulai usaha. <br /><br />c. Rangkuman <br />Orang yang sukses biasanya berjuang pada hari ini dengan sebaikbaiknya, <br />dan besokya bertekad untuk berjuang lebih baik lagi. Inilah orang <br />yang pada akhirnya dapat mencapai kemenangan. Seorang wirausahawan <br />dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kewajiban, baik terhadap diri <br />sendiri maupun terhadap masyarakat. Salah satu kewajiban terhadap diri <br />sendiri adalah usaha untuk menempa dan melatih diri sendiri dalam <br />membina disiplin pribadi. <br /><br />Keberanian bukan hanya merupakan sifat jasmani, akan tetapi <br />merupakan sifat jiwa dan rohani, yang memberi kebebasan dan tenaga. <br />Keberanian adalah suatu bentuk rasa percaya kepada diri sendiri, yang <br />bersumber pada hati nurani yang bersih. Jika Anda sadar dan insaf akan <br />adanya tenaga-tenaga rohani dan jiwa yang Anda miliki sekarang, dan <br />sifat-sifat cemerlang yang Anda punyai justru karena tenaga-tenaga ini, <br />maka Anda akan mengalami perasaan berani yang setinggi-tingginya. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Belajarlah untuk melakukan sendiri setiap pekerjaan. Bangkitkanlah <br />hasrat untuk melaksanakan hal-hal besar dan berhasil. Usahakanlah supaya <br />pekerjaan menjadi sebagian dari pribadi dan menjadi penjelmaan dari <br />kepribadian. Berusahalah untuk selalu memperbaiki pekerjaan sampai <br />benar-benar sukses. <br /><br />Tak ada satu pun yang bisa dianggap remeh jika Anda ingin <br />mencapai sukses. Bakat saja belum cukup jika Anda ingin mendapat hasilhasil <br />yang gemilang. Di belakang bakat-bakat Anda itu harus berdiri <br />ketekunan dengan daya tahan yang hebat. Oleh karena itu, lakukanlah <br />pekerjaan sehari-hari dengan seksama dan teratur. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah laporan kegiatan-kegiatan anak-anak usia 5 tahun ke bawah yang <br /><br />ada di lingkungan sekitar kita dengan contoh ! <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. kiat-kiat atau dalil-dalil pedoman apa yang anda ketahui tentang <br />pedoman hidup untuk menuju sehat ? <br />2. Coba anda sebutkan mengenai tangga (urutan ) kesibukan bekerja <br />yang anda <br />ketahui ? <br /><br />B. Kunci Jawaban <br />Jawaban no. 1 <br /><br />Beberapa kiat atau dalil pedoman untuk hidup menuju sehat. <br /><br />f) Kunyahlah makanan Anda sebaik-baiknya. <br /><br />g) Lakukanlah senam barang sepuluh menit setiap pagi dan malam. <br /><br />h) Mandilah setiap hari. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />i) Bernafaslah dalam-dalam. <br />j) Tidurlah setiap malam, delapan jam lamanya. <br /><br /><br />Jawaban no. 2 <br /><br />Tangga (urutan) kesibukan bekerja yang meliputi: <br />g) Menciptakan kesibukan sendiri untuk memperoleh prestasi atau <br />keuntungan. <br />h) Bekerja sama memperbanyak kesibukan untuk memperoleh <br />keuntungan yang lebih besar. <br />i) Mengabdi dan memburuh kepada orang lain untuk memperoleh <br /><br />imbalan. <br />j) Mencari pekerjaan tambahan untuk memperkaya penghasilan. <br />k) Memberikan sumbangan untuk memajukan lingkungannya. <br />l) Menciptakan kesibukan atau lapangan kerja bagi orang lain. <br /><br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang<br /><br /> Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari <br />soal-soal di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />Bab III Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus dan <br />Berhasil. Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi. Anda dapat meneruskan <br />dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80%, Anda <br />harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang belum anda <br />kuasai atau pahami, untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi, Kewirausahaan, <br />dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. <br /><br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan <br />Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Graham Jones. 1994, Memulai Suatu Usaha (How to Start a Business <br />from Home), PT Elex Media Komputindo Gramedia, <br />Jakarta. <br /><br />Grenville, Kleiser, 1986, Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir <br /><br />Jaya, Bandung. <br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepeneur <br />Indonesia), PT Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br />Harefa, Andreas., Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi <br /><br />Wirausaha) http://www.ekafood.com/cerdasemosi.htm <br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br /><br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang <br />Tedjasutisna, Ating 2004. Memahami Kewiraushaan. Armico, Bandung. <br />Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar <br /><br />Baru,Bandung. <br /><br />Modul 5, Kiat Mengembangkan Sikap Mandiriasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-68616377534264272432010-01-01T19:25:00.001-08:002010-01-01T19:25:35.031-08:00MODUL 5 KWUasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-41750999709075405222010-01-01T19:23:00.001-08:002010-01-01T22:01:09.150-08:00MODUL 4 KWUMODUL <br /><br /><br />4 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP KREATIF <br />DAN INOVATIF <br />Kode : A1.04.KWU <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN <br />MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br />2004 <br /> <br />MODUL <br /><br /><br />4 <br />KIAT MENGEMBANGKAN <br />SIKAP KREATIF DAN INOVATIF <br /><br /><br />ENDANG SUPARDI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan <br />Inovatif” yang isinya membahas tentang Mengembangkan sikap kreatif, <br />Pengertian kreatif, Berpikir kreatif, Menerapkan pemikiran kreatif, <br />Pengertian inovatif, Mitos kemampuan inovatif, mengembangkan sikap <br />inovatif, Proses penerapan inovatif, Dimensi inovatif, Prinsif inovatif, dan <br />Sumber penerapan inovatif. <br /><br />Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br />bagaimana kiat mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dalam <br />kewirausahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang <br />lebih luas tentang kewirausahaan, Anda pun akan mengetahui sikap, jiwa, <br />motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai wirausahawan. <br /><br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausahawan, diharapkan juga untuk <br />dapat mengaktualisasikan sikap kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan <br />tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />1. <br />memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengembangkan sikap <br />kreatif dan inovatif) dan <br />2. dapat mengaktualisasikan <br />sikap dan prilaku wirausahawan (sikap <br />kreatif dan inovatif). <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br />menguasai atau memahami isi materi dari modul 3 terlebih dahulu, yaitu <br />tentang “Kiat Mengembangkan Sikap Jujur dan Disiplin”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. <br />Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan <br />kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca pengertian <br />kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan ekonomi yang <br />ada. <br />3. <br />Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. <br />Cek diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik seorang <br />wirausahawan, apakah Anda setuju dengan karakteristik seperti itu, <br />dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />5. <br />Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat tes khusus. <br />6. <br />Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />b. Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu peran, Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul <br />ini. <br />2. <br />Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru <br />kewirausahaan dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. <br />Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. <br />Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain atau <br />praktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. <br />Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />9. <br />Melaksanakan penilaian. <br />10. Menjelaskan kepada siswa bagian yang perlu untuk dibenahi dan <br />merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br /><br />D. TujuanAkhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan <br /><br />a. Siswa Memiliki Kinerja <br />1. <br />Dapat memahami karakteristik sikap kreatif dan inovatif dalam <br />kewirausahaan secara kognitif, afektif dan psikomotor, dan dapat <br />mempraktekkannya nanti di lapangan dalam dunia kerja. <br />2. <br />Memiliki sikap kreatif, inovatif dan prilaku kewirausahaan dalam <br />bekerja. <br />3. <br />Mampu dan berani untuk bersikap kreatif dan inovatif dalam <br />bidangnya. <br />b. Kriteria Kinerja <br />1. <br />Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri dan realistis. <br />2. <br />Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. <br />Keberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasrkan <br />sikap, dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variabel yang Diperlukan <br />1. <br />Untuk menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik kewirausahaan <br />(sikap kreatif dan sikap inovatif) dan mempraktekkannya <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />dalam dunia nyata, siswa perlu diperkenalkan dalam dunia kerja, <br />dalam bentuk studi lapangan. <br /><br />2. <br />Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />kreatif dan sikap inovatif dalam kewirausahaan seperti artis, atlet, <br />petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. <br />Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />2. <br />Subkompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />1. <br />Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausahawan dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausaha. <br />2. <br />Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausahawan yang berhasil <br />atau gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, <br />petani, bupati dsb. <br />3. <br />Keterampilan apa yang harus dimiliki seseorang agar menjadi <br />wirausahawan yang berhasil ? <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atasi, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />G. Glosarium <br />1. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan <br />daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. <br />2. Motivasi wirausaha merupakan proses perkembangan yang melibatkan <br />usaha pendidikan formal dan informal secara terintegrasi disamping <br />perlu juga latihan-latihan. <br />3. Kreatif <br />merupakan proses pemikiran yang membantu dalam <br />mencetuskan gagasan-gagasan, <br />4. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan <br />dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi sebetulnya bukanlah gagasan <br />yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang sepele. Inovasi adalah <br />penerapan praktis dari gagasan-gagasan tersebut. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />Bab II. Pembelajaran <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat TAnda <br />1. Mengkaji secara <br />mandiri <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki dan mengembangkan sikap kreatif dalam <br />mengembangkan usaha <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />Mengembangkan Sikap Kreatif <br />Pendahuluan <br /><br /><br />Perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang gagal <br />letaknya di bidang rohani. Apa yang biasa orang pikirkan, oleh seseorang <br />menentukan apa yang akan dicapainya. Ini berlaku di lapangan niaga <br />maupun lapangan-lapangan lain. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, maka <br />orang tersebut akan mendapat hasil-hasil tertentu. Jika pikiran-pikirannya <br />tidak menentu dan tidak diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, maka <br />hasilnya pun akan mengecewakan. <br /><br />Bandingkanlah kalau ada dua orang Wirausaha. Yang satu sibuk <br />dan gelisah, namun tidak menghasilkan sesuatu yang penting. Hal ini <br />karena pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak <br />dipikirkan dengan serius. Yang lain melaksanakan pekerjaannya sehari-<br />hari dengan tenang dan tertib, memperhatikan setiap bagian, <br />menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat hasil <br />yang baik. <br /><br />Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang sering disebut <br />dengan daya khayal, melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai <br />kemauan yang tinggi dan kesanggupannya dalam menemukan segala hal. <br />Daya khayal dapat dibedakan menjadi 2, yaitu daya khayal sintesis dan <br />daya khayal kreatif. Daya khayal sintesis adalah untuk tidak menciptakan <br />hal yang baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk <br />kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan halhal <br />baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam <br />memecahkan suatu masalah. <br /><br />Melalui daya khayal kreatif ini alam pikiran manusia yang terbatas <br />dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran halusnya. Barangkali <br />alam pikiran inilah yang menyalurkan inspirasi atau ilham dan menyampaikan <br />gagasan baru sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia <br />untuk menyesuaikan getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri <br />orang lain. Daya khayal biasanya bekerja secara otomatis dan hanya <br />bekerja jika alam pikiran yang sadar bergerak dengan kecepatan yang luar <br />biasa seperti mendapatkan dorongan dari suatu emosi yang ditimbulkan <br />oleh keinginan yang kuat. Dalam hubungan ini, berpikir kreatifnya seorang <br />Wirausaha dapat merombak dan kemudian mendorongnya dalam pengembangan <br />lingkungan menjadi berhasil. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />2. Pengertian Kreativitas <br />Kesulitan dan kemelut yang terjadi dalam kehidupan manusia <br />janganlah kita anggap sebagai rintangan untuk maju di dalam <br />berwirausaha. Hadapilah hidup ini dengan penuh keyakinan. Apabila kita <br />berhadapan dengan keadaan buruk, janganlah kita marah, berputus asa <br />atau kecewa. Keyakinan, ketabahan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang <br />Maha Esa harus kita miliki dan kita tanamkan dalam diri kita sendiri. <br /><br />Kegagalan dan kegelapan yang menyelimuti, yang menjadikan <br />pandangan hidup menjadi suram, harus kita ubah menjadi lebih cerah, <br />produktif, dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada halhal <br />yang baik, dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai <br />pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir yang demikian itu bisa <br />dikatakan cara berpikir kreatif dan produktif. <br /><br />Manusia Wirausaha memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh <br />cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung <br />oleh dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. <br />Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam <br />permasalahan. <br /><br />Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan <br />ragam masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan <br />daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat <br />ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. <br /><br />Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan <br />gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih <br />dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut <br />antara lain meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi <br />gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus <br />dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan <br />gagasan tersebut <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan <br />dan ditingkatkan. Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang <br />terhadap orang lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, <br />tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi <br />kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai <br />orang yang kreatif. Ada yang mengatakan hanya orang jenius/pintar saja <br />yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang <br />diperuntukkan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan <br />suatu cara pAndang yang sering kali justru dilakukan secara tidak <br />logis. Proses ini melibatkan hubungan antarbanyak hal di mana orang lain <br />kadang-kadang tidak atau belum memikirkannya. <br /><br />Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah <br />menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah <br />proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Anda harus <br />mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan <br />seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat <br />mempengaruhi kreativitas. Kreativitas merupakan sumber yang penting <br />dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan. <br /><br />Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara <br />praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang <br />tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru <br />ke dalam kehidupan. <br /><br />Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan <br />untuk menciptakan suatu produk baru ini : <br /><br />a. <br />Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi <br />atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, <br />data, variabel, yang sudah ada sebelumnya. <br />b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan <br />sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata <br />yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. <br />Conny Semiawan (1984). <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak <br />pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja <br />yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang <br />Wirausaha itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri <br />untuk maju dalam berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat <br />menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. <br />Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasangagasan <br />baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya. Kita tidak mungkin <br />memiliki gambaran yang lengkap mengenai masa depan, tetapi tindakan <br />kita akan memiliki konsekuensi di masa depan. Oleh karena itulah, kita <br />memerlukan pemikiran yang kreatif yang membantu untuk melihat <br />konsekuensi dari tindakan serta untuk memberikan alternatif tindakan. <br />Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, <br />penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. <br /><br />Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan untuk menggambarkan <br />keadaan masa depan, di mana seorang Wirausaha akan beroperasi, juga <br />akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh eksplorasi <br />terhadap trend masa kini. <br /><br />De Bono, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif <br />merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat <br />tertarik akan pekerjaanya. Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan <br />bagi setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang Wirausaha <br />yang kreatif akan membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih <br />menarik serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat bekerjasama <br />de-ngan orang lain. <br /><br />Randsepp, menyebutkan ciri-ciri tentang pemikiran kreatif sebagai <br />berikut : <br /><br />a. sensitif terhadap masalah-masalah, <br />b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar, <br />c. fleksibel, <br />d. keaslian, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />e. mau mendengarkan perasaan, <br />f. keterbukaan pada gejala bawah sadar, <br />g. mempunyai motivasi, <br />h. bebas dari rasa takut gagal, <br />i. mampu berkonsentrasi, dan <br />j. mempunyai kemampuan memilih. <br />Seorang Wirausaha yang memliki daya pengembangan kreativitas <br />yang tinggi akan dapat merombak dan mendorongnya di dalam <br />pengembangan lingkungan usahanya menjadi berhasil. Karena dengan <br />kreativitas seorang Wirausaha dapat <br /><br />a. meningkatkan efisiensi kerja, <br />b. meningkatkan inisiatif, <br />c. meningkatkan penampilan, <br />d. meningkatkan mutu produk, dan <br />e. meningkatkan keuntungan. <br />Seorang Wirausaha yang kreatif selalu dihujani bahan-bahan <br />informasi bisnis melalui televisi, surat kabar, majalah, percakapan dengan <br />orang lain, laporan, surat, memo, pengumuman, selebaran, telepon dan <br />sebagainya. <br /><br />Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Wirausaha yang <br />kreatif dalam mencari informasi yang penting bagi usahanya : <br /><br />a. informasi tentang kepribadian dan kemampuanya, <br />b. peluang pasar, <br />c. peluang usaha yang menguntungkan perusahaan, <br />d. pemasok barang, <br />e. kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk, <br />f. persaingan dalam dunia usaha, dan <br />g. lingkungan usaha yang dihadapinya dan lain-lain. <br />Bagi kalangan Wirausaha, tingkat kreativitas akan sangat <br /><br />menunjang dalam kemajuan bisnis. Dalam lingkungan bisnis global, di <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />mana perubahan begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orang-<br />orang kreatif yang dapat mengantisipasi dan tanggap terhadap <br />perubahan. <br /><br />Oleh karena itu, kreativitas sebenarnya merupakan sebuah proses <br />yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas seorang <br />wirausaha dapat juga dipengaruhi oleh bakat, kemampuan, dan ilmu <br />pengetahuan. Begitu juga pengalaman seorang Wirausaha juga <br />merupakan guru yang berharga untuk memicu kreativitas keberhasilan <br />dalam per-usahaan. Seorang Wirausaha dikatakan kreatif apabila <br />mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau <br />mengadakan se-suatu yang belum ada. <br /><br />Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut <br />Edward de Bono (1970) dalam proses kreatif, yaitu <br /><br />a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan <br />Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan <br />pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara <br />dengan orang lain, menghadiri pertemuan pro-fesional dan <br />penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang <br />tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni <br />lahan yang berbeda dengan masalah kita karena hal ini <br />dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut <br />pAndang yang berbeda-beda. <br /><br />b. Proses Inkubasi <br />Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menrus <br />me-mikirkan masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia <br />dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang <br />sama se-kali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan <br />tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana ia harus <br />menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk <br />pemecahannya. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />c. <br />Melahirkan Ide <br />Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. <br />Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada <br />hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul <br />tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap <br />menangkap dan memformulasikan baik ide maupun <br />pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut. <br /><br />d. Evaluasi dan Implementasi <br />Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan <br />proses kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus <br />lebih serius, disiplin, dan benar-benar berkonsentrasi. <br />Wirausahawan yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide <br />yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan <br />untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak <br />menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan <br />biasanya ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide <br />setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain dalam <br />tahapan ini adalah di mana Wirausaha mencoba-coba <br />kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya karena <br />ide yang mun-cul pada tahap III (c) tadi biasanya dalam <br />bentuk yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi <br />dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang <br />dari ide ter-sebut. (lihat gambar pada halaman berikut) <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Akumulasi <br />Pengetahuan <br />Proses <br />Kreatif <br />Gagasan <br />Evaluasi dan <br />Implementasi <br />Inkubasi <br />Akumulasi <br />Pengetahuan <br />Proses <br />Kreatif <br />Gagasan <br />Evaluasi dan <br />Implementasi <br />Inkubasi <br />Gambar 1. <br /><br />Proses Sikap Pemikiran Kreatif <br /><br />3. Keterampilan Berpikir Kreatif <br />Seharusnya setiap manusia Wirausaha memiliki jiwa <br />interpreneurship, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. <br />Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan daya <br />imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita <br />bisa memecahkan berbagai macam permasalahan. <br /><br />Manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh <br />penderitaan dan masalah yang sulit diatasi, sedangkan manusia yang <br />optimis memandang bahwa hidup ini penuh dengan kesempatan dan <br />kemungkinan untuk maju dan berhasil dalam hidup. Manusia yang optimis <br />mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pemikiran <br />yang kreatif. Keinginan, angan-angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah <br />kehidupan, perbintangan, nasib, takdir, ataupun segala pengalaman diri <br />kita selama hidup ini dapat merangsang jiwa kita untuk berpikir kreatif. <br />Untuk itu kita hendaknya memiliki daya cipta yang dinamis. Kita harus <br />senantiasa sadar dan waspada terhadap segala yang terjadi di sekitar kita <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />dan meng-ambil manfaat dari setiap peristiwa. Ada beberapa hambatan <br />mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita diantaranya: <br /><br />a. pandangan hidup yang sempit, <br />b. kepercayaan terhadap takhayul, <br />c. keputusasaan, <br />d. kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, <br />e. kesombongan, <br />f. kedengkian dan iri hati, <br />g. kebodohan, dan <br />h. kekhawatiran akan kegagalan. <br />Menurut Kao (1989), ada beberapa hal yang dapat merintangi atau <br />menghambat pimikiran kreativitas dilihat dari prilaku seorang Wirausaha <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a) Mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat, <br /><br />b) Memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan, <br /><br />c) Lebih menekankan pada prilaku struktur birokrasi, <br /><br />d) Menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan resiko, <br /><br />e) Lebih menyukai spesialisasi, <br /><br />f) Komunikasi yang lemah, <br /><br />g) Mematikan sesuatu contoh, <br /><br />h) Sistem pengendalian yang kuat atau tidak lentur, <br /><br />i) Menekankan denda atau hukuman atas kegagalan atau <br /><br />kesalahan, <br />j) Mengawasi aktivitas kreativitas, dan <br />k) Menekankan batas waktu. <br /><br /><br />Untuk menghindari hal-hal di atas, kita harus membuang se-jauh <br />mungkin setiap hambatan mental yang mengganggu proses berpikir kita. <br />Daya imajinasi baru mempunyai arti bagi hidup kita apabila bercampur <br />dan bekerjasama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat berakibat <br />dua hal, mungkin menolong mungkin juga menghambat usaha kita. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Pemikiran yang simpang siur menunjukkan pemikiran yang tidak kreatif. <br />Pemikiran kita akan kreatif apabila proses berpikir kita berlangsung secara <br />ilmiah. Proses berfikir ilmiah berlangsung dengan langkah-langkah yang <br />sistematis, berorientasi pada tujuan serta menggunkanan pola atau <br />metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, pemikiran <br />iilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut: <br /><br />a. Merumuskan atau mengenang tujuan, keinginan, dan kebutuhan baik <br />bagi diri sendiri maupun bagi pihak lain. <br />b. Merumuskan atau mengenang permasalahan yang berhubungan <br />dengan usaha untuk mencapai atau memenuhi tujuan, keinginan dan <br />ke-butuhan di atas. <br />c. Menghimpun atau mengenang fakta-fakta obyektif yang berhubungan <br />dengan obyek yang sedang kita pikirkan. <br />d. Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berpikir tertentu, baik secara <br />induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan antarfakta sehingga <br />ditemukan berbagai alternatif. <br />e. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat. <br />f. Menguji alternative itu dengan mempertimbangkan hukum sebab <br />akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi kehidupan. <br />g. Menemukan dan meyakini gagasan. <br />h. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tertulis. <br />Kalau kita perhatikan proses berpikir yang digambarkan di atas, <br /><br />ternyata berpikir ilmiah itu masih melibatkan fungsi-fungsi kejiwaan yang <br />lain, misalnya keinginan, perasaan, kemauan, imajinasi, ingatan dan <br />perhatian. Oleh karena itu, pemikiran kreatif harus ditunjang oleh suatu <br />kepribadian yang kuat. <br /><br />Sukses Wirausaha dapat diidentifikasi berdasarkan ide-ide yang <br />mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk <br />melaksanakannya. Para Wirausaha yang berada pada tingkat teratas <br />dalam tingkat organisasi mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menerapkan ide-ide kreatif. Para Wirausaha yang sangat kreatif biasanya <br />menjadi tokoh dalam dunia usaha. <br />Menurut Solomom dan Winslow (1988) ada beberapa ciri <br />Wirausaha kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />a) Pintar tetapi tak harus brilian karena kreativitas tidak selalu <br />secara langsung berhubungan dengan tingginya intelegensi <br />seseorang. <br /><br />b) Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda <br />dalam waktu yang singkat. <br />c) Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri. Dengan kata <br /><br />lain, menyukai dirinya dan memiliki rasa percaya diri. <br />d) Cenderung kaya kehidupan fantasi. <br />e) Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang. <br />f) Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul. <br />g) Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan <br /><br />persetujuan rekan lainnya. <br />h) Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada <br /><br />di sekitarnya. <br />i) Fleksibel. <br />j) Lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem daripada <br /><br />detailnya. <br /><br />Tuntutan <br />sikap kreatif dan inovatif <br />mampu menghasilkan <br />differensiasi produk <br /><br />18<br /><br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />4. Mengembangkan Sikap Kreativitas <br />Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan <br /><br />kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana <br /><br />dikemukakan oleh James L. Adams (1986) : <br /><br />a. Mengenali hubungan <br />Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pAndang terhadap <br />suatu hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses, <br />bahan, teknologi, dan orang. Seperti mencampurkan aroma bunga <br />melati dengan air teh kemudian dibotolkan menjadi teh botol yang <br />harum dan segar rasanya. <br />Untuk membantu meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan <br />cara pAndang kita yang statis terhadap hubungan orang dan <br />lingkungan yang telah ada. Dari sini kita coba melihat mereka <br />dengan cara pandang yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif <br />akan memiliki intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan <br />mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena <br />tersebut. Hubungan ini nantinya dapat memperlihatkan ide-ide, <br />produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh, kita dapat melakukan <br />latihan de-ngan melihat hubungan antara pasangan-pasangan : <br />suami-istri, kue coklat dan es krim vanili, atlet dan pelatih serta <br />manajer de-ngan buruh. <br /><br />b. Pengembangan Perspektif Fungsional <br />Kita dapat melihat adanya suatu perspektif yang fungsional dari <br />benda dan orang. Seseorang yang kreatif akan dapat melihat orang <br />lain sebagai alat untuk memenuhi keinginannya dan mem-bantu <br />menyelesaikan suatu pekerjaan. Misalnya, sering secara tidak sadar <br />kita menggunakan pisau dapur untuk memasang baut gara-gara <br />palu yang kita cari tidak ketemu. Cara lain, kita harus me-mulainya <br />dari cara pAndang yang nonkonvensional dan dari per-spektif yang <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />berbeda. Sebagai contoh, cobalah sebutkan fungsi lain dari sebuah <br />kursi, buku yang Anda pegang ini, dan lain-lain. <br /><br />c. Gunakan Akal <br />Fungsi otak pada bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah <br />dilakukan sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Otak bagian <br />kanan dipakai untuk hal-hal seperi analogi, imajinasi, dan lain-lain. <br />Sedangkan otak bagian kiri dipakai untuk kerja-kerja seperti <br />analisis, melakukan pendekatan yang rasional terhadap pemecahan <br />masalah, dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda, tetapi dalam <br />kerjanya ia harus saling berhubungan. <br />Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan anlitis terhadap <br />pengetahuan, evaluasi dan tahap-tahap implementasi. Jadi, bila kita <br />ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan <br />kemampuan kedua belah otak kita tersebut. <br /><br />d. Hapus Perasaan Ragu-ragu <br />Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran <br />kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Pemikiran Lain, Perkembangan kehidupan seseorang banyak <br />terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak <br />orang yang menyerah dengan kenyataan-kenyataan yang <br />dihadapi. Bagi orang yang kreatif lebih baik belajar menerima <br />keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering <br />menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut. <br />2. Mencari Selamat, Dalam kehidupannya orang akan cenderung <br />menghindari risiko seminimal mungkin, tetapi seorang inovator <br />akan senang menghadapi risiko, misalnya risiko kesalahan atau <br />kegagalan. Bahkan kegagalan dianggap sebagai permainan yang <br />menarik yang dapat dijadikan guru yang baik untuk keberhasilan <br />di masa yang akan datang. <br />3. Stereotype, Sepertinya sudah ada ketentuan atau karakteristik <br />tertentu untuk suatu hal, begitu pula halnya akan kesuksesan <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />yang dapat diraih. Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin <br />melakukan suatu hal, karena asas stereotype ini, akan terlimitasi <br />cara pAndang dan persepsinya terhadap kemungkinan lain yang <br />sebenarnya dapat diraih. <br /><br />4. Pemikiran Kemungkinan/Probabilitas, Guna memperoleh <br />keamanan dalam membuat keputusan, seseorang akan <br />cenderung percaya kepada teori kemungkinan. Bila berlebihan, <br />maka hal ini hanya akan menghambat seseorang mencari <br />kesempatan yang hanya akan datang sekali saja dalam <br />hidupnya. <br />5. Bagaimana Mengembangkan Sikap Kreatif <br />Banyak diantara kita yang merasa dirinya sangat tidak kreatif, <br />bagaimana juga, dalam lingkungan bisinis global, di mana perubahan <br />begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orang-orang kreatif yang <br />dapat secara efektif mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan. <br /><br />Para peneliti yang mempelajari kreativitas mengatakan bahwa <br />menjadi kreatif adalah menyangkut keputusan-keputusan pribadi tentang : <br /><br />• <br />Di dalam berwirausaha apa yang Anda inginkan? <br />• <br />Bagaimana Anda melakukan usaha tersebut? <br />• <br />Dan bagaimana Anda melakukannya dengan lebih baik? <br />Hal ini jelas melibatkan suatu proses, bukan saja hasil akhir. <br />Melainkan pula keuletan dalam menerapkan pola-pola tersebut. <br />Menurut para peneliti ada tiga tipe kreatif yang berbeda : <br /><br />• <br />Jenis pertama adalah membuat atau “menciptakan.” Penciptaan <br />merupakan proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada. <br />• <br />Jenis yang kedua adalah “mengombinasikan atau menyentensiskan” <br />dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan. <br />Kenyataannya, banyak penemuan yang memudahkan kehidupan kita <br />hari ini, seperti telepon, dan modem, diciptakan karena hasil sintesis. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />• <br />Jenis yang ketiga adalah “memodifikasi” sesuatu yang memang sudah <br />ada. Modifikasi ini berupaya untuk mencari cara-cara untuk <br />membentuk fungsi-fungsi baru, atau menjadikan sesuatu menjadi <br />berbeda penggunaannya oleh orang lain. <br />Usaha-usaha melakukan <br />modifikasi produk sebagai <br />hasil dari Ide dan <br />kreatifitas <br />GAYA UNIK “DRAG RACE” <br />Dengan berusaha lebih kreatif, Anda akan menjadi lebih sadar akan <br />iide-ide yang lebih produktif. Jika memilih dari jumlah ide-ide yang baik, <br />maka Anda akan lebih siap mengambil resiko yang perlu untuk <br />melaksanakan ide-ide Anda yang kreatif. Jika Anda telah mengembangkan <br />suatu ide yang kreatif, mungkin resiko tertentu akan menyertai <br />pelaksanaannya karena pengambilan resiko dan kreativitas merupakan <br />dua ciri bagi para Wirausaha. <br /><br />Adapun kiat atau saran-saran khusus yang bisa digunakan untuk <br />dapat membantu mengembangkan sikap kreatif Anda adalah sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Tentukan Apa Yang Anda Inginkan, seperti mengambil waktu untuk <br />memahami permasalahan sebelum mencoba memecahkannya, <br />kumpulkan seluruh fakta dalam benak, dan cobalah identifikasi faktafakta <br />yang paling penting. <br />• <br />Rilek, beberapa teknik rileksasi di antaranya termasuk menjernihkan <br />pikiran, mendengarkan alunan suara yang indah, meditasi, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />mendengarkan humor dari orang lain, berhenti sejenak memikirkan <br />segala permasalahan untuk kembali kemudian. <br /><br />• <br />Latihlah Otak Anda, aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah <br />keluarkanlah semua gagasan tanpa harus menyebutkan <br />pemecahannya terlebih dahulu, latihan berkonsentrasi pada isu <br />tunggal, cobalah memikirkan penyelesaian-penyelesaian unik terhadap <br />masalah masalah pribadi atau masalah-masalah kerja Anda dan <br />latihlah cara menerima kurangnya kendali. <br />• <br />Mencari Cara melakukan sesuatu dengan lebih baik, cara ini <br />melibatkan upaya-upaya orisinal, menjaga keterbukaan pikiran, <br />berpikir dengan cara yang tidak konvensional untuk menggunakan <br />objek dan lingkungan (sebagai contoh bagaimana Anda dapat <br />menggunakan headline surat kabar atau majalah untuk membantu <br />Anda menjadi pemecah masalah yang lebih baik), tundalah <br />menggunakan cara-cara biasa dalam mengerjakan sesuatu dan lain-<br />lain. <br />• <br />Carilah Cara untuk Mengatasi Masalah, hal ini dapat diikuti dengan <br />mematok waktu untuk fokus pada masalah, mengerjakan rencana, <br />menyusun subtujuan, mengingat kembali masalah-masalah serupa <br />dan bagaimana dahulu Anda memecahkannya, sejauh mungkin <br />menggunakan analogi-analogi, menggunakan strategi pemecahan <br />masalah yang berbeda baik secara verbal, visual, matematis, atau <br />diagram-diagram, percayalah pada intuisi Anda, dan bermainlah <br />dengan gagasan-gagasan dan pendekatan yang mungkin (dari <br />perspektif yang berbeda). <br />Menurut pendapat Kao (1989), ada beberapa hal yang dapat <br />menumbuhkan bahkan mengembangkan pemikiran kreativitas dilihat dari <br />prilaku seorang Wirausaha, sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Menciptakan struktur organisasi terbuka dan desentraslisasi, <br />b. <br />Mendukung budaya yang memberi kesempatan atas percobaan, <br />c. <br />Menekankan pada peran dari pemegang atau juara, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />d. Tersedianya semua sumber atas sesuatu inisiatif baru, <br />e. Mendorong sikap eksperimental, <br />f. Berikan kebebasan, <br />g. Tanpa bebas waktu, <br />h. Memberikan hal-hal yang berhasil, <br />i. Hindari mematikan ide-ide baru, <br />j. Singkirkan birokrasi dari pengalokasian sumber, <br />k. Beri penghargaan atas suatu keberhasilan, <br />l. Ciptakan budaya pengambilan resiko, <br />m. Kurangi hal-hal yang bersifat administratife, <br />n. Memberikan kebebasan untuk melakukan kesalahan, <br />o. Komunikasi efektif pada semua tingkatan, dan <br />p. Delegasikan tanggung jawab untuk mulai tugas baru. <br />Dari hasil observasi menunjukkan bahwa para Wirausaha yang <br />melakukan bisnisnya dengan kreatif tidak terbenam dalam cara kerja yang <br />bertele-tele serta tidak menghabiskan waktu untuk perencanaan yang <br />tidak perlu. <br /><br />6. Bagaimana Menerapkan Pemikiran Kreatifitas <br />Untuk pembentukan manusia yang memiliki sikap, prilaku dan jiwa <br /><br />wirausa, sebaiknya pendidikan keWirausahaan dimulai pada tahun-tahun <br /><br />pembentukan manusia di tingkat SMK dan juga harus diperluas dengan <br /><br />kegiatan-kegiatan berwirausaha di rumah dan di masyarakat luas. <br /><br />Motivasi wirausaha merupakan proses perkembangan yang melibatkan <br /><br />usaha pendidikan formal dan informal secara terintegrasi disamping perlu <br /><br />juga latihan-latihan. <br /><br />Motivasi atau dorongan untuk mengembangkan bakat-bakat prilaku <br />dan jiwa kewirausahaan baik untuk pemuda ataupun pemudi, masyarakat <br />dapat menggunakan sumber-sumber daya manusia secara efektif dan <br />kreatif. Dalam arti yang luas, keWirausahaan itu merupakan alat atu cara <br />yang merangsang kreativitas dan penemuan-penemuan baru untuk <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menciptakan suatu masyarakat yang lebih baik, serta berorintasi untuk <br />menciptakan dan mendorong pembentukan sikap manusia yang memiliki <br />rasa kemandirian, percaya pada diri sendiri, berpikir positif, prestatif, <br />berani menanggung resiko dan tanggung jawab. <br /><br />Menurut analisis Guilford, ada lima faktor sifat yang menjadi ciri <br />kemampuan berpikir kreatif : <br /><br />a. fluency (kelancaran), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak <br />gagasan, <br />b. fleksibility (keluwesan), adalah kemampuan untuk mengemukakan <br />bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, <br />c. originality (keaslian), adalah kemampuan untuk mencetus gagasan <br />dengan cara asli dan tidak klise, <br />d. elaboration (penguraian), adalah kemampuan untuk menguraikan <br />sesuatu secara lebih rinci, <br />e. redefinition (Perumusan kembali), adalah kemampuan untuk meninjau <br />suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa <br />yang sudah diketahui oleh orang banyak, <br />Sedangkan manusia yang memiliki pemikiran kreatif, menurut A. <br /><br />Roe (Kao, 1989), memilki ciri-ciri sebagai berikut : <br /><br />a) melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, <br /><br />b) keingintahuan, <br /><br />c) menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan, <br /><br />d) percaya pada diri sendiri, <br /><br />e) tekun, <br /><br />f) dapat menerima perbedaan, <br /><br />g) keterbukaan pada pengalaman, <br /><br />h) independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan, <br /><br />i) membutuhkan dan menerima otonomi, <br /><br />j) tidak hanya tunduk pada stAndar dan pengawasan kelompok, <br /><br />dan <br /><br />k. Mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Ada tidak adanya pemikiran kreatif dari seseorang perlu ditiliti atau <br />diukur. mengukur kreativitas seseorang dapat dilakukan de-ngan cara <br />membuat dan memberikan beberapa pertanyaan, sebagai berikut : <br /><br />a. Apakah Anda mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk <br />berwirausaha yang kreatif ? <br />b. Adakah diantara keluarga Anda yang menjadi wirausaha dengan <br />penuh kreatif ? <br />c. Bagaimana Anda melihat hari esok, jika akan berwirausaha ? <br />d. Punyakah Anda independensi dan keberanian untuk mengambil resiko <br />dalam kreativitas yang tinggi ? <br />e. Apakah Anda menyukai kreativitas dengan mobilitas dan tantangan <br />yang tinggi ? <br />f. Apakah banyak teman-teman Anda yang kreatif dalam berwira <br />usawan? <br />g. Cukup luaskah jaringan Wirausaha kreatif yang Anda inginkan ? <br />h. Punyakah Anda hal-hal yang unik sebelum memulai berwirausaha <br />yang kreatif ? <br />i. Diantara sekian banyak waktu luang, seringkah Anda mengisinya <br />dengan kegiatan berwirausaha ? <br />j. Seringkah Anda membayangkan diri menjadi Wirausaha yang kreatif? <br />k. Bagaimanakah Anda memAndang masa depan, jika Anda akan <br />berwirausaha ? <br />l. Banyakkah tokoh yang Anda kagumi diantara mereka yang berprofesi <br />sebagai Wirausaha yang kreatif ? <br />Berikut ini ada beberapa contoh untuk melatih pemikiran kreatifitas <br /><br />melalui kegiatan yang llebih jelas dan dapat dilakukan seorang siswa/siswi <br />atau calon Wirausaha baik disekolah maupun di lapangan usaha yang <br />sudah ada. Menurut; H. Ating Tedjasutisna (2004), adalah sebagai <br />berikut: <br /><br />• <br />Seorang siswa SMK membuat bungkus kado yang menarik dengan <br />penuh hiasan baru dan model baru. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />• <br />Seorang siswi sekolah SMK di sekolah membuat kejutan dengan <br />membuat kue atau masakan dengan resep baru sebagai hasil <br />eksperimennya. <br />• <br />Siswa SMK membuat guntingan kertas untuk dijadikan hiasan, <br />misalnya seekor burung, layangan, sebuah topi, perahu, pesawat <br />terbang, sebuah rumah, dan lain-lain. <br />• <br />Di laboratorium komputer seorang siswi SMK mencoba berbagai <br />penelitian dan eksperimen. <br />• <br />Seorang sisiwa SMK menyusun batang korek api menjadi gedung, <br />piramida, mobil, motor, dan sebagainya. <br />• <br />Para siswa membuat sepatu roda yaitu gabungan sepatu dan roda. <br />• <br />Para siswa SMK membuat karangan dalam bahasa Indonesia dan <br />bahasa Inggris. <br />• <br />Seorang siswa SMK membuat berbagai bentuk susunan balok yang <br />tadinya belum ia kenal. <br />• <br />Seorang Wirausaha di sekolah membuat berbagai kreasi dalam <br />kegiatan usaha, seperti membuat susunan barang, pengaturan rak <br />pajangan, membuat promosi, dan lain sebagainya. <br />• <br />Seorang Wirausaha membuat patung burung garuda dari kayu bekas <br />atau kayu yang sudah tidak terpakai lagi. <br />Jika proses kreatif terus dilatih secara kontinu, maka diharapkan <br />para Wirausaha dapat mencapai sasaran sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Mencermati proses kreatif dalam menciptakan nilai tambah pada <br />suatu barang atau jasa pelayanannya. <br />b. <br />Mengetahui manfaat dan memiliki kemampuan menghasilkan <br />sesuatu yang kreatif. <br />c. <br />Menguasai teknik-teknik mengumpulkan informasi secara efisien, <br />efektif, dan cara mengolahnya dengan kreatif. <br />Biasanya sedikit kaku jika sudah memasuki sebuah siklus <br />produksi. Dalam situasi seperti ini, gagasan-gagasan baru hanya akan <br />terealisasi jika seorang Wirausaha menyediakan waktu khusus untuk <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menanganinya. Akan tetapi, tentu saja tidak boleh dengan cara merusak <br />jadwal kerja siklus produksi. Dalam bulan-bulan diantara dua siklus <br />produksi, dimana terdapat waktu (reses), seorang Wirausaha dapat <br />memanfaatkan waktu tersebut untuk mengembangkan hal-hal yang <br />kreatif. Pada masa reses itulah seorang Wirausaha harus tukar menukar <br />pesan, pendapat, pertemuan, diskusi dan melaksanakan survai dalam <br />bidang pemasaran. <br /><br />Orang kreatif umumnya suka bekerjasama antara satu dengan <br />yang lainnya. Untuk menciptakan momentum yang positif dan terlibat <br />dalam kancah saling menukar gagasan, ide-ide, maka seorang Wirausaha <br />akan terpacu menjadi seorang pemikir, inovasi dan kreatif. <br /><br />c. Rangkuman <br />Pengambilan resiko dan kreativitas merupakan dua ciri bagi para <br />Wirausaha. Dengan berusaha lebih kreatif, Anda akan menjadi lebih sadar <br />akan ide-ide yang lebih produktif. Jika memilih dari sejumlah ide-ide yang <br />baik, maka Anda akan lebih siap mengambil resiko yang perlu untuk <br />melaksanakan ide-ide Anda yang kreatif. Jika Anda telah mengembangkan <br />suatu ide yang kreatif, mungkin resiko tertentu akan menyertai <br />pelaksanaannya. <br /><br />Kreativitas dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam <br />mengubah iide-ide menjadi realitas. Dengan berusaha menjadi lebih <br />kreatif, Anda akan sadar terhadap ide-ide yang lebih produktif. Kreativitas <br />bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir <br />Wirausaha. <br /><br />Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam <br />mencetuskan gagasan-gagasan, sedangkan inovasi adalah penerapan <br />praktis dari gagasan-gagasan tersebut. Kreativitas merupakan bahan <br />bakunya, sedangkan inovasi merupakan hasil yang komersial. Sesuatu <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />yang baru belum tentu inovasi, apabila yang dihasilkan itu tidak <br />merupakan sesuatu yang lebih baik. <br /><br />Kreativitas seorang Wirausaha dapat merombak dan mendorongnya <br />dalam perkembangan lingkungan usaha agar berhasil. Adapun kegunaan <br />llainnya dari kretivitas adalah berhubungan secara langsung dengan <br />penambahan nilai, penciptaan nilai, dan penemuan peluang usaha. <br />Kreativitas seorang Wirausaha, sangat dibutuhkan untuk menggambarkan <br />keadaan masa depan usahanya dimana ia akan beroperasi. Menurut <br />Edward de Bono pemikiran seorang Wirausaha yang kreatif merupakan <br />motivator yang sangat besar karena akan membuat mereka tertarik <br />terhadap pekerjaanya. <br /><br />Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan <br />dan ditingkatkan, sedangkan kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, <br />tetapi pengetahuan lingkungan usaha juga dapat mempengaruhi krativitas <br />seseorang. Banyak juga diantara kita yang merasa dirinya tidak kreatif. <br />Padahal bagaimanapun, dalam lingkungan bisnis global dimana <br />perubahan-perubahan bisnis begitu cepat, organisasi perusahaan dipaksa <br />membuat orang-orang kreatif. <br /><br />Sikap kreatif itu sangat diperlukan dan mutlak bagi seorang Wirausaha <br />karena <br /><br />• <br />Kreativitas merupakan sumber yang berharga dan harus <br />dipelihara, serta jangan disia-siakan. <br />• <br />Tantangan-tantangan baru selalu muncul dan harus dihadapi <br />dengan kreativitas baru. <br />• <br />Kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan <br />perginya serta mempunyai keunikan yang tinggi. <br />d. Tugas <br />Buatlah satu produk tertentu yang dapat dijual sesuai dengan SMK anda. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />e. Evaluasi <br />A.Instrum enpenilaian <br />1. Jelaskan secara singkat perbedaan daya khayal sintesis dengan daya <br />khayal kreatif ? <br />2. Apakah yang anda ketahui dengan cara berpikir kratif ? <br />B.KunciJawaban <br /><br />1.Daya khayal sintesis adalah daya untuk tidak menciptakan hal yang <br />baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk <br />kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan halhal <br />baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam <br />memecahkan sesuatu masalah. Melalui daya khayal kreatif ini pikiran <br />manusia yang terbatas dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran <br />halus. <br /><br />2. Apabila berhadapan dengan keadaan buruk, jangnlah kita cepat marah, <br />berputus ada atau kecewa. Kenyakinan, ketabahan, dan ketaqwaan <br />kepada Tuhan Yang Maha Esa harus dimiliki dan di tanamkan dalam diri <br />kita sendiri. Kegagalan dan kegelapan yang ada menjadikan pandangan <br />yang suram harus diubah menjadi cerah, produktif dan kreatif. Cara <br />berpikir positif mengarahkan kepada hal-hal yang baik, dan sesuatu yang <br />buruk dipandang sebagai pengalaman dan guru yang terbaik. <br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br />Tingkat penguasaan : <br />Jumlah jawaban yang benar <br />100 <br />x 100% <br /><br />Keterangan : <br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br /><br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />90% -100% = baik sekali <br /><br />80% -89% = baik <br /><br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />B. Kegiatan Belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memiliki kemampuan dan mengembangkan secara tepat <br />kemampuan membangun sikap inovasi <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Kiat Mengembangkan Sikap Inovasi <br /><br />1. Pengertian Inovasi <br />Beberapa orang kalah bertindak karena terlalu lama berpikir atau <br />terlalu banyak teori. Sebaliknya Wirausaha yang sukses umumnya <br />tanggap, berpikir praktis, dan cepat mengambil keputusan untuk bertidak. <br />Keterlambatan bertindak dapat berarti kerugian yang tidak ternilai, hal ini <br />berlaku bagi semua orang yang ingin maju. Waktu, momentum, dan <br />kesempatan benar-benar sangat penting dan menentukan perjalanan <br />seseorang. Kegagalan sering dialami oleh seseorang atau perusahaan <br />karena ketika usul diajukan momennya telah berubah akibat <br />keterlambatan. Oleh karena itu, kecakapan sangat diperlukan dalam <br />keadaan yang mendesak. <br /><br />Ciri utama Wirausaha. Menurut Peter Drucker yang dimuat dalam <br />bukunya innovation dan entrepreneurship (1985), adalah mereka yang <br />selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada <br />perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu <br />memilih dan mengambil keputusan alternatif yang paling tinggi <br />memberikan produktivitas. Terdapat 9 ciri pokok keberhasilan, dan bukan <br />merupakan ciri-ciri pribadi (personal traits). Ciri-ciri tersebut, yang umum <br />dijumpai pada Wirausaha yang berhasil di seluruh dunia adalah sebagai <br />berikut: <br /><br />a. <br />Dorongan berprestasi yang tinggi. Semua Wirausaha yang berhasil <br />memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />b. Bekerja keras, tidak pernah tinggal diam. Sebagian besar <br />wirausahawan “mabuk kerja” demi mencapai sasaran yang ingin <br />dicita-citakan. <br />c. Memperhatikan kualitas produknya, baik berupa barang maupun jasa. <br />Wirausaha menangani dan mengawasi sendiri bisninya sampai mandiri <br />sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi. <br />d. Bertanggung jawab penuh. Wirausaha sangat bertanggung jawab atas <br />usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental. <br />e. Berorientasi pada imbalan wajar. <br />f. Wirausaha mau berprestasi, kerja keras, dan bertanggung jawab, dan <br />mereka mengharapkan imbalan sepadan dengan usahanya. Imbalan <br />itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan dan <br />penghormatan. <br />g. Optimis, berkewajiban akan berhasil. <br />h. Wirausaha hidup dengan pedoman bahwa semua waktu baik untuk <br />bisnis maupun untuk pribadinya harus berhasil secara se-imbang. <br />i. Berorientasi pada hasil kerja yang baik (excellence oriented). <br />j. Seringkali Wirausaha ingin mencapai sukses yang menonjol, dan <br />menuntut segala yang kelas pertama (first class). Mereka selalu tidak <br />puas atas karya yang dihasilkan. <br />k. Mampu mengorganisasikan. <br />l. Kebanyakan Wirausaha mampu memadukan bagian-bagian dari <br />usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya. <br />Mereka umumnya diakui sebagai “komAndan” yang berhasil. <br />m. Berorientasi pada uang. <br />n. Uang yang dikejar oleh para Wirausaha tidak semata-mata untuk <br />memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi <br />juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. <br />Semangat jiwa Wirausaha pada setiap individu perlu kita <br /><br />kembangkan dan perlu kita pupuk terus. Dengan semangat jiwa <br />wirausawan kemaju-an dan kebahagiaan akan kita peroleh. Penderitaan <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />dan kesengsaraan akan kita akhiri. Masa depan bangsa dan negara <br />ditentukan oleh masa sekarang. <br /><br />Seorang Wirausaha yang kreatif dan inovasi akan mampu <br />menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang. <br />Wirausaha meningkatkan inovasi yang lahir dari hasil penelitian serius dan <br />terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang bisnis. Inovasiinovasi <br />yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovasi <br />produk dan pelayanan harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki <br />desain yang dapat diterapkan dengan kebaradaan inovasi itu sendiri. <br /><br />Yang dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi di <br />bidang produk dan pelayanan adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman, <br />b. <br />Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi, <br />c. <br />Berorientasi kepada tindakan untuk berinovasi, <br />d. <br />Menentukan tujuan dalam berinovasi, <br />e. <br />Buatlah produk dengan penuh inovasi dengan proses secara <br />sederhana, <br />f. <br />Mulailah membuat produk dengan inovasi yang terkecil, <br />g. <br />Menjalankan uji coba dan merevisinya, <br />h. <br />Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovasi, <br />i. <br />Bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dan dengan penuh <br />inovasi dan resiko. <br />Kemampuan inovasi seorang Wirausaha merupakan proses <br />mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Oleh <br />karena itu, jika seorang Wirausaha ingin sukses di dalam usahanya, ia <br />harus membuat produk-produknya dengan inovasi-inovasi baru karena <br />inovasi faktor penting dalam proses produk dan pelayanan. <br /><br />Dalam dunia bisnis pada zaman sekarang produk-produk dan <br />pelayanannya tanpa adanya inovasi tidak akan berkembang, bahkan tidak <br />akan sukses dalam berwirausaha. Pada prakteknya, produk yang dibuat <br />se-orang Wirausaha dari tahun ke tahun begitu-begitu saja tidak ada <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />inovasi, juga peralatannya sudah tua. Wirausaha tersebut akan <br />mengalami kegagalan dan kehancuran dalam menjalankan usahanya. <br /><br />Dalam era globalisasi persoalan-persoalan yang muncul dari dunia <br />bisnis dan perdagangan harus diantisipasi dengan inovasi-inovasi terhadap <br />produk. Seorang Wirausaha merupakan inovator yang merasakan gerakan <br />perekonomian pada zaman sekarang. Untuk itu seorang wirausaha pada <br />dasarnya dituntut untuk memilki mitos dalam meningkatkan kemampuan <br />inovasi diantaranya : <br /><br />a. Teknologi merupakan kekuatan pendorong terhadap inovasi dan <br />kesuksesan. Teknologi memang merupakan salah satu sumber <br />inovasi, akan tetapi bukanlah satu-satunya. Kenyataannya desakan <br />pasar dan konsumen merupakan keberhasilan untuk berinovasi. <br />b. Proyek yang besar akan lebih mengembangkan masalah inovasi dari <br />pada proyek kecil. Akan tetapi, dalam kenyataanya, mitos ini sudah <br />tidak terpakai lagi. Pada zaman era globalisasi sekarang ini, semakin <br />banyak perusahaan kecil cenderung membuat tim-tim kecil yang <br />mempermudah para pegawainya untuk menelorkan gagasan-gagasan, <br />ide-ide, dan sebagainya. <br />c. Spesifikasi teknis sebaiknya dipersiapkan secara lengkap. Akan tetapi <br />kenyataannya sering menggunakan pendekatan dengan uji coba dan <br />revisinya. <br />d. Inovasi harus direncanakan terlebih dahulu dan dapat diperkirakan. <br />Tetapi kenyataannya tidak dapat diprediksi dan dapat dilakukan oleh <br />setiap orang dalam melakukan inovasi . <br />e. Ada kreativitas yang tergantung pada mimpi-mimpi dan gagasangagasan <br />yang mengawang-ngawang. Akan tetapi, kenyataannya se-<br />orang inovator adalah orang yang sangat praktis mengambil peluangpeluang <br />yang tercecer dari realitas dan bukan impian. <br />Pada zaman sekarang perubahan lingkungan bisnis semakin cepat <br /><br />dan penuh persaingan. Begitu juga selera masyarakat, masalah <br />permintaan, masalah pemasaran, adalah sesuatu yang harus diantisipasi <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />oleh para Wirausaha agar survive dan sukses. Adanya perubahan dan <br />inovasi–inovasi baru akan menjadi karakteristik penting di dalam sistem <br />bisnis modern. Sukses berwirausaha hanya dicapai oleh yang yakin akan <br />apa yang dikerjakannya, serta tidak membiarkan hal-hal lain untuk <br />menyabetnya. <br /><br />2. Penerapan Berinovasi <br />Inovasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam <br />proses kewirausahaan. Inovasi merupakan suatu proses mengubah <br />peluang menjadi gagasan-gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Dalam <br />prosesnya, penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1955) <br />ada empat jenis inovasi : <br /><br />a. Penemuan ( Invensi), <br />b. Pengembangan (Eksistensi), <br />c. PenggAndaan (Duplikasi), dan <br />d. Sintesis. <br />Salah seorang penemu dan <br />pencipta sistem injeksi <br />bahan bakar <br /><br />Sang pionir teknologi <br />otomotif <br /><br />Robert Bosch <br />Untuk sekedar memperjelas dapat Anda pelajari jenis-jenis <br />penerapan kemampuan inovasi dalam praktek berikut ini : <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br />36 <br /><br /> <br />No Jenis Keterangan Contoh <br />1 Penemuan <br />(invensi) <br />Produk, jasa atau proses <br />yang benar-benar baru <br />Wright, bersaudara <br />(pesawat terbang) <br />Alexander Graham <br />Bell(pesawat <br />telepon) <br />Thomas Edison <br />(lampu pijar) <br />2 Pengembangan <br />(Eksistensi) <br />Pemanfaatan atau <br />penerapan lain pada <br />produk, jasa, atau proses <br />yang ada. <br />Raynoc <br />(Mc Donalds) <br />3 PenggAndaan <br />(Duplikasi) <br />Refleksi kreatif atau <br />konsep yang telah ada <br />Walmart <br />(Department store) <br />4 Sintesis Kombinasi atas konsep <br />dan factor-faktor yang <br />telah ada di dalam <br />penggunaan atau <br />formualsi baru. <br />Fred Smith (Federal <br />Express) <br />Merrill Lyuch <br />(Lembaga <br />Keuangan) <br /><br />Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan <br />penerapan kemampuan inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1955) <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Iklim inovasi dan visi . Perusahaan yang inovasi mempunyai <br />visi yang singkat dan jelas serta memberi dukungan <br />nyata untuk terwujudnya suasana inovasi. <br />b. Orientasi pasar. Perusahaan yang inovasi melAndaskan visi <br />mereka yang ada pada pasar. <br />c. <br />Organisasi yang tetap datar dan kecil. Kebanyakan <br />perusahaan yang inovasi berusaha menjaga keseluruhan <br />perusahaan tetap datar serta tim proyek yang kecil. <br />d. Proses belajar interaktif. Di dalam suatu lingkungan yang <br />inovasi, proses belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan <br />garis fungsi tradisional dalam suatu perusahaan. <br />Dalam pembentukan proses kewirausahaan, perusahaan perlu <br />memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawan, agar <br />mereka berani mengembangkan ide dan gagasan yang mereka miliki. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Maka, perlu adanya pengembangan kebijaksanaan yang akan membantu <br />orang–orang yang inovasi dapat mewujudkan ide, gagasan yang benarbenar <br />kreatif, potensial dan inovasi. <br /><br />3. Sumber Penerapan Sikap Inovasi <br />Dorongan untuk berinovasi merupakan alat spesifik bagi seorang <br />Wirausaha. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan dapat <br />mengembangkan inovasi-inovasi sebagai elemen utama dalam strategi <br />bisnis. <br /><br />Prakteknya di dalam dunia bisnis, sebagian besar gagasan inovasi <br />muncul lewat analisis metodologi peluang-peluang yang ada, baik yang <br />terdapat di dalam, maupun di luar perusahaan (F.Drucker). Peluangpeluang <br />tersebut dapat berupa peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan, <br />keganjilan, kebutuhan proses, perubahan industri, perubahan demografis, <br />perubahan persepsi, dan adanya pengetahuan baru. <br /><br />Tahap-tahap inovasi dapat dikelompokkan menjadi dua fase: <br /><br />a. Penciptaan inovasi <br />Adalah kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi produk atau <br />solusi produk. <br /><br />b. Adopsi inovasi <br />Adalah akuisisi atau implementasi inovasi yang menjadikan sum-ber <br />peluang dari inovasi itu. <br />Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan <br />kemampuan inovasi (Howel dan Heggins,1990) sebagai berikut: <br /><br />• <br />Kejadian yang tidak diharapkan <br />Ada dua hal yang sering muncul dalam usaha, yaitu kesuksesan <br />dan kegagalan yang lahir begitu saja tanpa pernah diantisipasi dan <br />diramalkan sebelumnya Kegagalan dan kegagalan biasanya tidak <br />diharapkan Wirausaha, akan tetapi hal ini sama pentingnya karena <br />bisnis sering mengabaikannya, bahkan membencinya. Kegagalan ini <br />sebenarnya dapat menjadi sumber peluang inovasi. Hal inilah yang <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />akan menjadi dasar kuat bagi perusahaan. Contohnya: Teh botol <br />sosro keberhasilannya tidak pernah diduga banyak orang, bahkan <br />mula-mula diawali dengan adanya cemoohan. <br /><br />• <br />Ketidakharmonisan <br />Peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan dapat menjadi sumber <br />peluang yang mudah dan disederhanakan. Hal ini bisa terjadi <br />karena ada jurang pemisah antara yang diharapkan dengan yang <br />sebenarnya terjadi. <br /><br />• <br />Proses sesuai dengan kebutuhan <br />Hal ini dapat terjadi jika permintaan khusus terhadap Wirausaha <br />untuk menciptakan inovasi tertentu, karena ada kebutuhan khusus. <br />Contohnya: Perusahaan minyak goreng tanpa kalesterol tinggi <br />berdasarkan kebutuhan khusus. <br /><br />• <br />Perubahan pada industri dan pasar <br />Industri selalu berkembang berdasarkan perkembangan pasar yang <br />selalu berubah-ubah secara struktural, desain, dan definisi. Di sini <br />seorang Wirausaha harus peka mengantisipasi untuk menarik <br />kesempatan yang akan muncul. <br />Contohnya: Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap <br />produk-produk yang ramah terhadap lingkungan, akan terlahirlah <br />kertas, plastik, dan sampah yang didaur ulang. <br /><br />• <br />Perubahan demografi <br />Perubahan demografis merupakan sumber peluang inovasi yang <br />paling hAndal di luar perusahaan. Di sini inovasi akan muncul <br />karena adanya perubahan pada masyarakat tentang jumlah <br />penduduk, umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, lokasi <br />geografis, dan faktor-faktor lainnya. <br /><br />• <br />Perubahan persepsi <br />Adanya sumber peluang inovasi, berbagai rupa keganjilan, dapat <br />menjadi sumber peluang inovasi. Di sini inovasi akan muncul <br />karena adanya perubahan interpretasi yang terjadi di masyarakat <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />akan fakta-fakta yang ada dan konsep yang berlaku. Contohnya: <br />Ber-munculannya pusat-pusat kebugaran jasmani (fitness center) <br />dan aerobik di kota-kota besar. <br /><br />• <br />Konsep pengetahuan dasar <br />Pengetahuan baru, apakah itu pengetahuan ilmiah, teknis atau sosial <br />merupakan sumber peluang yang paling produktif. Di sini ada <br />beberapa prinsip yang mendasari kreasi dan inovasi, serta Invensi. <br />Invensi merupakan salah satu konsep pengetahuan dasar karena <br />adanya produk dari hasil pemikiran baru. Contohnya: industri, <br />video, dan robot. <br />Rasa ingin tahu menurut Schon (1963), servo (1988), yang dimiliki <br /><br />seorang Wirausaha akan mendorong untuk melakukan penelitian dan <br />percobaan. Seorang Wirausaha sering me-nemukan sesuatu yang baru. <br />Hal ini disebut inovasi. Konsepsi penemuan dan pemanfaatan adalah <br />elemen-elemen yang ada di dalam inovasi. Inovasi hampir selalu <br />melibatkan pertarungan antara banyak orang dan dibutuhkan stamina <br />serta kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat men-jadi pemenang. <br />Inovasi telah dikenal sebagai salah satu fungsi penting di dalam proses <br />kewirausahaan. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang <br />menjadi gagasan yang dapat diperjualbelikan. <br /><br />4. Prinsip inovasi <br />Jenis, bentuk dan motif apa pun apakah inovasi itu sederhana atau <br />radikal merupakan sebuah bentuk kesadaran. Sebagian besar gagas-an <br />inovasi muncul lewat analisis peluang yang sistematis dan bertujuan. <br />Dalam upaya mempertahankan identitas dan kelangsungan hidup inovasi <br />itu memerlukan pengetahuan, kemurnian, keteguhan, dan kerja keras. <br /><br />Tuomi (1999) berpendapat bahwa proses utama inovasi terkait <br />dengan pembaharuan dan pertumbuhan inovasi sendiri, dan ini <br />merupakan penyebab utama adanya pertumbuhan dan pembaharuan. <br />Inovasi dikenal secara luas di kalangan dunia bisnis dan tujuan utamanya <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />adalah me-laksanakan kegiatan ekonomi dan menjadi instrumen penting <br />untuk mencapai serta melestarikan keunggulan daya saing di dalam bisnis. <br /><br />Tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma dan <br />menciptakan bisnis yang berada di depan. Akan tetapi, terutama di dalam <br />dunia bisnis, sering kali inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana <br />dan fokusnya melakukan atau membuat satu hal. <br /><br />Inovasi adalah merupakan hasil kerja keras yang memerlukan <br />pengetahuan dan kemurnian berwirausaha. Akan tetapi, pada <br />kenyataannya tidak seorang pun Wirausaha dapat memastikan, apakah <br />inovasi itu akan mengakhiri sebuah bisnis besar, mengubah aturan main, <br />atau hanya sebuah prestasi biasa. <br /><br />Inovasi dapat dianalisis pada level nasional organisasi, kelompok <br />atau individu. Di sini seorang Wirausaha harus mampu mengelola empat <br />fase pembuatan inovasi proses yaitu sebagai berikut: <br /><br />a. Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik <br />internal maupun eksternal. <br />b. Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi. <br /><br />c. <br />Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. <br />Pengembangan sumber daya yang diperoleh melalui pengalihan <br />teknologi dan adanya sumber daya pengetahuan untuk <br />dilaksanakan seorang Wirausaha. <br />d. <br />Penerapan inovasi lahir dari gagasan-gagasan, ide-ide, melalui <br />berbagai tahap pengembangan untuk dilimpahkan sebagai <br />produk atau pelayanan baru pada pasar eksternal, metode baru <br />atau proses baru. <br />Dimensi tipe-tipe inovasi, tahapan-tahapan inovasi, dan level <br />analisisnya adalah sebagai berikut: <br /><br />a. <br />Inovasi produk, adalah hasil dari organisasi perusahaan. <br />b. <br />Inovasi administrasi, adalah inovasi yang terkait dengan manajemen, <br />serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya <br />manusia (SDM), dan sistem akuntansi. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />c. <br />Inovasi kontinum, adalah sebagai inkremental ke radikal menurut <br />tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovasi. <br />d. <br />Inovasi proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk atau <br />pelayanan yang baik. <br />e. <br />Inovasi teknik, adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi <br />produk. <br />Inovasi merupakan proses yang terus menerus dan tidak <br />pernah berakhir sebab selalu ada potensi pengembangan. Inovasi <br />terhadap produk akan membawa perkembangan dan perubahan dalam <br />ekonomi <br /><br />c. Rangkuman <br />Kreativitas merupakan bahan bakunya. Inovasi merupakan hasil komersial. <br />Jadi, sesuatu yang baru belum tentu inovasi jika yang dihasilkan <br />itu tidak merupakan sesuatu yang lebih baik. Inovasi dalam bisnis yang <br />menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas adalah hasil dari tindakan <br />yang bersedia memikul resiko. Setiap perjuangan dan kekalahan akan <br />meningkatkan keahlian, kemampuan, dan dapat mempertebal keyakinan. <br /><br />Ada beberapa hal yang menjadi sumber Inovasi/inovasi sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Kejadian yang Tidak Diharapkan, <br />• <br />Proses Sesuai Kebutuhan, <br />• <br />Ketidakharmonisan, <br />• <br />Perubahan Demografi, <br />• <br />Perubahan Persepasi, <br />• <br />Konsep Pengetahuan Dasar. <br />Pekerjaan-pekerjaan besar bukanlah dilakukan oleh tarikan otot <br />atau keterampilan jasmani, melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak <br />dan keyakinan. Berusaha dan bekerja keras sangat ditekankan oleh <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Rasulullah Saw., kita tidak boleh berpangku tangan, mengharapkan rizki <br />hanya berdoa saja. Berdoa tanpa usaha tidak ada gunanya. <br /><br />Gagasan analisis akan muncul lewat analisis peluang yang <br />sistematis dan bertujuan, serta memerlukan pengetahuan kemurnian, <br />keteguhan, dan kerja keras. <br /><br />Sebagai dasar dari pembentukan sebuah inovasi adalah sebagai <br /><br />berikut : <br /><br />1. <br />berorientasilah pada tindakan, <br />2. <br />buatlah produk, proses dan jasa secara sederhana dan dapat <br />dipahami, <br />3. <br />mulailah dengan yang kecil, <br />4. <br />tujuan yang besar, <br />5. <br />jalankan konsep uji-coba-revisi, <br />6. <br />belajar dari kegagalan, <br />7. <br />ikuti jadwal utama, <br />8. <br />hargai aktivitas yang memiliki nilai khusus, <br />9. <br />kerja, kerja, dan kerja. <br />d. Tugas <br />Buatlah salah satu produk sesuai dengan SMK yang anda geluti ? <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan tahapan proses kreatif untuk meningkatkan kreativitas <br />tinggi menurut Egward de Bono <br />2. <br />Apakah yang anda ketahui dengan proses pernerapan inovasi <br />3. Sebutkan sumber-sumber yang dapat dijadikan inovasi <br />B. <br />Kunci Jawaban <br />1. <br />Tahapan proses kreatif dapat dilakukan, a. Akumulasi <br />pengetahuan, kreasi yang baik biasanya di dahului dengan proses <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />penyidikan pengumpulan informasi. Hal tersebut meliputi <br />membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan <br />profesional, dan penyerapan informasi sehubungan dengan <br />masalah yang digeluti, b. Proses inkubasi, Tahap ini seseorang <br />tidak selalu harus terus menerus memikirkan masalah yang tengah <br />dihadap, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, dan yang <br />tidak ada hubungan dengan masalah, c. Melahirkan ide, Ide <br />mudah ditemukan, tapi kadang-kadang tidak ada hubungan <br />masalah, muncul tiba-tiba, d. Evaluasi dan implementasi, tahap <br />ini sulit dalam mengembangkan proses kreatif, sehingga <br />dibutuhkan keseriusan, disiplin. <br /><br />2. Inovasi merupakan <br />suatu proses mengubah peluang menjadi <br />gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi sebetulnya bukanlah <br />gagasan yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang sepele. <br />Dalam proses, penerapan kemampuan berinovasi ada 4 jenis : a. <br />Proses penemuan, b. Pengembangan (eksistensi), c. Penggandaan, <br />d. sintesis <br />3. Yang dapat dijadikan sumber inovasi sebagai berikut : a. Kejadian <br />yang tidak diharapkan, b. Proses sesuai dengan kebutuhan, c. <br />Keharmonisan, d. Perubahan demografi, d. Perubahan persepsi, e. <br />Konsep pengetahuan dasar <br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br /><br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br /><br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br /><br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Bab III. Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus <br />dan Berhasil, Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda dapat <br />menerukskan dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang <br />dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang <br />belum Anda kuasai atau pahami untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Carol Kinsey Goman. 1999, Kreativitas Dalam Bisnis, Binarupa <br />Aksara, Jakarta. <br /><br />Drucker, Peter F. 1996, Inovasi dan Kewirausahaan, Erlangga, <br /><br />Jakarta. <br />Danuhadimedjo, R.Djatmiko. <br />Pembangunan, Alfabeta, <br />1998. <br />Bandung <br />Kewiraswastaan dan <br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori <br /><br />dan Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br /><br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepreneur Indonesia), PT <br /><br />Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br /><br />Harefa, Andreas., Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi <br />Wirausaha) http://www.ekafood.com/cerdasemosi.htm <br /><br />Kao, John. 1989. Entrepreneurship, Creativity and Organization, <br />Taxs, Cases and Readings, Englewood cliffs, New Jesey, <br />Prentice Hall. <br /><br />Kuratko, Donal F. and Richard M, Hodgets, 1995. Entrepreneurship, <br /><br />A. Contemporary Approach, 3rd ed, the Dryden Press. <br />Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik, 1988. Wawasan Kewirausahaan, <br />(Cara Mudah Menjadi Wirausaha), Fakultas Ekonomi <br />Universitas Indonesia, Jakarta. <br /><br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang. <br /><br />Tedjasutisna, Ating 2004. Memahami Kewiraushaan. Armico, Bandung. <br /><br />Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar <br />Baru, Bandung. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-4646098540285536942010-01-01T19:23:00.000-08:002010-01-01T19:25:00.751-08:00MODUL 4 KWUMODUL <br /><br /><br />4 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />KIAT MENGEMBANGKAN SIKAP KREATIF <br />DAN INOVATIF <br />Kode : A1.04.KWU <br /><br />Penulis : <br /><br />Drs. Endang Supardi, M.Si <br /><br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN <br />MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br />2004 <br /> <br />MODUL <br /><br /><br />4 <br />KIAT MENGEMBANGKAN <br />SIKAP KREATIF DAN INOVATIF <br /><br /><br />ENDANG SUPARDI <br /><br />BAB I PENDAHULUAN <br /><br />A. Deskripsi <br />Modul ini berjudul “Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan <br />Inovatif” yang isinya membahas tentang Mengembangkan sikap kreatif, <br />Pengertian kreatif, Berpikir kreatif, Menerapkan pemikiran kreatif, <br />Pengertian inovatif, Mitos kemampuan inovatif, mengembangkan sikap <br />inovatif, Proses penerapan inovatif, Dimensi inovatif, Prinsif inovatif, dan <br />Sumber penerapan inovatif. <br /><br />Setelah mempelajari modul ini, Anda akan memahami karakteristik <br />bagaimana kiat mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dalam <br />kewirausahaan secara mendalam. Selain akan memahami perspektif yang <br />lebih luas tentang kewirausahaan, Anda pun akan mengetahui sikap, jiwa, <br />motivasi, dan prilaku seseorang yang dikatagorikan sebagai wirausahawan. <br /><br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain Anda diharapkan akan bersikap, <br />berjiwa dan berprilaku sebagai wairausahawan, diharapkan juga untuk <br />dapat mengaktualisasikan sikap kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan <br />tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan dapat <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />1. <br />memahami karakteristik kewirausahaan (kiat mengembangkan sikap <br />kreatif dan inovatif) dan <br />2. dapat mengaktualisasikan <br />sikap dan prilaku wirausahawan (sikap <br />kreatif dan inovatif). <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini, sebaiknya Anda <br />menguasai atau memahami isi materi dari modul 3 terlebih dahulu, yaitu <br />tentang “Kiat Mengembangkan Sikap Jujur dan Disiplin”. <br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa : <br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />2. <br />Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan <br />kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca pengertian <br />kata-kata kunci dalam daftar kamus manajemen dan ekonomi yang <br />ada. <br />3. <br />Amati sekeliling Anda orang-orang yang berhasil dan berprestasi <br />dalam hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. <br />Cek diri Anda, apakah Anda telah memahami karakteristik seorang <br />wirausahawan, apakah Anda setuju dengan karakteristik seperti itu, <br />dan keterampilan apa yang sudah Anda miliki. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />5. <br />Untuk mendapatkan sertifikasi, Anda harus lulus tes tingkat <br />kemampuan dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat tes khusus. <br />6. <br />Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman Anda dan tanyakan <br />kepada guru atau tutor Anda. <br />b. Bagi Guru : <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar <br />dari mulai merancang, menjelaskan, mengorganisir, membimbing, <br />mengarahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu peran, Anda sebagai guru adalah sebagai berikut : <br /><br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul <br />ini. <br />2. <br />Membantu siswa dalam proses belajar. <br />3. <br />Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. <br />Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru <br />kewirausahaan dan menjawab kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. <br />Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber <br />tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. <br />6. <br />Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk <br />diskusi. <br />7. <br />Merancang seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja lain atau <br />praktisi untuk membantu jika diperlukan. <br />8. <br />Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />9. <br />Melaksanakan penilaian. <br />10. Menjelaskan kepada siswa bagian yang perlu untuk dibenahi dan <br />merundingkan rencana untuk didiskusikan. <br /><br />D. TujuanAkhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan <br /><br />a. Siswa Memiliki Kinerja <br />1. <br />Dapat memahami karakteristik sikap kreatif dan inovatif dalam <br />kewirausahaan secara kognitif, afektif dan psikomotor, dan dapat <br />mempraktekkannya nanti di lapangan dalam dunia kerja. <br />2. <br />Memiliki sikap kreatif, inovatif dan prilaku kewirausahaan dalam <br />bekerja. <br />3. <br />Mampu dan berani untuk bersikap kreatif dan inovatif dalam <br />bidangnya. <br />b. Kriteria Kinerja <br />1. <br />Krteria kinerja sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan <br />disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri dan realistis. <br />2. <br />Prilaku kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif <br />(sikap selalu ingin maju). <br />3. <br />Keberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasrkan <br />sikap, dan prilakunya. <br />c. Kondisi atau Variabel yang Diperlukan <br />1. <br />Untuk menguasai sikap dan prilaku pendukung karakteristik kewirausahaan <br />(sikap kreatif dan sikap inovatif) dan mempraktekkannya <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />dalam dunia nyata, siswa perlu diperkenalkan dalam dunia kerja, <br />dalam bentuk studi lapangan. <br /><br />2. <br />Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki sikap <br />kreatif dan sikap inovatif dalam kewirausahaan seperti artis, atlet, <br />petani, pejabat, guru, kepala sekolah. <br />E. Kompetensi <br />1. <br />Kompetensi Utama : Siswa dapa mengaktualisasikan sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />2. <br />Subkompetensi : Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan prilaku <br />kewirausahaan. <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan Anda, Anda harus dapat menjawab <br />pertanyaan-pertanyaan berikut ini : <br /><br />1. <br />Jelaskan secara rinci ciri-ciri seorang wirausahawan dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, jiwa dan prilaku wirausaha. <br />2. <br />Berikan contoh kongkrit untuk ciri-ciri wirausahawan yang berhasil <br />atau gagal seperti pada artis, atlet, guru, pejebat, kepala sekolah, <br />petani, bupati dsb. <br />3. <br />Keterampilan apa yang harus dimiliki seseorang agar menjadi <br />wirausahawan yang berhasil ? <br />Apabila siswa telah mengusai kompetensi atau subkompetensi <br /><br />tersebut di atasi, maka siswa dapat mengajukan uji atau tes kompetensi <br /><br />kepada penilai. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />G. Glosarium <br />1. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan <br />daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. <br />2. Motivasi wirausaha merupakan proses perkembangan yang melibatkan <br />usaha pendidikan formal dan informal secara terintegrasi disamping <br />perlu juga latihan-latihan. <br />3. Kreatif <br />merupakan proses pemikiran yang membantu dalam <br />mencetuskan gagasan-gagasan, <br />4. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan <br />dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi sebetulnya bukanlah gagasan <br />yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang sepele. Inovasi adalah <br />penerapan praktis dari gagasan-gagasan tersebut. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif <br /><br /> <br />Bab II. Pembelajaran <br /><br />A. Rencana Belajar Siswa <br />Mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut : <br /><br />No Kegiatan Waktu/Tahap Tempat TAnda <br />1. Mengkaji secara <br />mandiri <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan <br />teman <br />3 x 40 menit Di Sekolah <br />3. Latihan dan <br />mengungkap <br />contoh <br />1 x 40 menit Di Sekolah & <br />Lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 40 menit Di Lapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar 1 <br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memiliki dan mengembangkan sikap kreatif dalam <br />mengembangkan usaha <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />Mengembangkan Sikap Kreatif <br />Pendahuluan <br /><br /><br />Perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang gagal <br />letaknya di bidang rohani. Apa yang biasa orang pikirkan, oleh seseorang <br />menentukan apa yang akan dicapainya. Ini berlaku di lapangan niaga <br />maupun lapangan-lapangan lain. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, maka <br />orang tersebut akan mendapat hasil-hasil tertentu. Jika pikiran-pikirannya <br />tidak menentu dan tidak diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, maka <br />hasilnya pun akan mengecewakan. <br /><br />Bandingkanlah kalau ada dua orang Wirausaha. Yang satu sibuk <br />dan gelisah, namun tidak menghasilkan sesuatu yang penting. Hal ini <br />karena pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak <br />dipikirkan dengan serius. Yang lain melaksanakan pekerjaannya sehari-<br />hari dengan tenang dan tertib, memperhatikan setiap bagian, <br />menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat hasil <br />yang baik. <br /><br />Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang sering disebut <br />dengan daya khayal, melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai <br />kemauan yang tinggi dan kesanggupannya dalam menemukan segala hal. <br />Daya khayal dapat dibedakan menjadi 2, yaitu daya khayal sintesis dan <br />daya khayal kreatif. Daya khayal sintesis adalah untuk tidak menciptakan <br />hal yang baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk <br />kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan halhal <br />baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam <br />memecahkan suatu masalah. <br /><br />Melalui daya khayal kreatif ini alam pikiran manusia yang terbatas <br />dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran halusnya. Barangkali <br />alam pikiran inilah yang menyalurkan inspirasi atau ilham dan menyampaikan <br />gagasan baru sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia <br />untuk menyesuaikan getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri <br />orang lain. Daya khayal biasanya bekerja secara otomatis dan hanya <br />bekerja jika alam pikiran yang sadar bergerak dengan kecepatan yang luar <br />biasa seperti mendapatkan dorongan dari suatu emosi yang ditimbulkan <br />oleh keinginan yang kuat. Dalam hubungan ini, berpikir kreatifnya seorang <br />Wirausaha dapat merombak dan kemudian mendorongnya dalam pengembangan <br />lingkungan menjadi berhasil. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />2. Pengertian Kreativitas <br />Kesulitan dan kemelut yang terjadi dalam kehidupan manusia <br />janganlah kita anggap sebagai rintangan untuk maju di dalam <br />berwirausaha. Hadapilah hidup ini dengan penuh keyakinan. Apabila kita <br />berhadapan dengan keadaan buruk, janganlah kita marah, berputus asa <br />atau kecewa. Keyakinan, ketabahan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang <br />Maha Esa harus kita miliki dan kita tanamkan dalam diri kita sendiri. <br /><br />Kegagalan dan kegelapan yang menyelimuti, yang menjadikan <br />pandangan hidup menjadi suram, harus kita ubah menjadi lebih cerah, <br />produktif, dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada halhal <br />yang baik, dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai <br />pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir yang demikian itu bisa <br />dikatakan cara berpikir kreatif dan produktif. <br /><br />Manusia Wirausaha memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh <br />cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung <br />oleh dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. <br />Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam <br />permasalahan. <br /><br />Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan <br />ragam masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan <br />daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat <br />ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. <br /><br />Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan <br />gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih <br />dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut <br />antara lain meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi <br />gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus <br />dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan <br />gagasan tersebut <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan <br />dan ditingkatkan. Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang <br />terhadap orang lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, <br />tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi <br />kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai <br />orang yang kreatif. Ada yang mengatakan hanya orang jenius/pintar saja <br />yang memiliki kreativitas. Kreativitas bukanlah suatu bakat misterius yang <br />diperuntukkan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreativitas merupakan <br />suatu cara pAndang yang sering kali justru dilakukan secara tidak <br />logis. Proses ini melibatkan hubungan antarbanyak hal di mana orang lain <br />kadang-kadang tidak atau belum memikirkannya. <br /><br />Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah <br />menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah <br />proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Anda harus <br />mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan <br />seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat <br />mempengaruhi kreativitas. Kreativitas merupakan sumber yang penting <br />dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan. <br /><br />Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara <br />praktis gagasan kreatif. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang <br />tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru <br />ke dalam kehidupan. <br /><br />Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan <br />untuk menciptakan suatu produk baru ini : <br /><br />a. <br />Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi <br />atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, <br />data, variabel, yang sudah ada sebelumnya. <br />b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan <br />sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata <br />yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. <br />Conny Semiawan (1984). <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak <br />pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja <br />yang tinggi. Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang <br />Wirausaha itu terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri <br />untuk maju dalam berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat <br />menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. <br />Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasangagasan <br />baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya. Kita tidak mungkin <br />memiliki gambaran yang lengkap mengenai masa depan, tetapi tindakan <br />kita akan memiliki konsekuensi di masa depan. Oleh karena itulah, kita <br />memerlukan pemikiran yang kreatif yang membantu untuk melihat <br />konsekuensi dari tindakan serta untuk memberikan alternatif tindakan. <br />Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, <br />penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. <br /><br />Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan untuk menggambarkan <br />keadaan masa depan, di mana seorang Wirausaha akan beroperasi, juga <br />akan memberikan gambaran yang tidak dapat dihasilkan oleh eksplorasi <br />terhadap trend masa kini. <br /><br />De Bono, berpendapat bahwa pola pemikiran yang kreatif <br />merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang sangat <br />tertarik akan pekerjaanya. Pemikiran kreatif juga memberikan kemungkinan <br />bagi setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang Wirausaha <br />yang kreatif akan membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih <br />menarik serta akan menyediakan kerangka kerja dan dapat bekerjasama <br />de-ngan orang lain. <br /><br />Randsepp, menyebutkan ciri-ciri tentang pemikiran kreatif sebagai <br />berikut : <br /><br />a. sensitif terhadap masalah-masalah, <br />b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar, <br />c. fleksibel, <br />d. keaslian, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />e. mau mendengarkan perasaan, <br />f. keterbukaan pada gejala bawah sadar, <br />g. mempunyai motivasi, <br />h. bebas dari rasa takut gagal, <br />i. mampu berkonsentrasi, dan <br />j. mempunyai kemampuan memilih. <br />Seorang Wirausaha yang memliki daya pengembangan kreativitas <br />yang tinggi akan dapat merombak dan mendorongnya di dalam <br />pengembangan lingkungan usahanya menjadi berhasil. Karena dengan <br />kreativitas seorang Wirausaha dapat <br /><br />a. meningkatkan efisiensi kerja, <br />b. meningkatkan inisiatif, <br />c. meningkatkan penampilan, <br />d. meningkatkan mutu produk, dan <br />e. meningkatkan keuntungan. <br />Seorang Wirausaha yang kreatif selalu dihujani bahan-bahan <br />informasi bisnis melalui televisi, surat kabar, majalah, percakapan dengan <br />orang lain, laporan, surat, memo, pengumuman, selebaran, telepon dan <br />sebagainya. <br /><br />Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Wirausaha yang <br />kreatif dalam mencari informasi yang penting bagi usahanya : <br /><br />a. informasi tentang kepribadian dan kemampuanya, <br />b. peluang pasar, <br />c. peluang usaha yang menguntungkan perusahaan, <br />d. pemasok barang, <br />e. kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk, <br />f. persaingan dalam dunia usaha, dan <br />g. lingkungan usaha yang dihadapinya dan lain-lain. <br />Bagi kalangan Wirausaha, tingkat kreativitas akan sangat <br /><br />menunjang dalam kemajuan bisnis. Dalam lingkungan bisnis global, di <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />mana perubahan begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orang-<br />orang kreatif yang dapat mengantisipasi dan tanggap terhadap <br />perubahan. <br /><br />Oleh karena itu, kreativitas sebenarnya merupakan sebuah proses <br />yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas seorang <br />wirausaha dapat juga dipengaruhi oleh bakat, kemampuan, dan ilmu <br />pengetahuan. Begitu juga pengalaman seorang Wirausaha juga <br />merupakan guru yang berharga untuk memicu kreativitas keberhasilan <br />dalam per-usahaan. Seorang Wirausaha dikatakan kreatif apabila <br />mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau <br />mengadakan se-suatu yang belum ada. <br /><br />Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut <br />Edward de Bono (1970) dalam proses kreatif, yaitu <br /><br />a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan <br />Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan <br />pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara <br />dengan orang lain, menghadiri pertemuan pro-fesional dan <br />penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang <br />tengah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni <br />lahan yang berbeda dengan masalah kita karena hal ini <br />dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut <br />pAndang yang berbeda-beda. <br /><br />b. Proses Inkubasi <br />Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menrus <br />me-mikirkan masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia <br />dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang <br />sama se-kali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan <br />tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana ia harus <br />menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk <br />pemecahannya. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />c. <br />Melahirkan Ide <br />Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. <br />Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada <br />hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul <br />tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap <br />menangkap dan memformulasikan baik ide maupun <br />pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut. <br /><br />d. Evaluasi dan Implementasi <br />Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan <br />proses kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus <br />lebih serius, disiplin, dan benar-benar berkonsentrasi. <br />Wirausahawan yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide <br />yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan <br />untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak <br />menyerah begitu saja bila menghadapi hambatan. Bahkan <br />biasanya ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide <br />setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain dalam <br />tahapan ini adalah di mana Wirausaha mencoba-coba <br />kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya karena <br />ide yang mun-cul pada tahap III (c) tadi biasanya dalam <br />bentuk yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi <br />dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang <br />dari ide ter-sebut. (lihat gambar pada halaman berikut) <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Akumulasi <br />Pengetahuan <br />Proses <br />Kreatif <br />Gagasan <br />Evaluasi dan <br />Implementasi <br />Inkubasi <br />Akumulasi <br />Pengetahuan <br />Proses <br />Kreatif <br />Gagasan <br />Evaluasi dan <br />Implementasi <br />Inkubasi <br />Gambar 1. <br /><br />Proses Sikap Pemikiran Kreatif <br /><br />3. Keterampilan Berpikir Kreatif <br />Seharusnya setiap manusia Wirausaha memiliki jiwa <br />interpreneurship, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. <br />Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan daya <br />imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita <br />bisa memecahkan berbagai macam permasalahan. <br /><br />Manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh <br />penderitaan dan masalah yang sulit diatasi, sedangkan manusia yang <br />optimis memandang bahwa hidup ini penuh dengan kesempatan dan <br />kemungkinan untuk maju dan berhasil dalam hidup. Manusia yang optimis <br />mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pemikiran <br />yang kreatif. Keinginan, angan-angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah <br />kehidupan, perbintangan, nasib, takdir, ataupun segala pengalaman diri <br />kita selama hidup ini dapat merangsang jiwa kita untuk berpikir kreatif. <br />Untuk itu kita hendaknya memiliki daya cipta yang dinamis. Kita harus <br />senantiasa sadar dan waspada terhadap segala yang terjadi di sekitar kita <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />dan meng-ambil manfaat dari setiap peristiwa. Ada beberapa hambatan <br />mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita diantaranya: <br /><br />a. pandangan hidup yang sempit, <br />b. kepercayaan terhadap takhayul, <br />c. keputusasaan, <br />d. kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, <br />e. kesombongan, <br />f. kedengkian dan iri hati, <br />g. kebodohan, dan <br />h. kekhawatiran akan kegagalan. <br />Menurut Kao (1989), ada beberapa hal yang dapat merintangi atau <br />menghambat pimikiran kreativitas dilihat dari prilaku seorang Wirausaha <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a) Mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat, <br /><br />b) Memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan, <br /><br />c) Lebih menekankan pada prilaku struktur birokrasi, <br /><br />d) Menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan resiko, <br /><br />e) Lebih menyukai spesialisasi, <br /><br />f) Komunikasi yang lemah, <br /><br />g) Mematikan sesuatu contoh, <br /><br />h) Sistem pengendalian yang kuat atau tidak lentur, <br /><br />i) Menekankan denda atau hukuman atas kegagalan atau <br /><br />kesalahan, <br />j) Mengawasi aktivitas kreativitas, dan <br />k) Menekankan batas waktu. <br /><br /><br />Untuk menghindari hal-hal di atas, kita harus membuang se-jauh <br />mungkin setiap hambatan mental yang mengganggu proses berpikir kita. <br />Daya imajinasi baru mempunyai arti bagi hidup kita apabila bercampur <br />dan bekerjasama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat berakibat <br />dua hal, mungkin menolong mungkin juga menghambat usaha kita. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Pemikiran yang simpang siur menunjukkan pemikiran yang tidak kreatif. <br />Pemikiran kita akan kreatif apabila proses berpikir kita berlangsung secara <br />ilmiah. Proses berfikir ilmiah berlangsung dengan langkah-langkah yang <br />sistematis, berorientasi pada tujuan serta menggunkanan pola atau <br />metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, pemikiran <br />iilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut: <br /><br />a. Merumuskan atau mengenang tujuan, keinginan, dan kebutuhan baik <br />bagi diri sendiri maupun bagi pihak lain. <br />b. Merumuskan atau mengenang permasalahan yang berhubungan <br />dengan usaha untuk mencapai atau memenuhi tujuan, keinginan dan <br />ke-butuhan di atas. <br />c. Menghimpun atau mengenang fakta-fakta obyektif yang berhubungan <br />dengan obyek yang sedang kita pikirkan. <br />d. Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berpikir tertentu, baik secara <br />induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan antarfakta sehingga <br />ditemukan berbagai alternatif. <br />e. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat. <br />f. Menguji alternative itu dengan mempertimbangkan hukum sebab <br />akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi kehidupan. <br />g. Menemukan dan meyakini gagasan. <br />h. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tertulis. <br />Kalau kita perhatikan proses berpikir yang digambarkan di atas, <br /><br />ternyata berpikir ilmiah itu masih melibatkan fungsi-fungsi kejiwaan yang <br />lain, misalnya keinginan, perasaan, kemauan, imajinasi, ingatan dan <br />perhatian. Oleh karena itu, pemikiran kreatif harus ditunjang oleh suatu <br />kepribadian yang kuat. <br /><br />Sukses Wirausaha dapat diidentifikasi berdasarkan ide-ide yang <br />mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk <br />melaksanakannya. Para Wirausaha yang berada pada tingkat teratas <br />dalam tingkat organisasi mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menerapkan ide-ide kreatif. Para Wirausaha yang sangat kreatif biasanya <br />menjadi tokoh dalam dunia usaha. <br />Menurut Solomom dan Winslow (1988) ada beberapa ciri <br />Wirausaha kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />a) Pintar tetapi tak harus brilian karena kreativitas tidak selalu <br />secara langsung berhubungan dengan tingginya intelegensi <br />seseorang. <br /><br />b) Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda <br />dalam waktu yang singkat. <br />c) Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri. Dengan kata <br /><br />lain, menyukai dirinya dan memiliki rasa percaya diri. <br />d) Cenderung kaya kehidupan fantasi. <br />e) Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang. <br />f) Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul. <br />g) Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan <br /><br />persetujuan rekan lainnya. <br />h) Peka terhadap lingkungan dan perasaan orang-orang yang ada <br /><br />di sekitarnya. <br />i) Fleksibel. <br />j) Lebih mementingkan arti dan implikasi sebuah problem daripada <br /><br />detailnya. <br /><br />Tuntutan <br />sikap kreatif dan inovatif <br />mampu menghasilkan <br />differensiasi produk <br /><br />18<br /><br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />4. Mengembangkan Sikap Kreativitas <br />Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan <br /><br />kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana <br /><br />dikemukakan oleh James L. Adams (1986) : <br /><br />a. Mengenali hubungan <br />Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pAndang terhadap <br />suatu hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses, <br />bahan, teknologi, dan orang. Seperti mencampurkan aroma bunga <br />melati dengan air teh kemudian dibotolkan menjadi teh botol yang <br />harum dan segar rasanya. <br />Untuk membantu meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan <br />cara pAndang kita yang statis terhadap hubungan orang dan <br />lingkungan yang telah ada. Dari sini kita coba melihat mereka <br />dengan cara pandang yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif <br />akan memiliki intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan <br />mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena <br />tersebut. Hubungan ini nantinya dapat memperlihatkan ide-ide, <br />produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh, kita dapat melakukan <br />latihan de-ngan melihat hubungan antara pasangan-pasangan : <br />suami-istri, kue coklat dan es krim vanili, atlet dan pelatih serta <br />manajer de-ngan buruh. <br /><br />b. Pengembangan Perspektif Fungsional <br />Kita dapat melihat adanya suatu perspektif yang fungsional dari <br />benda dan orang. Seseorang yang kreatif akan dapat melihat orang <br />lain sebagai alat untuk memenuhi keinginannya dan mem-bantu <br />menyelesaikan suatu pekerjaan. Misalnya, sering secara tidak sadar <br />kita menggunakan pisau dapur untuk memasang baut gara-gara <br />palu yang kita cari tidak ketemu. Cara lain, kita harus me-mulainya <br />dari cara pAndang yang nonkonvensional dan dari per-spektif yang <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />berbeda. Sebagai contoh, cobalah sebutkan fungsi lain dari sebuah <br />kursi, buku yang Anda pegang ini, dan lain-lain. <br /><br />c. Gunakan Akal <br />Fungsi otak pada bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah <br />dilakukan sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Otak bagian <br />kanan dipakai untuk hal-hal seperi analogi, imajinasi, dan lain-lain. <br />Sedangkan otak bagian kiri dipakai untuk kerja-kerja seperti <br />analisis, melakukan pendekatan yang rasional terhadap pemecahan <br />masalah, dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda, tetapi dalam <br />kerjanya ia harus saling berhubungan. <br />Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan anlitis terhadap <br />pengetahuan, evaluasi dan tahap-tahap implementasi. Jadi, bila kita <br />ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan <br />kemampuan kedua belah otak kita tersebut. <br /><br />d. Hapus Perasaan Ragu-ragu <br />Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran <br />kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Pemikiran Lain, Perkembangan kehidupan seseorang banyak <br />terpenuhi oleh hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak <br />orang yang menyerah dengan kenyataan-kenyataan yang <br />dihadapi. Bagi orang yang kreatif lebih baik belajar menerima <br />keadaan tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering <br />menemukan sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut. <br />2. Mencari Selamat, Dalam kehidupannya orang akan cenderung <br />menghindari risiko seminimal mungkin, tetapi seorang inovator <br />akan senang menghadapi risiko, misalnya risiko kesalahan atau <br />kegagalan. Bahkan kegagalan dianggap sebagai permainan yang <br />menarik yang dapat dijadikan guru yang baik untuk keberhasilan <br />di masa yang akan datang. <br />3. Stereotype, Sepertinya sudah ada ketentuan atau karakteristik <br />tertentu untuk suatu hal, begitu pula halnya akan kesuksesan <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />yang dapat diraih. Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin <br />melakukan suatu hal, karena asas stereotype ini, akan terlimitasi <br />cara pAndang dan persepsinya terhadap kemungkinan lain yang <br />sebenarnya dapat diraih. <br /><br />4. Pemikiran Kemungkinan/Probabilitas, Guna memperoleh <br />keamanan dalam membuat keputusan, seseorang akan <br />cenderung percaya kepada teori kemungkinan. Bila berlebihan, <br />maka hal ini hanya akan menghambat seseorang mencari <br />kesempatan yang hanya akan datang sekali saja dalam <br />hidupnya. <br />5. Bagaimana Mengembangkan Sikap Kreatif <br />Banyak diantara kita yang merasa dirinya sangat tidak kreatif, <br />bagaimana juga, dalam lingkungan bisinis global, di mana perubahan <br />begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan orang-orang kreatif yang <br />dapat secara efektif mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan. <br /><br />Para peneliti yang mempelajari kreativitas mengatakan bahwa <br />menjadi kreatif adalah menyangkut keputusan-keputusan pribadi tentang : <br /><br />• <br />Di dalam berwirausaha apa yang Anda inginkan? <br />• <br />Bagaimana Anda melakukan usaha tersebut? <br />• <br />Dan bagaimana Anda melakukannya dengan lebih baik? <br />Hal ini jelas melibatkan suatu proses, bukan saja hasil akhir. <br />Melainkan pula keuletan dalam menerapkan pola-pola tersebut. <br />Menurut para peneliti ada tiga tipe kreatif yang berbeda : <br /><br />• <br />Jenis pertama adalah membuat atau “menciptakan.” Penciptaan <br />merupakan proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada. <br />• <br />Jenis yang kedua adalah “mengombinasikan atau menyentensiskan” <br />dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan. <br />Kenyataannya, banyak penemuan yang memudahkan kehidupan kita <br />hari ini, seperti telepon, dan modem, diciptakan karena hasil sintesis. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />• <br />Jenis yang ketiga adalah “memodifikasi” sesuatu yang memang sudah <br />ada. Modifikasi ini berupaya untuk mencari cara-cara untuk <br />membentuk fungsi-fungsi baru, atau menjadikan sesuatu menjadi <br />berbeda penggunaannya oleh orang lain. <br />Usaha-usaha melakukan <br />modifikasi produk sebagai <br />hasil dari Ide dan <br />kreatifitas <br />GAYA UNIK “DRAG RACE” <br />Dengan berusaha lebih kreatif, Anda akan menjadi lebih sadar akan <br />iide-ide yang lebih produktif. Jika memilih dari jumlah ide-ide yang baik, <br />maka Anda akan lebih siap mengambil resiko yang perlu untuk <br />melaksanakan ide-ide Anda yang kreatif. Jika Anda telah mengembangkan <br />suatu ide yang kreatif, mungkin resiko tertentu akan menyertai <br />pelaksanaannya karena pengambilan resiko dan kreativitas merupakan <br />dua ciri bagi para Wirausaha. <br /><br />Adapun kiat atau saran-saran khusus yang bisa digunakan untuk <br />dapat membantu mengembangkan sikap kreatif Anda adalah sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Tentukan Apa Yang Anda Inginkan, seperti mengambil waktu untuk <br />memahami permasalahan sebelum mencoba memecahkannya, <br />kumpulkan seluruh fakta dalam benak, dan cobalah identifikasi faktafakta <br />yang paling penting. <br />• <br />Rilek, beberapa teknik rileksasi di antaranya termasuk menjernihkan <br />pikiran, mendengarkan alunan suara yang indah, meditasi, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />mendengarkan humor dari orang lain, berhenti sejenak memikirkan <br />segala permasalahan untuk kembali kemudian. <br /><br />• <br />Latihlah Otak Anda, aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah <br />keluarkanlah semua gagasan tanpa harus menyebutkan <br />pemecahannya terlebih dahulu, latihan berkonsentrasi pada isu <br />tunggal, cobalah memikirkan penyelesaian-penyelesaian unik terhadap <br />masalah masalah pribadi atau masalah-masalah kerja Anda dan <br />latihlah cara menerima kurangnya kendali. <br />• <br />Mencari Cara melakukan sesuatu dengan lebih baik, cara ini <br />melibatkan upaya-upaya orisinal, menjaga keterbukaan pikiran, <br />berpikir dengan cara yang tidak konvensional untuk menggunakan <br />objek dan lingkungan (sebagai contoh bagaimana Anda dapat <br />menggunakan headline surat kabar atau majalah untuk membantu <br />Anda menjadi pemecah masalah yang lebih baik), tundalah <br />menggunakan cara-cara biasa dalam mengerjakan sesuatu dan lain-<br />lain. <br />• <br />Carilah Cara untuk Mengatasi Masalah, hal ini dapat diikuti dengan <br />mematok waktu untuk fokus pada masalah, mengerjakan rencana, <br />menyusun subtujuan, mengingat kembali masalah-masalah serupa <br />dan bagaimana dahulu Anda memecahkannya, sejauh mungkin <br />menggunakan analogi-analogi, menggunakan strategi pemecahan <br />masalah yang berbeda baik secara verbal, visual, matematis, atau <br />diagram-diagram, percayalah pada intuisi Anda, dan bermainlah <br />dengan gagasan-gagasan dan pendekatan yang mungkin (dari <br />perspektif yang berbeda). <br />Menurut pendapat Kao (1989), ada beberapa hal yang dapat <br />menumbuhkan bahkan mengembangkan pemikiran kreativitas dilihat dari <br />prilaku seorang Wirausaha, sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Menciptakan struktur organisasi terbuka dan desentraslisasi, <br />b. <br />Mendukung budaya yang memberi kesempatan atas percobaan, <br />c. <br />Menekankan pada peran dari pemegang atau juara, <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />d. Tersedianya semua sumber atas sesuatu inisiatif baru, <br />e. Mendorong sikap eksperimental, <br />f. Berikan kebebasan, <br />g. Tanpa bebas waktu, <br />h. Memberikan hal-hal yang berhasil, <br />i. Hindari mematikan ide-ide baru, <br />j. Singkirkan birokrasi dari pengalokasian sumber, <br />k. Beri penghargaan atas suatu keberhasilan, <br />l. Ciptakan budaya pengambilan resiko, <br />m. Kurangi hal-hal yang bersifat administratife, <br />n. Memberikan kebebasan untuk melakukan kesalahan, <br />o. Komunikasi efektif pada semua tingkatan, dan <br />p. Delegasikan tanggung jawab untuk mulai tugas baru. <br />Dari hasil observasi menunjukkan bahwa para Wirausaha yang <br />melakukan bisnisnya dengan kreatif tidak terbenam dalam cara kerja yang <br />bertele-tele serta tidak menghabiskan waktu untuk perencanaan yang <br />tidak perlu. <br /><br />6. Bagaimana Menerapkan Pemikiran Kreatifitas <br />Untuk pembentukan manusia yang memiliki sikap, prilaku dan jiwa <br /><br />wirausa, sebaiknya pendidikan keWirausahaan dimulai pada tahun-tahun <br /><br />pembentukan manusia di tingkat SMK dan juga harus diperluas dengan <br /><br />kegiatan-kegiatan berwirausaha di rumah dan di masyarakat luas. <br /><br />Motivasi wirausaha merupakan proses perkembangan yang melibatkan <br /><br />usaha pendidikan formal dan informal secara terintegrasi disamping perlu <br /><br />juga latihan-latihan. <br /><br />Motivasi atau dorongan untuk mengembangkan bakat-bakat prilaku <br />dan jiwa kewirausahaan baik untuk pemuda ataupun pemudi, masyarakat <br />dapat menggunakan sumber-sumber daya manusia secara efektif dan <br />kreatif. Dalam arti yang luas, keWirausahaan itu merupakan alat atu cara <br />yang merangsang kreativitas dan penemuan-penemuan baru untuk <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menciptakan suatu masyarakat yang lebih baik, serta berorintasi untuk <br />menciptakan dan mendorong pembentukan sikap manusia yang memiliki <br />rasa kemandirian, percaya pada diri sendiri, berpikir positif, prestatif, <br />berani menanggung resiko dan tanggung jawab. <br /><br />Menurut analisis Guilford, ada lima faktor sifat yang menjadi ciri <br />kemampuan berpikir kreatif : <br /><br />a. fluency (kelancaran), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak <br />gagasan, <br />b. fleksibility (keluwesan), adalah kemampuan untuk mengemukakan <br />bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, <br />c. originality (keaslian), adalah kemampuan untuk mencetus gagasan <br />dengan cara asli dan tidak klise, <br />d. elaboration (penguraian), adalah kemampuan untuk menguraikan <br />sesuatu secara lebih rinci, <br />e. redefinition (Perumusan kembali), adalah kemampuan untuk meninjau <br />suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa <br />yang sudah diketahui oleh orang banyak, <br />Sedangkan manusia yang memiliki pemikiran kreatif, menurut A. <br /><br />Roe (Kao, 1989), memilki ciri-ciri sebagai berikut : <br /><br />a) melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, <br /><br />b) keingintahuan, <br /><br />c) menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan, <br /><br />d) percaya pada diri sendiri, <br /><br />e) tekun, <br /><br />f) dapat menerima perbedaan, <br /><br />g) keterbukaan pada pengalaman, <br /><br />h) independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan, <br /><br />i) membutuhkan dan menerima otonomi, <br /><br />j) tidak hanya tunduk pada stAndar dan pengawasan kelompok, <br /><br />dan <br /><br />k. Mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Ada tidak adanya pemikiran kreatif dari seseorang perlu ditiliti atau <br />diukur. mengukur kreativitas seseorang dapat dilakukan de-ngan cara <br />membuat dan memberikan beberapa pertanyaan, sebagai berikut : <br /><br />a. Apakah Anda mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk <br />berwirausaha yang kreatif ? <br />b. Adakah diantara keluarga Anda yang menjadi wirausaha dengan <br />penuh kreatif ? <br />c. Bagaimana Anda melihat hari esok, jika akan berwirausaha ? <br />d. Punyakah Anda independensi dan keberanian untuk mengambil resiko <br />dalam kreativitas yang tinggi ? <br />e. Apakah Anda menyukai kreativitas dengan mobilitas dan tantangan <br />yang tinggi ? <br />f. Apakah banyak teman-teman Anda yang kreatif dalam berwira <br />usawan? <br />g. Cukup luaskah jaringan Wirausaha kreatif yang Anda inginkan ? <br />h. Punyakah Anda hal-hal yang unik sebelum memulai berwirausaha <br />yang kreatif ? <br />i. Diantara sekian banyak waktu luang, seringkah Anda mengisinya <br />dengan kegiatan berwirausaha ? <br />j. Seringkah Anda membayangkan diri menjadi Wirausaha yang kreatif? <br />k. Bagaimanakah Anda memAndang masa depan, jika Anda akan <br />berwirausaha ? <br />l. Banyakkah tokoh yang Anda kagumi diantara mereka yang berprofesi <br />sebagai Wirausaha yang kreatif ? <br />Berikut ini ada beberapa contoh untuk melatih pemikiran kreatifitas <br /><br />melalui kegiatan yang llebih jelas dan dapat dilakukan seorang siswa/siswi <br />atau calon Wirausaha baik disekolah maupun di lapangan usaha yang <br />sudah ada. Menurut; H. Ating Tedjasutisna (2004), adalah sebagai <br />berikut: <br /><br />• <br />Seorang siswa SMK membuat bungkus kado yang menarik dengan <br />penuh hiasan baru dan model baru. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />• <br />Seorang siswi sekolah SMK di sekolah membuat kejutan dengan <br />membuat kue atau masakan dengan resep baru sebagai hasil <br />eksperimennya. <br />• <br />Siswa SMK membuat guntingan kertas untuk dijadikan hiasan, <br />misalnya seekor burung, layangan, sebuah topi, perahu, pesawat <br />terbang, sebuah rumah, dan lain-lain. <br />• <br />Di laboratorium komputer seorang siswi SMK mencoba berbagai <br />penelitian dan eksperimen. <br />• <br />Seorang sisiwa SMK menyusun batang korek api menjadi gedung, <br />piramida, mobil, motor, dan sebagainya. <br />• <br />Para siswa membuat sepatu roda yaitu gabungan sepatu dan roda. <br />• <br />Para siswa SMK membuat karangan dalam bahasa Indonesia dan <br />bahasa Inggris. <br />• <br />Seorang siswa SMK membuat berbagai bentuk susunan balok yang <br />tadinya belum ia kenal. <br />• <br />Seorang Wirausaha di sekolah membuat berbagai kreasi dalam <br />kegiatan usaha, seperti membuat susunan barang, pengaturan rak <br />pajangan, membuat promosi, dan lain sebagainya. <br />• <br />Seorang Wirausaha membuat patung burung garuda dari kayu bekas <br />atau kayu yang sudah tidak terpakai lagi. <br />Jika proses kreatif terus dilatih secara kontinu, maka diharapkan <br />para Wirausaha dapat mencapai sasaran sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Mencermati proses kreatif dalam menciptakan nilai tambah pada <br />suatu barang atau jasa pelayanannya. <br />b. <br />Mengetahui manfaat dan memiliki kemampuan menghasilkan <br />sesuatu yang kreatif. <br />c. <br />Menguasai teknik-teknik mengumpulkan informasi secara efisien, <br />efektif, dan cara mengolahnya dengan kreatif. <br />Biasanya sedikit kaku jika sudah memasuki sebuah siklus <br />produksi. Dalam situasi seperti ini, gagasan-gagasan baru hanya akan <br />terealisasi jika seorang Wirausaha menyediakan waktu khusus untuk <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />menanganinya. Akan tetapi, tentu saja tidak boleh dengan cara merusak <br />jadwal kerja siklus produksi. Dalam bulan-bulan diantara dua siklus <br />produksi, dimana terdapat waktu (reses), seorang Wirausaha dapat <br />memanfaatkan waktu tersebut untuk mengembangkan hal-hal yang <br />kreatif. Pada masa reses itulah seorang Wirausaha harus tukar menukar <br />pesan, pendapat, pertemuan, diskusi dan melaksanakan survai dalam <br />bidang pemasaran. <br /><br />Orang kreatif umumnya suka bekerjasama antara satu dengan <br />yang lainnya. Untuk menciptakan momentum yang positif dan terlibat <br />dalam kancah saling menukar gagasan, ide-ide, maka seorang Wirausaha <br />akan terpacu menjadi seorang pemikir, inovasi dan kreatif. <br /><br />c. Rangkuman <br />Pengambilan resiko dan kreativitas merupakan dua ciri bagi para <br />Wirausaha. Dengan berusaha lebih kreatif, Anda akan menjadi lebih sadar <br />akan ide-ide yang lebih produktif. Jika memilih dari sejumlah ide-ide yang <br />baik, maka Anda akan lebih siap mengambil resiko yang perlu untuk <br />melaksanakan ide-ide Anda yang kreatif. Jika Anda telah mengembangkan <br />suatu ide yang kreatif, mungkin resiko tertentu akan menyertai <br />pelaksanaannya. <br /><br />Kreativitas dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam <br />mengubah iide-ide menjadi realitas. Dengan berusaha menjadi lebih <br />kreatif, Anda akan sadar terhadap ide-ide yang lebih produktif. Kreativitas <br />bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir <br />Wirausaha. <br /><br />Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam <br />mencetuskan gagasan-gagasan, sedangkan inovasi adalah penerapan <br />praktis dari gagasan-gagasan tersebut. Kreativitas merupakan bahan <br />bakunya, sedangkan inovasi merupakan hasil yang komersial. Sesuatu <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />yang baru belum tentu inovasi, apabila yang dihasilkan itu tidak <br />merupakan sesuatu yang lebih baik. <br /><br />Kreativitas seorang Wirausaha dapat merombak dan mendorongnya <br />dalam perkembangan lingkungan usaha agar berhasil. Adapun kegunaan <br />llainnya dari kretivitas adalah berhubungan secara langsung dengan <br />penambahan nilai, penciptaan nilai, dan penemuan peluang usaha. <br />Kreativitas seorang Wirausaha, sangat dibutuhkan untuk menggambarkan <br />keadaan masa depan usahanya dimana ia akan beroperasi. Menurut <br />Edward de Bono pemikiran seorang Wirausaha yang kreatif merupakan <br />motivator yang sangat besar karena akan membuat mereka tertarik <br />terhadap pekerjaanya. <br /><br />Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan <br />dan ditingkatkan, sedangkan kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, <br />tetapi pengetahuan lingkungan usaha juga dapat mempengaruhi krativitas <br />seseorang. Banyak juga diantara kita yang merasa dirinya tidak kreatif. <br />Padahal bagaimanapun, dalam lingkungan bisnis global dimana <br />perubahan-perubahan bisnis begitu cepat, organisasi perusahaan dipaksa <br />membuat orang-orang kreatif. <br /><br />Sikap kreatif itu sangat diperlukan dan mutlak bagi seorang Wirausaha <br />karena <br /><br />• <br />Kreativitas merupakan sumber yang berharga dan harus <br />dipelihara, serta jangan disia-siakan. <br />• <br />Tantangan-tantangan baru selalu muncul dan harus dihadapi <br />dengan kreativitas baru. <br />• <br />Kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan <br />perginya serta mempunyai keunikan yang tinggi. <br />d. Tugas <br />Buatlah satu produk tertentu yang dapat dijual sesuai dengan SMK anda. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />e. Evaluasi <br />A.Instrum enpenilaian <br />1. Jelaskan secara singkat perbedaan daya khayal sintesis dengan daya <br />khayal kreatif ? <br />2. Apakah yang anda ketahui dengan cara berpikir kratif ? <br />B.KunciJawaban <br /><br />1.Daya khayal sintesis adalah daya untuk tidak menciptakan hal yang <br />baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk <br />kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan halhal <br />baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam <br />memecahkan sesuatu masalah. Melalui daya khayal kreatif ini pikiran <br />manusia yang terbatas dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran <br />halus. <br /><br />2. Apabila berhadapan dengan keadaan buruk, jangnlah kita cepat marah, <br />berputus ada atau kecewa. Kenyakinan, ketabahan, dan ketaqwaan <br />kepada Tuhan Yang Maha Esa harus dimiliki dan di tanamkan dalam diri <br />kita sendiri. Kegagalan dan kegelapan yang ada menjadikan pandangan <br />yang suram harus diubah menjadi cerah, produktif dan kreatif. Cara <br />berpikir positif mengarahkan kepada hal-hal yang baik, dan sesuatu yang <br />buruk dipandang sebagai pengalaman dan guru yang terbaik. <br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br />Tingkat penguasaan : <br />Jumlah jawaban yang benar <br />100 <br />x 100% <br /><br />Keterangan : <br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br /><br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />90% -100% = baik sekali <br /><br />80% -89% = baik <br /><br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />B. Kegiatan Belajar 2 <br />a. Tujuan pembelajaran 2 <br />Siswa dapat memiliki kemampuan dan mengembangkan secara tepat <br />kemampuan membangun sikap inovasi <br /><br />b. Uraian materi 2 <br />Kiat Mengembangkan Sikap Inovasi <br /><br />1. Pengertian Inovasi <br />Beberapa orang kalah bertindak karena terlalu lama berpikir atau <br />terlalu banyak teori. Sebaliknya Wirausaha yang sukses umumnya <br />tanggap, berpikir praktis, dan cepat mengambil keputusan untuk bertidak. <br />Keterlambatan bertindak dapat berarti kerugian yang tidak ternilai, hal ini <br />berlaku bagi semua orang yang ingin maju. Waktu, momentum, dan <br />kesempatan benar-benar sangat penting dan menentukan perjalanan <br />seseorang. Kegagalan sering dialami oleh seseorang atau perusahaan <br />karena ketika usul diajukan momennya telah berubah akibat <br />keterlambatan. Oleh karena itu, kecakapan sangat diperlukan dalam <br />keadaan yang mendesak. <br /><br />Ciri utama Wirausaha. Menurut Peter Drucker yang dimuat dalam <br />bukunya innovation dan entrepreneurship (1985), adalah mereka yang <br />selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada <br />perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu <br />memilih dan mengambil keputusan alternatif yang paling tinggi <br />memberikan produktivitas. Terdapat 9 ciri pokok keberhasilan, dan bukan <br />merupakan ciri-ciri pribadi (personal traits). Ciri-ciri tersebut, yang umum <br />dijumpai pada Wirausaha yang berhasil di seluruh dunia adalah sebagai <br />berikut: <br /><br />a. <br />Dorongan berprestasi yang tinggi. Semua Wirausaha yang berhasil <br />memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />b. Bekerja keras, tidak pernah tinggal diam. Sebagian besar <br />wirausahawan “mabuk kerja” demi mencapai sasaran yang ingin <br />dicita-citakan. <br />c. Memperhatikan kualitas produknya, baik berupa barang maupun jasa. <br />Wirausaha menangani dan mengawasi sendiri bisninya sampai mandiri <br />sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi. <br />d. Bertanggung jawab penuh. Wirausaha sangat bertanggung jawab atas <br />usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental. <br />e. Berorientasi pada imbalan wajar. <br />f. Wirausaha mau berprestasi, kerja keras, dan bertanggung jawab, dan <br />mereka mengharapkan imbalan sepadan dengan usahanya. Imbalan <br />itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan dan <br />penghormatan. <br />g. Optimis, berkewajiban akan berhasil. <br />h. Wirausaha hidup dengan pedoman bahwa semua waktu baik untuk <br />bisnis maupun untuk pribadinya harus berhasil secara se-imbang. <br />i. Berorientasi pada hasil kerja yang baik (excellence oriented). <br />j. Seringkali Wirausaha ingin mencapai sukses yang menonjol, dan <br />menuntut segala yang kelas pertama (first class). Mereka selalu tidak <br />puas atas karya yang dihasilkan. <br />k. Mampu mengorganisasikan. <br />l. Kebanyakan Wirausaha mampu memadukan bagian-bagian dari <br />usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya. <br />Mereka umumnya diakui sebagai “komAndan” yang berhasil. <br />m. Berorientasi pada uang. <br />n. Uang yang dikejar oleh para Wirausaha tidak semata-mata untuk <br />memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi <br />juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. <br />Semangat jiwa Wirausaha pada setiap individu perlu kita <br /><br />kembangkan dan perlu kita pupuk terus. Dengan semangat jiwa <br />wirausawan kemaju-an dan kebahagiaan akan kita peroleh. Penderitaan <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />dan kesengsaraan akan kita akhiri. Masa depan bangsa dan negara <br />ditentukan oleh masa sekarang. <br /><br />Seorang Wirausaha yang kreatif dan inovasi akan mampu <br />menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang. <br />Wirausaha meningkatkan inovasi yang lahir dari hasil penelitian serius dan <br />terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang bisnis. Inovasiinovasi <br />yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovasi <br />produk dan pelayanan harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki <br />desain yang dapat diterapkan dengan kebaradaan inovasi itu sendiri. <br /><br />Yang dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi di <br />bidang produk dan pelayanan adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman, <br />b. <br />Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi, <br />c. <br />Berorientasi kepada tindakan untuk berinovasi, <br />d. <br />Menentukan tujuan dalam berinovasi, <br />e. <br />Buatlah produk dengan penuh inovasi dengan proses secara <br />sederhana, <br />f. <br />Mulailah membuat produk dengan inovasi yang terkecil, <br />g. <br />Menjalankan uji coba dan merevisinya, <br />h. <br />Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovasi, <br />i. <br />Bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dan dengan penuh <br />inovasi dan resiko. <br />Kemampuan inovasi seorang Wirausaha merupakan proses <br />mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Oleh <br />karena itu, jika seorang Wirausaha ingin sukses di dalam usahanya, ia <br />harus membuat produk-produknya dengan inovasi-inovasi baru karena <br />inovasi faktor penting dalam proses produk dan pelayanan. <br /><br />Dalam dunia bisnis pada zaman sekarang produk-produk dan <br />pelayanannya tanpa adanya inovasi tidak akan berkembang, bahkan tidak <br />akan sukses dalam berwirausaha. Pada prakteknya, produk yang dibuat <br />se-orang Wirausaha dari tahun ke tahun begitu-begitu saja tidak ada <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />inovasi, juga peralatannya sudah tua. Wirausaha tersebut akan <br />mengalami kegagalan dan kehancuran dalam menjalankan usahanya. <br /><br />Dalam era globalisasi persoalan-persoalan yang muncul dari dunia <br />bisnis dan perdagangan harus diantisipasi dengan inovasi-inovasi terhadap <br />produk. Seorang Wirausaha merupakan inovator yang merasakan gerakan <br />perekonomian pada zaman sekarang. Untuk itu seorang wirausaha pada <br />dasarnya dituntut untuk memilki mitos dalam meningkatkan kemampuan <br />inovasi diantaranya : <br /><br />a. Teknologi merupakan kekuatan pendorong terhadap inovasi dan <br />kesuksesan. Teknologi memang merupakan salah satu sumber <br />inovasi, akan tetapi bukanlah satu-satunya. Kenyataannya desakan <br />pasar dan konsumen merupakan keberhasilan untuk berinovasi. <br />b. Proyek yang besar akan lebih mengembangkan masalah inovasi dari <br />pada proyek kecil. Akan tetapi, dalam kenyataanya, mitos ini sudah <br />tidak terpakai lagi. Pada zaman era globalisasi sekarang ini, semakin <br />banyak perusahaan kecil cenderung membuat tim-tim kecil yang <br />mempermudah para pegawainya untuk menelorkan gagasan-gagasan, <br />ide-ide, dan sebagainya. <br />c. Spesifikasi teknis sebaiknya dipersiapkan secara lengkap. Akan tetapi <br />kenyataannya sering menggunakan pendekatan dengan uji coba dan <br />revisinya. <br />d. Inovasi harus direncanakan terlebih dahulu dan dapat diperkirakan. <br />Tetapi kenyataannya tidak dapat diprediksi dan dapat dilakukan oleh <br />setiap orang dalam melakukan inovasi . <br />e. Ada kreativitas yang tergantung pada mimpi-mimpi dan gagasangagasan <br />yang mengawang-ngawang. Akan tetapi, kenyataannya se-<br />orang inovator adalah orang yang sangat praktis mengambil peluangpeluang <br />yang tercecer dari realitas dan bukan impian. <br />Pada zaman sekarang perubahan lingkungan bisnis semakin cepat <br /><br />dan penuh persaingan. Begitu juga selera masyarakat, masalah <br />permintaan, masalah pemasaran, adalah sesuatu yang harus diantisipasi <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />oleh para Wirausaha agar survive dan sukses. Adanya perubahan dan <br />inovasi–inovasi baru akan menjadi karakteristik penting di dalam sistem <br />bisnis modern. Sukses berwirausaha hanya dicapai oleh yang yakin akan <br />apa yang dikerjakannya, serta tidak membiarkan hal-hal lain untuk <br />menyabetnya. <br /><br />2. Penerapan Berinovasi <br />Inovasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam <br />proses kewirausahaan. Inovasi merupakan suatu proses mengubah <br />peluang menjadi gagasan-gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Dalam <br />prosesnya, penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1955) <br />ada empat jenis inovasi : <br /><br />a. Penemuan ( Invensi), <br />b. Pengembangan (Eksistensi), <br />c. PenggAndaan (Duplikasi), dan <br />d. Sintesis. <br />Salah seorang penemu dan <br />pencipta sistem injeksi <br />bahan bakar <br /><br />Sang pionir teknologi <br />otomotif <br /><br />Robert Bosch <br />Untuk sekedar memperjelas dapat Anda pelajari jenis-jenis <br />penerapan kemampuan inovasi dalam praktek berikut ini : <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br />36 <br /><br /> <br />No Jenis Keterangan Contoh <br />1 Penemuan <br />(invensi) <br />Produk, jasa atau proses <br />yang benar-benar baru <br />Wright, bersaudara <br />(pesawat terbang) <br />Alexander Graham <br />Bell(pesawat <br />telepon) <br />Thomas Edison <br />(lampu pijar) <br />2 Pengembangan <br />(Eksistensi) <br />Pemanfaatan atau <br />penerapan lain pada <br />produk, jasa, atau proses <br />yang ada. <br />Raynoc <br />(Mc Donalds) <br />3 PenggAndaan <br />(Duplikasi) <br />Refleksi kreatif atau <br />konsep yang telah ada <br />Walmart <br />(Department store) <br />4 Sintesis Kombinasi atas konsep <br />dan factor-faktor yang <br />telah ada di dalam <br />penggunaan atau <br />formualsi baru. <br />Fred Smith (Federal <br />Express) <br />Merrill Lyuch <br />(Lembaga <br />Keuangan) <br /><br />Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan <br />penerapan kemampuan inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1955) <br />adalah sebagai berikut : <br /><br />a. <br />Iklim inovasi dan visi . Perusahaan yang inovasi mempunyai <br />visi yang singkat dan jelas serta memberi dukungan <br />nyata untuk terwujudnya suasana inovasi. <br />b. Orientasi pasar. Perusahaan yang inovasi melAndaskan visi <br />mereka yang ada pada pasar. <br />c. <br />Organisasi yang tetap datar dan kecil. Kebanyakan <br />perusahaan yang inovasi berusaha menjaga keseluruhan <br />perusahaan tetap datar serta tim proyek yang kecil. <br />d. Proses belajar interaktif. Di dalam suatu lingkungan yang <br />inovasi, proses belajar dan penelitian ide-ide mengabaikan <br />garis fungsi tradisional dalam suatu perusahaan. <br />Dalam pembentukan proses kewirausahaan, perusahaan perlu <br />memberikan kebebasan dan dorongan kepada para karyawan, agar <br />mereka berani mengembangkan ide dan gagasan yang mereka miliki. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Maka, perlu adanya pengembangan kebijaksanaan yang akan membantu <br />orang–orang yang inovasi dapat mewujudkan ide, gagasan yang benarbenar <br />kreatif, potensial dan inovasi. <br /><br />3. Sumber Penerapan Sikap Inovasi <br />Dorongan untuk berinovasi merupakan alat spesifik bagi seorang <br />Wirausaha. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan dapat <br />mengembangkan inovasi-inovasi sebagai elemen utama dalam strategi <br />bisnis. <br /><br />Prakteknya di dalam dunia bisnis, sebagian besar gagasan inovasi <br />muncul lewat analisis metodologi peluang-peluang yang ada, baik yang <br />terdapat di dalam, maupun di luar perusahaan (F.Drucker). Peluangpeluang <br />tersebut dapat berupa peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan, <br />keganjilan, kebutuhan proses, perubahan industri, perubahan demografis, <br />perubahan persepsi, dan adanya pengetahuan baru. <br /><br />Tahap-tahap inovasi dapat dikelompokkan menjadi dua fase: <br /><br />a. Penciptaan inovasi <br />Adalah kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi produk atau <br />solusi produk. <br /><br />b. Adopsi inovasi <br />Adalah akuisisi atau implementasi inovasi yang menjadikan sum-ber <br />peluang dari inovasi itu. <br />Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan <br />kemampuan inovasi (Howel dan Heggins,1990) sebagai berikut: <br /><br />• <br />Kejadian yang tidak diharapkan <br />Ada dua hal yang sering muncul dalam usaha, yaitu kesuksesan <br />dan kegagalan yang lahir begitu saja tanpa pernah diantisipasi dan <br />diramalkan sebelumnya Kegagalan dan kegagalan biasanya tidak <br />diharapkan Wirausaha, akan tetapi hal ini sama pentingnya karena <br />bisnis sering mengabaikannya, bahkan membencinya. Kegagalan ini <br />sebenarnya dapat menjadi sumber peluang inovasi. Hal inilah yang <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />akan menjadi dasar kuat bagi perusahaan. Contohnya: Teh botol <br />sosro keberhasilannya tidak pernah diduga banyak orang, bahkan <br />mula-mula diawali dengan adanya cemoohan. <br /><br />• <br />Ketidakharmonisan <br />Peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan dapat menjadi sumber <br />peluang yang mudah dan disederhanakan. Hal ini bisa terjadi <br />karena ada jurang pemisah antara yang diharapkan dengan yang <br />sebenarnya terjadi. <br /><br />• <br />Proses sesuai dengan kebutuhan <br />Hal ini dapat terjadi jika permintaan khusus terhadap Wirausaha <br />untuk menciptakan inovasi tertentu, karena ada kebutuhan khusus. <br />Contohnya: Perusahaan minyak goreng tanpa kalesterol tinggi <br />berdasarkan kebutuhan khusus. <br /><br />• <br />Perubahan pada industri dan pasar <br />Industri selalu berkembang berdasarkan perkembangan pasar yang <br />selalu berubah-ubah secara struktural, desain, dan definisi. Di sini <br />seorang Wirausaha harus peka mengantisipasi untuk menarik <br />kesempatan yang akan muncul. <br />Contohnya: Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap <br />produk-produk yang ramah terhadap lingkungan, akan terlahirlah <br />kertas, plastik, dan sampah yang didaur ulang. <br /><br />• <br />Perubahan demografi <br />Perubahan demografis merupakan sumber peluang inovasi yang <br />paling hAndal di luar perusahaan. Di sini inovasi akan muncul <br />karena adanya perubahan pada masyarakat tentang jumlah <br />penduduk, umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, lokasi <br />geografis, dan faktor-faktor lainnya. <br /><br />• <br />Perubahan persepsi <br />Adanya sumber peluang inovasi, berbagai rupa keganjilan, dapat <br />menjadi sumber peluang inovasi. Di sini inovasi akan muncul <br />karena adanya perubahan interpretasi yang terjadi di masyarakat <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />akan fakta-fakta yang ada dan konsep yang berlaku. Contohnya: <br />Ber-munculannya pusat-pusat kebugaran jasmani (fitness center) <br />dan aerobik di kota-kota besar. <br /><br />• <br />Konsep pengetahuan dasar <br />Pengetahuan baru, apakah itu pengetahuan ilmiah, teknis atau sosial <br />merupakan sumber peluang yang paling produktif. Di sini ada <br />beberapa prinsip yang mendasari kreasi dan inovasi, serta Invensi. <br />Invensi merupakan salah satu konsep pengetahuan dasar karena <br />adanya produk dari hasil pemikiran baru. Contohnya: industri, <br />video, dan robot. <br />Rasa ingin tahu menurut Schon (1963), servo (1988), yang dimiliki <br /><br />seorang Wirausaha akan mendorong untuk melakukan penelitian dan <br />percobaan. Seorang Wirausaha sering me-nemukan sesuatu yang baru. <br />Hal ini disebut inovasi. Konsepsi penemuan dan pemanfaatan adalah <br />elemen-elemen yang ada di dalam inovasi. Inovasi hampir selalu <br />melibatkan pertarungan antara banyak orang dan dibutuhkan stamina <br />serta kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat men-jadi pemenang. <br />Inovasi telah dikenal sebagai salah satu fungsi penting di dalam proses <br />kewirausahaan. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang <br />menjadi gagasan yang dapat diperjualbelikan. <br /><br />4. Prinsip inovasi <br />Jenis, bentuk dan motif apa pun apakah inovasi itu sederhana atau <br />radikal merupakan sebuah bentuk kesadaran. Sebagian besar gagas-an <br />inovasi muncul lewat analisis peluang yang sistematis dan bertujuan. <br />Dalam upaya mempertahankan identitas dan kelangsungan hidup inovasi <br />itu memerlukan pengetahuan, kemurnian, keteguhan, dan kerja keras. <br /><br />Tuomi (1999) berpendapat bahwa proses utama inovasi terkait <br />dengan pembaharuan dan pertumbuhan inovasi sendiri, dan ini <br />merupakan penyebab utama adanya pertumbuhan dan pembaharuan. <br />Inovasi dikenal secara luas di kalangan dunia bisnis dan tujuan utamanya <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />adalah me-laksanakan kegiatan ekonomi dan menjadi instrumen penting <br />untuk mencapai serta melestarikan keunggulan daya saing di dalam bisnis. <br /><br />Tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma dan <br />menciptakan bisnis yang berada di depan. Akan tetapi, terutama di dalam <br />dunia bisnis, sering kali inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana <br />dan fokusnya melakukan atau membuat satu hal. <br /><br />Inovasi adalah merupakan hasil kerja keras yang memerlukan <br />pengetahuan dan kemurnian berwirausaha. Akan tetapi, pada <br />kenyataannya tidak seorang pun Wirausaha dapat memastikan, apakah <br />inovasi itu akan mengakhiri sebuah bisnis besar, mengubah aturan main, <br />atau hanya sebuah prestasi biasa. <br /><br />Inovasi dapat dianalisis pada level nasional organisasi, kelompok <br />atau individu. Di sini seorang Wirausaha harus mampu mengelola empat <br />fase pembuatan inovasi proses yaitu sebagai berikut: <br /><br />a. Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik <br />internal maupun eksternal. <br />b. Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi. <br /><br />c. <br />Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. <br />Pengembangan sumber daya yang diperoleh melalui pengalihan <br />teknologi dan adanya sumber daya pengetahuan untuk <br />dilaksanakan seorang Wirausaha. <br />d. <br />Penerapan inovasi lahir dari gagasan-gagasan, ide-ide, melalui <br />berbagai tahap pengembangan untuk dilimpahkan sebagai <br />produk atau pelayanan baru pada pasar eksternal, metode baru <br />atau proses baru. <br />Dimensi tipe-tipe inovasi, tahapan-tahapan inovasi, dan level <br />analisisnya adalah sebagai berikut: <br /><br />a. <br />Inovasi produk, adalah hasil dari organisasi perusahaan. <br />b. <br />Inovasi administrasi, adalah inovasi yang terkait dengan manajemen, <br />serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya <br />manusia (SDM), dan sistem akuntansi. <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />c. <br />Inovasi kontinum, adalah sebagai inkremental ke radikal menurut <br />tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovasi. <br />d. <br />Inovasi proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk atau <br />pelayanan yang baik. <br />e. <br />Inovasi teknik, adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi <br />produk. <br />Inovasi merupakan proses yang terus menerus dan tidak <br />pernah berakhir sebab selalu ada potensi pengembangan. Inovasi <br />terhadap produk akan membawa perkembangan dan perubahan dalam <br />ekonomi <br /><br />c. Rangkuman <br />Kreativitas merupakan bahan bakunya. Inovasi merupakan hasil komersial. <br />Jadi, sesuatu yang baru belum tentu inovasi jika yang dihasilkan <br />itu tidak merupakan sesuatu yang lebih baik. Inovasi dalam bisnis yang <br />menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas adalah hasil dari tindakan <br />yang bersedia memikul resiko. Setiap perjuangan dan kekalahan akan <br />meningkatkan keahlian, kemampuan, dan dapat mempertebal keyakinan. <br /><br />Ada beberapa hal yang menjadi sumber Inovasi/inovasi sebagai <br />berikut : <br /><br />• <br />Kejadian yang Tidak Diharapkan, <br />• <br />Proses Sesuai Kebutuhan, <br />• <br />Ketidakharmonisan, <br />• <br />Perubahan Demografi, <br />• <br />Perubahan Persepasi, <br />• <br />Konsep Pengetahuan Dasar. <br />Pekerjaan-pekerjaan besar bukanlah dilakukan oleh tarikan otot <br />atau keterampilan jasmani, melainkan oleh pengalaman, kekuatan watak <br />dan keyakinan. Berusaha dan bekerja keras sangat ditekankan oleh <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Rasulullah Saw., kita tidak boleh berpangku tangan, mengharapkan rizki <br />hanya berdoa saja. Berdoa tanpa usaha tidak ada gunanya. <br /><br />Gagasan analisis akan muncul lewat analisis peluang yang <br />sistematis dan bertujuan, serta memerlukan pengetahuan kemurnian, <br />keteguhan, dan kerja keras. <br /><br />Sebagai dasar dari pembentukan sebuah inovasi adalah sebagai <br /><br />berikut : <br /><br />1. <br />berorientasilah pada tindakan, <br />2. <br />buatlah produk, proses dan jasa secara sederhana dan dapat <br />dipahami, <br />3. <br />mulailah dengan yang kecil, <br />4. <br />tujuan yang besar, <br />5. <br />jalankan konsep uji-coba-revisi, <br />6. <br />belajar dari kegagalan, <br />7. <br />ikuti jadwal utama, <br />8. <br />hargai aktivitas yang memiliki nilai khusus, <br />9. <br />kerja, kerja, dan kerja. <br />d. Tugas <br />Buatlah salah satu produk sesuai dengan SMK yang anda geluti ? <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />1. Jelaskan tahapan proses kreatif untuk meningkatkan kreativitas <br />tinggi menurut Egward de Bono <br />2. <br />Apakah yang anda ketahui dengan proses pernerapan inovasi <br />3. Sebutkan sumber-sumber yang dapat dijadikan inovasi <br />B. <br />Kunci Jawaban <br />1. <br />Tahapan proses kreatif dapat dilakukan, a. Akumulasi <br />pengetahuan, kreasi yang baik biasanya di dahului dengan proses <br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />penyidikan pengumpulan informasi. Hal tersebut meliputi <br />membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan <br />profesional, dan penyerapan informasi sehubungan dengan <br />masalah yang digeluti, b. Proses inkubasi, Tahap ini seseorang <br />tidak selalu harus terus menerus memikirkan masalah yang tengah <br />dihadap, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, dan yang <br />tidak ada hubungan dengan masalah, c. Melahirkan ide, Ide <br />mudah ditemukan, tapi kadang-kadang tidak ada hubungan <br />masalah, muncul tiba-tiba, d. Evaluasi dan implementasi, tahap <br />ini sulit dalam mengembangkan proses kreatif, sehingga <br />dibutuhkan keseriusan, disiplin. <br /><br />2. Inovasi merupakan <br />suatu proses mengubah peluang menjadi <br />gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi sebetulnya bukanlah <br />gagasan yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang sepele. <br />Dalam proses, penerapan kemampuan berinovasi ada 4 jenis : a. <br />Proses penemuan, b. Pengembangan (eksistensi), c. Penggandaan, <br />d. sintesis <br />3. Yang dapat dijadikan sumber inovasi sebagai berikut : a. Kejadian <br />yang tidak diharapkan, b. Proses sesuai dengan kebutuhan, c. <br />Keharmonisan, d. Perubahan demografi, d. Perubahan persepsi, e. <br />Konsep pengetahuan dasar <br />Untuk melihat kompetensi Anda, jawab atau cocokkanlah jawaban <br /><br />Anda dengan kunci jawaban yang tersedia pada modul ini. Hitunglah <br /><br />jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini <br /><br />untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi kegiatan belajar. <br /><br />Rumus : <br /><br />Jumlah jawaban yang benar <br />Tingkat penguasaan : x 100% <br />100 <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Keterangan : <br /><br />Arti tingkat penguasaan/pemahaman Anda yang dicapai : <br />90% -100% = baik sekali <br />80% -89% = baik <br />70% -79% = cukup <br /><br />< 69% = kurang <br />Tingkat kelulusan Anda bisa dicapai bila bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas, Anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />Bab III. Penutup <br /><br />Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus <br />dan Berhasil, Anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda dapat <br />menerukskan dengan modul atau materi berikutnya. Tetapi bila kurang <br />dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar, terutama bagian yang <br />belum Anda kuasai atau pahami untuk mengajukan ujian sertifikasi. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasi <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Carol Kinsey Goman. 1999, Kreativitas Dalam Bisnis, Binarupa <br />Aksara, Jakarta. <br /><br />Drucker, Peter F. 1996, Inovasi dan Kewirausahaan, Erlangga, <br /><br />Jakarta. <br />Danuhadimedjo, R.Djatmiko. <br />Pembangunan, Alfabeta, <br />1998. <br />Bandung <br />Kewiraswastaan dan <br />Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori <br /><br />dan Praktek. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. <br /><br />Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis <br /><br />(Konsep Membangun Masyarakat Entrepreneur Indonesia), PT <br /><br />Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta. <br /><br />Harefa, Andreas., Inovasi Kewirausahaan (Kecerdasan Emosi <br />Wirausaha) http://www.ekafood.com/cerdasemosi.htm <br /><br />Kao, John. 1989. Entrepreneurship, Creativity and Organization, <br />Taxs, Cases and Readings, Englewood cliffs, New Jesey, <br />Prentice Hall. <br /><br />Kuratko, Donal F. and Richard M, Hodgets, 1995. Entrepreneurship, <br /><br />A. Contemporary Approach, 3rd ed, the Dryden Press. <br />Lupiyoadi Rambar, Jero Wacik, 1988. Wawasan Kewirausahaan, <br />(Cara Mudah Menjadi Wirausaha), Fakultas Ekonomi <br />Universitas Indonesia, Jakarta. <br /><br />Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup <br />Ide Profesional) , Bina Aksara, Malang. <br /><br />Tedjasutisna, Ating 2004. Memahami Kewiraushaan. Armico, Bandung. <br /><br />Wijandi, Soesarsono, 1988, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar <br />Baru, Bandung. <br /><br />Modul 4, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovasiasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-57503198071082373652010-01-01T19:21:00.001-08:002010-01-01T19:21:42.287-08:00MODUL 3 KWUasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-3313902492651849732010-01-01T19:20:00.003-08:002010-01-01T19:20:57.209-08:00MODUL KWU 2asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-18640534381530012042010-01-01T19:20:00.001-08:002010-01-01T19:20:55.110-08:00MODUL KWU 2asep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1821136122916468103.post-50008927386565743502010-01-01T19:18:00.000-08:002010-01-01T19:20:09.144-08:00MODUL KWU 1MODUL <br /><br /><br />1 <br />KEWIRAUSAHAAN SMK <br /><br /><br />MEMAHAMI KARAKTERISTIK <br />KEWIRAUSAHAAN <br />Kode : A1.01KWU <br /><br />Penulis : <br />Dr. Suryana, M.Si <br /><br /><br /><br />DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN <br />DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN <br />MENENGAH <br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL <br />2004 <br /><br /> <br />KATA PENGANTAR<br /><br /><br /> Modul ini merupakan bahan program diklat kewirausahaan yang <br />dapat dipelajari dan diajarkan kepada SMK. Modul ini merupakan <br />pembelajaran yang dapat dikembangkan. Modul ini mengikuti kaidah-kaidah <br />penulisan modul yang berlaku seperti ada uraian, latihan, dan contohcontoh. <br />Materi pembelajaran kewirausahaan pada modul ini bisa dipelajari <br />secara lengkap dan juga dapat dijadikan sumber bahan belajar baik bagi <br />guru SMK, Siswa SMK dan bahan praktek di lapangan yang disesuaikan <br />dengan tuntunan kurikulum kewirausahaan 2004. <br /><br /> Materi program diklat kewirausahaan ini akan memberikan dasar <br />para calon wirausaha di tingkat SMK untuk melihat optimalisasi Usaha yang <br />mampu dikembangkan secara dini sebagai salah satu bentuk sukses <br />berusaha di segala bidang .<br /><br /> Modul ini selain akan memberikan pembelajaran secara teoritis juga <br />dapat digunakan secara praktis. Modul ini tersusun atas kerjasama Direktorat <br />Pendidikan Menengah Kejuruan – Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan <br />Menengah Departemen Pendidikan Nasional dengan Lembaga Penelitian <br />Universitas Pendidikan Indonesia <br /><br />Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan <br /><br />Dr. Gatot Hari Priowirjanto <br /><br /> <br />DAFTAR ISI <br /><br />Kata Pengantar…………………………………………………................................ i <br />Daftar isi ............................................................................................ ii <br />Peta Kedudukan Modul......................................................................... iii<br /><br /><br /> BAB I PENDAHULUAN <br /><br />BAB II PEMBELAJARAN <br /><br />BAB III PENUTUP <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br />A. Deskripsi ............................................... 1 <br /><br /><br />B. Persyaratan ........................................... 1 <br /><br /><br />C. Petunjuk Penggunaan Modul ................... 1 <br /><br /><br />D. Tujuan Akhir .......................................... 3 <br /><br /><br />E. Kompetensi ........................................... 4 <br /><br /><br />F. Cek Kemampuan .................................... 4 <br /><br /><br />G. Glosarium ............................................5<br /><br /><br />A. Rencana Belajar ....... ............................. 6 <br />B. Kegiatan Belajar 1 .................................. 6 <br />a.Tujuan pembelajaran 1............................... 6 <br />b. Uraian materi 1......................................... 7 <br />c. Rangkuman ............................................. 19 <br />d. Tugas ..................................................... 22 <br />e. Evaluasi .................................................. 22 <br />Kegiatan belajar 2 ....................................... 27 <br />a. Tujuan Pembelajaran 2 ........................... 27 <br />b. Uraian Materi 2 ...................................... 27 <br /><br /><br />c. Rangkuman ............................................ <br />43 <br /><br /><br />d. Tugas .................................................... <br />46 <br /><br /><br />e. <br />Evaluasi.................................................. 46 <br />50 <br />51 <br /><br />ii <br /><br /> <br />iii <br /><br /> <br />MODUL <br /><br /><br />1 <br />MEMAHAMI <br />KAREKTERISTIK WIRAUSAHA <br /><br /><br />Suryana <br /><br />BAB 1 <br />PENDAHULUAN <br /><br /><br />A. DESKRIPSI <br />M <br />M <br />odul ini berjudul “ Memahami Karakteristik Kewirausahaan “ yang <br />isinya membahas tentang ruang lingkup, pengertian, cirri-ciri sifatsifat, <br />jiwa, sikap, perilaku keberhasilan dan kegagalan. Karakteristik <br />kewirausahaan pada modul 1 ini meruapakn payung bagi modul <br />selanjutnya, yaitu: <br />1. Modul kiat mengembangkan kemampuaan berkomumuniasi, <br />2. Modul Kiat mengembangkan sikap jujur dan disiplin, <br />3. Modul Kiat mengembangkan kreatif dan inovatif, <br />4. Modul Kiat mengembangkan sikap mandiri, <br />5. Modul kiat mengembangkan sikap mandiri <br />6. Modul Kiat Mengembangkan Risiko dan Tanggung jawab <br />7. Modul Kiat mengembangkan sikap dan perilaku kerja prestatif <br />8. Modul Kiat Mengambil Keputusan <br />9. Modul Kiat Mengembangkan ide dan meraih peluang <br />10.Modul Menganalisis Potensi pasar <br />11.Modul Menganalisis Kebutuhan dan Lingkungan Usaha <br />12.Modul Memilih bentuk usaha dan Perizinan <br />13.Modul Mengelola Proses Produksi <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />14.Modul Membangun Kerjasama dalam berusaha <br /><br />15.Modul Cara mengelola Keuangan <br /><br />16.Modul cara Mengelola alat dan bahan <br /><br />17.Modul Kiat Mengelola Tenaga Kerja <br /><br />18.Modul Pemasaran dan pelayanan pelanggan <br /><br />19.Modul Memebuat Rencana Usaha <br /><br />20.Modul Evaluasi dan Pengembangan Usaha. <br /><br />Setelah mempelajari modul ini anda akan memahami memahami <br />karakteristik kewirausahaan secara mendalam. Selain akan memahami <br />perspektif yang lebih luas tentang karakteristik kewirausahaan, , andapun <br />akan segera mengetahui sikap, jiwa, motivasi, dan perilaku seseorang <br />yang dikaategorikan sebagai wirausaha.. <br /><br />Dalam praktek sehari-hari selain anda diharapkan akan bersikap , <br />berjiwa dan berperilaku sebagai wirausaha, diharapkan juga dapat <br />mengaktualisasikan sikap dan perilaku kewirausahaan tersebut. <br /><br />Setelah mempelajari materi pada modul ini, Anda diharapkan <br />dapat: <br /><br />1. Memahami karakteristik kewirausahaan <br />2. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku kewirausahaan <br />B. Prasyarat <br />Sebagai prasyarat untuk mempelajari modul ini atau sebelum <br />mempelajari modul ini, terlebih dahulu sebaiknya anda memiliki wawasan <br />tentang : <br /><br />1. Dasar-dsar cara berpikir kreatif dan bertindak inovatif , <br />2. Dasar-dasar cara berprestasi, <br />3. Dasar-dasar Kosep Berusaha. <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />C. Petunjuk Penggunaan Modul <br />Agar Anda berhasil menguasai modul ini dengan baik, ikutilah <br />petunjuk belajar sebagai berikut : <br /><br />a. Bagi Siswa: <br />1. <br />Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai Anda <br />memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul <br />ini. <br />2. <br />Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan <br />kata-kata yang Anda anggap baru. Kemudian cari dan baca pengertian <br />kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit modul ini atau dalam <br />kamus manajemen dan ekonomi yang ada. <br />3. <br />Amati sekeliling anda orang-orang yang berprestasi dan berhasil dalam <br />hidupnya, mengapa seperti itu. <br />4. <br />Cek tentang diri anda, apakah anda telah memahami karakteritik <br />seseorang wirausaha, apakah anda setuju dengan karakteristik seperti <br />itu, dan bagian keterampilan apa yang sudah anda miliki. <br />5. <br />Untuk mendapat sertifikasi, anda harus harus ditest tingkat <br />kemampaun dan kecerdasan kewirausahaan dengan alat test khusus. <br />6. <br />Bila ada keselita, diskusikan dengan teman anda dan tanyakan kepada <br />guru atau tutor anda. <br />b. Bagi Guru: <br />Modul ini dirancang untuk membantu siswa dalam proses belajar dari <br />mulai merancang, menjelaskan, mengorganisisr, membimbing, <br />menagrahkan, membantu, sampai dengan mengevaluasi hasil belajar <br />siswa. Oleh sebab itu peran anda sebagai guru adalah: <br /><br />1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, sampai <br />Anda memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari <br />modul ini. <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />2. Membantu siswa dalam proses belajar <br />3. membimbing siswa melaluki tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan <br />dalam tahap belajar. <br />4. Membantu <br />siswa dalam memahami konsep, praktek baru <br />kewrausahaan dan menjawa kendala-kendala dalam proses belajar. <br />5. Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber <br />tambahan lain yang diperlukan untuk belajar <br />6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok untuk berdiskusi <br />7. Merancang pendamping Guru atau praktisi lain jika diperlukan <br />8. Mencatat kemajuan belajar siswa <br />9. Melaksanakan penilaian <br />10.jelaskan kepada siswa bagain-bagian yang harus didiskusikan <br />dengan temannya. <br /><br />D. Tujuan Akhir <br />Setelah menyelesaikan kegiatan belajar pada modul ini, diharapkan : <br /><br />a. Siswa Memiliki Kinerja: <br />1. Dapat memahami karakteristik keiwrausahaan secara kognitif, <br />afektif dan psikomotor, dan dapat mempraktekannya dalam dunia <br />kerja dilapangan. <br />2. Memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan dalam bekerja. <br />3. Mampu dan berani berwirausaha dalam bidangnya. <br />b. Kriteria Kinerja: <br />1. Kriteria kinerja sikap kewirausahaan <br />diidentifikasi berdasarkan <br />disiplin , komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri dan <br />realistis. <br />2. Perilaku kewirausahaan diidentifikasi berdasarkan kerja prestatif. <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />4. Keberhasilan <br />dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi <br />berdasarkan sikap dan perilakunya. <br />c. Kondisi / Variabel yang Diperlukan <br />1. <br />Untuk mengusai sikap dan perilaku pendukung karakteristik <br />kewirausahaan dan mempraktekannya dalam dunia nyata siswa <br />perlu diperkenalkan ke dunia kerja dalam bentuk studi lapangan. <br />2. <br />Amati kegagalan dan keberhasilan seseorang yang memiliki <br />karakteristik wirausahawan seperti atlet, artis, petani, pejaabat, <br />guru, kepala sekolah yang berhasil. <br />E. Kompetensi <br />1. <br />Kompetensi Utama: Siswa dapat mengaktualisasikan sikap dan perlaku <br />kewirausahaan. <br />2. <br />Sub Kompetensi: Sisdwa dapat mengidentifikasi sikap dan perilaku <br />kewirausahaan. <br />F. Cek Kemampuan <br />Untuk mengecek kemampuan anda, anda harus dapat menjawab <br />peranyaan-pertanyaan berikut ini: <br /><br />1. Jelaskan secara rinci cirri-ciri seseorang wirausaha dilihat dari sikap, <br />mental, motivasi, dan perilaku wirausaha. <br />2. Berikan <br />contoh kongkrit untuk cirri-ciri kewirausahaan yang <br />berhassil atau gagal seperti kewirausahaan pada artis, atlet, guru, <br />kepala sekolah, bupati, presiden dsb. <br />3. Keterampilan apa yang harus dimiliki akar seseorang menjadi <br />wirausahawan yang berhasil. <br />Apabila siswa telah menguasai kompetensi dan sub kompetensi di atas, <br />siswa dapat mengajukan test kompetensi pada penilai. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />G. Glosarium <br />1. <br />Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan <br />untuk hidup berdikari dalam menjalankan kegiatan usahanya atau <br />bisnisnya atau hidupnya. <br />2. Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat <br />untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara <br />pribadi. <br />3. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu <br />yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) <br />(Drucker, 1959). <br />4. <br />Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. <br />Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing).( <br />Teodore Levit). <br />5. Max Weber menyatakan intisari etos kerja (semangat kerja) orang <br />Jerman adalah : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi <br />pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar <br />kesenangan, menabung dan investasi. <br />6. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />BAB II <br />PEMBELAJARAN <br /><br /><br />A. Rencana Belajar <br />Dalam mempelajari modul ini dapat dilakukan dengan rincian kegiatan <br />sebagai berikut: <br /><br />Kegiatan Waktu/Tahap Tempat <br />Kegiatan <br />Tanda <br />tangan <br />1. Mengkaji secara mandiri 3 x 45 menit Di Sekolah <br />2. Berdiskusi dengan teman 3 x 45menit Di Sekolah <br />3. Latihaan dan mengungkap <br />contoh. <br />1 x 45 menit Di Sekolah dan <br />Di lapangan <br />4. Pengamatan lapangan 4 x 45 menit. Dilapangan <br /><br />B. Kegiatan Belajar <br />Kegiatan belajar 1 <br /><br />a. Tujuan pembelajaran 1 <br />Siswa dapat memahami pengertian dan konsep inti kewiausahaan untuk <br />mampu berhasil dalam mengembangkan diri dan usaha. <br /><br />b. Uraian materi 1 <br />Konsep Inti Kewirausahaan <br />Untuk memahami seseorang yang memiliki karakteristik <br />kewiraushaan , coba sdr. amati siswa yang berprestasi dan menjadi juara <br />kelas, guru teladan, pengusaha yang berhasil, atlet yang berprestasi, <br />bupaii yang sukses membagung daerahnya dan sebagainya. <br />Pertanyaannya mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka? <br />Bagaimana komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan <br />apa yang ingin dicapai mereka? Bagaimana cara mencapai tujuan <br /><br />7 <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />tersebut? Kemampuan apa yang mereka miliki ? Pertanyaan-pertanyaan <br />tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep atau pengertian <br />kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat pada <br />ciri-cirinya , yaitu setiap orang yang pandapi meraih dan menciptakan <br />peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai nilai <br />tambah barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara menerapkan <br />cirri-ciri yang melekat padanya. <br /><br />Berikut adalah beberapa definisi kewirausahaan yang sudah dikenal <br />secara luas. <br /><br />2 .Pengertian Kewirausahaan <br /><br />Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan <br />untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau <br />bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, <br />mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu <br />sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang <br />sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan <br />meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, <br />bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka <br />meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. <br />Seorang yang memiliki jiwa dan ssikap wirausaha selalu tidak puas <br />dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, <br />minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha <br />dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, <br />karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat <br />diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan <br />peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk <br />meningkatkan kehidupannya. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu <br />berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna <br />mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan <br />negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan <br />berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, <br />dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan <br />bahkan bangsa dan Negara lainnya. <br /><br />Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan <br />entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker <br />atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan <br />untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, <br />Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter , <br />yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada <br />dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan <br />menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. <br />Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru <br />atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa <br />wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian <br />menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. <br />Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi <br />dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan <br />menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering <br />digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak <br />berbeda. <br /><br />Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) <br />mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut: <br /><br />“ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face <br />of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by <br />identifying opportunities and asembling the necessary resourses to <br />capitalize on those opportunuties”. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha <br />adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung <br />resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. <br /><br />Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap <br />mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang <br />terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu <br />berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua <br />tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan <br />tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan <br />sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya <br />baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam <br />kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif <br />dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari <br />peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan <br />untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and <br />different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan <br />peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya <br />kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki <br />kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata <br />secara kreatif. <br /><br />Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting <br />kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu : <br /><br />1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku <br />yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, <br />siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994). <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan <br />sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and <br />different) (Drucker, 1959). <br />3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan <br />inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang <br />untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996). <br />4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai <br />suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture <br />growth) (Soeharto Prawiro, 1997). <br />5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu <br />yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang <br />bermanfaat memberi nilai lebih. <br />6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan <br />jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru <br />dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah <br />tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi <br />baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk <br />menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, <br />memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan <br />cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. <br />Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan <br />dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif <br />(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, <br />proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa <br />yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. <br /><br />Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah <br />mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan <br />perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa <br />menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan <br />normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan <br />untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) <br />peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal <br />tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap <br />peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta <br />membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif <br />dan inovatif.” (Pekerti, 1997 <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />A. POLA TANGGAPAN POLA TANGGAPAN B. POLA PELUANG <br />• <br />KARAKTERISTIK PERORANGAN • <br />KEBUTUHAN EKONOMI <br />• <br />KARAKTERISTIK KELOMPOK • <br />KEMAJUAN TEKNOLOGI <br />SOSIAL <br /><br />Bagan 1 <br /><br />KERANGKA BERPIKIR TENTANG KEWIRAUSAHAAN <br /><br />PERILAKU WIRAUSAHA <br /><br />• <br />Mendirikan <br />• <br />Mengelola <br />• <br />Mengembangkan <br />• <br />Melembagakan <br />C. HASIL USAHA <br />PERUSAHAAN: <br /><br />• <br />Tepat Guna <br />• <br />Hemat Usaha <br />• <br />Unggul Mutu <br />• <br />Pembaharu <br />Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) <br />mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan <br />kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang <br />memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih <br />baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan <br />melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan <br />menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan <br />inovasi serta kemampuan manajemen.” <br /><br />c. Rangkuman <br />Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki <br />kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya <br />atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan <br />mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan <br />adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu <br />yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. <br />Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau <br />kreatif, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka <br />meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. <br /><br />d. Tugas <br />Buatlah ciri-ciri wirausaha menurut pandangan anda sendiri dan <br />sebutkan 5 tokoh yang mengkaji tentang kewiraushaaan ! <br /><br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />Untuk melihat kompetensi anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan <br />berikut baik secara terbuka. <br /><br />1. Jelaskan bagaimana ciri-ciri sikap seseorang yang memiliki jiwa <br />kewirausahaan? <br />2. <br />Jelaskan bagaimana ciri-ciri motivasi seseorang yang memiliki jiwa <br />kewirausahaan? <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />B. Kunci Jawaban: <br />1. <br />Ciri cirri sikap kewirausahaan: Bersikap jujur, bersikap disiplin, <br />bersikap ingin tahu, bersikap menghargai pekerjaan, bersikap <br />orientasi kedepan, bersikap keteguhan, bersikap mandiri, bersikap <br />toleransi, bersikap terbuka. <br />2. <br />Ciri-ciri motiv wirausha, motif berprestasi, motif berafiliasi, motif <br />menguasi akan hasil-hasil (berorientasi hasil). <br />C. Kriteria Penilaian <br />Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 <br />yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang <br />benar, Tiap nomor diberi skor 20 sehingga jumlah skor keseluruhan 100, <br />kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan Anda terhadap materi Modul 1. <br /><br />Rumus<br /><br /> Jumlah jawaban anda yang benar <br />Tingkat Penguasaan = ___________________________ x 100%<br /><br /> 100 <br />Arti tingkat pemahaman Anda <br />90% - 100% = amat baik dan sangat berhasil <br />80% - 89% = baik dan berhasil <br />70% - 79% = kurang berhasil <br /><br />-69 % = tidak berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai bila anda bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Kegiatan belajar 2 <br /><br />a. Tujuan pembelajaran <br />Siswa dapat mengenal dan menunjukkan ciri-ciri wirausaha <br />b. Uraian materi 2 <br />Karakteristik Kewirausahaan <br /><br />2.1 Motif Berprestasi Tinggi <br />Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat <br />berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi <br />(achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, <br />2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada <br />hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara <br />pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti <br />yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang <br />dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan <br />tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), <br />kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem <br />needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). <br /><br />Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu: <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />1. Faktor “Pendorong” <br />2. Faktor “Pemelihara” <br />Kebersihan <br />Pengakuan <br />Kreativitas <br />Tanggung Jawab <br />Lingkungan kerja <br />Insentif kerja <br />Hubungan Kerja <br />Keselamatan kerja <br />Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan <br />untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan <br />sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya <br />memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34) <br /><br />1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang <br />timbul pada dirinya. <br />2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat <br />keberhasilan dan kegagalan. <br />3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. <br />4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan. <br />5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). <br />Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha <br />merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan <br />yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan <br />sangat rendah. <br />Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang <br />berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), <br />sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan <br />erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk <br />mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan <br />menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. <br />Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan "drive” <br />sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk <br />membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. <br /><br />Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, <br />1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. <br />Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) <br />suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab <br />ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik <br />(keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi <br />mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu <br />ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang <br />berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75). <br />Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting <br />dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut <br />akan kegagalan. <br /><br />Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua <br />indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan <br />usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, <br />ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, <br />dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat <br />motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan <br />atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar <br />dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />2.2 Selalu Perspektif <br />Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap <br />masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan <br />berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. <br />Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki <br />persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan <br />jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan <br />berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk <br />menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. <br />Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang <br />perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi <br />pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat <br />wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. <br />Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. <br /><br />2.3 Memiliki Kreatifitas Tinggi <br />Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk <br />berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir <br />sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya <br />kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau <br />berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer <br />dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku <br />“Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan <br />bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu <br />yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu <br />kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada <br />(generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk <br />menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan <br />peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />the ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities <br />to enhance or to enrich people’s live). <br /><br />“Sometimes creativity involves generating something from nothing. <br />However, creativity is more likely to result in colaborating on the present, <br />in putting old things together in the new ways, or in taking something <br />away to create something simpler or better”. <br /><br />Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu: <br /><br />1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. <br />2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan <br />cara baru. <br />3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan <br />lebih baik. <br />Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when <br />entrepreuneurs look at something old and think something new or <br />different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat <br />sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena <br />itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada <br />(generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah <br />dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan <br />kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang <br />yang dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the <br />problems and to exploit opportunities that people face every day). <br />Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. <br />Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu <br />melahirkan inovasi. <br /><br />Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam <br /><br />kewirausahaan, yaitu: <br />Tahap 1: Persiapan (Preparation) <br />Tahap 2: Penyelidikan (Investigation) <br />Tahap 3: Transformasi (Transpormation) <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Tahap 4: Penetasan (Incubation) <br />Tahap 5: Penerangan (Illumination) <br />Tahap 6: Pengujian (Verification) <br />Tahap 7: Implementasi (Implementation) <br /><br /><br />2.4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi <br />Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah <br />sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam <br />belajar berwirausaha. <br /><br />Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke <br />bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang <br />wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, <br />hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi <br />kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas <br />tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan <br />untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, <br />impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas <br />hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang <br />mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini <br />berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi <br />kreatif. <br /><br />Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan <br />yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat <br />menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, <br />masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban <br />terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah <br />aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? <br />Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini? <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan <br />gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya <br />terdapat sejumlah pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang <br />pernah kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan <br />keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya. Namun, <br />karena semuanya sudah berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat <br />dilakukan untuk mengubah semua itu. Kita harus menerimanya dan <br />memberinya makna yang tepat serta meletakkannya dalam suatu <br />perspektif masa kini dan masa depan (Harefa: Sukses Tanpa Gelar, <br />Gramedia Pustaka Utama, 1998 : 3-7). <br /><br />Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita berada, apa yang <br />telah kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan apa <br />yang belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung <br />jawab kita dan apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan lain <br />sebagainya. Dengan menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat <br />bersyukur atau mengeluh, kita dapat berpuas diri atau menentukan <br />sasaran berikutnya, dan seterusnya. Masa depan memberikan harapan, <br />paling tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang beriman <br />berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan, <br />dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan <br />cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan <br />masa depan yang lebih baik, lebih cerah, lebih menyenangkan. Sebab <br />selama masih ada hari esok, segala kemungkinan masih tetap terbuka <br />lebar (terlepas dari pesimisme atau optimisme mengenai hal itu). <br /><br />Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian <br />langsung dengan daya imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah <br />segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau <br />suka cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika <br />Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />seorang wirausaha dalam bidang apapun, maka bukankah itu berarti <br />bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang? Siapakah manusia di <br />muka bumi ini yang tidak pernah menghadapi hambatan dan kesulitan <br />untuk mencapai cita-cita dan impiannya? <br /><br />Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya <br />untuk semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari. Peter F. <br />Drucker, misalnya, pernah menulis dalam Innovation and <br />Entrepreneurship bahwa, "Setiap orang yang memiliki keberanian untuk <br />mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku <br />seperti wirausaha. Sebab (atau maka) kewirausahaan lebih merupakan <br />perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada <br />konsep dan teori, bukan pada intuisi". Dan perilaku, konsep, dan teori <br />merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang <br />kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan <br />untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa <br />belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, <br />yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas <br />tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan <br />saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak <br />harus berarti menjadi wirausaha "besar". <br /><br />Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan <br />kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada <br />dasarnya adalah manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital <br />entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru <br />menyadari hal ini setelah ia berguru kepada orang-orang seperti Steve <br />Jobs, penemu komputer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya <br />cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 <br />juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga manusia <br />biasa. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Alasan keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses <br />puluhan wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokalnasional-<br />regional sampai internasional-global-dunia, maka sampai pada <br />kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses mereka sangatlah sederhana. Dalam <br />buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka: <br /><br />1. digerakkan oleh ide dan impian, <br />2. lebih mengandalkan kreativitas, <br />3. menunjukkan keberanian, <br />4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata, <br />5. melihat masalah sebagai peluang, <br />6. memilih usaha sesuai hobi dan minat, <br />7. mulai dengan modal seadanya, <br />8. senang mencoba hal baru, <br />9. selalu bangkit dari kegagalan, dan <br />10.tak mengandalkan gelar akademis. <br />Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan <br />orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai <br />rendah dapat (belajar) melakukannya. <br /><br />Alasan kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang <br />kepada kepemimpinan. Dan kepemimpinan adalah untuk semua orang <br />(Harefa : Berguru Pada Matahari, Gramedia Pustaka Utama, 1998; juga <br />Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Kompas, 2000). Dengan lima alasan <br />sederhana di atas, dapat menegaskan bahwa kewirausahaan adalah untuk <br />semua orang. <br /><br />2.5 <br />Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja <br />dan Tanggung Jawab <br />Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya <br />dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut <br />seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu <br />dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, <br />ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, <br />bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada <br />dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang <br />digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan <br />kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang <br />wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya. <br /><br />Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional <br />akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai <br />bagi bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh <br />lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi <br />bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka <br />tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan <br />infrastruktur fisik. <br /><br />Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : <br />rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan <br />material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, <br />menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” <br />(etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang <br />disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya <br />kerja bangsa Jepang”. <br /><br />Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :<br /><br /> (1) Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan <br />kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan <br />gagah, terhormat, <br />(2) Yu : berani, ksatria, <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />(3) Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama, <br />(4) Re : bersikap santun, bertindak benar, <br />(5) Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, <br />tanpa pamrih, <br />(6) Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan, <br />(7) <br />Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena <br />mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan <br />berkualitas. <br />Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi <br />etos kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan <br />tidak bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila <br />dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “Ketuhanan Yang Maha Esa” <br />misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”. <br />Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan <br />menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan <br />Indonesia” prakteknya menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat” <br />dsb. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan. <br /><br />Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja <br />asal-asalan. Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan <br />yang sering muncul ke permukaan yang menggambarkan etos kerja asalasalan, <br />atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah : (1) <br />bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja, (3) <br />bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya <br />saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinterpinter, <br />yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus <br />ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil, <br /><br />(8) bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. Ungkapan-<br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />ungkapan seperti tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos <br />kerja yang pantas untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan <br />global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit <br />bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai. <br />Untuk mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan <br />harus memiliki Etos Kerja Unggul. <br /><br />Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan <br />sebagai berikut : <br /><br />1. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja <br />benar. <br />Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang <br />Suci. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika <br />seseorang merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa <br />juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran <br />bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk <br />melakukannya secara benar. <br /><br />2. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja <br />keras : <br />Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi <br />sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. <br />Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, <br />karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial. Akibatnya <br />kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, <br />kita akan sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau <br />setengah setengah. <br /><br />3. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja <br />tulus : <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. <br />Respon yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua <br />keuntungan dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara <br />kita, dan (2) disamping secara finansial kita mendapat upah, juga <br />ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman <br />demikian akan mendorong orang untuk bekerja secara tulus. <br /><br />4. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup <br />bekerja tuntas : <br />Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, <br />kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai <br />selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung <br />jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi <br />jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi <br />kerja dan penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak <br />tuntas. <br /><br />5. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup <br />bekerja kreatif: <br />Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, <br />keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai <br />tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk <br />mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. <br />Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada <br />mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan <br />seperti halnya pekerjaan seni. <br /><br />6. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja <br />serius: <br />Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan <br />beribadah (dalam artian kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja <br />merupakan lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi, <br />keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi <br />bekerja harus serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah <br />dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk pengabdian <br />pada Tuhan. <br /><br />7. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja <br />sempurna <br />Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang <br />melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud <br />pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk <br />orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan <br />yang hidup untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu <br />proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. <br />Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna. <br /><br />8. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup <br />bekerja unggul: <br />Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja <br />menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja <br />memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3) <br />hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan <br />sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi <br />jadi tanggungan atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa <br />menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka <br />respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja <br />semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya. <br />Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan <br />persaingan. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Bekerja dalam bidang apapun harus unggul dan disertai dengan keikhlasan. <br /><br />2.6 Mandiri atau Tidak Ketergantuangan <br />Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan <br />untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and <br />different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk <br />menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka <br />seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam <br />mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan <br />peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha <br />yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang <br />wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru <br />dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, <br />mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, <br />menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru <br />yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan <br />menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />2.7 Berani Menghadapi Risiko <br />Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah <br />entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah <br />seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil <br />tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan <br />yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena <br />sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil <br />risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan <br />tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung <br />komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari <br />peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan <br />objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran <br />kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15). <br /><br />Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan <br />salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau <br />mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. <br />Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang <br />yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang <br />baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah <br />orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk <br />lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang <br />menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang <br />terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko <br />yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh <br />dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila <br />berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha <br />menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan <br />menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap <br />risiko ini sangat tergantung pada : <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />1. daya tarik setiap alternatif <br />2. kesediaan untuk rugi <br />3. kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal <br />Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha <br />untuk mengambil risiko antara lain : <br /><br />1. keyakinan pada diri sendiri <br />2. kesediaan <br />untuk menggunakan kemampuan dalam mencari <br />peluang dan kemungkinan memperoleh keuntungan. <br />3. kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis. <br />Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan <br />kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang <br />pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut <br />akan kesanggupan mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin <br />besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menut orang <br />lain sebagai risiko. Oleh karena itu, pengambil risiko ditemukan pada <br />orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting <br />dari perilaku kewirausahaan (Suryana, 2003 : 22) <br /><br />2.8 Selalu Mencari Peluang <br />Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap <br />peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau <br />pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang <br />etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk <br />merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga <br />menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan <br />secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang <br />mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan <br />pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Anugerah Pekerti, mantan Direktur Utama Lembaga Manajemen <br />PPM, mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang <br />usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan <br />hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif. <br />Howard H. Stevenson, mantan Presiden Harvard Business School yang <br />memahami kewirausahaan sebagai suatu pola tingkah laku manajerial <br />(menyeluruh) yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-peluang <br />yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. Saya <br />mendukung pendapat Drucker bahwa pemanfaatan peluang merupakan <br />definisi yang tepat untuk kewirausahaan dan bahwa seorang wirausaha <br />harus mengalokasikan sumber daya dari bidang-bidang yang memberi <br />hasil rendah atau menurun ke bidang-bidang yang memberi hasil tinggi <br />atau meningkat. <br /><br />Joseph Schumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator <br />produksi. Dan mengatakan bahwa wirausaha adalah seorang peniru, <br />seperti pendapat William H. Sahlman, juga tak ada salahnya. Tetapi saya <br />pribadi lebih suka pada pandangan Jose Carlos Jarillo-Mossi yang <br />mengatakan bahwa wirausaha itu adalah seseorang yang merasakan <br />adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi <br />dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat <br />dicapai. <br /><br />2.9 Memiliki Jiwa Kepemimpinan <br />Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat <br />kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil <br />berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakan <br />kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan <br />jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada <br />dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun <br />prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang <br />menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa <br />kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan <br />nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk <br />menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership <br />Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang <br />berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa <br />kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan <br />negotiator daripada diktaktor. <br /><br />Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya <br />bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan <br />menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, <br />Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih <br />menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta <br />mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara <br />efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha <br />yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi <br />serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative <br />Entrepreneur. <br /><br />2.10 Memiliki Kemampuan Manajerial <br />Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang <br />wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang <br />digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan <br />usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha <br />dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan <br />mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah <br />merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh <br />tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh. <br /><br />Untuk menuju terwujudnya wawasan kewirausahaan, maka salah <br />satu kuncinya adalah menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis <br />dan fleksibel, manajer bervisi ke depan, serta lingkungan kerja yang <br />kondusif. <br /><br />1. Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel. <br />Pengembangan organisasi perusahaan harus didasarkan atas visi, <br />misi dan tujuan yang jelas. Ada delapan roh oganisasi (perusahaan) <br />agar sukses dan panjang umur : <br />(1) roh kesucian dan kesehatan <br />(2) roh kebaikan dan kemurahan <br />(3) roh cinta dan suka cita <br />(4) roh keunggulan dan kesempurnaan <br />2. Peran manajer sangat menentukan. <br />Manajer harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan <br />meningkatkan kinerja perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 <br />kompetensi manajer bervisi ke depan, ialah : kemampuan strategi, <br />kemampuan sintesis, kemampuan organisasi, kemampuan <br />komunikasi, kemampuan negosiasi, kemampuan presentasi, <br />dinamika, dan ketangguhan. <br />3. Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif. <br />Ada delapan persyaratan kualitas kehidupan lingkungan kerja disebut <br />kondusif, ialah : <br />(1) Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan <br />dengan baik <br />(2) Kondisi kerja yang aman dan sehat <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />(3) Kesempatan untuk belajar dan menggunakan keterampilanketerampilan <br />baru <br />(4) Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir <br />(5) Integrasi sosial ke dalam organisasi <br />(6) Perlindungan terhadap hak-hak individu <br />(7) Keseimbangan antara tuntutan kerja dan bukan kerja <br />(8) Rasa bangga terhadap kerja itu sendiri dan terhadap organisasi <br />2.11 <br />Memiliki Kerampilan Personal <br />Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri <br />dan cara-cara sebagai berikut: <br />Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari <br />penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. <br />Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang <br />menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. <br />Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan <br />barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien. <br />Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan <br />musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. <br />Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, <br />jujur, hemat, dan disiplin. <br />Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara <br />lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya. <br />Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan <br />kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain <br />(leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan <br />pengembangan usaha dgn resiko yang moderat. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta <br />menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai <br />pihak yang berkepentingan dgn perusahaan. <br /><br />Menurut Murphy and Peek, ada sekitar delapan hal yang menjadi <br />suatu anak tangga agar seorang wirausaha dapat mengembangkan <br />profesinya. Hal tersebut adalah: <br /><br />1. Mau bekerja keras (capacity for hard work) <br />2. Bekerja sama dengan orang lain (getting things done with and <br />through people) <br />3. Penampilan yang baik (good appearance) <br />4. Yakin (self confident) <br />5. Pandai membuat keputusan (making sound decision) <br />6. Mau menambah ilmu pengetahuan (college education) <br />7. Ambisi untuk maju (ambition drive) <br />8. Pandai berkomunikasi (ability to communicate) <br />Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang sukses adalah : <br /><br />1. Komitmen tinggi terhadap tugas <br />2. Mau bertanggungjawab <br />3. Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri <br />4. Peluang untuk mencapai obsesi <br />5. Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian <br />6. Yakin pada diri sendiri <br />7. Kreatif dan fleksibel <br />8. Ingin memperoleh balikan segera <br />9. Enerjik tinggi <br />10.Motivasi untuk lebih unggul <br />11.Berorientasi masa depan <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />12.Mau belajar dari kegagalan <br />13.Kemampuan memimpin <br /><br /><br />Dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi <br />Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) <br />menemukan adanya 11 ciri atau indikator kewirausahaan, yaitu: <br /><br />1. Motivasi berprestasi <br />2. Kemandirian <br />3. Kreativitas <br />4. Pengambilan resiko (sedang) <br />5. Keuletan <br />6. Orientasi masa depan <br />7. Komunikatif dan reflektif <br />8. Kepemimpinan <br />9. Locus of Contro <br />10.Perilaku instrumental <br />11.Penghargaan terhadap uang. <br />Di dalam kehidupan bidang usaha atau dunia bisnis, seorang <br />Wirausaha tidak berdiam diri sendiri, tetapi sangat perlu bantuan para <br />Wirausaha lainnya, adanya bantuan dari pihak pemerintah atau badanbadan <br />usaha terkait lainnya. Oleh karena itu, seorang Wirausaha harus <br />menunjukan tingkah laku yang baik, sopan santun, tolong-menolong, <br />tenggang rasa, hormat-menghormati satu sama lainnya. Masalah sopan <br />santun, hormat- menghormati, tolong-menolong, dan tatakrama di dalam <br />berwirausaha sehari-hari itu adalah merupakan etika. Jika kata etika <br />digabungkan dengan Wirausaha akan menjadi Etika Wirausaha. Dengan <br />demikian Etika Wirausaha itu adalah prinsip-prinsip atau pandanganpandangan <br />dalam kegiatan bidang wirausaha dengan segala persoalannya <br />untuk mencapai suatu tujuan serta melaksanakan nilai-nilai yang <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan usaha sehari-hari. Etika <br />Wirausaha itu, adalah sebagai berikut: <br /><br />1. Wirausaha <br />adalah tugas mulia dan kebiasaan baik, artinya <br />wirausaha bertugas untuk mewujudkan suatu kenyataan hidup <br />berdasarkan suatu kebiasaan yang baik di dalam berwirausaha. <br />2. Menempa pikiran untuk maju, artinya wirausaha melatih untuk <br />membiasakan diri untuk berprakasa baik, bertanggungjawab, <br />percaya diri untuk dapat mengerjakan kebaikan dan meningkatkan <br />daya saing, serta daya juang untuk mempertahankan hidup dari <br />prinsip-prinsip berwirausaha. <br />3. Kebiasaan membentuk watak, artinya wirausaha berdaya upaya <br />untuk membiasakan diri berpikir, bersikap mental untuk berbuat <br />maju, berpikir terbuka secara baik, bersih dan teliti. <br />4. Membersihkan <br />diri dari kebiasaan berpikir negatif, artinya <br />wirausaha harus berusaha dan berdaya upaya untuk menanggalkan <br />dan membersihkan diri dari kebiasaan cara berpikir, sikap mental <br />yang tidak baik, misalnya menyakiti orang lain, serta menjauhkan <br />diri dari sikap selalu menggantungkan pada kemujuran nasib. <br />5. Kebiasaan berprakarsa, artinya seorang seorang wirausaha harus <br />membiasakan diri untuk mengembangkan dalam berprakarsa dalam <br />kegiatan pengelolaan usaha, dapat memberikan saran-saran yang <br />baik, serta dapat menolong kepada dirinya sendiri. <br />6. Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya seorang wirausaha harus <br />percaya kepada diri sendiri, harus mempunyai keyakinan dan <br />beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat meningkatkan <br />nilai-nilai kehidupan di dalam berwirausaha. <br />7. Membersihkan hambatan buatan sendiri, artinya seorang wirausaha <br />harus berusaha membebaskan dari hambatan-hambatan dari <br />adanya produk buatan sendiri. Seorang wirausaaha jangan <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />mempunyai pikiran ragu-ragu, merasa tukut, merasa rendah diri <br />terhadap hasil produk buatan sendiri. <br /><br />8. Mempunyai kemauan, daya upaya dan perencanaan, artinya <br />seorang wirausaha harus mempunyai kemauan, serta daya upaya <br />untuk mengetahui kemampuan dalam hidupnya, cara <br />merencanakan dalam mengejar cita-cita mengembangkan <br />usahanya yang berhasil berdasarkan prinsip-prinsip kewirausahaan. <br />Sementara itu menurut G. Meredith, et.al (1996) mengemukakan <br />bahwa: Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai <br />kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan yang ada; <br />mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil <br />keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna <br />memastikan sukses. <br /><br />Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada <br />tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar <br />tujuannya. Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat berikut memberikan sebuah profil <br />dari wirausaha : <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Ciri-ciri W a t a k <br />Percaya diri Keyakinan <br />Ketidaktergantungan, individualitas <br />optimisme <br />Berorientasikan tugas dan <br />hasil <br />Kebutuhan akan prestasi, <br />berorientasi laba, ketekunan dan <br />ketabahan, tekad kerja keras, <br />mempunyai dorongan kuat, <br />energitic, dan inisiatif. <br />Pengambil risiko <br />Kepemimpinan <br />Kemampuan mengambil risiko, suka <br />pada tantangan. <br />Bertingkah laku sebagai pemimpin <br />Dapat bergaul dengan orang lain. <br />Menanggapi saran-saran dan kritik <br />Keorisinilan Inovatif dan kreatif <br />Fleksibel, Punya banyak sumber <br />Serba bisa, mengetahui banyak <br />Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan <br />Perseptif <br /><br />Keberhasilan untuk menjalankan hidup berdiri sendiri dalam <br />Wirausaha harus berdasarkan kepada hal-hal di bawah ini : <br /><br />1. Bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri di dalam <br />berusaha, <br />2. Disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan <br />usahanya, <br />3. Bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat untuk <br />maju, <br />4. Berusaha dengan penuh keyakinan, iman dan penuh ketawakalan <br />dalam berusaha, <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />5. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri di dalam berusaha, <br />6. Mempunyai bakat serta mengembangkannya di dalam wirausaha, <br />7. Mempunyai <br />semangat tinggi dan penuh kesungguhan di dalam <br />usaha. <br />3. Sifat-sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausahawan <br />Demikian banyak ciri-ciri yang mesti dimiliki, akan tetapi tidak <br />semuanya harus dimiliki. Menurut Fadel Muhammad, ada sekitar tujuh ciri <br />yang merupakan identitas seorang wirausaha, yaitu : <br /><br />a. Kepemimpinan <br />b. Inovasi <br />c. Cara pengambilan keputusan <br />d. Sikap tanggap terhadap perubahan <br />e. Bekerja ekonomis dan efisien <br />f. Visi masa depan <br />g. Sikap terhadap resiko <br />Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu : <br /><br />? <br />Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu <br /><br />mewujudkannya <br /><br />? Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar <br /><br />perhitungan yang tepat. <br /><br />? <br />Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya <br /><br />? <br />Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian <br /><br />? <br />Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha <br /><br />? <br />Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki <br /><br />? <br />Details ; memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci <br /><br />? <br />Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan <br /><br />yanghendak dicapai <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />? Dollars ; motivasi bukan hanya uang <br />? Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang <br />dipercayai. <br /><br />4. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil <br />Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi kriteria <br /><br />ketangguhan dan ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut <br /><br />adalah sebagai berikut: <br />a) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh <br />1) Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap <br />perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan <br />termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam <br />mengatasi masalah. <br />2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui <br />berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan. <br />3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan <br />kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan <br />kemampuan dengan sistem pengendalian intern. <br />4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan <br />ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi <br />dan semangat kerja serta pemupukan permodalan. <br /><br />b) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul <br /><br />2) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan <br />berusaha menghindarinya. <br /><br />3) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang <br />lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, <br />masyarakat, bangsa dan negara. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />4) Antisipasif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap <br />lingkungan. <br />5) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan <br />meningkatkan produktivitas dan efisiensi. <br />6) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra <br />perusahaan melalui inovasi di berbagai bidang. <br /><br />5. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha <br />Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa <br />faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha <br />barunya: <br /><br />1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak <br />memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha <br />merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan <br />kurang berhasil. <br />2. Kurang <br />berpengalaman baik dalam kemampuan <br />mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, <br />maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. <br />3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat <br />berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan <br />adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan <br />penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas <br />akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan <br />perusahaan tidak lancar. <br />4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari <br />suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan <br />mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. <br />5. Lokasi <br />yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis <br />merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar <br />beroperasi karena kurang efisien. <br /><br />6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya <br />dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat <br />mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. <br />7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang <br />setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha <br />yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah <br />hati, kemungkinan gagal menjadi besar. <br />8. Ketidakmampuan <br />dalam melakukan peralihan/transisi <br />kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan <br />melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. <br />Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila <br />berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan <br />setiap waktu. <br />Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga <br />oleh sifat dan kepribadian seseorang. Dan Steinhoff dan John F Burgess <br />(dalam Suryana, 2003 : 16) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang <br />berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial <br />personality) sebagai berikut : <br /><br />1. kepercayaan diri, <br />2. kemampuan mengorganisir, <br />3. kreativitas, <br />4. suka tantangan <br />Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu <br />Pandojo yang perlu diperbaiki adalah : <br />? Sifat mentalitet yang meremehkan mutu <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />? Sifat mentalitet yang suka menerabas <br />? Sifat tidak percaya pada diri sendiri <br />? Sifat tidak berdisiplin murni <br />? Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggunjawab yang kokoh <br /><br />Peggy lambing dan Charles L Kuehl (dalam Suryana, 2003 : 46-47) <br />mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan sebagai <br />berikut : <br /><br />6. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan <br />Keuntungan Kewirausahaan : <br /><br />1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat <br />wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. <br />2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Peluang untuk <br />mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan <br />keuntungan sangat memotivasi wirausaha. <br />3. Kontrol finansial(Pengawasan keuangan). Bebas dalam mengelola <br />keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri. <br />Kerugian Kewirausahaan : <br /><br />1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja <br />dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk <br />kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan <br />untuk kegiatan bisnis. <br />2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi <br />bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan <br />pelatihan. <br />3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena <br />wirausaha menggunakan keuntungan yang kecil dan keuangan <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />milik sendiri, maka marjin laba/keuntungan yang diperoleh akan <br />relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada. <br /><br />Dari uraian di atas, akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa ciriciri <br />seorang Wirausaha yang baik itu, adalah sebagai berikut : <br /><br />1. Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan dan <br />permasalahan, <br />2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan di <br />dalam berwirausaha, <br />3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan <br />usahanya demi mengejar suatu keuntungan, <br />4. Mempunyai daya kreasi, imajinasi di dalam mengenbangkan bidang <br />usaha yang digelutinya, <br />5. Mempunyai <br />cara menganalisis yang tepat, sistematis dan <br />metodologis di dalam mengembangkan bidang usahanya, <br />6. Memiliki <br />kemampuan, kemauan dan tekad bulat di dalam <br />mengembangkan bidang usaha guna mencapai kemajuan dan <br />tujuannya, <br />7. Membawa <br />teknik-teknik baru dalam mengorganisasi usahausahanya <br />secara tepat guna, efektif dan efisien, <br />8. Berusaha <br />tidak konsumtif dan selalu menanamakn kembali <br />keuntungan yang diperolehnya di dalam kegiatan bidang usahanya. <br />Dengan perkataan lainnya ciri-ciri seorang Wirausaha itu <br />diantaranya : <br /><br />2. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha, <br />3. Selalu beriman dan berbuat kebaikan, <br />4. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah di dalam <br />berusaha, <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />5. Percaya kepada keyakinan terhadap diri sendiri untuk maju, <br />6. Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang <br />usahanya, <br />7. Supel di dalam pergaulan bisnisnya, <br />8. Pandai cara bernegosiasinya untuk memajukan bidang usahanya, <br />9. Berpikir secara positif untuk maju dalam bidang usahanya, <br />10.Berinisiatif, kreatif dan disiplin terhadap kegiatan usahanya, <br />11.Beritikad baik untuk memperoleh kemajuan di bidang usahanya. <br />Kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang <br />dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju <br />sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan <br />seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir <br />kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam <br />menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah <br />sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam <br />mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Berikut <br />ini beberapa indikator, ciri-ciri, sifat kewirausahaan dari seorang wirausaha <br />diantaranya yang telah dijelaskan antara lain: <br /><br />• <br />Motif Berprestasi Tinggi <br />• <br />Selalu Perspektif <br />• <br />Memiliki Kreativitas Tinggi <br />• <br />Memiliki Perilaku Inovasi Tinggi <br />• <br />Selalu Komitmen dalam Pekerjaannya, Memiliki Etos Kerja dan <br />Tanggung jawab <br />• <br />Mandiri dan tidak Ketergantungan <br />• <br />Berani Menghadapi Resiko <br />• <br />Selalu Mencari Peluang <br />• <br />Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership) <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />• <br />Memiliki Kemampuan Managerial <br />• <br />Memiliki Keterampilan Interpersonal <br />Jiwa wirausahawan seseorang bukanlah merupakan faktor <br />keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi <br />siapapun juga. Yang penting dan yang utama adalah semangat untuk <br />terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha <br />terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran yang harus <br />dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia agar tetap eksis dalam <br />pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka. <br /><br />c. Rangkuman <br />Kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang <br />dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju <br />sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan <br />seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir <br />kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam <br />menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah <br />sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam <br />mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. <br /><br />d. Tugas <br />Carilah Istilah-istilah kewirausahaan dari para ahli, praktisi, pengusaha <br />yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Sebutkan sumbersumbernya. <br /><br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />e. Evaluasi <br />A. Instrumen Penilaian <br />Untuk melihat kompetensi anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan <br />berikut baik secara terbuka. <br /><br />1. <br />Jelaskan bagaimana ciri-ciri sikap seseorang yang memiliki jiwa <br />kewirausahaan? <br />2. <br />Jelaskan bagaimana ciri-ciri motivasi seseorang yang memiliki jiwa <br />kewirausahaan? <br />3. <br />Jelskan bagaimana bentuk-bentuk perilaku seseorang yang memiliki <br />jiwa kewirausahaan? <br />4. <br />Berikan beberapa contoh orang yang memiliki : motif berprestasi <br />tinggi, selalu persepektif, memiliki kreativitas tinggi, memiliki inovasi <br />tinggi, selalu komitmet, etos kerja dan tanggung jawab dalam <br />pekerjaannya, selalu mandiri dan tidak ketergantungan, berani <br />menghadapi risiko, selalu mencari peluang, memiliki kemampuan <br />manajerial, memiliki kemampuan personal. <br />5. <br />Mengapa guru berhasil, siswa menjadi juara, gubernur berhasil <br />membangun, atlet berprestasi, pengusaha sukses. Dan bagaimana <br />mereka meraih suskses? <br /><br />Kunci Jawaban: <br /><br />1. <br />Ciri cirri sikap kewirausahaan: Bersikap jujur, bersikap disiplin, bersikap <br />ingin tahu, bersikap menghargai pekerjaan, bersikap orientasi <br />kedepan, bersikap keteguhan, bersikap mandiri, bersikap toleransi, <br />bersikap terbuka. <br />2. <br />Ciri-ciri motiv wirausha, motif berprestasi, motif berafiliasi, motif <br />menguasi akan hasil-hasil (berorientasi hasil). <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />3. Ciri-ciri perilaku kewirausahaan meliputi motif berprestasi tinggi, selalu <br />persepektif, memiliki kreativitas tinggi, memiliki inovasi tinggi, selalu <br />komitmet, etos kerja dan tanggung jawab dalam pekerjaannya, selalu <br />mandiri dan tidak ketergantungan, berani menghadapi risiko, dan <br />selalu mencari peluang <br />4. Contoh : <br />a. motif berprestasi tinggi contohnya selalu ingin tampil berbeda, <br />mengutamakan nilai tambah, tampi segera dan mengejar prestasi. <br />b. selalu persepektif contohnya berpikir jauh kedepan <br />c. memiliki kreativitas tinggi contohnya selalu berpikir sesuatu yang baru <br />dan berbeda, <br />d. memiliki inovasi tinggi contohnya selalu melalkukan sesuatu yang baru <br />dan b erbeda <br />e. selalu komitmet contohnya menekuni suatu tugas atau pekerjaan,. <br />f. etos kerja dan tanggung jawab dalam pekerjaannya, contohnya <br />menghargai pekerjaan, tekun, teliti, dan tanggung jawab atas apa <br />yang dilakukannya. <br />g. selalu mandiri dan tidak ketergantungan, contohnya tidak <br />mengandalkan terus menerus petunjuk orang lain, tidak suka <br />menunggu dan menunda pekerjaan. <br />h. berani menghadapi risiko, contiohnya beraani berinvestasi, berani <br />bertindak dengan penuh perhitungan, berani tampil berbeda. <br />i. selalu mencari peluang, contohnya selalu mencaari relung-relung yang <br />bisa dilakukan dan dikerjakan, selalu mencaari cara yang terbaru dan <br />terbaik <br />j. memiliki kemampuan manajerial contiohnya mampu merancang, <br />mampu mengorganisasskan, meampu melakukan dan <br />mengkoordinasikan, mempu mengendalikan, <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />k. <br />memiliki kemampuan personal, contohnya mampu berkomunikasi, <br />mampu bergaul, mampu bernegoisasi, mampu mengembangkan <br />jaringan, mampu bekerjasama. <br />5. <br />Guru berhasil menjadi telaadan karena ia tekun, rajin dan memiliki <br />kekampuan (professional), siswa menjadi juara karena rajin, tekun, <br />khusyu (komitment) , bermotif tinggi, gubernur berhasil membangun, <br />karena komitmen, berinovasi, berkreasi, dan memiliki kemampuan <br />manajerial dan kepemimpinan, atlet berprestasi karena kerjakeras <br />dalam berlatih, komitmen dalam berlatih, disiplin, kerja keras, bermotif <br />tinggi, pengusaha sukses karena jujur, rajin, tekun , komitmen, <br />memiliki kterampilan berusaha, dan memiliki keterampilan personal.. <br />Semuanya sukses karena memiliki sikap, motif dan perilaku <br />kewirausahaan. <br />C. Kriteria Penilaian <br />Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 <br />yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang <br />benar, Tiap nomor diberi skor 20 sehingga jumlah skor keseluruhan 100, <br />kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat <br />penguasaan Anda terhadap materi Modul 1. <br /><br />Rumus <br />Jumlah jawaban anda yang benar <br />Tingkat Penguasaan = ___________________________ x 100% <br />100 <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Arti tingkat pemahaman Anda <br />90% - 100% = amat baik dan sangat berhasil <br />80% - 89% = baik dan berhasil <br />70% - 79% = kurang berhasil <br />69 % = tidak berhasil <br />Tingkat kelulusan bisa dicapai bila anda bisa menjawab 80% dari soalsoal <br />di atas. Kurang dari standar di atas anda dianggap tidak lulus. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />BAB III <br /><br />PENUTUP <br /><br />Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% keatas, bagus <br />dan berhsil anda boleh mengajukan ujian sertifikasi ! Anda cukup <br />memahami Modul 1 dan Anda dapat meneruskan dengan Modul 2. Tetapi <br />bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80% anda belum berhasil <br />dan Anda harus mengulangi Modul 1, terutama bagian yang belum Anda <br />kuasai untuk mengajukan uji sertifikasi. <br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />DAFTAR PUSTAKA <br /><br /><br />Alma, Buchari 2000. Kewirausahaan, Bandung. CV. Alfabeta. <br /><br />Anugerah Pekerti. 1997. Mitos dan Teori dalam Pengembangan <br />Kewirausahaan, Makalah Lokakarya Kewirausahaan PT, DP3M <br />Dikti, Puncak Bogor, 18 – 20 Agustus 1997. <br /><br />David E.Rye. 1995. Tolls for Executives: The Vest Pocket <br />Entrepreneur. Terjemahan. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, <br />New Jersey. <br /><br />Geoffrey G. Meredith, et.al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek. <br />Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. <br /><br />Instruksi Presiden RI No. 4 Th. 1995 tentang Gerakan Nasional <br />Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. <br />Jakarta. <br /><br />-------------------. 1999. Standarisasi Tes Kewirausahaan Versi <br />Indonesia Sebagai Penunjang Pendidikan Kewirausahaan <br />di Perguruan Tinggi. Laporan Pelaksanaan Penelitian. <br />Pusbangnis UNS. Solo. <br /><br />Meredith, Geoffresy G 1996. Kewirausahaan, Jakarta, Pustaka Binaman <br />Pressindo. <br /><br />McClelland. Memacu Masyarakat Berprestasi. Jakarta: CV Intermedia <br /><br />Salim Siagian dan Asfahani. 1995. Kewirausahaan Indonesia dengan <br />Semangat 17.8.45. Kloang Klede Jaya PT Putra Timur <br />bekerjasama dengan Puslatkop dan PK Depkop dan PPK. Jakarta. <br /><br />Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses <br />Menuju Sukses. Salemba Empat, Jakarta <br /><br />Tim <br />Broad-Based Education, 2002, Pendidikan Berorientasi <br />Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan Broad-<br />Based Education (BBE), Departemen Pendidikan Nasional. <br /><br />Wiratmo, Maskur 1996. Pengantar Kewirausahaan. Yogyakarta. BPFE <br /><br />Zimmerer W. Thomas Et al (1996) Entrepreneurship and The New <br />Venture Formation, New Jersey: prentice Hall Inc. <br /><br /><br />Memahami Karakteristik Kewirausahaan <br /><br /> <br />Memahami Karakteristik Kewirausahaanasep sudrajathttp://www.blogger.com/profile/10221424332654804850noreply@blogger.com0